Anggap aja ini Reyent saat baru lahir! 😊
Melakukan fotoshot.
Abaikan yang ciuman, bayangin Stella sama Reyent aja ya. 😆
___________________
Perum. Legenda Cibubur . . .
Hari yang telah di tunggu-tunggu oleh Reyneis Bastian Digantara akhirnya sudah tiba dan sudah terlewati. Sekarang Rey sudah bisa bernafas dengan lega. Dengan perjuangannya selama hampir 2 tahun ini, akhirnya Reyneis bisa menikahi wanita yang di idamkan selama ini. Wanita yang sudah bikin berubah. Wanita yang sudah bikin gila. Wanita yang sudah naklukin hatinya.
Rey masih tidak menyangka bahwa dirinya baru melakukan resepsi pernikahannya dengan Stella Anggraini. Wanita yang dia tolong satu setengah tahun yang lalu. Wanita ONS-nya dua tahun yang lalu. Akhirnya selesai sudah hari yang Rey tunggu-tunggu. Kini Reyneis Bastian Digantara yang biasa di sebut Playboy cap kadal, sudah resmi menjadi seorang suami dan seorang ayah. Lega rasanya. Sekarang tinggal Honeymoon ke luar negeri. Rencananya Rey ingin honeymoon ke UK.
Stella Anggraeni pun merasakan hal yang sama. Stella bisa bernafas lega saat ini. Akhirnya Reyent putranya memiliki Ayah, putranya akan bahagia. Ia tidak mau kesedihannya menular ke putranya. Kini Stella tidak takut lagi jika putranya nanti akan di ejek oleh teman-temannya jika besar kelak. Stella merasa selama empat hari berturut-turut ini ia seperti masih bermimpi. Masih tidak percaya jika dirinya yang menikah kemaren.
Ya, Rey dan Stella sudah kembali ke Jakarta, hari besarnya sudah selesai. Sore ini Rey dan Stella sedang berkumpul di ruang keluarga bersama Nancy, Roni, Ruslan, Darmi, dan juga kakak-kakaknya Rey. Ruslan dan Darmi di suruh menginap sehari apa dua hari di rumah Nancy. Mereka sedang bersantai sembari menyaksikan acara TV, dengan di temani teh hangat, cemilan martabak telor dan martabak manis. Ada juga cemilan kering seperti keripik atau kacang.
Reyent baru bangun dari tidurnya, dia berada di pangkuan Stella, sembari mengenyut dot yang berisi susu formula. Rey duduk di sebelahnya Stella. Seraya merangkul pinggang Stella.
Reyent melepas dotnya, ia beranjak bangun dari pangkuan Stella. Reyent clingak clinguk, mungkin mencari sepupunya, yang tidak lain adalah Mawar, Bunga, Gebral, dan Gevral. Reyent beronta ingin turun. Stella menurunkannya. Reyent berjalan menghampiri Ruslan kakeknya. Reyent mengulurkan kedua tangannya minta di gendong.
Semua orang yang ada di ruang keluarga pada terkekeh melihat tingkah Reyent. Ruslan pun mengangkatnya dan dipangkunya. Reyent kelihatan lagi lesu, mungkin karena baru bangun tidur, kelelahan juga.

Biasanya Reyent tidak mau anteng seperti ini. Kali ini dia anteng, pengen bermanja-manja dulu sama Eyangnya. Sebenernya Stella juga lagi kurang sehat, ia seperti mau meriang dan flu. Tadinya ia ingin pulang ke Kapuk saja istirahat. Tapi Stella urungkan, ia menghargai Nancy Ibu mertuanya.
Rey yang berada di samping Stella, diam saja, sembari memainkan rambut panjang Stella yang di urai. Rey juga tidak peka jika Stella sedang tidak enak badan. Nanti dia akan menyuruh Serly kakaknya untuk memeriksanya.
"Gimana Rey rumahnya sudah jadi belum?" Tanya Roni.
"Belum Pa! Paling nggak lama lagi selesai. Tinggal bagian kamar Reyent sama atasnya kurang sedikit lagi. Mungkin sebulan atau dua bulan lagi sudah bisa di tempati."
"Mama, jika nanti Rey sudah menempati rumah baru, Rey mau ART-nya empat. Terus tukang kebunnya dua."
"Masalah itu gampang nak, yang penting syukuran dulu, supaya rumahnya adem dan nyaman di tempati."
"Terserah Mama saja deh!"
"Stella kamu kenapa kok keliatan lesu gitu? Kamu sakit?" Tanya Nancy karena kepekaannya. Stella hanya tersenyum. Darmi menghampiri Stella, menyentuh keningnya.
"Kalau meriang kenapa diam saja nggak bilang hem. Minum obat terus istirahat sana." Titah Darmi. Stella mungkin kelelahan, waktu di Bali Rey membawa istrinya main di pantai hampir seharian. Cuacanya sedang panas juga, main air seharian.
"Hah meriang? Kenapa diam saja! Rey juga kenapa tidak peka kalau istrinya sakit. Ke kamar sana istirahat, nanti kalau Kak Serly pulang biar di periksa!"
Rey pun membawa Stella naik ke lantai atas untuk istirahat. Reyent yang melihat kepergian Stella sama Rey. Dia memanggil. "Miiii!" panggilnya, sembari menunjuk kearah Stella.
"Mimi lagi sakit nak, Reyent main sama Kakak dulu ya. Mana yeoung Coco-nya?" Ujar Ruslan.
"Yeoung, Kaaa!"
Reyent langsung turun dari pangkuan Ruslan, dan mencari kucing miliknya Relly. Berteriak memanggil Relly. Relly yang di panggil pun menghampiri Reyent. Di tuntunnya, di ajak ke ruang bermain. Di sana ada Coco-nya juga. Kucing yang lucu gemuk sehat karena terawat.
Reyent teriak-teriak, "Te yeoung!" Teriaknya saat melihat Coco.
"Hati-hati ok! Nanti Reyent di cakar." Ujar Relly.
"Dede eyent cini ain ma war," cicit Mawar dengan basa cadelnya.
"Waar!"
Mereka semua pada sibuk bermain, Refly sibuk dengan game-nya, Bunga sibuk sama boneka Barbie-nya, Twins dengan Leggo-nya. Relly sibuk membalas Chatingan di group Whatsap, sembari memangku Reyent yang fokus mengelus-ngelus Coco.

"Te Num-num!" Celetuk Reyent meminta air minum.
"Reyent mau minum?" Reyent mengangguk. Relly memanggil Lia yang sudah menjadi Baby sister-nya Reyent.
Lia memberi botol minumnya, Reyent langsung meminumnya.
"Pelan-pelan nyedotnya, nanti tersendat!" Ujar Relly. "Num Te!"
"Iya, iya Reyent lagi minum," ucap Relly. Dan mencium pipinya.

"Aaaahhhh!" Gumam Reyent seraya tertawa.
Seperti biasa jika Reyent abis minum bilang 'Aaahh'. Reyent meminumnya sampai habis, setelahnya ia lempar asal itu botolnya. Untung saja tidak mengenai Mawar.
"Ettss Reyent nggak boleh melempar sembarangan!"
"Bis bis num bis!"
"Ya, kalau abis kasih sama Mba Lia, nggak boleh di buang."
Reyent mengambil kucing yang ada batrenya, lalu ia mainkan. Saat kucingnya berjalan Reyent mengejarnya, sembari teriak-teriak kegirangan. Mawar pun ikut mengejar. Belum lama mereka sudah dekat dengan keponakannya Rey. Semua pada menyukai Reyent.
Di dalam kamar, Rey sedang mengompres istrinya dengan air dingin. Badan Stella memang sangat panas, tadi Nancy memberi vitamin sama air dingin untuk mengompres Stella. Karena Sherly belum pulang, dia tugas pagi pulang jam tujuh malam. Nancy memberi vitamin dulu. Supaya tidak lemas. Setelah meminum vitaminnya, kini Stella tertidur dengan pulas.
Rey ikut terbaring di samping istrinya, sembari memeluk. Rey bergumam.
"Maafin aku sayang, gara-gara aku kamu jadi sakit." Gumamnya sembari mengelus pipi Stella.
Stella kelelahan karena kelamaan main di pantai. Stella tidak pernah main di pantai selama itu. Air laut memang tidak bagus buat kesehatan. Apa lagi kemaren cuacanya sangat panas. Di tambah kurang tidur juga. Jadi langsung drop kesehatan Stella.
"Cepet sembuh ya sayang! minggu depan kita honeymoon ke UK." Bisik Rey. Sembari mencium bibir Stella. Lalu kedua pipinya, kedua matanya, dan yang terkhir di keningnya. Rey ikut memejamkan matanya. Merapatkan tubuhnya, agar Stella merasakan kehangatan. Lalu Rey pun ikut terlelap.
***
Pintu di ketuk dari luar, Rey mengerjapkan kedua matanya. Melihat jam yang bergantung di dinding. Jam menunjukkan pukul delapan malam. Dengan pelan Rey beranjak bangun ingin membuka pintu. Ternyata Mama-nya membawa bubur yang Darmi masak tadi, itu bubur kesukaan Stella. Di belakangnya ada Sherly juga yang baru pulang. Tadi sehabis pulang dari Bali memang Serly langsung berangkat kerumah sakit. Karena dia sangat di butuhkan.
Sherly masuk ingin memeriksa Stella, Serly duduk di tepi ranjang. Kemudian membuka kotak yang berisi alat-alat untuk memperiksa Stella. Stella membuka kedua matanya. Sherly mengecek tekanan darahnya. 'Rendah'. Menekan denyut nadinya. Menepuk-nepuk perutnya. Mengecek matanya. Dan terakhir memberi vitamin lewat suntikan.
"Gimana ini, pengantin baru kok sakit hem! Kamu apain Rey?"
"Apa sih Kak! Gimana kondisinya?"
"Tidak begitu parah, hanya kelelahan saja sama rendah darah. Stella banyakin minum air putih ya! Biar tidak lemas." Kata Sherly.
"Iya Kak. Terima kasih."
"Ya sudah makan dulu buburnya, terus obatnya di minum, biar cepet sembuh dan pergi honeymoon." Ujar Sherly sembari mengedipkan sebelah matanya kearah Rey. Stella hanya tersipu malu.
Sherly dan Nancy keluar, meninggalkan mereka berdua. Rey mengambil mangkok yang berisi bubur. Rey menyuapinya dengan telaten sampai habis. Lalu memberi obat untuk istrinya minum. Setelah makan dan minum obat, Stella kembali terbaring. Ia menanyakan Reyent. Rey keluar mencari keberadaan Reyent. Ternyata Reyent lagi bermain sama Twins. Mawar sudah pulang dengan Mama-Papanya. Rey menghampirinya, menggendongnya.
"Pii-Piii!" Celetuk Reyent.
"Reyent mau lihat Mimi nggak? Mimi sakit!"
"Mii-miii!"
"Dada dulu sama Abang Twins."
"Dahh dahh."
Rey masuk kekamar, Stella tersenyum melihat Reyent yang berceloteh. Rey menurunkan Reyent.
Reyent menghampiri Stella, menguyel-nguyel Stella. Rey juga ikutan menguyel-nguyel Istrinya. Lalu gantian menguyel-nguyel Reyent.

Kepala Reyent di letakkan di kepalanya Stella, Reyent tersenyum manis.
"Kiss Mimi biar cepat sembuh, nanti kalau sudah sembuh kita jalan-jalan." Titah Rey. Reyent pun langsung memberi ciuman bertubi-tubi di wajah Stella.

Rey masuk kekamar mandi, dia ingin membersihkan diri. Rey memang belum mandi. Sedangkan Reyent anteng di pelukan Miminya sembari bergurau. Stella tidak mandi, karena suhu badannya masih panas. Pintu kamar mandi terbuka, Rey keluar melilitkan handuk di pinggangnya. Kemudian Rey mengambil pakaian di walk in clothes. Jika tidur Rey hanya mengenakan kaos tanpa lengan, dan celana bahan selutut.
Setelah berpakaian dan mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil, Rey ikut terbaring di ranjang seraya menyalakan laptop-nya. Rey ingin mengecek email-nya. Melihat hasil pemotretan di Studio Photo People Digantara. Akhir-akhir ini memang lagi rame, bahkan Rey juga sudah ada jadual untuk pemotretan buat Prewedding.
Rey menolak dulu, karena masih sibuk, tetapi di wakilkan sama Samuel asistentnya. Toh hasilnya juga sama. Jika nanti Rey sudah tidak sibuk, sudah pergi honeymoon. Rey akan mulai aktifitas lagi. Rey sedang melihat foto-foto yang di kirim oleh Wuri. Hasilnya juga bagus, Rey tidak salah untuk memperkerjakan mereka. Karyawannya memang bisa di andalkan dan bisa di percaya. Jadi di saat Rey sibuk seperti ini, Rey tidak kawatir karena karyawanya bisa di andalkan.
Rey bangga saat melihat foto-foto hasil dari Samuel. Semuanya bagus cerah tanpa harus di edit juga. Setelah mengcek emailnya, kini Rey mengecek data-data Digantara Club sama Sedap Malam Club. Clubnya juga semakin rame, banyak costomer baru pemuda dan pemudi. Tapi syukurlah clubnya tidak pernah ada masalah. Seperti ada keributan atau incident lainnya.
Kini Rey giliran mengecek kedua Caffe-nya. Avie sudah tidak pernah nongol lagi semenjak kejadian saat Avie menampar dan menyiram air jus jeruk ke wajah Stella. Saat itu Rey benar-benar geram, dan sangat marah. Bahkan Avie di ancam sama Rey, jika Avie sampai menyakiti Stella sama putranya. Rey akan membalasnya. Waktu itu Avie langsung di usir dengan cara kasar. Rey memanggil kedua anak buahnya untuk menyeret keluar dari Caffe. Dan tidak lupa Rey memberi uang sama Avie.
"Sayang kamu masih lemas?" Tanya Rey pada Istrinya.
"Besok kita ke kantor Kedutaan untuk mengurus surat-surat Passport mu sama punya Reyent."
"Memang kita mau kemana?"
"Minggu depan kita Honeymoon ke UK sayang, sekalian ketemu Revy adek-ku."
"Masih lemas sedikit sih, tapi nggak apa-apa kok. Aku masih bisa jalan."
"Ingat Kak Serly, banyakin minum air putih."
"Iya!"
Reyent berceloteh, "Mi mi mi mi, Pi pi pi pi piii!"
Rey tersenyum, ia mematikan laptopnya dan menyimpannya di atas nakas. "Reyent manggil Pipi sama Mimi ya! Ini siapa tadi nak?" Tanya Stella.
"Mii-miii!"
"Kalau ini siapa?"
"Pi-pi!" jawab Reyent. Rey gemas melihatnya. Di raihnya Reyent dari pelukan Stella, dan di hadiahi sebuah kecupan. Di terbang-terbangkannya. Rey bilang 'Super hero', Reyent berteriak, tertawa cekikikan.
Stella yang melihat tawa putranya, tak terasa kedua matanya berkaca-kaca. Ia menangis karena bahagia. Bahagia karena melihat putranya bahagia. Apa lagi sudah mulai dekat dengan Ayahnya. Putranya juga tau jika Rey adalah Ayah kandungnya. Buktinya Rey bilang bahwa dirinya Pipi, Reyent pun mengerti. Mengingatnya walau belum jelas saat bilang Pipi. Jika tidak ada Rey, Reyent mencarinya. Ia berceloteh 'Pi-pi-pi-pi' bilang seperti itu dengan wajah sedih.
Reyent masih cekikikan saat Rey mengelitiki perutnya.
"Nanti kalau besar Reyent mau jadi apa, hem?"
"Jadi Dokter apa polisi? Apa Pilot! Apa seperti Pipi menjadi pembisnis?"
"Jadi apa aja ya nak, yang penting sehat terus! Jangan seperti Pipi ya! Playboy cap kadal. Tidak baik nyakiti anak orang. Reyent harus ingat omongan Mimi ok!" Sindir Stella. Rey yang merasa tersindir, dia tersenyum jail.
"Memangnya aku Playboy, hem?"
"Nggak usah nanya! Kamu tau jawabannya!"
"Tapi saat aku kenal kamu sifat playboy ku hilang Sayang! Kamu hebat ya, bisa naklukin hati ku. Tidak biasanya loh aku ngejar-ngejar cewek selama hampir dua tahun seperti orang gila." Ucap Rey.
Reyent yang tidak mengerti omongan kedua orang tuanya, dia hanya tertawa.
Rey mendekatkan wajahnya kearah Stella, lalu mencium bibir Stella.
"Sekali lagi terima kasih ya sayang untuk semuanya."
Stella tersenyum, kemudian keduanya mencium pipi putranya. Reyent yang mendapat ciuman dari Mimi-Pipinya, dia kegirangan.
Stella memanggil Lia untuk bikinin susu buat Reyent. Karena sudah waktunya minum susu dan waktunya tidur.
Setelah minum susu, akhirnya Reyent tertidur. Rey juga sudah terlelap, Stella belum bisa tidur. Stella berharap semoga tidak ada pengganggu dalam rumah tangganya. Terima kasih Rey, kamu sudah buat Reyent bahagia' gumam Stella dalam hati. Stella mengambil moment ini. Moment tidur bertiga.

Reyent berada di tengah. Stella mematikan lampu dan ikut memejamkan matanya. Ia memeluk Reyent, begitu pun Rey memeluk putranya.
Hari ini Rey, Stella dan Reyent sudah berada di dalam pesawat menuju negeri UK. Reyent tertidur, ini pertama kalinya Reyent bepergian jauh. Begitupun Stella baru pertama ini ia pergi menaiki pesawat. Beruntung Stella tidak mabuk, Reyent pun tidak Rewel. Malahan tidurnya sangat nyenyak di pangkuan Rey. Merasa haus Reyent terbangun, ia mengerjapkan matanya. Clingak clinguk lihat sana sini. Stella memberi botol air minum.
Rey mengambil earphone, di pakaikannya sama Reyent untuk menutup telinganya agar tidak berdenging. Reyent begitu anteng saat mendengar suara kartun dari earphone. Di nyalakannya TV yang berada di depannya. Acara kartun. Seolah ngerti apa yang di bahas kartun dalam TV. Reyent begitu serius menyaksikan acara kartun pepapig.

"Serius amat nak lihatnya, Reyent suka ya sama kartunnya hem?"
Reyent nunjuk-nunjuk dia nunjukin sama Stella, nanti Rey akan membeli kartun pepapig itu. Tidak hanya pepapig, semua kartun akan Rey beli buat tontonan putranya. Supaya putranya senang.
"Nanti Pipi beliin DVD-nya ok!" Ujar Rey.
***
UK, London . . .
Rey, Stella dan Reyent sudah berada di UK. Lia juga ikut, ia sudah menjadi Baby Sister-nya Reyent. Pio tangan kanannya Rey pun ikut. Di sini lah mereka di London City Airport.


Rey sedang menunggu Revy adiknya, yang akan menjemput dengan kekasih Revy katanya. Sudah empatpuluh lima menit tapi Revy belum nongol juga batang hidungnya. Rey menggerutu. Rey paling sebal jika di suruh menunggu.
"Abanggg, Kak Stella, Reyent omg," teriak Revy.
"Dasar Jangkung, katanya sudah menunggu disini! Yang ada malah gue yang nunggu." Revy tidak menghiraukan Rey yang masih menggerutu. Ia malahan langsung menghampiri Reyent yang kejar-kejaran sama Pio. Di bopongnya Reyent, sembari di ciumi karena gemas.
Reyent berteriak karena kaget tiba-tiba ada orang yang membopongnya, lalu menciumnya. Reyent teriak manggil-manggil Stella.
"Nggak apa-apa nak, ini Ate Revy bukan orang jahat." Ujar Stella.
"Mangkanya kung kenalan dulu jangan asal bopong aja!" Kesal Rey.
"Hi Kak gimana kabarnya?"
"Baik, hehehe! Kamu sendiri gimana?"
"Baik juga Kak! Wah Mba Lia juga ikut. Sekarang tau London kamu Mba!" Lia hanya tersenyum.
Stella berkenalan dengan Aloyseus kekasih Revy. Kalau Rey mah sudah kenal. Kini mereka sudah berada di dalam mobil Aloyseus. Mobilnya meluncur ke Apartement Revy, dulu-nya milik Rey. Sekarang Revy lah yang menempatinya.
"Kung pernah ketemu Alexis tidak?" Tanya Rey, dia menanyakan kabar Alexis mantannya tiga tahun yang lalu. Alexis kelahiran berdarah campuran Jerman sama Indonesia. Ayah Alexis yang orang Jerman dan Ibunya orang Indonesia. Tetapi tinggalnya di UK. Karena mendiang Nenek Alexis kelahiran UK.
"Sering kali Bang gue ketemu, malahan sering nanyain lo."
"Terus lo cerita kalau gue sudah nikah!"
"Iya, peace!"
"Dasar Jangkung!"
Mobil mereka pun sudah sampai di Basil Street Apartement London.
Rey keluar duluan, dia meraih Reyent yang tertidur di pangkuan Stella. Rey menggendongnya.

Rey membuka pintu dengan password yang masih sama, ternyata Revy tidak mengganti pin passwordnya. Pin-nya adalah tanggal lahir Alexis sama tanggal lahir Rey. Nanti Rey akan mengganti pin-nya. Rey menidurkan Reyent di dalam kamar miliknya. Ia menyuruh Lia nungguin, takut Reyent terbangun.
Rey, Stella, Revy, dan Aloyseus sedang berada di ruang tamu. Revy membuat minuman untuk mereka. Pio sibuk mengecek ponselnya, Rey lagi lihat-lihat Apartementnya. Ternyata masih utuh seperti yang dulu. Rey berdiri di Balcony melihat pemandangan yang indah dan sejuk.

"Sayang, sini dech! Lihat sini pemandangannya bagus!" Stella menghampiri-nya.
"Gimana bagus kan! Sejuk juga, apa lagi kalau malam."
"Wooww, bagus banget, pantas adikmu betah tinggal di sini."
Rey memeluk Stella dari belakang, menghirup rambut Stella yang terurai. Lalu mengecup pipi.
"Kamu suka?" Stella mengangguk pelan.
"Jika tinggal di sini kamu mau tidak?"
"Heemmmm nggak tau, memang mau tinggal disini?"
"Seandainya sayang!"
"Mau sih, tapi aku lebih suka tinggal di Indonesia."
"Ok ok kita tinggal di Indonesia saja, tadi aku cuma nawarin saja."
Kemudian Rey mengajak Stella masuk, menikmati Chocolate hangat London. Baru meneguk Chocolate buatan Revy, Reyent terbangun dan cari Stella.
"Reyent sini sama Ate!"
Reyent yang berada di pangkuan Stella hanya mandangi wajah Revy. Dalam hatinya siapa orang asing ini?
Stella menjelaskannya, merayunya supaya terbiasa dengan Revy. Dengan pelan akhirnya Reyent mau sama Revy.
"Abang gue emang hebat bikin anak ya! Ckckck!" Celetuk Revy.
"Reyent kita foto dulu sini! Foto First time meet my nephew."

Note: maaf castnya Revy di ganti! Wajah Revy sudah seperti orang UK ya, saking lamanya tinggal di London.
Reyent yang di ajak foto hanya menurut, lalu Reyent turun dari gendongan Revy. Reyent menghampiri Aloyseus.
Aloyseus pun membopongnya,
"Reyent bobo lagi yuk! Pipi
sama Mimi mau bobo Reyent ikut bobo lagi nggak?"
"Nggak, Reyent sama Ate dan uncle saja ya?"
"Ihh jangkung!"
Rey berdiri melangkahkan kakinya kekamar, Reyent merengek karena di tinggal Mimi-Pipinya. Stella kembali menghampiri Reyent yang merengek.
Rey langsung menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Rey sangat kelelahan. Selama di perjalanan, Rey tanpa istirahat sama sekali. Sekarang Rey mau tidur sepuasnya. Stella sedang cuci muka dan ganti baju. Reyent gangguin Pipinya yang tidur. Setelah cuci muka dan ganti pakaian, Stella membaringkan tubuhnya di samping Rey.
Rey langsung memeluk Stella, bahkan Rey tanpa menghiraukan Stella yang menyuruhnya mengganti pakaian.
Rey benar-benar sudah tidak tahan lagi, saking ngantuknya.
BERSAMBUNG.
Terima kasih sudah mau membaca!
Saranghae 🥰
It's Me Rera