Chereads / He's My Son 01 / Chapter 32 - CHAPTER 31

Chapter 32 - CHAPTER 31

Stella dan Reyent saat ini sedang berada di bandara, mengantarkan Rey yang sebentar lagi take off  ke Bali. Reyent bermain sama Pio, lari-larian kejar-kejaran. Kadang Reyent duduk di koper dan di dorong sama Pio. Reyent tertawa kegirangan sembari teriak-teriak. Malahan Pio di suruh dorong terus, "yong yum yong," pintanya. Pio pun mendorongnya kesana kemari.

"Reyent senang ya!" Tanya Pio, Reyent manggut-manggut.

"Om capek, duduk dulu ya nti Om dorong lagi!" Reyent merengek agar Pio mendorong kopernya lagi.

"Aaaaa yum yong yong!"

"Iya nanti Om dorong lagi, Reyent minum dulu pasti haus!" Ujar Pio sembari memberi botol minum. Namun, Reyent menepisnya dan botol jatuh ke lantai.

"Reyent!! Tidak boleh gitu, tidak baik!" Ucap Stella.

Wajah Reyent mulai gelap, bibirnya mencebik seperti mau menangis. Di kira Stella memarahinya. Lalu Rey mendekati meraih Reyent dan di gendongnya, di peluknya, diciumnya sembari berbisik.

"Pipi pergi dulu ya, Reyent dirumah sama Mimi, Oma, Tati, Oom, Kakak, dan Ate ok!" Kepalanya di senderkan di bahu Rey. Seolah Reyent sudah tau jika Ayahnya mau pergi jadi dia memasang wajah sedih. "Pii-Piiii!" Panggilnya.

Rey mengerat-kan pelukannya, sembari menciumi wajah putranya bertubi-tubi. Walau hanya dua hari, tapi Rey berat mau ninggalin putranya. Pesawat sudah mau take off, Rey menyerahkan Reyent sama Stella. Lalu Rey memeluk Stella dan mencium puncak kepalanya. 

"Aku pergi ya sayang, baik-baik dirumah ya! Jika ingin pergi ke suatu tempat suruh Dicky atau Beni untuk mengantar!" Stella mengangguk.

"Iya! kamu juga hati-hati jika sudah sampai hubungi aku ya!"

"Yupz pasti! Ya sudah ku masuk dulu ya!" Ujarnya sembari memeluk dan mencium bibir Stella, hanya satu menit. Lalu mencium pipi Reyent.

"Da da da super hero-nya Pipi!"

"Da da dulu sama Pipi!" Ucap Stella, Reyent mencebik mau menangis sembari nunjuk-nunjuk memanggil-manggil Rey. "Pii-Piiii-Mi-Pi-Mi!" Lirihnya.

"Ya Pipi kerja ok, Reyent tidak boleh nangis hemm! Super hero tidak boleh nangis harus kuat ok! Sekarang kita pulang dulu main sama Tati, Reyent kangen tidak sama Tati?"

"Ti-ti-mi-ti!" Lirih Reyent sedih, kepalanya di senderkan di bahu Stella.

Kumudian Dicky dan Stella menuju ke parkiran ingin pulang. Karena Darmi, Ruslan, Ririn dan juga Dana sudah sampai di apartment. Tadi saat menuju ke bandara mereka belum sampai apartment, baru mau jalan dari Kapuk. Di perjalanan Stella minta Dicky berhenti di supermaker dan toko kue. Ia ingin membeli cemilan buat hidangan di rumah yang sudah ada kedua Kakak-nya dan kedua orang tua angkatnya.

Setelah selesai membeli cemilan Stella langsung pulang, takut kelamaan. Kasihan yang nunggu di rumah ingin bertemu Reyent. Sepertinya Wiki juga datang kerumah, mengingat sudah lama Wiki tidak bertemu sama Stella. Terakhir ketemu waktu pernikahan Stella sampe sekarang. Hanya bertukar lewat video call saja, pasti sangat Rindu.

Mobil pun sampai di depan apartement, Stella keluar. Menyuruh Dicky mengambil belanjaannya di dalam baggage belakang. Sampao di atas langsung di sambut Ririn dan Wiki di depan pintu. Stella kaget olah teriakan Wiki memanggil Reyent.

"Jagoan Tante Wiki kenapa hem kok cemberut? Sini gendong sama Tante!" Reyent menolak. Mengalihkan wajahnya kearah lain. Mood Reyent lagi tidak membaik, Reyent lagi sad. Stella mendudukan-nya di kursi yang dekat Darmi Tatinya. Lalu Stella membawa cemilan yang ia beli tadi ke dapur, agar di pindah Lia ke piring atau toples.

"Cucu-nya Tati kenapa wajahnya sedih gitu hemm! Gantengnya ilang, Mana cucu Tati yang ganteng? Reyent sedih tidak di ajak Pipi pergi ya?" Tanya Darmi.

"Wat Pi wat-wat!" Lirih Reyent, seperti mau menangis. 

"Oh Pipi naik pesawat!" Reyent manggut-manggut.

Suasana apartment jadi rame, di tambah Fara, Lulu dan Farel bangun jadi semakin rame. Reyent juga sudah tidak sedih lagi, banyak yang mengajak main, mengajak bercanda, main gitar sembari nyanyi. Jadi Reyent mulai ceria lagi seperti biasanya. Dia sudah lupa dengan kepergian Pipi-nya. Stella tersenyum haru, melihat banyak orang yang menyayangi putra-nya, banyak yang membuat Reyent tertawa.

Sahabat-sahabat Rey pun banyak yang menyayangi putranya. Cewek maupun cowok pada sayang sama Reyent. Apa lagi Reyent lucu dan gemesin. Stella sangat bersyukur, putra-nya lahir banyak orang yang menyayangi dan hidupnya enak tidak susah. Tidak seperti dirinya dulu, sejak kecil hidup Stella dan mendiang orang tuanya selalu susah. Tidak ada yang peduli dengan dirinya. Tak terasa kedua mata Stella berkaca-kaca, ia mengingat mendiang kedua orang tuanya. Alangkah bahagianya jika Ayah-Ibunya berada di sini melihat Reyent cucunya. Tapi itu hanya mustahil.

Kadang Stella berfikir, kenapa Tuhan begitu cepat mengambil kedua orang tuanya. Andai Ibunya tidak sakit, andai Ayahnya tidak kecelakaan ketiban batako! Mungkin saat ini Stella masih bisa ngerasain pelukan kedua orang tuanya. Ini semua sudah takdir, semua sudah Tuhan atur. Kita tidak tau mana yang namanya takdir. Kita hanya menjalani.

Dengan ketegaran, dengan kesabaran Stella selama ini, ia bertemu dengan orang- orang yang baik. Seperti Bapak Ruslan, Ibu Darmi yang rela menolong dan merawatnya. Bahkan mereka mau menganggap ia sebagai putrinya sendiri. Padahal Ruslan dan Darmi tidak tau asal usulnya Stella. Menemukan seorang gadis pingsan di pinggir pantai. Lalu di tolongnya dan di rawat. Alangkah baiknya mereka, saudara, Bibi, Pamannya saja tidak ada yang peduli sama dia. Mereka orang yang tidak di kenalinya mau menolong dan merawatnya.

Dan juga Tuhan mempertemukan jodoh dengan seorang bos. Pertemuan yang tak terduga dulu kini menjadi suaminya. Memberikan seorang putra, buah cinta-nya. Walau suaminya dulu seorang brengsek dan seorang Playboy. Tapi setelah bertemu dengan dirinya mau berubah. Hati Stella menjerit, menjerit karena bahagia. Ia juga mengucap syukur telah memiliki mertua yang sangat baik dan sayang sama dia.

Ternyata masih ada orang yang baik dan peduli sama dia. Mengingat hidupnya dulu sangat susah hatinya selalu sakit. Ia belum sempat membahagia-kan kedua mendiang orang tuannya sudah tiada. Sekarang itu semua tinggal kenangan, itu sudah menjadi masa lalu. Stella berharap pernikahan-nya dengan Reyneis tidak ada kendala apapun. Saat ini Stella memang masih was-was, ia takut tiba-tiba ada orang yang datang mengaku hamil untuk bertanggung jawab sama Rey. Mengingat dulu Rey sering gunta ganti pasangan.

Bunyi ponselnya membuyarkan lamunannya. Ia menghapus air matanya yang entah sejak kapan itu air matanya mengalir. Ia melihat siapa yang menghubungi, ternyata Rey yang menelpon. Ia menekan tanda hijau yang langsung memperlihatkan wajah suaminya.

"Haii Sayang, Aku sudah sampai ini baru masuk hotel. Kamu lagi ngapain? Aku kangen nih! Reyent mana?"

"Oh udah sampai, syukur deh kalo gitu. Itu Reyent lagi main sama anak-anak! Reyent sini Pipi call nih!"

Reyent langsung nyamperin Stella, lari kegirangan, "Pii-Piiii-pii!" Panggilnya sembari meraba layar ponsel yang menunjukan wajah Rey. "Pii-Piiii-Mi-Pi-!" Lagi. Reyent memanggil nunjukin sama orang-orang yang ada di sana bahwa Pipi-nya menelpon.

"Reyeeentt!"

Mata Reyent berkaca-kaca saat mendengar Rey memanggil namanya. Bibirnya mencebik mau menangis.

"Ettss! Super hero tidak boleh nangis, Reyent kan lelaki hebat lelaki kuat tidak boleh cengeng. Kiss Pipi peace!"

Reyent mendekatkan bibirnya ke layar ponsel, Lalu menciumnya. Dan nunjukin sama Ririn.

"Pinternya Reyent, Tante gemes!" Ucap Ririn, lalu mencium Reyent.

Kini Rey berbincang dengan Stella, seperti biasa yang di obrolin pasti itu. Dasar otak mesum, seperti tidak ada pembicaraan lain ngomongin begituan. Dengan kesal Stella mematikan ponselnya. Dan di sebrang sana Rey terkekeh tersenyum jail. Merasa tidak berdosa olah tingkahnya.

Stella ke dapur melihat Lia sudah selesai masak belum. Stella membantu Lia menyiapkan ke meja makan. Setelah selesai Stella menyuruh mereka semua untuk makan bareng sebelum Ririn, Dana, Wiki dan Ruslan kembali ke Kapuk. Kecuali Darmi, Stella meminta Darmi menginap. Kini mereka semua sedang menikmati makananya. Reyent tidur di kamar, karena tadi rewel seharian belum tidur siang.

***

Dua hari kemudian. . .

Reyneis sudah pulang dari Bali, semalam tepat pukul sembilan lewat sepuluh mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Rey tidak langsung pulang ke apartement, dia langsung menuju ke Club dulu sebelum pulang. Karena semalam ada sahabat-nya Rey yang ulang tahun di rayakan di Club miliknya. Jadi Rey tidak enak jika tidak ikut bergabung untuk merayakannya. Sampai jam tiga pagi mereka baru selesai pestanya. Rey langsung pulang, sampai di apartment di sambut Stella istrinya dengan wajah cemberut. Rey tau apa yang bikin istrinya cemberut seperti itu, karena Stella mencium bau alkohol. Akhirnya Rey di suruh tidur di sofa ruang keluarga. Lagian di kamarnya juga ada mertuanya tidur dengan Stella.

Di sinilah Rey yang masih bergelung dengan selimut yang Stella beri semalam. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi lebih, tetapi Rey masih tidur pulas. Lagi Pula Rey semalam pulang jam empat pagi baru nyampe rumah. Reyent baru bangun dari tidurnya lihat Ayahnya langsung manggil-mangil Ayahnya dan menghampirinya.

"Pii-Piiii-bo-Pi-bo-Mi!" Celotehnya, sembari menunjuk Ayahnya yang tidur di atas sofa. "Ti-Pi-bo!" Ucap Reyent nunjukin sama Tatinya.

"Iya nak Pipi Bobo kecapean, Reyent tidak boleh ganggu Pipi ya!" Ucap Darmi, tetapi Reyent malahan naik ke sofa dan terbaring di atas tubuh Rey.

Rey yang tau dan sudah berbau badan putra-nya langsung memeluknya. Reyent menciumi wajah Rey, mengelus pipinya. Lalu wajahnya di tempelin ke wajah Rey.

Reyent berceloteh dia happy melihat Ayahnya sudah pulang. Seolah Reyent ngerti jika Ayahnya kecapean, Reyent bilang, "Pi-bobo-Pi-bo!" Celoteh Reyent, mengelus puncak kepala Rey. Reyent ikut tidur di atas tubuh Ayahnya.

"Reyent kangen sama Pipi ya?!" Kata Darmi.

"Sini nak ayo mandi dulu udah siang!" Ucap Stella sembari meraih Reyent dari atas tubuh Rey. Reyent berontak tidak mau, dia masih ingin berlama-lama terbaring di atas tubuh Ayahnya.

"Reyent mandi dulu bau, nanti kangen-kangenan lagi sama Pipi ok! Ayo mandi dulu, Reyent mau main bola tidak!" Bujuk Stella. Akhirnya Reyent pun mau, dan Stella membawa Reyent ke kamar mandi. Setelah bajunya di lepas semua Reyent di dudukin ke Baby Tub yang sudah terisi air hangat. Di beri mainan bola sama mangkok kecil tempat bola. Reyent melempar-lempar bolanya. Stella menyiram kepalanya dengan dikit-dikit agar Reyent tidak gelegepan.

Reyent kegirangan, mandi sembari bermain, apa lagi Reyent suka main air. Stella mengambil handuk, lalu membungkus tubuh putranya dan di bopongnya. Reyent maunya masih ingin bermain, jika kelamaan berendam nanti bisa sakit karena kedinginan.

Setelah memakai powder, baby lotion dan minyak telon, Stella memakaikan baju. Kemudian Stella menyisir rambut Reyent supaya terlihat rapi dan ganteng. Kini Stella bawa Reyent keluar dari kamar, ingin ia suapin makan. Reyent akhir-akhir ini susah makan, maunya ngemil mulu. Stella memberinya makaroni rebus sama cemilan kesukaan putranya. Seperti Cashew dan superfood jelly, French toast,  Blueberries, dan yang terakhir Egg. ini bagus buat kesehatan, bisa di bilang Organic dan Healthy.

Sering ngemil makanan begituan harus banyak minum air putih juga. Jadi Stella sering beri minum air putih banyak buat Reyent. Bukan merasa sok kebulean makan seperti itu. Hanya saja Stella ingin anaknya sehat terus, ia selalu memberi makanan yang sehst-sehat. Makan nasi juga tetap masih makan, tapi beras merah sama kacang merah. Kalau dirinya makan apa saja seadanya.

Mumpung Reyent makan sendiri dengan di temani sama Tatinya, Stella menyiapkan air hangat buat Rey di bathtub. Ia juga menyiapkan pakaiannya, lalu memasak sarapan buat Rey.

Rey sudah pindah di kamar dan lanjut tidur lagi. Stella yang baru saja selesai menyiapkan sarapan, kini ia sarapan terlebih dahulu bersama Darmi Ibunya. Setelah menyantap sarapan paginya, Stella berbincang-bincang dengan Darmi diruang keluarga. Darmi menanyakan bagai mana selama tinggal bersama Rey suaminya apa Stella bahagia?

Ya, Stella sangat bahagia, apa lagi melihat putra-nya bahagia ia juga bahagia. Banyak yang sayang dengan putra-nya. Darmi hanya bisa doain terus untuk Stella dan Reyent cucunya agar rumah tangga Stella tidak ada kendala apapun. Darmi berpesan agar selalu saling percaya sama suami, saling terbuka sama suami, agar tidak terjadi pertengkaran. Stella memeluk Darmi yang sudah menjadi Ibu angkatnya seperti Ibu kandungnya sendiri.

Lagi serius berbincang tiba-tiba Rey memanggil Stella, "Sayang!!!"

Stella melepas pelukannya dan mengusap air matanya. Lalu ia menghampiri Rey yang berteriak memanggilnya tadi. Sampai di kamar Rey langsung menarik Stella. Stella berteriak terkejut karena terjatuh diatas tubuh Rey. Stella memukul dada-nya, Rey pura-pura tidur, sembari mempererat tubuh Stella. Rey menarik kepala Stella, lalu Rey mencium bibir istrinya yang di rindukan selama dua hari. Kini ia melahap bibir istrinya dengan rakus. Stella berontak ingin bangun, karena pintunya tidak di kunci takut tiba-tiba ada yang membuka.

"Biarkan seperti ini dulu sayang, Aku rindu dengan milikku ini!" Ujar Rey sembari mengusap bibir Stella. Rey kembali melumat bibir Stella dengan lembut. Rey berbisik, "mandi bareng sayang!" Ucap Rey sembari mengedipkan sebelah matanya. Stella menolak dan mencubit perut Rey. Akhirnya Stella terlepas dari pelukan suaminya.

"Buruan mandi sana nanti keburu airnya dingin!" Ucapnya sembari lari keluar.

Rey memejamkan matanya, pagi ini dia tersiksa karena miliknya minta di manjain. Tapi istrinya menolak, suruh siapa dia menggoda istrinya di pagi hari, tidak melihat suasana. "Awas saja nanti malam kamu sayang, tidak akan aku lepas sampai pagi. Sampai kamu tidak akan bisa jalan sayang," gumam Rey.

Rey sudah selesai mandi dan sudah berganti baju santai. Rey baru keluar dari kamar, Reyent langsung memanggilnya. "Pi-Pi!" Panggilnya sembari nunjuk-nunjuk ke arah Rey.

Rey tersenyum saat di panggil putranya, Rey menghampiri dan meraih Reyent kegendongannya. Reyent pun memeluk leher Ayahnya. "Reyent kangen sama Pipi ya hem!" Ujar Rey, "Pipi juga kangen sama super hero, super heronya gimana kalo terbang, Pipi mau lihat!"

Reyent mengakat kedua tangannya keatas, "yo-yo-yo!" Ucapnya.

"Oh gitu, jagoan Pipi pinter banget sih!" Ucap Rey, sembari menciumi wajah putra-nya dan perutnya. Reyent yang dapat ciuman dari Rey cekikikan karena kegelian. Rey menyapa Darmi mertuanya, menawari makan. Rey makan sembari memangku Reyent yang anteng duduk di pangkuannya. Stella juga ikut duduk di sebrang Rey menemaninya makan.

"Malam ini kamu suruh Lia beresin barang Reyent apa yang mau bawa ya. Besok kita lanjut honeymoon ke Korea."

"Kenapa mendadak! Apa kamu nggak capek.?"

"Tidak!"

Stella hanya mengangguk dan mengikuti apa omongan Rey.

Rey menghubungi Pio untuk mengurus keberangkatan-nya ke Korea besok. Rey juga mengajak Vito sama Sita, mengingat mereka berdua pengantin baru dan sekalian diajak honeymoon. Sita berteriak saat mendengar obrolan Vito dengan Rey di ponsel. Sita memang sejak dulu ingin pergi ke negri ginseng, tapi belum kesampean. Sita berharap janinnya tidak rewel saat di Korea.

Rey mengantarkan Darmi pulang ke Kapuk. Stella dan Reyent juga ikut mengantar, sembari main sebentar. Sampai di rumah Reyent langsung memanggil Ruslan Kakeknya. Untung saja Ruslan hari ini tidak berlayar. Ruslan memanggil Reyent di bahunya. Reyent memeluk kepala Kakeknya.

"Jagoan Kakek terbang ye ye yeee super hero terbang." Ujar Ruslan. Reyent tertawa sembari memukul-mukul kepala Kakeknya.

"Reyent tidak boleh nak, kasihan Kakek!"

"Ke-ke-yo-yo!"

"Iya super hero-nya Kakek!"

***

Kini mereka sedang duduk di ruang TV sembari menikmati  kue kering cookies buatan Darmi. Keluarga Ruslan sangat sederhana, rumahnya juga kecil tapi sederhana dan rapi. Banyak tanaman sayuran di halaman belakang rumah. Darmi suka nanam Cabe, terong, tomat, ketimun, daun bawang, bayam dan daun ketela. Macam-macam, Darmi rajin dan kreatif. Rumahnya memang di daerah perkampungan.

Belakang rumahnya sudah seperti taman bunga, tapi harus sering di potong rumputnya atau sering di semprot agar tidak ada ulat dan ular.

Hari sudah sore, Rey dan Stella pamit undur diri. Ririn sama Dana masih bekerja belum pulang. Rey mengajak istri dan putranya berputar-putar, jalan-jalan sore main di taman sembari menikmati bubur ayam. Jarang sekali Rey main ke taman sore seperti ini. Makan bubur di pinggir jalan. Karena Stella-lah yang bisa merubah segalanya bagi seorang Reyneis si playboy cap kadal.

Dari kejauhan Stella seperti melihat orang yang sangat di kenalinya berjualan balon.

Stella mengamatinya benar apa tidak orang itu yang di kenalinya. Stella mengucek matanya takut salah lihat. Namun, saat benar-benar di tamatin terus memang benar itu orang yang di bencinya dulu. Sebenernya ia tidak benci dan tidak dendam juga. Tetapi Stella selalu mengingat-nya.

"Sayang kamu kenapa? Kamu lihat sesuatu?"

"Tidak! Ayo kita pulang, hari juga sudah larut." Sebernarnya Rey penasaran, tapi nanti saja jika sudah di rumah Rey akan bertanya lagi. Rey pun melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Rey melirik istrinya dari kaca spion, Stella seperti melamun, pasti ada sesuatu. Siapa yang dia lihat tadi? Sampe di rumah nanti Rey akaan menayakannya siapa orang yang di lihatnya di taman.

Bersambung.

Terima kasih sudah mau membaca.

Saranghae 🥰

It's Me Rera.