Tebet, Jakarta. . .
Pagi ini Stella sedang sibuk di dapur dengan di bantu Lia. Sudah tiga hari ini Rey mengajak istrinya kembali ke apartment yang berada di Tebet. Di sinilah Stella sedang berkutat di dapur. Reyent dan Rey masih terlelap pulas. Apa lagi Rey pulang jam empat pagi, pasti sangat lelah. Semalam Rey mengecek di Digantara Club, Karena akhir-akhir ini lagi rame. Semalam juga Rey memainkan Dj-nya menggantikan Lulu. Saat Rey yang memainkan DJ di club makin heboh, termasuk para pelanggan wanita. Banyak yang menganggumi Reyneis Digantara.
Stella sudah selesai acara bikin pancake-nya. Ia letakkan di meja makan dan di tutupnya. Jika Rey bangun nanti tinggal ia panaskan. Stella juga menyiapkan Gardenia bread sama alvokatdo atau makanan untuk Reyent putranya. Jika Fara, Lulu, Beni, atau Dicky bangun nanti bisa memakannya. Entah jam berapa mereka bangun Stella tidak tau.
Untuk saat ini memang Rey dan Stella masih tinggal di apartment. Sebenernya rumahnya sudah jadi, namun Rey ingin memberi kejutan. Sebagai hadiah untuk istrinya. Jika sudah kembali dari Japan dan Korea Rey akan nunjukin ke rumah barunya dan langsung pindah.


Setelah menata di meja, Ia cuci tangan dan buat susu untuk putra-nya. Kemudian masuk kamar ingin melihat Reyent sudah bangun apa belum. Ternyata putra-nya masih terlelap dengan pulas. Sama seperti Ayahnya sangat pulas tidurnya. Bisa di bilang beradu nafas. Stella menaruh susu botolnya di dekat bantal Reyent. Jika bangun nanti Reyent tinggal meminumnya. Dia sudah mengerti, sudah terbiasa.
Stella tersenyum memperhatikan suami dan putranya tidur saling beradu nafas atau dengkuran.

Stella Membenarkan selimut suaminya dan putranya. Kemudian ia masuk ke kamar mandi ingin membersihkan diri. Dengan cepat Stella membasuh tubuhnya, takut Reyent terbangun nyariin dirinya. Lalu ia menggosok tubuhnya dengan spon yang sudah ia beri sabun aroma Rose flower. Hanya membutuhkan waktu lima belas menit Stella sudah selesai dengan acara mandinnya.
Stella keluar dari kamar mandi mengenakan wardrobe dengan handuk yang membungkus rambutnya yang basah. Stella masuk ke walk in closet untuk berganti pakaian, ia memakai baju santai. Karena ia belum tau nanti mau kemana, jadi memakai baju rumahan saja.
Saat ia keluar dari walk in closet, Stella tersenyum melihat putranya sudah terbangun dan sudah meminum susu yang ia buat tadi. Stella menghampiri putranya di ranjang. "Super hero-nya Mimi sudah bangun." Ucap Stella sembari mencium pipi Reyent.
Tangan Reyent mengusap wajah Stella.
Stella menangkapnya dan di ciumi dengan gemas. Reyent meminum susunya sampai habis, lalu botolnya ia berikan sama Stella. "Bis Mi bis!" Ucap Reyent.
"Wach pinternya Reyent minum susu sampai habis. Good boy!"
Kemudian Stella menggendong Reyent, lalu keluar dari kamar. Stella mendudukannya di horse car. Stella ingin menyuapi Reyent sembari jalan-jalan di bawah. Ternyata di bawah banyak anak-anak sedang bermain. Mereka pada mendekati Reyent dan menyentuh horse car-nya. Mungkin mereka menyukai horse car milik Reyent.
Saat bocah kecil yang berjenis perempuan berusia dua tahun. Bocah kecil itu menekan tombol musik di Horse car. Tiba-tiba Reyent berteriak, tanda tidak boleh menyentuh Horse car miliknya. Mamanya bocah kecil itu tertawa. Stella menegur Reyent agar jangan berteriak.

Setelah menegurnya, Stella meminta berkenalan sama anak-anak kecil yang merubung Reyent. Lalu berkenalan, masing-masing menyebut nama-nya.
"Nama aku Elfin!" ucap bocah lelaki kecil yang berusia 3 tahun.
"Kalau aku Dava!"
"Aku Intan!"
"Ok terima kasih kakak-kakak, kalau aku Reyent." Ucap Stella mewakili putranya.
"Kalau Dede ini siapa namanya?" Tanya Stella pada bocah yang menekan tombol musik tadi.
"Aku Karina, panggil aja Karin ya!" Jawab Mamanya Karin.
Setelah anak-anak berkenalan, gantian para Ibu-ibu atau para pengasuh berkenalan sama Stella dan berbincang satu sama lain. Saling tanya jawab. Stella kembali menyuapi Reyent yang duduk anteng di horse car. Dava mendorongnya, dan Elfin menekan tombol musiknya. Reyent tertawa kegirangan.
Menyuapi sembari bermain, akhirnya tidak terasa abis juga makananya. Senang rasanya, anaknya memiliki teman bermain. Stella pamit ingin naik keatas, takut Rey mencarinya. Di dalam lift Reyent berceloteh. "Ka-ka-mi-ka!"
"Kakaknya pulang mandi dulu, Reyent juga belum mandi bau hiii! Besok main lagi ok!"
"Kaa-ka!" Ucapnya sembari nunjuk-nunjuk.
"Ya, tadi Reyent main sama Kakak!"
Stella memasuki apartmentnya, menyimpan piring bekas makannya Reyent. Lalu masuk ke kamar ingin memandikan Reyent. Rey masih terlelap dengan pulas. Stella membiarkannya saja, ia tau suaminya pasti lelah. Mengingat Rey pulang jam empat pagi. Apa lagi Rey abis minum juga. Stella sudah melarangnya jangan terlalu banyak minum. Rey menurut, tapi semalam karena ada tamu special atau rekan bisnisnya, jadi Rey keblabasan minum terlalu banyak untuk menghargai rekan bisnisnya.
Stella sedang memandikan putranya, tetapi Reyent malahan mainin air. Stella memaksa memandikan Reyent. Walalu nangis tetap Stella paksa. Jika kelamaan nanti bisa kedinginan dan sakit.
Stella mengambil handuk dan membungkus badan Reyent. Lalu di gendong, keluar menuju ke walk in closet-nya Reyent. Stella mendudukan Reyent, lalu di olesin lotion dan bedak biar wangi. Kemudian memakaikan pampers dan baju. Rambutnya di sir biar rapi. Setelah sudah rapi dan wangi Stella memotretnya. "Sini super hero Mimi foto dulu ciiissss!"

Saat melihat gambarnya dalam layar ponsel Mimi-nya, tangan Reyent malahan ingin meraihnya.
"Super hero-nya Mimi udah ganteng kan, nanti kasih lihat sama Pipi ya!"
"Pii-Mi!"
"Ya Pipi masih bobo kecapean, ayo kita keluar, Mimi lapar mau makan."
Stella pun keluar sembari menggendong Reyent. Lalu di dudukan di baby chair. Stella memanaskan satu pancake sama Toast bread. Ia makan duluan, jika menunggu Rey kelamaan. Entah kapan bangunnya. Jam pun sudah menunjukan pukul sepuluh pagi. Perut Stella sudah keroncongan minta di isi.
Stella menikmati makananya, sembari melakukan video call dengan Wiki. Reyent meraih makanan Mimi-nya. Stella pun memberinya, langsung di masukin kemulutnya.
"Reyent sedang mamam apa? Ate bagi sini!" Panggil Wiki di sebrang sana.
"Te-te-te-mam-mam!" Oceh Reyent sembari meraih wajah Wiki di dalam layar ponsel.

"Hahahaha lucunya keponakan Ate, nggak lihat hampir sembulan banyak perubahan ya. Sini main kerumah Ate!"
"Ya nanti Reyent main Ate." Ucap Stella menirukan omongan Reyent.
Wiki dan Stella terus berbincang lewat video call. Menanyakan kabar, berbagi cerita. Rencananya besok Stella ingin mengajak ketemuan. Mumpung Wiki libur kerja. Stella menawari Wiki kerjaan untuk menjadi kasir. Ya, Rencana Rey ingin membuka usaha Biliyard atas nama putra-nya. Kalau sudah jadi nanti Stella menyuruh Wiki pindah kerja dan jadi kasir atau merapikan bola dan stick. Biar sering ketemu nanti.
Panggilan video call pun berakhir, Stella membersihkan mulut Reyent dan tangannya. Setelah selesai makan, kini ia bersantai memainkan ponselnya di ruang TV sembari memperhatikan Reyent yang sedang bermain. Penghuninya belum pada bangun, Lia sedang mencuci. Jadi hanya dia dan putranya bermain sendiri. Jika Beni dan Dicky sudah bangun nanti pasti suasana apartment menjadi rame. Saat ini Reyent bermain sama Mimi-nya dulu.

***
Hari sudah siang, saatnya jam makan siang Reyent. Stella memasak bubur nasi putih sama kacang merah untuk putranya makan siang. Jam sudah menunjukan pukul setengah dua. Stella sedang menyiapkan nasinya dan menghaluskan kacang merahnya untuk di campur ke nasi putih. Beras merah atau kacang merah bagus untuk kesehatan. Bisa di bilang Organic dan banyak Vitamin-nya. Jadi hari-hari Stella sering memasak kacang merah dan beras merah.

Setelah selesai, Stella mulai menyuapi Reyent yang duduk di baby chairs. Reyent sangat lahab makannya. Ini sudah menjadi makanan favorite Reyent. Apalagi brokoli, wortel sama kentang jika di rebus, Reyent makannya sangat lahab. "Ayo abisin makannya, nanti Pipi bangun kita jalan-jalan." Ucap Stella.
"Pii-Piiii!" Oceh Reyent.
"Ya jalan-jalan sama Pipi!"
"Maamm mam!"
"Ok ok! Reyent buka mulutnya aaaaa Mimi suapin lagi." Reyent pun membuka mulutnya, dan Stella menyuapnya lagi. Tiba-tiba ada tangan yang melingkari perut Stella, lalu mencium pipinya. Stella tau pelakunya siapa?
"Kamu sudah bangun?"
"Hmm!"
"Piipii!" Panggil Reyent, Rey tersenyum. Melepaskan pelukannya dari Stella. Lalu gantian mencium putranya.
"Reyent lagi mamam apa hem?"
"Mamm mamm Pi-Pi mam mam!"
"Sini Pipi suapi, Mimi sedang menyiapkan makanan buat Pipi." Ketika Rey yang nyuapin mulutnya blepotan semua. Reyent masih berceloteh saat Lia membersihkan mulutnya yang blepotan. Sedari tadi Reyent memanggil Pipinya.

Rey terkekeh saat namanya di panggil putranya. Setelah sudah di bersihkan mulutnya Reyent bermain lagi. Beni dan Dicky juga sudah bangun mau mengisi perutnya yang keroncongan. Beni ke dapur ingin mengambil air putih, sempat menggoda Reyent dulu. "Yum yum yum!" Panggil Reyent. Pada Beni. Lalu Beni ikut nimbrung di meja makan. "Reyent manggil Om ganteng ya! Sini cium dulu!" Ucap Beni, sembari mengusel wajah Reyent.
"Wach bos semalam jago banget minumnya!" Sindir Beni sembari menyomot pancake.
"Parah banget bos semalam pelanggan baru, ketauan selingkuh sama bini-nya. Hahahaha!" Ujar Beni, Rey terkekeh mendengar cerita dari Beni.
Semalam sebelum Rey datang memang ada sedikit kekacauan. Sempat berkelahi juga, maka dari itu semalam Rey bertindak cepat-cepat datang ke club. Pas hari pertemuannya dengan klien. Jadi Rey tidak mau bikin malu.
Setelah selesai dengan acara makan, kini Rey menemani putra dan istrinya jalan-jalan. Di perjalanan Reyent berceloteh sembari ngemil. Mobil pun sudah sampai di supermarket Tebet, Rey keluar duluan membukakan pintu mobil untuk istrinya. Lalu Rey meraih Reyent dan di gendongnya. Baru pertama ini Rey pergi ke supermarket. Biasanya selalu menyuruh Lia yang membeli semua keperluannya. Tapi kali ini tidak, karena sudah memiliki istri dan putra.
Rey mendudukan Reyent di troly yang ada car-nya. Reyent kegirangan. "Young Pi young young." Ocehnya, saat baru di dudukan Pipinya langsung minta di dorong. Rey pun mendorongnya.

"Reyent mau belanja apa hem? Ayo jalan!" Ucap Rey. Lalu mendorongnya, Reyent kegirangan sembari berteriak.
Sedangkan Stella dan Lia berpisah, ia memakai troly sendiri. Berkeliling lihat-lihat barang apa yang mau di beli? Stella membaca catatan kertas yang Lia tulis. Lia selalu menulis barang yang sudah habis. Jadi ia tinggal bilang ke Rey agar memberi uang belanja dan pergi ke supermarket dengan di antar oleh Pio atau naik taksi. Biasanya Rey selalu memberi uang Lia sembulan sekali untuk belanja. Kadang juga ada kirimana belanjaan dari Nancy.
Penuh sudah troly yang Stella dorong, penuh dengan sayuran, buah-buahan, makanan ringan atau cemilan. Stella juga membeli keperluan Reyent untuk stok. Seperti Bites, milk, banana biskuit, strawberry biskuit, atau makanan yang mengandung Organic. Tidak lupa Stella membeli pampers buat stok. Merasa sudah puas dan penuh troly-nya, kini Stella menuju ke kasir untuk membayar. Rey sama Reyent entah di mana tadi, mereka main sendiri.

Setelah membayar dan menerima belanjaannya, Stella mencari keberadaan Rey dan putranya. Clingak-clinguk kesana kemari, tapi tidak menemukannya. Ia mencoba menghubungi ke ponselnya. Ternyata Rey membawa Reyent ke tempat permainan. Reyent tidak mau di ajak pulang, masih ingin bermain. Sepertinya betah, karena banyak anak-anak kecil telah bermain. Rey merayunya, supaya Reyent mau pulang.
Rey membeli mainan boneka, lalu dia kasih ke putranya. "Nih Pipi beliin dede buat Reyent, cute-kan!" Ujar Rey sembari terkekeh.
"De-de-de-pi!" Celoteh Reyent.
"Iya Dede, Reyent suka?"
Reyent memeluk bonekanya, sembari tertawa. "Bilang apa sama Pipi? Sini kiss Pipi!" Reyent pun meraih Pipi Rey, dan menciuma kedua Pipi Rey.
"Good boy, sekarang kita cari mam-mam dulu ok!"
"Mam mam!"
Orang-orang yang ada di permainan itu pada memperhatikan Reyent. Mereka pada gemas melihat ocehan Reyent. Reyent memang sangat lucu, menggemaskan. Ceriwis juga. Selalu menurut sama Stella, meski usianya masih bayi, tapi selalu mendengar apa ucapan Stella. Jika Stella bilang 'tidak,' Reyent menurut. Jika Stella bilang 'iya' Reyent pun menurut.
Kini Rey, Stella dan Lia sudah memasuki Restoran cepat saji. Rey menciumi wajah Reyent bertubi-tubi. Mengelitiki perutnya, sampai Reyent tertawa terbahak. Stella melihat menu apa yang mau ia pesan. Pelayan datang untuk mencatat pesanan Stella. Setelah di catat, pelayan meninggalkan meja mereka untuk menyiapkan pesanannya. Tidak lama pesanan pun datang. Membawa sesuai apa yang Stella pesan tadi.

Pelayan menghidangkan Pasta kesukaan Reyneis suaminya. Stella juga memesankan Macaroni untuk Reyent putranya. Like Father, like son. Memang tidak sama namanya, tapi bentuknya hampir sama.

Walau Rey lama tinggal di Jakarta, tapi dia jarang makan nasi. Rey suka makan, makanan orang bule. Healthy-nya banyak, fat free, karena Rey tidak suka gemuk. Suka body yang sedang saja. Sehari Rey cuma makan nasi satu kali saja. Bukannya Rey sombong tidak mau makan nasi, tetapi ini demi kesehatan atau Healthy. Rey memang mengikuti cara Nancy Mama-nya. Nancy selalu mengajarkan seperti itu, suruh makan, makanan yang sehat. Termasuk buah sama sayuran.
Sebenernya pagi makan nasi itu tidak bagus. Jadi Rey selalu ingat ajaran Mama-nya. Lia juga mencatat semua yang Nancy bilang dulu. Jadi Lia sudah hapal semua apa makanan kesukaan Rey.
Stella juga semenjak menikah dengan Rey, mengikuti apa yang Rey makan. Jika tidak mengikuti, ia takut Rey marah. Walau sebernarnya Rey tidak marah. Tetapi Stella hanya menghargai suami-nya.
Makanan Stella sudah abis, ia cuma makan Shrimp sama Fries. Lalu ia menyuapi Reyent, mulutnya keliatan lucu gaul-gaul saat menguyah macaroni. Pipinya mengembung karena mulutnya penuh dengan makanan. "Pelan-pelan nguyahnya, nanti tersendat!" Ucap Stella.
"Lia kamu mau nambah Burger lagi?" Tanya Rey, Lia menggeleng. Burger yang ia makan saja belum habis mau nambah lagi. Burger-nya terlalu besar. Burger beef and cheese.

Rey berdiri, melangkah menuju kasir untuk membayar tagihan makanannya. Setelah selesai Rey kembali mejanya. Stella membersihkan mulut Reyent yang belipotan. Kemudian Rey meraih Reyent untuk di gendongnya. Rey merasa bahagia jalan-jalan bersama istri dan putranya. Mungkin mulai sekarang dia akan sering-sering mengajak putranya jalan-jalan atau menonton saat hari weekend. Rencana sebelum melajutkan Honeymoon, Rey ingin mengajak istri dan putranya ke pantai Mutiara Kapuk.
Rey membukakan pintu mobil untuk Stella, lalu mendudukan Reyent ke baby chair. Reyent duduk di belakang demi keamanan. Jika di depan Rey takut terjadi apa-apa. Misalkan mobilnya berhenti mendadak atau menginjak rem mendadak itu sangat berbahaya. Apa lagi Reyent sangat aktif. Jadi Rey menyuruh Stella dan putranya duduk di belakang dengan sabuk pengaman. Rey melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Reyent tertidur. Karena seharian belum tidur siang. Rey melihat lewat kaca spion. Lucunya putranya saat tidur, mirip dirinya dulu sewaktu masih balita.
BERSAMBUNG.
Terima kasih sudah mau membaca!
Saranghae 🥰
It's Me Rera.