_____________
Basil Street, London

Di sebuah kamar di atas ranjang king size, ada sepasang pengantin baru yang masih terlelap nyenyak. Terlihat keduanya sedang memeluk putra mereka. Pintu terbuka dengan pelan, seperti ada orang ingin masuk. Ternyata Revy Jenyse Dingantara yang membuka pintu kamar Reyneis dengan pelan. Ia mengendap-ngendap menyelinap masuk seperti maling. Revy ingin menculik Reyent, ya menculik mau ia bawa jalan-jalan ke mall. Kebetulan Reyent sudah bangun, cuma Reyent diam saja mengamati wajah Mimi-Pipinya yang terlelap dengan tenang. Reyent berceloteh sembari mengenyut empeng-nya. Revy memanggilnya.
"Reyent sini ikut Ate jalan-jalan sama Uncle!" Bisik Revy pelan, supaya tidak membangunkan Rey dan Stella. Mendengar bisikan Revy, Reyent beranjak bangun. Memang hari sudah mulai gelap, jam menunjukan pukul enam lewat lima belas menit, waktu London. Revy memutuskan mengajak keponakannya jalan-jalan atau cari makan di luar.
Revy keluar dari kamar Rey dengan Reyent yang berada di gendongan-nya. Revy meminta tolong sama Lia untuk memandikan Reyent dan menyiapkan barang-barang Reyent yang mau di bawa. Revy menghubungi Aloyseus kekasihnya, tadi Aloyseus pamit kerumah temannya sebentar karena ada urusan. Revy juga menghubungi Alexis. Ia memberi tahu bahwa Rey sudah berada di UK.
Alexis sedikit tidak percaya kalau Rey berada di UK saat ini. Karena semenjak mereka putus tiga tahun yang lalu, Rey tidak pernah memberi kabar, tidak pernah ke London lagi. Tapi Alexis sering menanyakan kabar Rey dari Revy. Alexis juga tau jika Rey sudah menikah. Alexis biasa saja, malahan memberi ucapan selamat. Alexis ingin bertemu Rey walau hanya sebentar. Tentu saja Revy yang mengatur rencananya.
Revy mengirim pesan sama Rey, jika Reyent ia culik. Ia bawa jalan-jalan keluar sebentar.
"Sudah siap belum Mba?" Tanya Revy pada Lia.
"Sudah vy!" Lia memang memanggil Revy dengan nama saja, karena Revy tidak mau di panggil Nona. Apa lagi umurnya lebih tua Lia cuma beda dua tahun.
Mereka sudah berada di dalam lift, Reyent yang berada di gendongan Revy berceloteh. "Mii-miii!"
"Mimi masih bobo, nanti Mimi sama Pipi menyusul Reyent ok! Reyent tidak boleh nakal ya nanti!"
Reyent geleng-geleng.
"Kamu pinter banget sih, seperti Twin dulu."
Pintu lift terbuka, Revy melangkahkan kakinya ke Lobby yang sudah ada Aloyseus sedang menunggunya.
"Hallo baby boy! look so cool, handsome like your father." Ujar Aloyseus memuji Reyent yang tidak di mengerti oleh Reyent. Karena dia berbicara menggunakan basa inggris.
Aloyseus melajukan mobilnya, mereka ingin ke Tweed Cannabis store. Revy meminta Dinner ke Tweed. Sedangkan Pio tidak ikut, Pio juga masih tidur. Tentu saja Pio tidak akan ikut, takutnya Rey nanti membutuhkan sesuatu.
Mobil Aloyseus sudah sampai di depan Restaurant Tweed. Aloyseus keluar duluan, lalu membukakan pintu untuk Revy. Revy keluar seraya menggendong Reyent.
Revy, Aloyseus dan juga Lia sudah masuk ke Tweed yang langsung di sambut oleh pelayan. Dan di arahkannya ke meja yang kosong dekat jendela. Revy mendudukkan Reyent di Baby chair. Aloyseus mulai memesan makanan yang langsung di catat oleh pelayan. Revy mengajak Reyent berbicara. Ia memberi buku menu. Revy bertanya seolah dia pelayan.
"Mau pesan apa Tuan?" Tanya Revy, Reyent memjawab, "Mam-mam yen mam."
"Mau mam apa?"
"Uhh mam Te Num-num!" Celetuk Reyent seraya menyodorkan buku menu yang Revy kasih tadi.
Revy terbahak mendengar celotehan Reyent. Ia mencium pipi gembul Reyent.
"Kamu mirip siapa sih hemm?"
"Coba Reyent bilang 'Reyneis' gitu!" Titah Revy.
Lalu Reyent menurutinya dan bilang, "Nis nis." Kembali, Revy terbahak. Aloyseus pun ikut tertawa.
"Omg, nggak nyangka 'si kadal' punya anak selucu dan sepintar ini. Kamu makannya apa hem? Kok pinter banget. Reyent coba bilang 'Stella'?"
"Lla lla!" Lagi, Revy terbahak, kali ini tawanya makin kencang. Sampai menarik para pengunjung melihat kearah meja Revy. Reyent hanya bengong liatin Revy yang terbahak, tangannya masih memegang buku menu.

Pelayan datang membawa pesanan mereka. Reyent teriak-teriak saat melihat pelayan menaruh makanan ke atas meja. "Mam mam Te mam, ya mam mam." Celetuk Reyent.
"Iya sabar! Bener-bener ini anak kadal super tuwek hahaha."
Pelayan menyodorkan makanan buat Reyent. Langsung di raihnya piring yang berisi pancake banana dengan strawberry di atasnya. Kalau di Jakarta Stella selalu membuatkan-nya ini untuk Reyent. Makanan ini sudah menjadi kesukaannya. Reyent mulai menikmati makanannya.

Apartement. .
Di apartement di dalam kamar yang temaram, Rey dan Stella masih terlelap nyenyak. Padahal hari sudah malam. Stella mengerjapkan kedua matanya, tangannya meraba mencari keberadaan Reyent. Tidak ada, kosong, ia langsung beranjak bangun dan memanggil Rey.
"Rey Reyent tidak ada!" Ucapnya dengan wajah sedih.
Rey Menyalakan saklar lampu, setelah lampu menyala Rey meraih ponselnya. Ada pesan dari Revy, Rey membukanya dan membacanya. Stella juga ikut membacanya.
Abang, Kak Stella, maaf ya Reyent tak culik hihihi. Jika mau nyusul kesini saja ya. Jika tidak, silahkan bersenang-senang ckckck. Tenang saja Reyent baik-baik saja, tidak rewel.
"Sudah lega kan, Revy yang culik Putra kita. Di sini tuh aman sayang jangan kawatir."
"Bukan gitu, aku cuma kaget saja tiba-tiba Reyent nggak ada!"
"Emmmmm, mumpung sepi sayang! Nggak ada Reyent juga!" Rayu Rey.
"Iya terus kenapa kalau sepi?"
"Aku menginginkan-mu." Jawabnya dengan senyum jailnya. Rey mengedipkan sebelah matanya.
"Ihhh dasar mesum!"
"Tapi kamu juga menikmatinya sayang."
Rey langsung menggendong Stella ala bridal style. Rey menurunkan Stella di dalam Bathtub. Rey melepas pakaian Stella, dia ikut melepas pakaiannya dan ikut masuk kedalam Bathtub yang sudah terisi air hangat. Rey duduk di belakang Stella. Rey mengangkat tubuh Stella agar duduk di pangkuannya.
Rey mulai mencumbu tubuh istrinya, tangannya juga tidak mau diam. Menggerayang kemana-mana. Rey mencium ceruk leher Stella, memberi tanda merah. Stella mendesah saat Rey meremas payudara Stella. Rey yang mendengar desahan lembut Stella, ia langsung melumat bibir istrinya. Mencecap-nya, menghisap-nya. Lidah Rey menerobos masuk. Menyatukan dengan lidah Stella. Memainkan-nya di dalam robgga mulut istrinya.
Tangan Rey sudah berpindah, lalu ia memasukan jari tengahnya ke milik istrinya. Stella menikmatinya, Stella memejamkan kedua matanya. Saat Rey mulai memainkan jarinya di milik Stella. Rey memaju mundurkan jarinya. Stella kembali mendesah.
"Sayang buka matamu, dan liat aku!" Titahnya.
Stella membuka matanya, Rey tersenyum. Ibu jarinya menghapus bibir Stella yang bengkak. "Aku menginginkan-mu sekarang sayang!" Pinta Rey.
"Bercinta di dalam Bathtub!" Bisik Rey ketelinga Stella.
Lalu Rey mulai memasuki milik Stella. Rey menggerakkan pinggulnya maju mundur. Stella mencekram kedua lengan Rey untuk menahan rasa sakit di bawah sana. Keduanya berteriak karena pelepasan mereka. Rey membalikkan tubuh Stella menjadi di atasnya. Keduanya masih terengah-engah akibat pelepasannya.
Rey membopong Stella mau ia mandikan di bawah pancoran shower. Rey mulai menggosok body istrinya dengan sabun jelly aroma Strawberry. Mereka saling memandikan. Lalu Rey mengambil Bathrobe yang sudah tersedia, dan di pakaikannya sama Stella.
Stella membongkar pakaiannya di dalam koper yang belum sempat ia buka. Karena tadi dia benar-benar capek dan Jetlight. Stella mengambil baju buat Rey, baju santai. Sepertinya mereka tidak jadi menyusul Revy, Rey akan pesan Delivery saja buat Dinner. Rey keluar dari kamarnya, dia mencari Pio yang masih tidur. Rey membangunkan-nya, lalu Rey menyuruh Pio buka pintu jika ada yang datang. Pio hanya menjawab 'siap bos'.
***
Stella sedang duduk di Balcony kamarnya, ia lagi menikmati pemandangan London. Pemandangan-nya sangat indah jika malam. Banyak lampu kerlap kerlip, Rey menghampiri istrinya, ia ingin mengajaknya Dinner.
"Sayang kamu pasti lapar! Ayo kita makan, makanannya sudah datang."
Stella hanya mengangguk, dan ia mengikut Rey keluar kamar ingin menuju keruang makan. Di ruang makan sudah ada Pio dan Jacklen ART telah menyajikan Pizza. Lalu mereka menikmati makanannya sembari bercerita. Ponsel Rey berbunyi tanda ada panggilan masuk. Pio mengangkat-nya, di sebrang sana terdengar suara Samuel. Dia ingin memberi info sama Rey.
"Pio, bilang sama bos, bahwa minggu depan akan ada Fashion Show miliknya Tn. Gregi. Tapi harus bos Rey yang menjadi photography-nya."
"Minggu depan? Si bos baru nyampe! masa cuma satu minggu saja di sini!"
"Coba ngomong saja dulu sama bos kadal."
"Ok!
Panggilan pun berakhir, Pio kembali keruang makan. Menyampaikan pesan dari Samuel. Rey menerimanya, minggu depan dia akan pulang ke Indonesia dulu. Setelah itu Rey kembali lagi ke UK mungkin sebulan. Rey ingin membahagiakan Stella. Ingin membawa Stella keliling keluar negeri.
Acara makan malam selesai, kini Rey dan Stella sedang menonton TV di ruang keluarga. Rey menghubungi Revy, agar cepat pulang. Karena hari juga sudah larut. Rey tidur di pangkuan Stella sembari menonton movie. Stella sibuk membalas pesan dari Ririn Kakak angkatnya. Menanyakan kabarnya.
Rey yang merasa di cuekin, dia menarik tengkuk leher Stella. Rey mencium bibir Stella. Hanya kecupan biasa. Stella terkejut, dan ia cemberut. Sedangkan Pio sibuk dengan Laptopnya. Dia lagi mengecek video dari Vito. Video, bahwa Clubnya makin hari makin rame.
Terdengar suara pintu terbuka, lalu di susul celotehan Reyent yang berada di gendongan Lia.
"Reyent, kamu dari mana nak? Kamu di culik Ate Revy ya?" Tanya Stella.
"Mam Mi mam mam!"
"Sini kiss Pipi!"
Lia menurunkan Reyent, dia menghampiri Stella.
"Abang kenapa nggak nyusul?" Tanya Revy.
"Malas capek, besok saja jalan-jalannya."
"Emmmmmm, ok dech!"
Pio menunjukan Video yang Vito kirim, bibirnya tersenyum melihat Club miliknya makin rame, makin banyak pengunjung. Rey membopong Reyent masuk kekamar. Reyent guling-guling di atas ranjang, tertawa cekikikan. Stella masuk ke kamar ingin menyibinin putranya. Setelah menyibinin, Stella memakaikan baju tidur. Kemudian Stella membaringkan putranya dan di beri susu formula. Reyent mengenyut-nya, tangannya meraba-raba wajah Miminya.
"Reyent lapar?" Tanya Rey, "pal pal!" Celetuk Reyent.
Posisi Reyent terbaring di pinggir. Sedangkan Rey di pinggir kanan Stella. Jika Reyent di tengah, Rey tidak bisa meluk Stella kata Rey. Tetapi Stella memprotes permintaan gila Rey. Jika Reyent di pinggir dia akan jatuh. Akhirnya Reyent tidur di tengah.
***
Paginya, Stella bangun pagi-pagi, ia sedang membuat makanan untuk Breakfast. Stella membuat Pancek sama bubur beras merah untuk Reyent. Stella terkejut saat tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang. Tentu saja Rey pelakunya. "Good morning baby," sapa Rey.
"Morning too!"
"Morning kiss baby!"
Stella tetap sibuk dengan kegiatannya, mengabaikan Rey yang masih bergelayut manja. "Awas Rey aku belum selesai."
"Ya selesaikan dong sayang."
"Gimana mau selesai jika kamu seperti ini."
"Diam dulu sayang, aku hanya ingin seperti ini." Rengek Rey. Malahan semakin mengeratkan pelukannya. Kepalanya ia senderkan di pundak Stella.
Setelah menyantap Breakfast yang Stella buat, kini Revy, Rey, Stella, Reyent, Pio dan juga Lia sudah berada di dalam mobil Aloyseus. Mereka ingin menikmati liburannya. Rey tidak tau jika Revy menghubungi Alexis untuk menyusulnya. Saat ini mereka berada di Museum. Stella begitu takjub melihat keindahan Negeri London.
Rey menggendong putranya, sembari mengikuti Stella yang menyusuri museum. Kemudian Rey mengajak Stella berkeliling, dan berenti di taman. Reyent jalan-jalan, lari-larian dan menendang bola. Reyent teriak-teriak kegirangan. Pio datang membawa minuman, di berikan Stella sama Rey.
Jam menunjukkan pukul satu siang, waktu London. Mereka memasuki Restaurant Best Vegan. Yang artinya Restaurant kusus orang muslim jika berada di UK. Rey sibuk membuka buku menu. Tidak jauh dari mejanya, kurang limabelas meter dari pintu exit ada seorang wanita bule, blesteran Indonesia. Bibirnya tertarik kesamping melihatkan senyuman.
"Hy!" Sapa seorang wanita yang tiba-tiba datang.
Deg
Suara itu, suara yang sudah tiga tahun tidak di dengarnya lagi. Rey mendongak melihat siapa gadis yang bilang 'hy'.
Rey terkejut, setelah siapa yang di lihatnya barusan. Hatinya deg-degan. Ya orang yang menyapanya adalah Alexis Keys. Mantan kekasih Rey tiga tahun yang lalu. Alexis mengulurkan tangannya, memberikan salam. Rey menerima uluran tangan Alexis.
"How are you Bastian? Long time never see you!" Sapa Alexis, sembari tersenyum.
"I'm fine, thank you! How about you Keys?"
"I'm fine too! Happy Wedding day Tian." Ucap Alexis memberi ucapan selamat.
"Thank you Keys!" Rey dan Alexis memang punya panggilan special. Mereka tidak mau panggilannya sama dengan yang lain. Jadi Rey jika memanggil Alexis dengan panggilan Keys nama belakang Alexis. Jika Alexis memanggil Rey dengan nama Bastian. Nama tengah Rey.
Lalu pandangan Alexis beralih ke arah Stella. "Your wife?"
"Yes, She's my wife!"
"Beautiful, she's so pretty!" Puji Alexis saat melihat kecantikan Stella. Lalu mereka saling berkenalan. Menyebutkan nama masing-masing. Revy yang melihat Rey salah tingkah, ia hanya cengar cengir. Pio berdehem.
"Eeehhh!" Celetuk Reyent manggil Alexis.
"Woww so cute!"
"Tian!" Panggilnya.
Rey tau apa yang Alexis maksud, dan Rey memberitau-nya.
"Yes, He's my son Keys." Ucap Rey tegas.
"Oh your son, who's name?"
"Reyent!" Jawab Rey. "Reyent kenalan dulu sama Auntie." Titahnya.
"What? Call me Auntie? Ujar Alexis yang tidak terima di panggil 'Auntie'.
"Then?"
"Of to you!"
Alexis langsung meraih Reyent yang duduk di baby chair. Di gendong dan di cium. Reyent seperti mau menangis. Jika ada orang asing yang belum pernah di lihatnya pasti dia takut, dia berteriak dan menangis.
"You sangat ganteng like Papa you boy, kiss dong." Ucap Alexis. Dengan logat campur basa Indonesia. Reyent cuma memandangi wajah Alexis. "Mam mam." Celetuk Reyent saat melihat pelayan datang membawa pesanan mereka. Alexis tertawa saat mendengar celetukan Reyent.
Reyent di dudukkan-nya lagi di baby chair. Stella mengambil bubur beras merah, ia tiup-tiup supaya cepat dingin. Reyent yang tidak sabar berceloteh. "Mam Mi mam mam!" Celoteh Reyent sembari menunjuk-nunjuk bubur dalam mangkok yang Stella pegang.
"Iya bentar nak, sabar ini masih panas!"
"Mam mam!"
"Tian your son so pintar sekali." Ujar Alexis. Rey hanya tersenyum.
"Anak Reyneis memang tuek kok, Reyent tuek kan!" Celetuk Revy. Reyent malahan mengikuti omongan Revy. "ek ek!"
Alexis, Pio, Lia, dan juga Revy semua pada tertawa. Kecuali Aloyseus yang tidak paham.
"Kak Stella dulu ngidam apa ya? kok Reyent tuek gini hahaha."
"Aku nggak ngidam apa-apa dulu. Aku sibuk bekerja." Ucap Stella.
"Haah, dalam keadaan hamil Kak Stella masih kerja?" Tanya Revy.
"Ya, aku kerja sampai kandungan ku umur tujuh bulan. Karena aku butuh uang saat itu. Uang buat persiapan persalinan." Ungkap Stella.
"Wach Kak Stella hebat! Saat itu lo kemana bang?"
"Gue lagi pusing nyariin Stella Anggraini dulu." Jawab Rey. "Sayang maafin aku ya kamu dulu menanggung beban sendirian berjuang sendirian."
"Sudahlah itu hanya masa lalu, lupain saja. Yang penting sekarang kita sudah bersama." Ujar Stella sembari tersenyum.
"Kak Stella hatimu terbuat dari apa sih! Kok baik banget. Tegar juga." Lirih Revy dan langsung memeluk Stella.
"Num Mi!" Celetuk Reyent.
Lalu Stella memberi botol yang berisi air mineral. Setelah meminum, Stella kembali menyuapi Reyent sampai habis.

Stella sama Alexis sudah mulai akrab, mereka berbincang-bincang. Bercerita, menanyakan pengalaman masing-masing. Kini Alexis mengajak Stella foto bareng.
BERSAMBUNG.
Terima kasih sudah membaca.
saranghae 🥰
It's Me Rera