Chereads / He's My Son 01 / Chapter 29 - CHAPTER 28

Chapter 29 - CHAPTER 28

Kapuk Pulo, Jakarta . . .

Dua hari kemudian.

Rey dan Stella, juga Reyent putranya sudah kembali ke Jakarta. Saat ini mereka menginap di kediaman Ruslan dan Darmi. Awalnya Rey mengajak menginap di Cibubur rumah Nancy Mama-nya. Namun, Stella menolak, dengan alesan Reyent merindukan Tati-nya. Akhirnya Rey menurutinya. Stella ingin memandikan putra-nya, karena hari sudah larut. Apa lagi nanti malam jam delapan akan menghadiri acara Fashion miliknya Gregi.

Reyent yang mau di mandiin malahan lari jalan-jalan nyamperin Tati-nya di belakang rumah. Tati-nya sedang berbincang dengan tetangga sebelah nggak tau bisnis apaan.

"Reyent sini nak mandi dulu, kamu mau kemana? Malu hii Reyent nggak pake baju"! Teriak Stella.

"Ti-ti-ti-mi-ti!" Oceh Reyent sembari menunjuk Tati-nya yang duduk di kursi halaman belakang rumah.

"Mandi dulu nak sini!" Reyent malahan semakin lari ke arah Tati-nya. Darmi dan tetangganya tertawa melihat Reyent yang telanjang hanya memakai Pampers lari-lari terlihat lucu. Darmi menangkapnya perutnya di gelitiki dengan ciuman. Reyent cekikikan.

"Kenapa tidak mau mandi hem! Mandi dulu nanti main sama Tati."

Reyent malahan menyender-kan kepalanya di pundak Darmi. Tangannya memeluk leher Darmi. "Uluh uluh jagoan Tati ingin bermanja-manja Udhe." Ujar Darmi.

"Sisi hii Reyent sisi!" Ledek Uwa Sri. tetangga Darmi.

Stella menghampiri, dan meraih Reyent di gendongan Darmi. "Reyent tidak boleh nakal, ayo Mandi!" Bujuk Stella.

Stella membawa Reyent masuk dan di dudukkan-nya di babytub. Kaki Reyent tidak mau diam saat baru menyentuh air. Rey yang baru bangun tidur ikut masuk ke dalam kamar mandi. Reyent berceloteh sembari menyiprat-nyiprat kan air ke wajah Stella. Lalu Stella menyipratkan air ke wajah Rey. Jadi mereka saling menyipratkan air. Reyent jadi bengong merhatiin Pipi-Miminya yang main air.

Stella berteriak karena bajunya basah, "Awas Rey minggir aku mau mandiin Reyent, nanti kedinginan kalau lama berendam."

"Piii!" Panggil Reyent.

"Ya boy ada apa? Reyent mau Pipi mandiin?"

Rey dan Stella memandikan Reyent, Setelah selesai Stella mengambil handuk dan membopong Reyent. Saat mau keluar Rey berbisik, "Sayang jangan lama-lama ya, aku tunggu di bathtub kita mandi bareng." Bisik Rey dengan kemesuman-nya.

"Dasar si bego otak mesum, mandi aja mikirin selangkangan mulu." Dumel Stella. Rey terkekeh mendengar dumelan istrinya. Menurutnya lucu jika Stella cerewet dan ngomel-ngomel.

Jam sudah menunjukan pukul delapan malam. Rey dan Stella sudah siap ingin berangkat ke gedung WORLD WIRL GARMENT INDUSTRI. Pio juga sudah siap, menunggu di mobil yang terparkir di halaman depan rumah. Stella mengenakan dress berbunga.  Sangat pas dan ramping di tubuhnya. Rambutnya di urai, wajahnya dengan sedikit polesan make-up. Hanya sedikit tidak terlalu menor. Di mata Rey terlihat simple dan cantik alami.

Rey mengagumi kecantikan istrinya malam ini. Sedari tadi Rey menatap istrinya tanpa berkedip. Bibirnya senyam senyum.

Rey mengenakan kemeja putih dengan tuxedo berwarna hitam. Reyent putra-nya tidak ikut, Reyent di rumah bersama Tati-nya. Rey membukakan pintu mobil untuk Stella. Lalu Rey masuk dan duduk di samping Stella. Pio menjalankan mobilnya ketujuan. Mobil pun berhenti di depan gedung Garment yang sudah di hadiri para tamu-tamu undangan. Ada Vito dan Sita yang sebentar lagi akan menikah. Ada rekan bisnisnya Rey juga.

Saat Rey baru ingin melangkahkan kakinya, ada seseorang yang memanggilnya. Stella berdiri di samping Rey. Tangannya melingkar di lengannya Rey. Rey tersenyum saat melihat siapa yang memanggilnya.

Ternyata Tn. Akbar Tanjung yang memanggil. Gregi ikut menghampiri Rey dan Tanjung. Lalu Gregi mempersilah-kan di meja yang sudah di siapkan untuk mereka. Rey menarik kursi untuk Stella duduk. Kemudian Rey ikut duduk di sisi Stella. Vito dan Sita ikut bergabung di meja Rey.

Gregy juga bergabung, sembari menggandeng tangan Rindu yang terlihat pucat wajahnya. Sepertinya kekasih Gregy sedang tidak enak badan. Sita, Rindu, dan Stella berbincang membahas tentang kehamilan. Rey masih menggenggam tangan istrinya dan di elusnya. Acara akan di mulai, Rey berpesan agar Stella jangan kemana-mana. Tetap duduk di dekat Sita dan Vito.

Rey melangkah kedepan panggung, menghampiri Samuel yang sudah menyiapkan camera dan alat lainnya. Pemotretan pun di mulai. Satu persatu para model keluar dengan jalan berlenggak lenggok. Rey fokus memotret dan berbicara dengan Wuri melalui Mikrophone yang terpasang di telinganya. Rey mengarahkan cara style dan gerakannya.

Di barisan para model itu ada Rindu kekasih Gregy. Mukanya terlihat sangat pucat dan tidak bersemangat. Itu semua tidak lepas dari tatapan Rey. Sedari tadi Rey memperhatikan Rindu. Sandra ibunya Gregy juga sedari tadi memperhatikan Rindu. Tatapan Sandra sangat tajam saat menatap Rindu. Gregy tidak begitu memperhatikan Rindu, karena dia sibuk menyambut para tamu dan rekan bisnisnya.

Rey bertanya sama Wuri, apakah Rindu baik-baik saja?

Kini giliran Rindu sendiri yang di potret.

Rindu memaksa tersenyum dan berusaha kuat dan semangat. Sedari tadi Wuri bertanya, jawabannya sama, baik-baik saja. Rindu mengenakan dress lengan panjang warna hitam, sepatu boat selutut.

Tidak cuma Rey yang memotret Rindu, paparazzi pun ikut memotret Rindu. Apa lagi Rindu seorang modeling terkenal  yang sering muncul di majalah di mana-mana. Rindu tersenyum Manis saat slide menyorot ke arah wajahnya. Berjalan ke sana kemari sembarri berlenggok-lenggok.

Acara pameran selesai, kini giliran acara potong cake. Karena ini hari ulang tahun Gregi. Setelah MC memberi pengumuman. Gregy di persilahkan naik keatas panggung sembari menggandeng tangan Rindu. Tadi saat Rindu selesai berganti pakaian, Gregy masuk ke ruang ganti dan menarik tangan Rindu. Rian asisten Gregy mendorong cake kearahnya.

Setelah selesai potong cake, semua para tamu undangan di persilahkan untuk menikmati hidangan yang sudah tersedia. Rey mengambil makanan untuk Stella, sembari berbincang dengan Tn. Tanjung. Vito memaksa menyuapi Sita yang sedang mogok makan. Sita tidak nafsu makan, ia mual jika menelan makanan.

"Ayo baby makan, kamu dari tadi siang loh belum makan!" Ucap Vito mencoba memaksa Sita makan.

"Aku mual, aku nggak mau makan." Rengek Sita dengan manja. Memang semenjak hamil nafsu makan Sita berkurang. Sita selalu makan sayur rebus dan buah, kadang kentang rebus. Jika Sita makan nasi atau ikan pasti akan muntah. Karena kawatir, Vito membawa Sita kedokter dan bertanya. Dokter pun menjelaskan-nya jika itu sangat wajar bagi ibu hamil. Dokter juga memberi vitamin untuk Sita agar tidak lemas.

"Sayang apa dulu saat kamu hamil Reyent seperti Sita?" Tanya Rey tiba-tiba. Saat melihat rengekan Sita.

"Tidak. Dulu saat Reyent masih dalam kandungan dia tidak rewel. Dia nurut, selalu dengar omongan ku. Mungkin Reyent dulu tau jika ibu-nya sendirian tidak ada Ayah-nya. Jadi dia tidak mau bikin ibu-nya susah. Soalnya aku dulu sambil bekerja sampai kandungan ku umur tujuh Bulan," Ungkap Stella.

Rey yang mendengar ungkapan istrinya, dia merasa sangat bersalah. Hatinya terasa nyeri. Tidak menemani Stella saat hamil, tidak menemaninya saat melahirkan. Seperti apa istrinya dulu hamil tanpa suami? Melahirkan tanpa di temani suami. Apa lagi Stella hamil sambil bekerja. Tetapi itu semua sudah lewat, Rey tidak bisa membayang-kan seperti apa perjuangan istrinya dulu?

Rey berjanji akan menjaga putra-nya dan istrinya. Rey juga akan membahagia-kan istri dan putra-nya.

"Maafin aku sayang!" Ucap Rey penuh sesal, sembari menggenggam tangan Stella dengan erat.

Vito dan Sita yang mendengar ungkapan Stella, ikut terharu. Sita merasa beruntung, hamil di temani Vito kekasihnya. Di manjain kekasihnya. Sedangkan Stella dulu ia berjuang sendirian, meski ada Ruslan dan Darmi yang sudah menjadi orang tua angkatnya. Tapi Stella tidak mau merepotkan mereka.

"Stella sekarang kamu sudah bertemu Reyneis, dan kamu juga sudah di nikahinya. Apa kamu bahagia?" Tanya Sita.

"Awalnya aku membencinya, tapi mau gimana lagi! Demi Reyent, aku nggak mau memisahkan putra-ku dengan Ayahnya. Dan aku nggak mau kelak Reyent di ejek orang jika tidak memiliki seorang Ayah" Ujar Stella.

"Sekarang Reyent sudah memiliki seorang Ayah. Jadi kelak tidak ada yang mengejeknya," Kata Vito.

Stella tersenyum. Melajutkan acara makannya. Rey memberi minum tanpa alkohol untuk istrinya. Malam sudah larut, kini Rey dan Stella pamit undur diri. Rey berbisik dengan Gregy, "bro lihat wajah cewek lo keliatan pucat banget."

Pandangan Gregy langsung menatap kearah Rindu.

****

Seminggu kemudian, setelah acara Fashion-nya Gregi. Rey dan Stella masih tinggal di rumah Ruslan dan Darmi. Pagi ini tepat pukul sembilan lewat limabelas menit, Rey dan Stella sedang bersiap ingin menghadiri pesta pernikahan-nya Vito dan Sita. Stella sedang memakaikan pakaian untuk Reyent putra-nya. Reyent berdiri di atas kursi sembari tertawa saat liat kelucuan Pio. Lalu Pio memotretnya pas Reyent tersenyum. "Ciisss!" Ucap Pio menyuruh Reyent memamerkan giginya. Namun, Reyent tetap mingkem, walau masih terlihat tersenyum sembari menatap wajah Pio. 

Style-nya Reyent simple, dan keliatan cool. Mengenakan kemeja warna biru laut, celana panjang berwarna cream, pita dasi di lehernya dan sepatu warna hitam-putih. Terlihat cute, dan cool. Stella selalu melihat internet saat membelikan baju untuk Reyent atau style-nya. Stella selalu meniru style di internet. Jika ia ingin membeli baju untuk putra-nya ia lihat-lihat di internet dulu. Memilih style terbaru. Jika sudah cocok Stella mengajak Reyent ke toko baju yang Stella lihat dari internet.

Memang pakaian buat seumuran Reyent semua terlihat lucu-lucu. Apa lagi buat yang perempuan sangat lucu.

Setelah mengurus Reyent, kini giliran mengurus Rey. Stella menyiapkan kemeja putih dan jas hitam untuk Rey suaminya. Tidak lupa celana panjang hitam, sampai kaos kaki dan sepatu juga Stella siapkan. Kemudian giliran dirinya berganti pakaian, wajahnya di poles dengan sedikit make-up biar tidak terlihat pucat. Style Stella juga simple tidak begitu mewah. Simple namun cocok di tubuhnya dan enak di pandang.

Stella mengenakan baju tanpa lengan berwarna hitam, dengan potongan Long Skhirt. Rambut panjangnya di ikat kuda, juga mengenakan hiasan anting panjang. Terlihat sangat simple dan cantik. Saat Stella baru keluar dari kamar, Rey terperangah melihat kecantikan alami istrinya. Kedua matanya tanpa berkedip, saat menatap istrinya. Rey sangat beruntung bisa menikahi Stella, bisa memilikinya. Hatinya berjingkrak-jingkrak.

Pio sudah menunggunya di dalam mobil yang sudah terparkir di depan rumah. Setelah berpamitan dengan Darmi dan Ruslan, kini Stella dan Rey memasuki mobil yang sudah menunggunya. Pio pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Reyent berceloteh di pangkuan Rey. Sembari memainkan robot pemberian Dana. Kemaren saat pulang kerja Dana membelikan robot untuk Reyent keponakan-nya.

Tidak membutuhkan waktu lama, mobil yang di tumpangi mereka sudah sampai di depan rumah orang tua Vito yang berada di Cengkareng. Ucap janji sucinya di dalam gedung yang biasa buat membaca do'a bagi orang Kristen tiap hari sabtu atau hari minggu. Ya, Vito adalah beragama Kristen. Dan Sita beragama Katolik. Jadi pernikahan Vito dan Sita di adakan di dalam Gereja.

Para tamu undangan sudah pada hadir semua. Saudara terdekat, dan juga sahabat terdekat sudah hadir. Roni dan Nancy juga turut hadir. Mengingat Vito adalah sahabat dekatnya Rey, juga Vito sudah di anggap seperti putra-nya sendiri. Kedua orang tua Vito pun cukup dekat dengan orang tua Rey.

Pengucapan janji suci pun dimulai, kedua mempelai sudah berdiri di atas altar depan pendeta. Vito mulai mengucapkan janji sucinya. Setelah Vito selesai mengucapkan janji suci. Kini giliran Sita mengucapkan janji suci-nya.

Setelah mengucapkan janji suci, kini saatnya bertukar cincin. Vito mencium bibir Sita setelah memakai-kan Cincin. Kemudian para tamu undangan di persilahkan untuk menikmati hidangan yang sudah tersedia. Reyent lari-lari saat melihat Nancy Oma-nya yang sedang menyantap makanan-nya. Reyent berceloteh memanggil Nancy, "Ma-ma-ma!" Oceh Reyent.

Nancy yang merasa di panggil terkekeh, lalu meraih cucu-nya dan langsung di hadiahi ciuman. "Cucu Oma sudah mamam belum?"

"Mam-mam!" Ucap Reyent sembari menunjuk ke arah Stella. 

Reyent berontak ingin turun, Lalu menghampiri Roni Opa-nya. Roni meraihnya dan di gendong. Reyent menjadi pusat perhatian semua para tamu undangan. Semua tertawa saat lihat Reyent berceloteh dan joget-joget. Apa lagi saat joget dengan Vito mempelai lelaki, tamu-tamu undangan terbahak. Pada gemas, pada nanya anak siapa?

Ada seorang perempuan kecil sekitar umur delapan tahun, tiba-tiba menghampiri Reyent dan mencium kening dan hidung-nya. Reyent yang di cium tiba-tiba kaget dan bengong saja. Semua pada terbahak. Bocah kecil itu adalah Wawa keponakan-nya Sita. Wawa lari begitu saja setelah mencium Reyent.

Suasana jadi semakin rame dan heboh. Reyent mengamuk berteriak saat para tamu menghampiri dan mencium-nya. Seperti biasa jika di ganggu dengan orang asing atau tidak di kenalinya Reyent pasti mengamuk. Reyent teriak memanggil Stella. "Miii-Mmiii-miii!"

Rey memberi aba nyuruh Stella menghampiri putra-nya. Nancy juga menghampiri Reyent. "Nggak apa-apa nak Ate-Ate sayang sama Reyent." Ujar Nancy sembari menghapus wajah Reyent yang penuh air mata. Lagi, tamu-tamu pada melongo saat melihat Stella meraih Reyent. Menjadi bahan pertanyaan. Mendengar bisikan dan tatapan para tamu, Stella mengabaikan-nya dan kembali menghampiri Rey yang masih setia duduk bergabung dengan Tanjung, Gregi ,Vito dan yang lainnya.

"Cucu mu sangat lucu dan aktif Ron!" Ujar Arkan Ayahnya Vito. Roni hanya terkekeh.

"Sebentar lagi kamu juga akan memiliki cucu Arkan!" Ujar Roni. Lalu keduanya terkekeh.

Reyent tertidur di pangkuan Stella, setelah tadi Stella memberi susu formula. Stella berbisik ketelinga Rey meminta pulang. Tapi Rey bilang tidak pulang karena nanti malam ada resepsi di hotel Bintang Lima. Soal baju nanti bisa menyuruh Pio mengambil atau membeli yang baru. Rey mengajak pulang ke kerumah Vito.

Saat sudah sampai, Stella membaringkan Reyent di ranjang yang di tunjukin Sita. Hari sudah sore, dan para tamu sudah pamit undur diri. Roni dan Nancy juga sudah pamit pulang ke Cibubur. Tadi sebelum pulang menghampiri Stella dan Reyent untuk pamit. Nancy mencium pipi Reyent sembari berbisik di telinganya, "Oma pulang dulu ya, Reyent tidak boleh nakal." Bisik Nancy, Lalu cipika-cipiki Sama Stella.

Sita memberi baju ganti untuk Stella, biar Stella bisa rebahan. Stella pun masuk ke kamar mandi dan berganti pakaian. Saat keluar dari kamar mandi, Stella kagett tiba-tiba sudah ada Rey di atas ranjang sembari memeluk Reyent. Rey juga sudah berganti pakaian tidur. Entah pakaian siapa yang di pake Rey? Mungkin milik Vito.

Sebenernya Rey tidak tidur, dia pura-pura tidur. Stella ikut rebahan di samping Reyent. Ia memainkan ponselnya, chatingan dengan Wiki. Sudah lama mereka tidak bertemu, Stella merindukan sahabat-nya itu. Saat serius membaca pesan dari Wiki, tiba-tiba Rey merebut ponselnya. Stella kaget.

"Rey siniin, main rebut saja." Rutuk Stella, sembari memayunkan bibirnya. Dengan pelan Rey langsung lompat menindih dan melumat bibir Stella yang manyun.

"Mumpung Reyent sudah tidur, sekarang giliran temani aku tidur." Bisik Rey parau, "Sayang aku haus!" Ucap Rey sembari menyingkap baju Stella. Membuka kaitan bra Stella, lalu di tarik. Lantas Rey mengulum puting Stella dan menyesapnya. Menyusu seperti Reyent putranya saat menyusu. Tangan Rey pun tidak mau diam, jari jemarinya memilin puting satunya. Rey menyesapnya dengan rakus. Stella mendesah. Seraya. Memejamkan kedua matanya.

Kemudian Rey pun memejamkan kedua matanya sembari memeluk Stella dengan erat. Terlelap dengan masih mengulum puting Stella. Rey persis seperti Reyent. Stella menaru guling di pinggir buat pembatas agar Reyent tidak terjatuh. Kini Stella memejamkan kedua matanya, terlelap di pelukan Rey.

BERSAMBUNG.

Terima kasih sudah mau membaca

Saranghae 🥰

It's Me Rera.