Chereads / He's My Son 01 / Chapter 31 - CHAPTER 30

Chapter 31 - CHAPTER 30

Sehabis pulang dari berbelanja, Stella menyimpan barangnya ke dalam lemari kusus penyimpan bahan kering. Reyent menghampiri dan ingin membantunya. "Mi mi mi!" Celoteh Reyent sembari memberi coklat bubuk yang berbungkus kotak kecil. "Pan pan Mi pan!" Ocehnya menunjuk kearah lemari, Stella tertawa. Putranya sangat pintar dan lucu.

"Terima kasih super hero-nya Mimi, hahaha." Ucap Stella sembari terkekeh. Lia yang menyimpan sayuran dan buah di kulkas ikut tertawa melihat Reyent. Selesai menyimpan, Stella cuci tangan dan membuat susu untuk Reyent. Waktunya minum susu dan tidur siang. Tetapi malahan di ajak main sama Beni, tertunda lagi minum susunya.

"Reyent sini main sama Om!" Panggil Beni.

"Yum yum!"

"Ya sini kita main yuk." Ajak Beni.

Reyent langsung lari menghampiri Beni, dan mengambil mainannya. Dicky juga ikut nimbrung sembari memainkan gitar. Reyent juga ikut mengambil gitar kecil pemberian Om Dana. Dicky memainkan gitarnya sembari menyayikan lagu anak-anak. Reyent pun memainkan gitarnya sembari joget-joget. 

"Dicky lo pantes banget jika jadi pengamen hahahaha," ledek Beni. "Reyent lihat Om sini!"

Cekrek

Beni memotretnya, dan memvideonya.

"Reyneis versi junior handsome dan ucu, nanti kalo besar jangan seperti Pipimu ok, jangan jadi cowok playboy!" Ujar Beni.

"Boy yum boy!"

"Hmmm, playboy! Ayo Reyent nyanyi lagi sama Om jelek!" Kata Beni menunjuk Dicky.

Lalu kembali memainkan gitarnya. Sedangkan Rey sibuk dengan laptopnya. Dia sedang membaca email masuk dari Samuel. Lusa Rey ada pemotretan Pre-Wedding di Bali. Costomer-nya maunya Rey yang jadi Photographer, nggak mau di wakilin sama Samuel. Rey bilang bisanya dua hari, jika nggak mau Rey pun nggak mau. Karena Rey ingin mengajak Stella dan Reyent pergi ke Korea-Japan.

Kemudian Rey menyuruh Pio mengurus ticket dan yang lainnya. Rey juga tadi menyuruh Samuel dan Wuri untuk menyiapkan alat-alat yang mau di bawa. Sebenernya Rey ingin mengajak istri dan putranya, berhubung tempatnya tidak nyaman Rey memutuskan tidak mengajaknya. Kasihan Reyent, lagian cuacanya sangat panas.

"Woyy putra gue lo apain hahh?!" Celetuk Rey.

"Tidak ada bos, cuma ajarin nyanyi, ya nggak ayo nyanyi lagi. Gitarnya di mainin dong," Ujar Beni. Reyent pun menurut, memainkan gitarnya sembari menggoyang-goyangkan tubuhnya.

"Reyent minum susu dulu sini, terus Bobo!" Reyent memang belum tidur siang. Jika sudah bermain, apa lagi ada temannya Reyent tidak mau tidur. Padahal ini sudah jam empat sore lebih. Stella pun menghampiri Reyent, di gendongnya dan masuk kamar. Reyent berontak masih ingin bermain.

"Minum susu dulu!" Ucap Stella.

"Nen Mi nen nen!" Oceh Reyent, sembari menarik-narik baju Stella nyariin nenen. Jadi Reyent sekarang jika mau minum susu seraya nenen. Stella membiarkannya saja, saat Reyent sibuk mencari nenen.

Susu dalam botol pun abis, tetapi tangan Reyent masih nete. Stella yang tadinya memainkan ponselnya, ia ikut tertidur juga. Tidur sebentar tidak apa-apa. Pintu terbuka, Rey masuk dan naik ke ranjang. Lalu mencium putranya. Kemudian dia duduk bersendar di kepala ranjang. Rey menghubungi Wia, menanyakan Cafe-nya. Menghubungi Reza juga, apakah Cafe-nya baik-baik saja?

Setelah menghubungi Reza maupun Wia, Rey menghubungi Kariri minta di cariin tempat buat buka usaha Biliyard. Rey minta kalau bisa yang dekat mall, pokoknya di tempat keramaian. Tidak lama Rey ikut merebahkan tubuhnya, lalu tertidur juga sembari memeluk Stella.

Fara, Lulu baru bangun dari tidurnya, kini mereka sedang duduk di ruang makan. Mengisi perutnya yang seharian belum di isi. Dicky, Beni, dan juga Farel ikut nimbrung. Seperti biasa mereka makan sembari berceloteh, saling meledek. Sedangkan Pio keluar entah kemana, dia seperti jalangkung. Tiba-tiba datang, tiba-tiba menghilang.

"Ini malam minggu pasti makin rame nanti malam." Ucap Beni.

"Walau nggak malam minggu juga rame kok, apa lagi malam minggu. Yang di sedap malam juga sekarang udah mulai rame." Sahut Farel.

"Fara kenapa sih diam aja? Sariawan ya?!" Tanya Beni, yang sedari tadi melihat Fara diam saja.

"Nggak apa-apa, lagi malas ngomong aja!" Ujarnya.

Mereka sudah selesai dengan acara makannya. Lulu dan Fara sedang bersiap-siap ingin pergi ke club untuk bekerja. Hari-hari pekerjaan mereka seperti itu. Fara sudah siap ingin pergi ke club, ia baru mengenakan dress biasa. Jika sudah sampai di club, Fara nanti baru ganti dress dan make-up di ruang make-up yang sudah tersedia di sana.

"Reyent!!" Panggil Fara.

"Te-te-te-mam-mam!" Sahut Reyent.

Reyent memang sedang makan, tadi bangun tidur dia berceloteh 'mam mam mam'. Di sini lah dia duduk di atas meja, menyantap makanan yang Stella buat. Bahkan Reyent belum mandi, mukanya blepotan semua. Makananya bukannya di makan malahan di ecek-ecek.

"Kenapa mamamnya di mainin hemm!?"

"Omg! Versi Reyneis hahaha!" Celetuk Lulu yang baru keluar dari kamar. "Mukanya blepotan semua, malahan nggak pake baju lagi. Lucu banget sih kamu hemm!" Ucap Lulu.

"Mam mam!"

"Ya mamnya yang bener jangan di mainin. Sini Ate suapin!"

Belum sampai Fara mengambil mangkoknya, Reyent sudah menumpahkan buburnya. Saat di tegur malahan Reyent terkekeh.

"Ehhh Reyent kenapa buburnya di tumpahin hemm!" Omel Stella, tadi Stella sedang menyiapkan makan buat Rey. Lulu sama Fara tertawa.

"Ate kerja dulu ya, da-da Reyent! Kiss dulu sini, kiss bye gimana?" Reyent pun kiss bye sama Fara dan Lulu, setelah mencium pipi Reyent, Lalu keduanya pergi.

Dicky, Beni, dan Farel sudah siap juga ingin ke club. Biasanya club bukanya jam tujuh malam. Mereka bertiga datang gasik untuk prepare semua. Riki, Adi dan yang lainnya pun sudah Prepare. Fara dan Lulu juga datang gasik karena ingin make-up. Kadang juga Lulu berbincang dengan gebetannya. Kecuali Fara yang menyendiri sembari memainkan ponselnya. Fara anti pacaran, seolah lelaki dalam hidupnya itu hanya kuman. Fara sangat membenci lelaki, terkecuali sahabat-nya.

Club sudah mulai rame, suara musik  berdentung. Lulu belum memainkan DJ-nya. Fara juga belum mulai ke dance floor.

Rey dan Stella sedang bersantai sembari menonton TV. Di temani kopi dan Milo, tidak lupa dengan cemilan chip potato. Reyent jalan-jalan sana-sini tidak mau diam. Malahan dia lihatin bajunya yang bergambar Lion. Dia suka sama Lion, baju itu di beliin sama Darmi Tati-nya.

"Ti-Mi-on-Ti!" Ujar Reyent.

"Ya itu Tati yang beliin ya! Gambar apa itu nak! Baby lion." Ucap Stella, "On Ti on!"

Lion-nya disuapi sama biskuit, Karena lion-nya sedang buka mulut. Rey tertawa melihat putranya yang gemesin.

"Itu cuma gambar nak, sini biskuitnya suapi sama Pipi aja!" Pinta Rey,

"On ba ba mam," Oceh Reyent. Dengan gemas Rey meraih Reyent dan di ciumi wajahnya. Kemudian biskuitnya di suapin kemulut Rey. "Mam Pi mam!"

"Thank you my boy," ucap Rey saat di suapin Reyent. "Besok jalan-jalan ke pantai ok!"

Akhirnya tidak jadi menonton TV, Reyentlah yang menjadi tontonannya. Rey sangat bangga punya putra selucu dan sepintar Reyent. Apa lagi anak pertama, akan dia jadikan anak satu-satunya. Reyent akan menjadi putra kesayangannya. Putra kebanggaannya. Kini Ayah dan putra sedang bergurau. Reyent cekikikan saat Rey menciumi perutnya.

Rey berharap putranya kelak akan menjadi orang yang hebat, melebihi dirinya. Jangan sampai putranya meniru sifat dirinya. Termasuk sifat Playboy-nya, Rey tidak mau putranya punya banyak musuh karena perempuan. Jangan sampai itu terjadi.

Malam sudah larut, Reyent juga sudah tidur. Ponsel Rey berbunyi, Ada panggilan masuk dari Vito.

Vito meminta Rey datang ke club, sahabatnya yang bernama Gregi sepertinya sedang ada masalah. Gregi minum abis beberapa botol, dan dia sudah sangat mabuk. Selesai mengakhiri panggilan dari Vito, Rey pun segera menuju ke Club, ingin melihat keadaan Gregi sahabatnya.

***

Pantai Kapuk Mutiara . . .

Hari ini adalah hari weekend, Rey sedang mengajak istri dan putranya main ke pantai. Mengajari Reyent menyentuh air laut. Memang selama ini Stella belum pernah mengajak Reyent kepantai. Stella masih takut, ini karena rayuan Rey akhirnya Stella mau dan berani  membawa Reyent ke pantai. Terlihat Reyent senang saat Rey menurunkannya di pinggir pantai.  Kakinya tidak mau diam, loncat-loncat.

Stella berteriak saat melihat ombak besar, padahal tidak apa-apa. Cuma Stella hanya terlalu kawatir. Kini Reyent bermain pasir di tepi. Membuat rumah-rumahan, membuat gunung. Mumpung Reyent sedang bermain sama Lia, tiba-tiba Rey menarik Stella mengajaknya berenang. Stella berteriak, ia tidak bisa renang. Rey memang jail, suka banget jailin istrinya.

"Jangan takut sayang, aku jagain dech. Kamu harus bisa berenang."

"Nggak mau, aku takut Rey!" Kembali Rey menarik Stella dan memaksa untuk renang. Dasar suami pemaksa, nyebelin, gerutu Stella.

Reyent masih asik bermain pasir di temani Lia sama Pio. Ngomong-ngomong Pio sama Lia cocok ya! ckckck. Seandainya mereka jadian cocok banget. Masih seandainya.

Reyent memuat pasir di mobilnya. Tidak menghiraukan Mimi-Pipinya lagi ngapain. Reyent asik bermain sama Mba Lia dan Om Pio.

Merasa jenuh main pasir, Reyent berdiri dan berjalan menuju tangga kayu. Reyent naik turun di tangga kayu. Tadinya tidak mau di tuntun, mau jalan sendiri. Namun, Lia tetap memaksa menuntunnya agar tidak jatuh.

"Ga ga ga!" Oceh Reyent sembari mengibas-ngibas tangan Lia.

"Kalau nggak mau Mba Lia pegangin Reyent nggak boleh naik sini. Mba Lia pergi ya!" Lia sudah mau pergi, Reyent mau menangis. Dan akhirnya Reyent mau di  pegangin, kali ini di pegangin sama Pio.

Tidak ada capeknya Reyent, malahan semakin cepat dia naik turun. Rey dan Stella sudah selesai acara renangnya. Sudah berganti pakaian juga. "Reyent!!" Panggil Stella. "Reyent ngapain?"

Reyent semakin cepat naiknya, saat Stella menghampiri. Stella menangkapnya dan di gendongnya. Rey mengeluarkan ponselnya lalu memotret istri dan putranya. Buat kenangan, pertama main di pantai Kapuk Mutiara. Stella membawa Reyent ke ruang ganti, ia memandikan putranya. Kemudian Stella mengolesi cream dan powder di tubuh Reyent agar kulitnya tidak hitam dan kusam. Lalu Stella memakaikan kaos dan celana pendek.

Kemudian Rey mengajak makan siang, dan pulang ke apartement. Rey mampir dulu ke Cafe ingin mengecek keuangan. Di jalan Reyent tertidur, mungkin kelelahan karena seharian main. Tidurnya sangat nyenyak, mulutnya terlihat lucu.

Gemes, greget lihatnya, pipinya gembul. Mobil pun berhenti di depan cafe. Rey keluar, Stella nggak mau keluar. Ia lebih memilih menunggu di dalam mobil. Rey cuma ingin mengecek sebentar saja tidak lama. Cafe J-Holic tempat Stella bekerja dulu. Sekarang yang bertanggung jawab Rey. Wia cuma memantau Karena ia manager-nya.

Setelah mengecek dan tanda tangan, Rey kembali ke dalam mobil. Pio melajukan mobilnya ke arah apartment. Rey menawari Stella mau membeli cemilan tidak?

Stella ingin membeli mpek-mpek, cilok, gorengan dan somay. Kalau abis berenang enak makan yang anget-anget. Rey pun menuruti, dan menyuruh Pio membelinya. Sampai di apartement Stella menidurkan Reyent di kamar. Lalu ia keluar ingin memakan cemilan tadi yang di beli Pio. Sudah Lia panaskan dan terhidang di meja. Lia juga ikut memakan, tadi Pio belinya sangat banyak. Tidak akan abis jika Stella makan sendiri. Fara, Lulu, Dicky, Beni dan juga Farel jika bangun nanti mereka bisa makan juga.

Stella menghubungi Darmi Ibu angkatnya, ia nyuruh Darmi datang ke apartment. Karena Rey besok akan ada pemotretan di Bali dua hari. Darmi pun akan datang besok pagi dengan di antar Dana putranya. Mungki Ririn dan Ruslan akan ikut juga, ingin melihat Reyent.

Malamnya Rey sedang bermain dengan Reyent di dalam kamar. Bercanda bergurau, melempar-lempar bola.

"Besok Pipi pergi, Reyent di rumah sama Mimi. Reyent tidak boleh nakal ok!" Pesan Rey pada putranya.

"Iya Pipi, Reyent anak pintar kok." Sahut Stella yang baru selesai memasukkan baju ke dalam koper dan barang yang mau Rey bawa besok.

"Sini ngobrol sama Oma dan Om Refly!" Ujar Rey. Lalu melakukan panggilan video call sama Nancy. Tidak menunggu lama Nancy pun langsung mengangkatnya.

"Halo Omaa!" Ucap Rey.

"Reyent cucu Oma belum Bobo hemm! Reyent lagi ngapain?"

"Belum Oma, Reyent masih main sama Pipi!" Sahut Rey. "Mama besok Rey ke Bali, ada pemotretan Prewed."

"Ya sudah hati-hati, Reyent sama Stella ikut nggak?"

"Nggak, soalnya panas cuacanya kasihan Reyent. Nanti abis dari Bali Rey mau lanjut Honeymoon ke Korea. Refly mau ikut nggak?"

"Ikut bang!" Sahut Refly dan Relly

"Nggak sekolah kok, mau semester nanti nilainya jelek." Sahut Nancy,  Relly langsung cemberut, karena tidak di ijinkan ikut ke Korea.

Obrolan terus berlanjut, Reyent ciluk ba sama Refly. Meraih wajah Refly di layar ponsel. "Yum yum, yeoung yeoung!"

Refly mengambil kucing Relly di kasih lihat sama Reyent. Reyent kegirangan, "Yeoung Pi yeoung yeoung!" Teriak Reyent kegirangan.

"Reyent udah punya yeoung kan!"

"Ga ga ga ga!" Reyent geleng-geleng, dia ngerti mana kucing asli dan mana yang kucing mainan. 

"Besok kerumah Oma ok, lihat yeoung Coco!" Reyent mengangguk, "Sekarang da da dulu bilang selamat malam sama Oma, Opa, Ate, dan Om. Good night!" Reyent mengikuti cara Rey berbicara, walau tidak jelas. Tapi Rey mengerti apa yang Reyent ucap. Panggilan pun berakhir. Stella masuk membawa susu botol untuk Reyent.

"Mi nen nen Mi nen!"

"Iya nak sebentar." Reyent merengek, Stella pun langsung memberi botol susunya dan Reyent menarik baju Stella. Tangan Reyent mencari apa yang dia mau. Reyent ingin nete.

"Ihhh Reyent nete, ini punya Pipi. Nggak boleh." Goda Rey dengan jail. Reyent teriak seperti mau menangis. Rey terkekeh. Kini Reyent meminum susunya, tangannya sembari memainkan puting Stella. Rey pun tidak mau kalah, ikut memainkan puting Stella yang satunya.

Stella menahan desahan, saat Rey memainkan putingnya. Rey tersenyum jail, dia sengaja memainkan dengan lincah. Di plintirnya di remasnya, agar Stella mendesah.

Susu botol sudah Reyent abiskan,  Reyent juga sudah terlelap. Stella memberi empeng agar tidurnya makin nyenyak. Lalu ia pindahkan di box yang tersambung dengan ranjangnya.

"Reyent sudah tidur sayang, sekarang giliran aku yang mau nyusu dan nete." Bisik Rey di telinga Stella dengan senyum jailnya. Belum sempat Stella menyahut, bibir Rey sudah mengulum putingnya dan menghisapnya. Tangan satunya ikut meremas dengan lembut. Lalu bibir Rey pindah ke ceruk leher Stella. Menggigitnya, menghisapnya, memberi tanda-tanda kecil di sekitar lehernya.

Stella mendesah, Rey langsung melumat bibir Stella. Memainkan lidahnya di dalam mulut Stella. Tangan Rey turun kebawah meraba, Lalu memasuk-kan kedua jarinya ke dalam milik Stella. Memainkan klitorisnya, mencubitnya mengelus. Membuat tubuh Stella bergelinjang. Di bawah sana Stella sudah sangat basah. Membuat Rey semakin semangat memainkan jarinya di bawah sana.

Kembali Rey menghisap puting Stella, menggigitnya dengan gemas. Memainkan dengan lidahnya. Stella sudah mencapai puncaknya dua kali. Hanya dengan jari-jemari saja. Kemudian Rey mulai membuka pakaiannya, lalu membuka pakaian yang Stella kenalan. Rey mulai menggesekkan miliknya ke milik Stella.

Kini milik Rey sudah menyatu ke dalam milik Stella. Rey menyatukan kening Stella, menatap wajah Stella yang masih terpejam. "Besok aku pergi ke Bali dua hari Sayang, jadi malam ini aku minta sepuasnya." Bisik Rey di depan bibir Stella, Rey mulai menggerakkan pinggulnya. Mendorong maju mundur dengan pelan.

Mereka mencapai puncaknya sampai beberapa ronde. Sampai Rey sangat puas dan Stella sangat kelelahan. Stella pun terlelap, Rey menyelimutinya dan mengecup keningnya dengan lembut.

Rey menerima panggilan dari Vito. Memberi tau tentang Gregi yang makin parah di clubnya. Vito mengirim video Gregi yang sudah kehilangan kesadaranya. Berbicara sendiri sambil menyebut nama Rindu. Rey menyuruh Vito membawa Gregi masuk kekamar pribadinya.

Merasa belum bisa tidur Rey melihat-lihat lokasi di Bali yang akan buat pemotretan besok. Dia mencari lokasi yang pas dan bagus pemandanganya. Setelah menemukan lokasinya Rey langsung share ke email Samuel. Tidak lama kemudian, Rey sudah terlelap dan menuju kealam mimpi.

BERSAMBUNG.

Terima kasih sudah mau membaca!

saranghae 🥰

It's Me Rera