Reyent langsung tertidur dengan pulas, setelah meminum susu dalam dotnya sembari nete. Dengan pelan Stella melepas tangan Reyent yang masih nete. Reyent sedikit keganggu, lalu Stella memberinya empeng agar kembali nyenyak tidurnya. Kemudian Stella beranjak bangun ingin turun kebawah. Sepertinya di bawah ada tamu, terdengar sangat rame. Sita sudah turun sejak tadi saat Vito memanggilnya karena Wawa adiknya mau pulang. Stella menyuruh Lia jagain Reyent yang sedang tidur. Kemudian Stella melangkah ke ruang keluarga, benar di sana rame banyak teman-temannya Rey yang tidak sempat datang semalam.
Ada Dicky, Farel, Beni dan yang lainnya. Kariri sama Frisca juga ada di sana. Oya Kariri sama Frisca sudah bertunangan. Sebentar lagi mereka akan menikah, Frisca juga sudah sangat bahagia semenjak bersama Kariri. Kariri memang lelaki yang baik dan setia.
Stella duduk di sebelah Rey, ia mengembangkan senyum ramahnya sama temannya Rey. Temannya Rey pun membalas senyumannya. Sangat manis senyuman Stella, cantik juga. Rey alias si kadal merasa beruntung banget memiliki istri seperti Stella. Mimpi apa? kenapa bisa berjodoh dengan Stella. Itu semua karena takdir. Kita semua tidak tau akan takdir Tuhan.
"Reyent sudah tidur sayang?" Tanya Rey.
"Iya sudah, biasa kalau abis nangis pasti tidur. Karena lelah menangis!"
Mereka semua sedang menonton video hasil rekaman saat pernikahan Vito dan Sita. Menonton video pernikahan Rey dan Stella juga. Mereka menonton video bukan ingin melihat pengantinnya. Tetapi ingin melihat kekonyolan mereka. Saat pada fokus melihat kekonyolan mereka dalam TV. Terdengar suara Reyent yang menangis. Sepertinya Reyent terbangun dari tidurnya. Dengan segera Stella berlari naik keatas menuju kamarnya.
Di dalam kamar Lia meraihnya ingin menenangkan Reyent. Tapi Reyent menolak dan tangisannya semakin kencang sembari berucap, "ga ga Mi ga." Kedua matanya juga masih terpejam. Mungkin Reyent sedang bermimpi sehingga membuatnya takut dan terbangun. Stella langsung meraihnya dan di gendongnya. "Reyent kenapa nak, hem? Tidak apa-apa Mimi disini!" Ucap Stella mencoba menenangkan putranya supaya berhenti menangis.
Stella membawanya turun ke bawah, Rey menghampiri Stella saat melihatnya di undakan anak tangga. "Jagoan Pipi kenapa nangis?"
Namun, tangisan Reyent semakin kencang dan berteriak sembari bergumam, "ga ga ga ga." Stella panik, tidak biasanya Reyent menangis seperti ini. "Reyent mimpi ya nak? Mimpi apa nak? Ayo bilang sama Mimi! Buka matanya!"
Semua orang yang berada di ruangan itu pun ikut panik. Revy yang baru pulang dari jalan-jalannya juga panik melihat keponakannya menangis seperti ini. Rey mencoba meraihnya ingin menenangkan putranya. Reyent menolak, kedua matanya masih terpejam. Dicky, Beni, Pio memanggilnya, tapi Reyent masih tidak meresponnya. Sebenarnya mimpi apa yang membuat putranya menangis ketakutan seperti ini? Stella sedih dan takut.
Ketika Farel men-skip video, dan Memperlihatkan Reyent yang joget-joget dalam video. "Reyent coba lihat siapa itu yang joget sama Oom Beni!!" Ujar Farel, nunjukin gambar Reyent dalam video. Reyent langsung diam, saat mendengar suaranya sendiri dari TV. Kedua matanya terbuka dengan pelan. Reyent clingak-clinguk kebingungan. Memperhatikan satu persatu orang-orang yang memandangnya. Tangannya menunjuk kearah TV, lalu menatap Rey.
"Reyent kenapa nangis, hem? Reyent mimpi apa tadi?" Tanya Rey meski Reyent tidak tau apa itu mimpi. Rey meraih Reyent dari gendongan Stella. Rey memangkunya, kaki Reyent berontak ingin turun. Rey menurunkan-nya, kemudian Reyent mendekati TV yang masih memperlihatkan dirinya. Mungkin dia bingung kenapa dirinya berada di dalam TV. "Aa huh ooh yent," celotehnya sembari mengusap layar TV yang memperlihatkan wajahnya. Tangannya menunjuk-nunjuk ke TV.
Reyent menggerak-gerakan bodynya, mengikuti gerakan dirinya yang di dalam TV. Berputar-putar, lari sana-sini, sembari cekikikan. Tangannya bertepuk-tepuk.

"Yum yum yum," ucapnya memanggil Beni. Lalu Reyent tertawa, tepuk-tepuk tangan, sebelah kakinya di hentakkan ke lantai. Semua orang pada tertawa melihat tingkah Reyent. Rey juga tertawa, ia merasa di kerjain sama putranya. Rey meraih Reyent, dia gemas dan gregetan. Di ciumnya bertubi-tubi wajah putranya.
"Reyent ngerjain kita ya! Hem? Ayo beri salam dulu sama Oom-nya!" Rey menurunkannya, Reyent pun meraih tangan mereka untuk di cium.
Setelah mencium tangan teman-temannya Rey, Reyent kembali berlari menghampiri Rey. Rey pun meraihnya dan di gendongnya. "Kiss Pipi," pintanya. Yang langsung di cium oleh Reyent. Ia menciumnya dengan waktu yang lama. Di tekannya bibirnya ke pipi Rey.
"Reyent kok Oom-nya nggak di kiss!" Ucap Dewo minta di cium oleh Reyent.
"Oom-nya kiss!" Reyent langsung menciumnya. Lalu kembali lagi ke gendongan Rey. Kepalanya di senderkan di bahu Rey.
"Reyent mau main leggo nggak! Sini nanti Oom bikinin pesawat!" Ujar Beni menawarkan pesawat dari leggo, tapi Reyent tidak meresponnya. Dia anteng di pelukan Rey, dan pandangannya fokus kearah TV.
"Wach putra lo tuwek banget Rey, udah tau ngerjain orang juga!" Ujar Galih, "nggak nyangka udah punya jagoan lo Rey." Rey cuma tersenyum. Kini Reyent sudah tenang tidak menangis lagi, dan dia sudah mau bermain.
Lalu Stella memberinya botol air minumnya Reyent, dan langsung di minum oleh Reyent. Merasa putranya kembali diam dan tenang. Stella ke dapur ingin menyiapkan makan untuk makan malam mereka. Apa lagi banyak tamu. Sebenernya di meja masih banyak makanan yang Nancy mertuanya masak sebelum pulang tadi siang. Stella hanya tinggal memanaskan-nya saja. Ia juga membuat puding, kripik, cookies, dan juga es krim buah untuk Reyent putranya.
Hari sudah mulai malam, di meja makan banyak menu yang sudah terhidang di atas meja. Stella dan Sita keruang TV memanggil mereka untuk makan malam. Makan malam pun berjalan dengan damai dan keharmonisan, sembari bercerita dan membahas obrolan lainnya. Di ruang makan juga di penuhi celotehan Reyent yang tidak mau diam. Ada aja yang di mintanya. Apa yang di lihatnya di atas meja, ingin dia makan. Dengan sabar Stella memberinya, walau makannya keganggu oleh putranya.
Stella membiarkan putranya-nya makan sendiri. Sampai blepotan semua. Di beri jagung rebus juga, pokoknya semua di makan Reyent kecuali Cabe. "Mamam mam mam," celotehnya sembari memukul-mukul mangkoknya dengan sendok.
"Reyent!!!" Panggil Rey.
"Mamam!!" Jawabnya, minta buah tomat yang baru Lia letakkan di depannya. Lia mengambil yang sudah di belah jadi dua. Lalu langsung di rebut Reyent dan di makannya. Semua orang yang di ruang makan terkekeh lihat Reyent yang begitu rakus.

Makan malam pun selesai, Stella membawa Reyent naik keatas. Ia ingin memandikan putranya. Sampai dalam kamar mandi, kaki Reyent berontak ingin turun ke bawah. Dia mengambil bola sama mobil-mobilannya. Di masukannya di dalam babytub. "La Mi la la ndi la," celotehnya.
"Iya nak, Reyent mau mandi bola ya!!"
"Uh uh," jawabnya sembari manggut-manggut. Lalu ia masuk ke dalam babytub. Teriak-teriak kegirangan, bolanya di lempar-lemparin.
Stella mulai menyabuni tubuhnya, di gosok dengan menggunakan soft towel kusus buat baby. Lalu menyamponi rambutnya yang sudah panjang supaya lembut dan harum strawberry. Reyent masih berceloteh, sibuk dengan bola dan mainannya. Sepertinya Reyent menyukai mobil, apa mungkin kelak ia akan mengikuti hobby Pipinya? Hobby menjadi pembalap!?
"Udah dulu mandinnya nak, nggak boleh lama-lama mandinnya. Nanti kedinginan." Ujar Stella sembari membungkus tubuh putra-nya dengan handuk agar tidak kedinginan. Reyent berontak masih ingin berendam sembari mainin bola dan mobil-mobilannya.
"Ndi Mi ndi ndi Mi ndi," ucapnya.
"Mandinnya udah, tidak boleh lama-lama. Besok mandi lagi berendam lagi."
Stella keluar dari kamar mandi, lalu masuk ke walk in closet yang sudah Rey siapkan kusus milik Reyent. Lumayan besar, penuh pakaian, sepatu dan perlengkapan lainnya. Ruangannya tersambung dengan kamar Stella dan Rey. Stella mendudukan putranya di atas ranjang kecil dan di beri mainan agar diam. Lalu ia memilih baju tidur untuk Reyent kenakan. Sebelum memakaikan baju, Stella menabur minyak telon sama bedak. Kemudian memakaikan baju tidurnya.

Setelah sudah mengenakan baju, rambutnya juga sudah di sisir rapi. Stella mengoles baby cream ke wajah Reyent. Kini putranya sudah ganteng dan wangi, ia dudukkan di ranjangnya. Reyent berceloteh, memainkan bonekanya di tumpuk-tumpuk.

Sedangkan Stella membereskan peralatan bekas Reyent mandi. Pintu terbuka, masuklah Rey dan memanggil nama putranya. "Reyent!! Mana my boy, hem? where's my son? Eh Reyent disini ngapain? Sudah wangi!"
"Be be Pi be!"
"Reyent bermain sama teddy bear! Reyent sayang sama teddy?" Reyent manggut-manggut saat di tanya Rey. Dengan gemas Rey mengusel-ngusel putranya. Di ciumnya bertubi-tubi, sampai Reyent cekikikan karena kegelian. Rey mengajak putranya bergurau. Sedangkan para sahabat-nya masih di bawah. Mereka pada lomba renang.
****
Setelah memastikan putranya tidur, kini Rey mengajak Stella untuk melihat kios Biliyard barunya yang berada di Cengkareng. Nama Biliyard-nya di beri nama R&R Biliyard. Nama Rey dan nama putranya. Stella juga sudah meminta Rey agar Wiki yang jadi kasirnya. Rey pun menuruti permintaan istrinya. Saat masuk ke dalam sudah mulai rame, penuh pelanggan dan teman-temannya Rey.
Rey memperkenalkan Stella sama karyawan dan teman-temannya yang belum Stella kenali. Rey memberi tau jika Stella lah pemilik Biliyard-nya. Stella di suruh mempraktekan untuk main, Stella menolak karena malu. Namun, Rey memaksanya untuk membuktikan bahwa istrinya ada keahlian main Biliyard. Dulu waktu masih bekerja di Biliyard Stella suka latihan jika tidak ada pelanggan. Ia hanya melihat cara pelanggan sedang bermain Biliyard.
Di saat hari sepi dan tidak ada pelanggan, ia belajar cara megang stik, menyusun bolanya. Lama kemudian Stella sudah pandai main Biliyard. Kini ia di tes sama Rey untuk nunjukin keahliannya di depan pelanggan dan teman-temannya. Kenapa Rey bisa tau jika Stella bisa main Biliyard?
Karena Rey dulu sempat melihat Stella, saat Rey main Biliyard di tempat Stella bekerja. Stella tidak menyadarinya. Setelah itu Rey tiap hari datang terus untuk melihat dan ingin berkenalan. Tetapi Stella sudah tidak bekerja lagi karena di pecat akibat terlambat masuk kerja dan berakhir tidak masuk. Nah dari situlah kenapa Rey saat kembali bertemu Stella di bus stop waktu itu langsung tertarik ingin memiliki. Jadi pertama Rey melihat Stella di Biliyard saat dia sedang main Biliyard. Waktu itu Rey memandangi Stella terus yang sedang main Biliyard dengan lincah dari luar. Merasa tertarik Rey pun langsung mengajak sahabat-nya masuk ke dalam.
Saat ini Rey ingin istrinya nunjukin keahliannya. Awalnya Stella menolak karena malu. Dengan rayuan suaminya, akhirnya ia mau. Stella menarik nafas, grogi karena sudah lama ia tidak memegang stik Biliyard. Apa lagi banyak sahabanya Rey ia malu. Merasa sedikit tenang, Stella sedikit membungkuk-kan tubuhnya. Lalu meletakkan tangan kirinya di atas meja Biliyard atau di pinggiran meja Biliyard. Jempolnya sedikit ia angkat untuk menahan stiknya. Lalu Stella mulai menyodok bola putihnya dan bola kuning sama bola merahnya masuk kelubang pojok dan tengah.
Pelanggan dan teman-temannya Rey yang menyaksikan Stella main Biliyard memberinya tepuk tangan. Mereka semua pada salut dengan keahlian Stella. Dan ternyata Stella cocok menjadi Bos Biliyard. Rey juga sebagai suaminya ia bangga dan salut.
"Wah bini lo hebat Rey, minder gue jadinya!" Ujar Galih. Rey cuma tersenyum, menarik pinggang Stella. lalu mencium pipinya.
Kemudian Rey mengajak Stella melihat ruangan lainnya. Atau ruang pribadinya. Memperkenalkan karyawannya, kecuali Wiki. Kios Biliyard-nya lumayan besar, tidak hanya Biliyard saja. Rey juga menyediakan tempat karaoke. Ada minuman atau makanan ringan buat teman ngemil pelanggan saat karaoke atau main Biliyard. Puas melihat kios Biliyard barunya, Rey mengantar Stella pulang. Takut putranya bangun dan mencarinya. Stella tidak bisa meninggalkan putranya terlalu lama. Hari juga sudah sangat malam.
Sesampainya di rumah, Rey pamit ingin pergi lagi. Kali ini Rey ingin ke club. "Aku ke club ya sayang!" Ucapnya sembari mencium kening dan bibir Stella. Lalu Rey pun bergegas masuk ke mobil dan meninggalkan pelataran rumahnya. Stella juga langsung masuk kedalam, terlihat sepi. Mungkin Revy, Sita dan para pekerja sudah pada istirahat. Stella langsung naik keatas, menuju ke kamarnya. Ternyata putranya masih nyenyak tidurnya. Stella membangunkan Lia yang ketiduran di sofa saat menjaga Reyent. Lia bangun dan pindah ke kamarnya yang berada di lantai bawah.
Stella cuci muka dan cuci kaki, karena tadi ia sudah mandi sebelum pergi. Setelah bersih-bersih dan berganti pakaian, kini Stella naik ke rangjangnya. Ia mencium putranya dengan pelan supaya Reyent tidak terbangun. Seperti biasa jika Reyent tidur empengnya selalu menempel. Sama bantal kecil miliknya waktu masih bayi dulu di peluknya. Stella belum mengantuk, ia duduk bersandar di kepala ranjang sembari memainkan ponselnya.
Stella mengirim pesan sama Wiki sahabatnya. Ia berpesan baik-baik selama bekerja di Biliyard. Ini hari pertama Wiki bekerja di biliyard. Stella juga menyuruhnya tinggal di kios Biliyard kusus bagian atas. Karena selama tinggal di Pulo Kapuk, Wiki mengontrak. Kini Stella memberinya tempat tinggal gratis. Anggap saja ini rasa terima kasihnya dulu Wiki selalu menolongnya, selalu membantu, selalu ada untuknya. Kini giliran dirinya berbaik hati sama Wiki.
Rey dan Stella sudah mempercayakan Biliyard nya pada Wiki. Stella juga mempercayai Wiki. Stella berharap tidak ada penghianatan lagi seperti sebelumnya. Stella sangat benci dan sakit jika ingat penghianatan sahabatnya dan kekasihnya dulu. Setelah mengakhiri obrolannya dengan Wiki, kini ia menonton drakor kaporitnya. Jika ia sudah meraton drakor sampai tidak ingat waktu. Kadang sampai jam lima pagi. Itu lah Korea bikin virus para fansgirl.
Semua di koleksi yang menyangkut Korea, dari tas, kaos, sepatu, topi, sticker, dan masih banyak lagi yang ia koleksi. Dulu di kamar kosantnya penuh poster dan foto para cogan kesayangan-nya. Lemari kecilnya penuh kaos cogan dan kaos kaki. Tapi di saat ia tidak bekerja dan tabungannya menipis, semua ia jual dengan temannya yang sama-sama penggemar Korea juga.
Stella masih menikmati drakor kesayangan-nya yang berjudul Innocent Man. Ia selalu memutar drama itu terus, ia tidak pernah bosan dan tidak pernah bisa move on dari drama Innocent Man sama 49day. Padahal banyak drama terbarunya. Tapi Stella masih suka drama lama. Ceritanya seruan drama lama ketimbang drama barunya. Drakor sekarang banyak bapernya.
Stella mendengar suara dari luar, sepertinya Rey sama Vito sudah pulang. Vito dan Sita di suruh Stella menginap. Stella langsung mematikan ponselnya, ia pura-pura tidur. Sebelum Rey memergoki dirinya belum tidur. Jam sudah pukul tiga lewat duapuluh Lima. Ia tidak mau kena omel sama Rey.
Rey masuk kamar, jaket kulitnya di lempar asal ke sofa. Lalu Rey masuk kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah selesai, Rey naik keranjang, masuk ke dalam selimut. Kemudian Rey terbaring dan menarik Stella ke pelukannya. Stella pura-pura terjaga dan pura-pura menguap. "Kamu baru pulang?" Tanyannya.
"Hem!" Dehem Rey. "Ayo tidur lagi, ini masih terlalu pagi!" Ucapnya sembari mempererat pelukannya. Stella tidak tau jika tadi Rey ke sirkuit. Rey kembali berbalap lagi.
Stella pun menurut, saat Rey menyuruh tidur kembali. Memang ia belum tidur sama sekali. kedua matanya terpenjam. Rasa kantuknya sudah menghampiri. Rey pun langsung tepar, biasanya dia menggoda istrinya dan berakhir minta jatah. Tapi malam ini Rey langsung tepar. Stella tau, karena tadi Rey pasti abis minum. Stella membenarkan selimut Reyent. Lalu ia memejamkan kedua matanya. Menuju ke alam mimpi.
BERSAMBUNG.
Terima kasih sudah mau membaca! 🙏😊
Saranghae 🥰 🥰
It's Me Rera