Daegu, Seoul Korea. . .
Hari ini Reyneis, Stella dan putranya sudah berada di hotel Daegu Seoul Korea. Mereka ingin beristirahat dulu, meluruskan badannya yang terasa pegal-pegal. Karena sudah menempuh waktu selama beberapa jam dari Jakarta to Korea. Sampai di bandara Rey langsung menuju hotel yang sudah Pio booking. Kasihan putranya kelelahan. Beruntung putranya tidak rewel tidak nangis selama di dalam pesawat. Stella sedang memandikan putranya yang terasa lengket semua badannya. Setelah memandikan dan memakaikan baju, Stella memberinya susu botol. Kini Reyent tertidur setelah minum susu, dan badan pun terasa segar.
Setelah mengurus Reyent, lalu giliran dirinya membersihkan diri. Mandi biar segar dan bersih. Rey ikut tidur sembari menemami putranya. Lia membereskan barang-barang Reyent.
Pintu terbuka, Stella keluar, ia sudah mandi dan berganti pakaian. Stella membangunkan Rey untuk mandi dulu. Biar badannya agak enakan, tetapi Rey cuma menggeliat. Stella mencobanya sekali lagi, kali ini Rey membuka kedua matanya. Kemudian Rey beranjak bangun dan menuju kamar mandi. Stella menyiapkan pakaian Rey. Rey memesan makanan untuk di antar ke kamar. Mereka makan malam di dalam hotel, karena putranya sedang tertidur pulas. Tidak bisa turun kebawah untuk makan malam. Rey juga menghubungi Vito untuk makan duluan di bawah.
Pelayan hotel datang membawa makanan yang Rey pesan. Rey mengajak Stella makan, sembari membahas jadual besok mau kemana? Stella senang, ini pertama kalinya ia pergi ke Korea. Akhirnya keinginannya bisa tercapai ke negeri ginseng. Negri yang ia idamkan sejak dulu. Acara makan sudah selesai. Kini Rey dan Stella sedang bersantai di sofa sembari menyalakan TV. Stella menonton Drama Korea.
"Kamu kayak Mama suka banget sama drama Korea!" Ujar Rey.
"Bagus kok dramanya, Cogannya juga ganteng-ganteng."
"Emmmmm! Sama aku gantengan mana?"
"Gantengan cogan aku dong!"
"Oh jadi gitu! Kamu memilih cogan Korea!" Ujar Rey sembari mendekati wajahnya. Rey mulai menggodanya, mengelitiki perutnya, pinggangnya, keteknya. Stella berteriak karena kegelian.
"Stop Rey! Hahahaha ampun Rey geli, nanti Reyent bangun!"
"Nggak, dia nyenyak tidurnya jadi nggak akan bangun. Sayang tidur aja yuk, ngantuk nih!"
"Ya udah tidur sana, aku nanti masih ingin nonton!"
"Aku ngajak kamu sayangku!" Ucap Rey, lalu menggendongnya di bahu, seperti menggendong. Stella memeluk kepalanya pusing.
"Kamu senang sayang, berada di negeri ginseng!?"
"Sangat, sangat senang banget! Karena ini harapanku sejak dulu ingin pergi kesini tapi belum kesampean."
"Kasihan banget sih, kenapa nggak ngajak aku minta antar kesini?"
"Kan belum kenal!"
"Oh belum kenal! Kalau udah kenal mau ngajakin ya!" Rey sengaja menggodanya, membuat Stella salah tingkah. Stella menyembunyikan wajahnya di dada Rey. Memeluknya.
"Idih peluk-peluk! Kalau peluk-peluk harus banyar. Coba bilang I love you honey!!" Ucap Rey yang terus sengaja menggoda istrinya. Stella mencubitnya. "Aw aw aw! Sakit sayang!!" Lirih Rey pura-pura kesakitan. Padahal tidak sakit, menurut Rey cubitan Stella terasa geli.
"Abisnya kamu nggak bisa diam Rey, ngoceh mulu. Dasar bawel, Reyent aja nggak bawel kok!" Ujar Stella sembari mencebikkan bibirnya.
"Bilang dulu apa yang aku suruh tadi, baru aku berhenti mengoceh!"
Stella masih menyembunyikan wajahnya, mempererat pelukannya. Rey mendongakan dagu Stella. Di tatapnya kedua matanya, dan di elusnya pipi mulusnya. Lalu bibirnya di usap dengan ibu jarinya. Rey kembali berkata.
"Sekarang jawab jujur, apa kamu benar cinta sama aku? Kamu menerima ku bukan karena Reyent putra kita!?"
Hening, Stella masih belum ngeluarin suaranya. Ia masih menatap wajah tanpan Rey. Matanya berkaca-kaca. Stella juga tidak tau kenapa langsung menerimanya dulu lamaran Rey. Bukan karena Reyent putranya. Mungkin juga Stella waktu itu sudah punya ada rasa, tapi Stella tidak menyadarinya. Tiba-tiba wajahnya sudah basah penuh air Mata.
"Malahan nangis! Ssttt jangan nangis sini peluk lagi!" Stella terisak di pelukan suaminya.
"Bilang dulu I love you my husband!!"
"I love you so much my husband, terima kasih sudah mau menikahi ku dan membahagiakan Reyent."
"Tidak perlu bilang terima kasih sayang. Itu sudah tanggung jawabku. Apapun akan aku lakukan untuk putra kita, termasuk kamu. Jangan menangis lagi ya. Tau nggak setelah aku menemukanmu kembali aku sangat bahagia. Itu tandanya Tuhan sudah menakdirkan bahwa kita berjodoh. Aku juga sangat mencintai mu lebih dari apapun. I love you my wife."
Stella mendongak, menatap Rey. Rey mendekatkan wajahnya, menyatukan keningnya dan memiringkan kepalanya. Lalu Rey mencium bibir Stella, melumatnya dengan lembut. Rey melepas ciumannya, memberi ruang untuk Stella bernafas.
"Mulai ganas ya, balasnya semangat banget sayang! Ayo cium lagi dong!" Ujar Rey kembali menggoda istrinya. Tangan Rey meraba perutnya, lalu turun kebawah. "Bagai mana jika kita bikinin Reyent adik cewek, kamu sudah siap hamil lagi sayang!?" Tanya Rey meminta bikinin adek buat Reyent. Stella menggelengkan kepalanya.
"Aku belum mau hamil lagi, Reyent masih kecil. Aku nggak mau kasih sayangnya terbagi di usianya yang masih sangat kecil. Terus aku masih takut saat melahirkan."
"Terus maunya Reyent punya adek umur berapa!?"
"Nanti kalau Reyent sudah berusia 5 tahun, dia sudah sekolah. Jadi jika Reyent pergi sekolah aku ada temannya main, tidak kesepeian." Ungkap Stella, memang selama ini Stella masih meminum obat untuk menunda kehamilannya.
"Kita akan selalu membahagiakan putra kita sama-sama sayang. Reyent tidak akan pernah kekurangan kasih sayang. Tidak cuma kita berdua, banyak yang menyayangi putra kita." Ujarnya, sembari meraba-raba perut Stella, lalu turun kebawah masuk kedalam celana dalam Stella. "Sayang sudah basah ini," ucap Rey, sembari mengelus milik Stella dengan lembut. Stella berteriak dan memukul lengan Rey.
"Sssstttt, jangan teriak-teriak nanti Reyent bangun ganggu kita!" Ujarnya, "ya sayang sekali saja menikmati malam pertama di negeri ginseng!!" Pintanya sembari mengedip-ngedipkan matanya. Rey tersenyum jail, kedua jarinya sudah masuk ke miliknya tanpa Stella sadari. Keluarlah desahan dari mulut Stella.
"Aahhh."
Rey langsung melumat bibir istrinya yang sudah menjadi cemilannya setiap hari.
Sepasang suami istri itu pun bergulat menghabiskan malam panjang pertamanya di negeri ginseng. Entah sampai berapa kali Rey melakukannya. Hingga jam sudah menunjukan pukul empat pagi. Namun, Rey masih belum merasa puas sama sekali. Padahal tadi bilangnya hanya sekali, tapi Rey berulang kali melakukannya. Stella sudah sangat kelelahan. Tubuhnya sudah sakit semua, rasanya mau rontok. Kedua putingnya juga terasa perih akibat lumatan dan gigitan Rey. Beruntung Reyent tidurnya sangat nyenyak. Jadi bisa memperlancarkan aksi mesum Ayahnya.
Tadi Reyent sempat terbangun karena empengnya lepas dari mulutnya. Pas Reyent merengek Rey masih menerjang Stella. Rey sempat mengumpat di saat hampir mencapai puncaknya, putranya mengganggu. Dengan Rey masih di atas tubuh Stella, dan milik Rey masih menyatu dengan milik Stella. Stella meraba empengnya yang terlepas dari mulut Reyent. Lalu Stella memberikannya lagi ke mulut putranya.
"Super hero Pipi, jangan ganggu Pipi ok," ucap Rey dan mencium putranya.
"Lanjut ya Sayang nanggung nih!"
Rey melakukannya sampai pagi, pukul lima pagi Stella baru bisa istirahat. Gairah Rey terlalu besar, jika sudah menyentuh Stella, tidak mau berhenti. Maunya nambah terus, jika tidak melihat Stella kelelahan mungkin Rey tidak akan berhenti.
Jam menunjukan pukul delapan, putranya terbangun. Stella dan Rey masih terlelap, saling berpelukan di dalam selimut. Mereka masih dalam keadaan telanjang. Pakaian mereka berserakan di lantai.
Reyent terbangun, duduk menatap kedua orang tuanya. Mulutnya mengulum empeng yang terlihat lucu saat mengenyut. Kemudian Reyent menghampiri Miminya. Meraba wajahnya dan wajah Pipinya. Box Reyent terhubung dengan ranjang yang Rey dan Stella tempati. Sedangkan Lia tidur di kamar sebelah. Rey memesankan kamar kusus buat Lia.
Rey membuka kedua matanya, melihat putranya. "Putra Pipi udah bangun, Reyent lapar ya!" Ucap Rey sembari meraih Reyent. Lalu dia mencari celana boxernya yang dia lempar asal ke lantai. Rey memakainya dan membuat susu untuk putranya. Kemudian Rey menggendong Reyent, Rey keluar kamar menuju kamar Lia. Rey menyerahkan putranya sama Lia.
"Reyent main sama Mba Lia dulu ya!" Ucap Rey dan mencium pipi putranya. Lalu Rey kembali ke kamar inapnya, ingin melajutkan tidurnya. Stella pun masih terlelap, kerana ia sangat kelelahan tenaganya terkuras sama Rey. Rey terbaring lagi di sisi Stella, memeluknya. Tangannya tidak mau diam, jari-jemarinya memilin puting Stella dan meremasnya dengan pelan, sampai Rey terlelap kembali.
***
Siangnya, mereka sedang berjalan-jalan, menyusuri negeri ginseng. Berkeliling, berfoto-foto. Stella dan Sita menjadi kuliner, nyobain makanan Korea. Apa lagi Sita sedang mengandung. Semua apa yang di lihatnya ia cobain. Kemudian mereka menuju kerumah adat Korea yang sering buat shooting drama. Mereka berfoto-foto di depan rumah adat Korea jaman dulu.

Tempat ini dulunya sering buat shoting Drama. Rey, Stella, Vito dan Sita masuk melihat isi dalam rumah adat, karena Sita dan Stella penasaran. Setelah mendapat ijin dari penjaganya, Sita sangat kegirangan. Ia langsung berfoto-foto di dalam rumah adat Korea.
Stella menyuruh Rey berdiri di depan rumah adat Korea. Lalu Stella mengambil gambarnya. Hasilnya bagus, Rey pas terlihat tersenyum bibirnya.

Kemudian Rey mengajaknya ke Gyeongbokgung rumah adat Korea juga. Tapi ini lebih besar dari yang ini. Lebih besar dan lebih tinggi dikit. Dulunya ini rumah Kerajaan Korea, yang sekarang di buat tempat kunjungan para Wisata. Sita dan Stella terperangah, ia sangat mengaguminya. Tempatnya indah, sejuk dan bersih.
Rumah adat Korea selatan, rumah hanok rumah traditional Korea. Hanok tipe Chogajip rumah beratap jerami di Desa Rakyat Korea, Seoul.
Masyarakat traditional Korea memilih tempat tinggal berdasarkan Geomansi. Orang Korea menyakini bahwa beberapa bentuk topografi atau suatu tempat memiliki energi baik dan buruk.

Rumah Adat Korea, Gyeongbokgung
Saat ini cuaca Korea lagi musim Bunga Sakura, tidak terlalu dingin juga. Biasanya sangat dingin, kali ini dinginnya cuma mencapai 4%.
Merasa sudah puas mengelilingi rumah adat Korea. Kini mereka pindah ke tempat yang belum di datangi. Sita menghannyal ingin bertemu idolanya, Ji Chang Wook, Jung Il Wo, Kim Jaejoong, dan Ha Ji Won. Sedangkan Stella ngayalin ingin bertemu kpop BTS, EXO, Song Joong Ki sama Yoona member Girls Generation. Vito dan Rey cuma geleng-geleng kepala saja, melihat tingkat aneh istri mereka.
Rey menggendong Reyent yang berceloteh. "Reyent turun dulu ya!" Setelah di turunin Reyent lari-larian ke sana ke mari. Rey memberi minum, namun Reyent menolak. Mungkin Reyent ingin minum susu, ini sudah jam waktunya minum susu. Lia pun membuatnya. Tadi sebelum jalan Lia sudah menyiapkan barang bawaan Reyent, termasuk susu sama pampers.
"Mi-Mi-Mii!" Panggil Reyent saat melihat Stella sibuk dengan kameranya.
"Biarin Miminya lagi gila-gilaan dulu! Reyent mau apa, hem!?"
Sepertinya Reyent mau tidur, Rey menggendongnya di sembari menyanyikan lagu nina bobo. Tangannya menepuk-nepuk pantatnya. Tapi Reyent masih tidak mau tidur. Rey masih berusaha menidurkan Reyent sampai tidur. Lalu Rey merebahkan Reyent di baby car.
"Babe istirahat dulu sini, nanti capek bisa membahayakan calon anak kita!" Panggil Vito pada Sita.
Sita tidak menghiraukannya, malahan minta berfoto bareng. Sengaja Rey mengajak Samuel juga untuk menjadi photographer mereka. Stella ingin memakai Hanbok yang artinya Traditional Korea Costume. Lalu Stella, Sita, Vito dan Rey menuju ke tempat pakaian Hanbok yang sudah di siapkan jika ada yang ingin meminjam untuk berfoto. Tadinya Stella ingin mengajak Reyent juga, tapi sayangnya Reyent tertidur di baby car. Nanti jika Reyent sudah bangun bisa foto sendiri memakai Hanbok kusus buat anak-anak seumuran Reyent.


Mereka berfoto beberapa kali memakai Hanbok. Banyak warna dan banyak pilihan juga. Semua Stella coba pakai dan di ambil gambarnya. Rey sangat gemas melihat tingkah istrinya, tapi Rey malahan senang. Semua kemauan istrinya akan dia turutin agar istrinya bahagia. Karena dia tau istrinya baru mendapatkan kebahagiaan semenjak menikah sama dia. Jadi ia akan selalu membahagiakan istri tercintanya. Rey berjanji dengan dirinya sendiri tidak akan membuat istrinya kecewa atau sedih. Apa bisa di pegang ucapan Rey? Semoga ucapan Rey bisa di pegang.
Jalan-jalan Berkeliling menyusuri negeri ginseng. Berfoto, menjadi kuliner nyobain makanan Korea. Melihat rumah adat Korea jaman dulu. Sampai tak terasa hari sudah larut. Saat ini di Korea sudah pukul tujuh malam lebih cepat dari waktu Indonesia. Kini mereka ingin makan malam. Rey sedang mencari restaurant yang enak, langganannya yang selalu dia singgahi saat kesini dulu. Restaurant halal.
Mereka sudah memasuki restaurant yang Rey pilih. Dan langsung di sambut oleh pelayan dengan bahasa Korea. Cuma Rey yang bisa jawab, Rey memang sedikit bisa berbicara bahasa Korea.
Rey melihat menu yang pelayan beri, dan pelayan mencatatnya apa yang Rey pesan. Dinner mereka dengan menu BBQ seafood, Cake rice, Sushi, Ramen Kimchi, Puding, Ice cream, dan Fruit buat cuci mulut atau makanan penutup. Pesanan mereka pun datang, pas banget Reyent bangun dari tidurnya. Rey memesan Rice Porridge buat Reyent. Stella menyuapinya, Reyent begitu lahap saat makan. Reyent menyukai porridge-nya.
Mereka menikmati makanannya, sembari dengerin celotehan Reyent dan memukul-mukul meja dengan sendok. "Mamam Mi Mam!" Celoteh Reyent, padahal makanannya sudah abis, tapi masih berceloteh minta mamam. Stella memberinya anggur langsung di santap Reyent. Acara makan pun selesai, kini tinggal makanan penutup. Rey berencana setelah sudah puas di Korea mau langsung transit ke Japan.
Mereka meninggalkan restaurant, sebelum kembali ke hotel Stella meminta ke mall. Ia ingin berbelanja membelikan Reyent pakaian Korea sama sepatu. Keliling di dalam mall sampai jam sepuluh mereka baru kembali ke hotel untuk beristirahat. Karena besok mereka ingin melanjutkan jalan-jalannya. Sampai di hotel Stella langsung memandikan putranya. Padahal ada Lia, tapi Stella tetap memandikan sendiri.
Setelah selesai Reyent bermain sama Lia di sofa. Stella membersihkan diri, sedangkan Rey mengecek email di laptopnya. Kariri tadi mengirim video lewat emailnya. Memberi tau jika clubnya sangat rame. Banyak coustomer baru yang datang. Rey berpesan sama Kariri dan yang lain agar selalu memantaunya dengan baik. Jangan sampai ada keributan yang akan membuat clubnya rugi.
Stella sudah selesai mandi, kini ia bersama putranya duduk di ranjang. Lia kembali ke kamarnya. Stella menyuruhnya mandi dan istirahat. Ia mengecek belanjaannya yang ia beli tadi. Lucu-lucu pakaian seumuran Reyent. Reyent berceloteh, Stella gemas melihat putranya yang mulai banyak bicara akhir-akhir ini. Rey menghampirinya dan mencium pipinya dan mengecup bibir Stella sekilas. Rey nagih karena seharian belum menciumnya, seolah bibir Stella itu sudah menjadi cemilannya.
"Reyent tadi belanja banyak ya! Pipi nggak di belajain sama Mimi. Mimi jahat, Reyent belanja apa tadi!?"
"Ihs ihs Pi ihs!" Ucap Reyent, tadi Stella membeli mainan ikan yang lucu buat Reyent. "Oh fish ya, bisa di mam tidak fish nya?"
"No no no!"sahut Stella, Reyent mengikutinya.
"Nonono!" Ucapnya sembari menggelengkan kepalanya.
"Udah mandi dulu sana Rey biar segar, seharian jalan kena matahari lengket semua!" Titah Stella.
"Siap Mimi ku, cium dulu dong!" Ucap Rey sembari menarik kepala Stella dan mencium bibirnya. Lalu Rey lari ke kamar mandi sebelum kena amukan Stella. Rey terkekeh, dia suka menggoda istrinya.
"Pi-Mi-Pii!" Ucap Reyent menunjuk pintu kamar mandi.
"Ya Pipinya jail, Reyent tidak boleh jail seperti Pipi ok! Reyent harus jadi good boy!" Ujar Stella pada putranya.
Reyent guling-guling di atas ranjang, memainkan ikan yang di beli Mimi-nya. Banyak mainan di lempar sana sini. Lalu turun mengambil robotnya yang jatuh. Berjalan sana sini semaunya, berceloteh. Stella senyum-senyum sendiri melihat putranya sangat lucu. Dalam hati Stella, Rey pinter juga bikin anak selucu Reyent. Cuma sekali langsung jadi, sangat subur. Rey keluar dari kamar mandi, melihat istrinya yang senyum-senyum sendiri. Lalu Rey menghampirinya, "kenapa senyum-senyum sendiri!?" Tanya Rey sembari meraih pinggang Stella.
"Nggak, itu lihat Reyent berceloteh, dia mulai jadi bawel. Mulai banyak bicara!"
"Bagus dong kalau sudah banyak bicara itu tandanya umurnya akan semakin bertambah."
"Hemm!"
Rey turun ingin meraih Reyent, lalu naik ke ranjang lagi. Di baringkannya Reyent di tengah. Reyent nggak mau masih ingin bermain. Rey langsung memeluknya, begitupun Stella. Mereka saling memeluk putra tercintanya dan mencium Pipinya. Reyent meraba wajah Rey dan Stella bergantian. Lalu mencium pipi gembul putranya lagi. Kini mereka tertidur dengan Reyent berada di tengah. Malam ini tidak ada jatah buat Rey.
BERSAMBUNG.
Terima kasih sudah mau membaca!
Saranghae 🥰
It's Me Rera.