Chereads / He's My Son 01 / Chapter 39 - CHAPTER 38

Chapter 39 - CHAPTER 38

"Fish mam yum yum fish mam mam!" Celoteh Reyent sembari nunjuk-nunjuk ikan di dalam sebuah akuarium. Dia tau fish karena Stella mengajari putranya menyebut ikan dengan sebutan fish.

Siang ini Stella sedang menyuapi putranya makan dengan menaiki skuternya. Lalu Reyent turun dari skuternya saat melihat Adi memberi makan ikan. Berceloteh sembari nunjuk-nunjuk ke akuarium dan merebut makanan ikan. Dalam akuarium banyak berbagai macam-macam ikan. Semua itu kesukaan Reyneis, ada yang besar, ada yang kecil. Dan ikannya tidak sembarangan ikan biasa.

Ada Silver aro 4 ekor ( 2 ekor, 1ft+- & 2 ekor, 10 inch)

PB mono 4 ekor ( 8inch - 1ft )

RTC 1 ekor ( 1ft +- )

Red Tail Golden Aro 1 ekor ( 9-10 inch )

Oscar 4 ekor

Blood Parrot 1 ekor

PB azul 1 ekor ( 5 inchi )

"Mi fish mam mam!" Oceh Reyent, sembari menunjuk ke akuarium.

"Iya fish-nya lagi mamam seperti Reyent lagi mamam kan! Ayo abisin dulu mamam Reyent!" Ujar Stella sembari menyuapi putranya. Reyent membuka mulutnya. Biasanya Reyent makan sendiri. Berhubung Reyent mau menaiki skuternya, jadi Stella menyuapinya.

Kemudian Reyent berlari ke akuarium yang kecil. Akuarium yang berada di dekat kolam renang. Kebetulan akuariumnya masih di bawah, karena baru saja datang. Dan Adi mengganti airnya. Reyent langsung mengobok-ngoboknya sampai airnya tumpah semua. Di obok-obok sembari berceloteh, "fish fish fish kekeke ck ck fis."

Lantainya basah semua, Reyent makin girang, karena dia suka main air. Jalan mundar-mandir lari sana-sini, sembari teriak-teriak, tertawa kegirangan. Adi mematung, saat lihat akuarium yang baru saja di ganti airnya. Tetapi malahan di buat main Reyent. Air sama ikannya pun tumpah kemana-mana. Adi memukul jidatnya sembari geleng-geleng kepala.

"Aduhh Reyent Bintang Nugroho Digantara anaknya Reyneis Bastian Digantara! Itu kenapa ikannya lari semua itu, hem! Nanti ikannya pada mati!" Geram Adi. Reyent malahan terkekeh sambil loncat-loncat lari-lari dan berceloteh.

"Reyent jangan loncat-loncat nanti terpeleset jatuh!" Kata Stella, namun Reyent malahan semakin aktif, lari-lari mondar-mandir.

"Fish fish fi--"

bugh

"hek hek haaaaaaaa Mi Mi Mi  haaaa haaaa!"

Dan akhirnya Reyent terjatuh beneran, karena terpeleset.

"Astahfirullah Reyent!" Teriak Stella, Adi langsung menghampiri membangunkan Reyent.

"Tuh kan jatuh beneran, tadi Oom sudah bilang!"

Tangis Reyent makin kencang, memanggil Miminya. Pasti di bagian lutut sama perutnya sakit. Apa lagi Reyent jatuhnya tengkurap. Lalu Stella menggendong putranya, sembari mengelus perut dan lututnya yang terasa nyeri. Reyent berteriak, "Mi atit Mi atit!" Ucapnya jemarinya menunjuk lututnya yang sedikit terluka. Hanya lecet sedikit, tapi bagi bocah seumuran Reyent itu pasti sangat nyeri dan perih.

"Tadi sudah di bilangin sama Oom, tapi Reyent tidak dengerin, hem!" Ujar Stella.

"Atit hek atit hek haaaaaaaa! Memeng meng Mi meng!" Teriaknya dan mengusel-nguselkan wajahnya ke dada Stella. Stella pun memberikan empengnya.

Mendengar teriakan dan tangisan Reyent, Sita, Revy, Aloysius, Beni, Pio dan Lia mereka semua keluar ingin melihat Reyent. Revy menghampiri, meraih Reyent, tapi Reyent menolak. Jika Reyent sedang menangis atau rewel tidak mau di gendong siapapun. Kecuali Rey, Stella dan Darmi.

Stella membawa Reyent masuk kedalam, ia mengganti baju dan mengobati lututnya yang luka. Bagian perutnya ia urut pelan-pelan dan di kasih minyak telon. Tangisannya semakin kencang saat Stella mengobati lututnya. Lalu Stella tidak jadi karena ia tidak tega melihat putranya kesakitan. "Atit Mi Atit!"

"Nggak! nggak! Nggak apa-apa, Reyent jagoan hebat!" Ujar Stella, Lalu meniup lutut Reyent.

"Katanya super hero, hem! Super hero harus kuat. Tidak boleh cengeng ok!" Ucap Beni.

Reyent malahan berteriak tidak mau di ejek, "aaaaarrrrrgggggg!"

"Oppsss, ampun bos!" Ucapnya, lalu semua orang yang ada di ruang santai pada tertawa.

Kini Reyent sudah sedikit tenang, sudah ganti baju juga. Duduk anteng di pangkuan Stella, sembari menikmati empeng kesayangan-nya. Saat ini Stella, Sita, Revy, Frisca, Beni dan Adi sedang berkumpul di ruang santai. Di temani es krim buah buatan Stella. Rey, Vito dan Kariri belum bangun.

"Reyent mau es krim?" Ucap Revy menawari Reyent es krim. Berhubung Reyent mood-nya lagi tidak baik, atau sedang mad. Reyent diam saja tidak merespon tawaran Revy. Padahal es krim itu kesukaannya. Reyent merengek lagi di pelukan Stella. Di berinya air minum, Reyent menepisnya. Stella hanya menggelengkan kepalanya jika lihat putranya sedang rewel.

"Reyent kenapa? Tumben mukanya gelap?" Tanya Kariri, sepertinya dia baru bangun karena lapar. "Sini sama Oom!"

Tangan Reyent mengibas-ngibas, menolak ajakan Kariri. Reyent menyusupkan wajahnya ke dada Stella. Mungkin karena perut sama lututnya nyeri jadi mogok, malas, nggak mau ngapa-ngapain. Masih anteng di pangkuan Stella, terlihat lucu saat mulutnya mengenyut empengnya. Di kedua matanya juga masih ada bekas air mata. Adi mencoba menyalakan DVD Mickey mouse clubhouse kartun kesukaannya supaya Reyent kembali happy. Tetapi Reyent tetap saja masih sad.

"Super hero-nya Pipi kenapa, hem! Tadi teriak-teriak juga!"celetuk Rey tiba-tiba dari arah tangga. Tadi saat dia baru bangun mendengar tangisan putranya. Setelah membersihkan diri, lalu Rey turun ingin melihat putranya kenapa menangis dan berteriak.

Reyent yang mendengar suara Rey langsung berjingkat mendongak melihat Rey. Bibirnya kembali mencebik, mau menangis. Rey menghampirinya dan di raihnya Reyent lalu di gendongnya.

"Siapa yang nakal sama Reyent tadi? Bilang sama Pipi!?" Ujar Rey, lalu duduk di sebelah Stella. Reyent yang di tanya malahan menangis dengan empengnya masih di mulutnya.

"Atit atit Pi huhaaaaa atitt haaa fish haaa!" Tangis Reyent sembari nunjukin lututnya yang luka. Reyent juga menunjuk lantai yang membuatnya terpeleset tadi. Sepertinya Reyent sedang ngalem sama Ayahnya. Kini Reyent kembali menangis di gendongan Rey.

"Jagoan tidak boleh cengeng, kan Reyent lelaki hebat, lelaki yang kuat. Katanya super hero, hem! Super hero tidak boleh cengeng!" Ucap Rey mencoba menenangkan putranya. "Eyo Pi Yent eyo!" Celetuk Reyent. Lalu kepalanya di senderkan di bahu Rey, kedua tangannya melingkar di leher Rey. Sedangkan Stella ke dapur menyiapkan makan untuk Rey. Makan pagi ples makan siang, karena ini sudah siang bukan makan pagi atau makan siang.

Kemudian Rey menggendong putranya, di bawanya keruang makan. Rey duduk sembari memangku putranya. Stella mengambilkan Spaghetti yang baru ia panaskan. Lalu ia sajikan ke arah Rey. Ada Pizza juga Stella sajikan di meja. Rey memang suka banget dengan makanan Italy. Jika sudah lambat jam makannya, Rey minta di sajikan makanan Italy. Kadang hanya makan omlet isi carrot sama sup siwi. Rey mulai memakan makanannya sebelum dingin.

"Pipi makan dulu ok, nanti kita jalan-jalan dengan a bremm bremm. Reyent suka naik brem brem?"

"Hoh blem blem Pi!"

"Iya nanti sama Mimi juga!" Ujar Rey sembari menyendok makanannya.

Setelah makan nanti Rey berencana ingin melatih Stella menyetir mobil. Mumpung Rey tidak sibuk, dia akan melatih istrinya menyetir. Supaya Stella cepat bisa menyetir menaiki mobil barunya. Rey belum bilang sama Stella jika sore ini Rey ingin melatih menyetir. Nanti akan Rey bujuk agar Stella mau.

"Sayang nanti latihan menyetir mobil ya! Masa mobilnya di anggurin. Jangan takut, pokoknya kamu harus bisa menyetir."

"Ya ya ya, nolak pun pecuma, karena kamu suka memaksa!" Ujar Stella. Rey menarik pinggang Stella agar merapat ke tubuhnya. Lalu Rey mencium bibir Stella dan berbisik, "nanti malam aku tagih jatahnya double, karena semalam puasa." Mendengar bisikan Rey yang konyol, Stella mencubit perutnya. Rey meringis, Reyent hanya memandangi kedua orang tuanya yang konyol.

"Reyent sini Pipinya mamam dulu!" Stella meraih Reyent dan di dudukannya di baby chair. Lalu di beri es krim buah biar tidak nangis lagi. Rey memanggil Kariri untuk makan bareng. Tidak lama Vito pun turun untuk makan bareng juga. Tadi sita membangunkan-nya.

"Enak es krimnya? Yammy ya! Oom Bagi dong!" Reyent memberinya, lalu di ambil lagi. Kariri terkekeh, "kok di ambil lagi! Nggak jadi ngasih Oom ya!" Ujar Kariri.

Reyent tidak mehiraukannya, duduk anteng sibuk menikmati es krimnya. Di gigitnya sampai ada suara gigitan esnya.

Kini Rey, Vito, Kariri telah menikmati makannya. Mereka bertiga seperti Triangle, sama-sama pendiamnya. Cuma yang dua Rey dan vito sama-sama Playboy, kecuali Kariri.

"Klim Mi klim Yent klim klim!" Pinta Reyent meminta es krim buah lagi. Karena es krimnya sudah abis, jadi minta tambah lagi. Lalu Stella memberinya. "Abis ini sudah ya, tidak boleh banyak-banyak!" Pesannya pada putranya.

***

Seperti janji Rey tadi, yang katanya ingin melatih Stella menyetir mobil. Kini Rey sudah berada di markas, tempat yang biasa di pake berbalap. Karena tempatnya sepi. Walau sepi Rey tetap menyuruh anak buahnya mengecek. Kita tidak tau jika tiba-tiba ada orang berbalap atau orang iseng. Dan Rey tidak mau terjadi sesuatu dengan istrinya. Di sinilah Rey di dalam mobil, duduk di kursi kemudi sembari memangku Reyent. Sedari tadi tidak mau pindah dari pangkuan Rey.

"A blem blemm blem blemm blemmm!" Ocehnya sembari memutar-mutar setir mobilnya.

"Reyent sama Mba Lia dulu ok, mamam es krim! Pipi mau ajarin Mimi dulu!" Ujar Rey merayu putra-nya agar mau pindah ke mobil satunya yang di kendarai Pio.

"Naik a brem sama Oom Pio yuk, tuh Mobil Oom Pio keren ada meyongnya!" Kembali Rey merayu putra-nya, Pio pun menghampiri meraih Reyent. Di bawanya masuk ke mobil yang ia kendarai.

"Sini naik a brem brem sama Oom!"

"A blem blem blemm!"

Akhirnya Reyent pun mau, ia tertawa kegirangan saat melihat boneka kucing yang bisa bicara. "Heh heh yeoung yum yeoung." Boneka itu sengaja Rey beli untuk Reyent. Di taruhnya di mobil barunya Stella, yang saat ini di kendarai Pio. Jika Stella sudah bisa bawa mobil sendiri dan Rey lagi tidak di rumah, atau kerja di luar. sewaktu-waktu Stella ingin mengajak jalan-jalan putranya. Reyent bisa bermain dengan boneka kucing itu.

Rey mulai memberi tau arahan Stella cara menyetir mobil. Pertama Rey berkata untuk kenali fitur mobil terlebih dulu. Rey memastikan Stella hafal dengan elemen penting mobil. Seperti pedal rem, gas dan kopling. Jika sampai salah menginjak karena akan mengakibatkan fatal. Tak hanya itu, tombol lampu sign, klakson dan lainnya juga perlu dihapalkan. Juga Stella harus memperhatikan letak dan bagaimana mengubah posisi perpindahan gigi mobil atau persneling. Kedua, latihan di tempat yang tepat, harus kosentrasi, seimbangkan antara pedal kopling dan gas. Dan jangan lupa siaga rem ketika gas sudah stabil.

Stella mulai menjalankan mobilnya dengan pelan. Ia harus hafal apa yang Rey katakan tadi. Stella masih takut kedua tangannya gemetar. Saat ada tanjakan dan mau belok, Stella bingung. Ia lupa antara rem gas sama rem kopling. Ia bingung, "aku takut Rey gimana?"

"Rileks Sayang, jangan takut dan jangan tegang. Kamu gas jika mau nanjak, trus rem, lalu belok. Kamu juga harus merhatiin kaca spoon, di belakang ada mobil apa tidak kamu paham?"

Stella mengangguk.

Ia kembali melajukan mobilnya, terlihat serius dan tegang. Membutuhkan waktu selama tiga jam Stella langsung bisa. Termasuk cepat, pulangnya yang menyetir Stella. Ia menyetir sampai rumah dengan Rey mengamati di sampingnya. "Gampang kan sayang belajarnya! besok mau belajar lagi, ya?" Ujar Rey sembari mencium Pipi Stella.

Reyent tertidur di mobil yang Pio kendarai. Kariri sama Frisca sudah kembali ke apartementnya. Vito sama Sita juga sudah kembali ke apartmentnya. Itu semua apartement milik Rey, Karena Vito dan Kariri menjadi manager clubnya maka Rey memberi apartement buat mereka.

Apartement yang Rey tempati dulu juga sudah di berikan sama Fara dan Lulu. Semua yang bekerja sama Rey di beri tempat tinggal. Rey yang bertanggung jawab. Tapi jika Rey sekali di hianati, Rey tidak akan diam, dia akan menghajarnya sampai mampus. Siapapun itu, walau sahabat dekat jika sampai berhianat Rey akan menghajarnya. Itu janji Rey pada para sahabatnya.

Sampai di rumah Reyent terbangun memanggil Stella. "Mi-Mi-Mii!"

"Eh kenapa bangun nak? Reyent mau nete ya?"

"Nen Mi!!!" Stella memanggil Lia untuk membuatkan susu.

"Rey nanti ke Telok Gong ya! Aku mau ke restaurant tempat kerja ku dulu. Sekalian aku mau makan kwe tiao goreng, ya Rey!" Rengek Stella.

"Apa sih yang nggak buat kamu sayang, hem! Tapi nggak gratis ya sayang!" Ujar Rey sembari mengedipkan sebelah matanya. Stella tidak menghiraukannya, ia ke toilet mencuci tangan Reyent. Lalu kembali ke ruang santai, membaringkan putranya agar nyaman saat minum susu.

Sesuai permintaan istrinya, Rey mengantar Stella ke Telok Gong. Restaurant tempat Stella bekerja dulu. Stella masih saling konek, hanya sekedar menanyakan kabar. Stella tidak lupa sama mantan bosnya yang baik dan sayang pada dirinya dulu. Saat melahirkan dulu bosnya ikut mengurus administrasinya. Nona Pin sama Koh Herman juga dulu memberi kado buat putranya. Jadi Stella banyak berhutang budi sama mantan bosnya dulu. Tetapi Ibu Lingling tidak mengharapkan jasa dari Stella. Ibu Lingling sangat iklas memberi atau membantu Stella. Dengan Stella bekerja dengannya saja Ibu Lingling dan anaknya sudah senang.

Stella dan Rey sudah sampai di Restaurant Ibu Linging. Ia menggendong putranya melangkah masuk ke resataurant yang langsung di sambut Ibu Lingling. Pas kebetulan ada Koh Herman dan Nona Pin.

"Stella, kamu kemana saja tidak pernah main ke sini, hem! Putra mu sudah besar lucu sekali!" Ujar Nona Pin dan meraih Reyent untuk di gendongnya. Nona Pin dan Koh Herman belum di karuniai keturunan. Padahal mereka sangat harapin ingin punya keturunan. Namun, Tuhan belum mengijinkan Nona Pin dan Koh Herman memiliki keturunan. Stella berharap agar secepatnya Nona Pin hamil. Kasihan Nona Pin dan Koh Herman sudah hampir 6 tahun belum di beri keturunan. Mereka sangat menyayangi Reyent.

Reyent tidak rewel saat Nona Pin atau Koh Herman menggendongnya. Mengajaknya bermain.

"Maaf Nona Pin, kami baru pulang dari holliday, terus pindah rumah juga. Kapan-kapan main kerumah baru kami Non, Bu." Ujar Stella.

"Oh pindah rumah, di daerah mana?"  Sahut ibu Lingling.

"Di Andara!"

"Ya nanti kapan-kapan jika tidak sibuk kita main ke sana," ucap Nona Pin. Mereka berbincang-bincang, Reyent masih di gendong Koh Herman suami Nona Pin. Reyent di beri mainan, di beri cemilan. Alangkah sayangnya Koh Herman sama Reyent. Moga secepatnya Nona Pin di beri momongan.

Ibu Lingling membuat kwe teao goreng buat Stella dan Rey. Kusus buat mereka berdua, yang tidak campur minyak Babi. Stella memakan nya dengan lahap, makanan ini kesukaan Stella. Rey juga sekarang ikutan suka makan Kwe teao setelah menyicipi. Lama kelamaan Rey jadi ketagihan makan kwe teao goreng.

Setelah makan Stella pamit ingin pulang, malam pun sudah larut. Ibu Lingling membungkuskan kwe teao goreng buat bawa Stella pulang. Ibu Lingling berpesan agar Stella sering-sering main di restaurantnya. Saat pulang Rey menyuruh Stella yang menyetir mobilnya. Agar Stella cepat ahli menyetir. Rey sengaja menyuruh-nya menyetir di jalan besar, tempat rame. Supaya Stella berani tidak takut jika ia membawa mobil sendiri.

Stella pun melajukan mobilnya dengan santai. Tidak terasa mobilnya sudah sampai depan rumahnya. Security sang penjaga yang bernama Pak Nanang membukakan pintu gerbangnya.

"Akhirnya aku bisa membawa mobil sendiri di jalan rame sampai rumah Rey! Makasi Rey, suamiku yang ganteng!" Girang Stella, lalu memeluk Rey dan mencium Pipi Rey. Dan Rey tertegun, melihat Stella kegirangan seperti ini. Apa lagi sampai menciumnya duluan. Rey tersenyum jail, dia pasti akan menggoda istrinya nanti malam. Stella keluar dari mobilnya, dan ia masuk rumah. Menyimpan kwe teao di atas meja biar Budhe atau Mba lainnya nanti menyimpannya di kulkas.

Rey menggendong Reyent, di bawanya masuk ke ruang bermain. Sedangkan Stella naik ke atas ingin membersihkan diri. Rey menyusul, dan Reyent bermain sama Lia. Rey menerobos masuk ke kamar mandi. Lalu Rey langsung menarik pinggang Stella. Bibirnya mencumbu ceruk leher Stella. Memberinya tanda disana. Stella memekik atas serangan Rey tiba-tiba. "Aaahhh Rey!"

"Mandi bareng sayang!" Bisik Rey di telinga Stella. Rey kembali mencumbu Stella. Bercinta di bawah guyuran air. Stella hanya pasrah saja jika Rey sudah menyerangnya seperti ini. Menolak pun percuma, jadi ia hanya pasrah dan menurut saja. Bercinta di bawah guyuran shower sampai dua kali pelepasan. Lalu Rey dan Stella saling menyabuni tubuhnya. Rey menyabuni tubuh Stella dengan lembut, sembari memainkan payudara Stella. Putingnya di plintir dengan lembut. Stella menggigit bibirnya menahan desahannya.

Hampir satu jam lebih mereka di dalam kamar mandi. Akibat perbuatan Rey. Kini Stella sudah mandi dan berganti baju tidur. Ia mengeringkan rambutnya dengan hair dryer. Lalu di urai buat nutupin lehernya yang merah semua akibat perbuatan Rey. Stella turun ingin memandikan lagi putranya. Seperti biasa Stella selalu memandikan Reyent lagi sebelum tidur.

Tbc.

Terima kasih sudah mau membaca

Saranghae 🥰

It's Me Rera