Happy Reading!
________________
Pantai Lima Estate, Bali 23:15


Desiran ombak dan terpaan angin telah menemani para tamu undangan yang sedang menikmati hidangan makan malam yang sudah tersedia. Sembari mendengarkan musik DJ yang Reyneis mainkan. Ya, setelah Rey mengungkapkan isi hatinya tadi langsung memainkan DJ-nya untuk menghibur para tamu-tamu undangan yang hadir. Roni dan Nancy sangat bangga melihat putranya yang semakin dewasa. Semua serba bisa. Putranya sudah menjadi seorang Big Bos di usianya yang masih muda. Memiliki banyak usaha. Meskipun dia anak Mama, anak manja, tapi dia memikirkan masa depannya.
Nancy dan Roni juga lega, akhirnya putra sulungnya menikah di usia yang masih muda. Apa lagi sudah ada seorang putra, penerus darah Digantara. Roni salut dengan putranya, dia tidak pengecut, mau bertanggung jawab atas perbuatannya. Tidak salah dulu Roni dan Nancy untuk mendidik putranya, jangan jadi lelaki pengecut. Nancy juga tau putranya sering gonta-ganti pasangan. Itu juga Nancy sering menegornya.
Musik DJ semakin kencang, apa lagi Rey sangat serius dan lincah memainkannya. Kepalanya manggut-manggut, Lulu yang ada di sampingnya menari-nari mengikuti irama musik DJ. Kemudian Lulu menggantikannya. Rey berbicara sembari berteriak supaya kedengaran karena musik DJ begitu kencang. Merasa puas dan capek Rey turun meninggalkan area panggung. Rey mencari keberadaan Stella. Melangkah sembari memberi salam sama tamu atau rekan bisnisnya. Rey menawarkan untuk menikmati hidangan makan malamnya.
Rey sudah menemukan keberadaan Stella yang sudah menjadi istri sahnya. Rey meraih Reyent yang jalan-jalan seraya joget-joget. Reyent teriak-teriak kegirangan akibat Rey memberikan ciuman bertubi-tubi di bagian perutnya. Rey menghapiri Stella yang bersama keluarganya. Rey duduk di sebelah Stella sembari mencium kening Stella dengan lembut.
"Emmmm si kadal nyosor mulu," celetuk Bayu Abang angkatnya. Rey hanya tersenyum.
"Uhh yun yunnn Pii," rengek Reyent berontak minta di turunkan. Tapi Rey tidak menurunkannya, malahan Rey berdiri dan menarik tangan Stella.
"Sayang ikut aku gabung sama temenku di sana." Stella hanya menurut. Memberi senyum sama Nancy juga Darmi tanda ijin.
Rey mengajak Stella gabung bersama Gregi dan yang lain. Rey ingin memberi tau sama teman-temannya bahwa dia sudah memiliki seorang putra. Stella hanya memberikan senyuman ramahnya. Lalu ia duduk di sebelah Sita.
"Ayo Reyent beri salam dulu sama Oom," titah Rey. Awalnya Reyent diam saja, memandangi wajah asing satu persatu. Lalu Reyent melengos, berontak ingin turun. Stella merayunya dan akhirnya Reyent mengulurkan tangannya sama teman-temannya Rey.
"Ganteng Bro putra lo," ucap Gregi.
"Ya dong mirip bokapnya kan!" ujar Rey dengan sombong.
"Reyent, ini sapa hem?" Tanya Deden sembari menujuk Rey. Reyent menatap wajah Deden, "Pii-Piii," celetuk Reyent sembari tertawa.

"Bukan Pipi, ini Abang ok!" Ledek Deden.
Stella berbincang dengan Sita dan Rindu, saling menanyakan satu sama lain. Rindu juga menanyakan tentang masa kehamilannya dulu. Karena Rindu juga saat ini sedang mengandung, usia kehamilannya baru menginjak enam minggu. Tapi ia belum memberi tau sama Gregi. Ia masih merahasiakannya. Stella pun menjelaskannya sama Rindu dan Sita. Kalau kandungan Sita sudah berusia dua bulan. Ketiganya sekarang sudah mulai akrab. Stella orangnya asik, enak di ajak berteman, Sita dan Rindu menyukainya.
"Terus rencananya mau honeymoon kemana Stella?" Tanya Rindu.
"Hmmmm aku belum tau, semua aku serahin sama Rey. Aku cuma mengikutinya saja," ujarnya sembari tersenyum.
"Ok, itu urusan kalian berdua. Terus pengen nambah anak berapa?"
"Belum ada kepikiran ingin nambah anak lagi hehehe. Fokus ingin besarin Reyent saja dulu."
"Kenapa kamu kok mau nikah sama si kadal?" Tanya Hendrik tiba-tiba.
"Karena dia TAKDIRKU!" Sahut Rey.
Obrolan masih terus berlanjut sampai malam. Musik DJ juga masih terdengar. Reyent masih main-main, mengejar kucing mainannya. Kenapa Reyent sekarang jadi menyukai kucing? Mungkin karena lihat kucingnya Relly yang bernama Coco. Stella menghampiri Reyent, diraihnya dan gendongnya. Ia ingin memberi susu formula dan menidurkannya. Hari juga sudah sangat larut, tapi Reyent belum mau tidur.
Reyent menangis, berontak ingin turun tidak mau di gendong, masih ingin main. Darmi yang melihat cucunya rewel langsung menghampirinya. Di raihnya dari gendongan Stella, dan di bawa ke kamar Vila yang sudah tersedia. Reyent masih menangis di gendongan Darmi.
"Sssttt, Reyent tidak boleh nakal nak, ini sudah waktunya bobo. Reyent Bobo sama Tati."
"Yeoung, uuhh!"
"Besok main lagi, sekarang waktunya bobo."
Sesampai di kamar Vila Darmi mencuci wajah Reyent dengan air hangat. Kakinya, tangannya, dan badannya.kini sudah terlihat segar. Keringat atau debu yang menempel sudah menghilang. Lalu di tabur bedak supaya harum dan tidak gatal. Kemudian Darmi memakaikan baju tidur. Setelah Reyent terlihat sudah segar Darmi menyalakan AC. Di baringkannya Reyent dan di beri dot yang terisi susu formula supaya cepat tidur.
"Lia kamu istirahat saja, sudah malam," Titah Darmi menyuruh Lia istirahat. Memang Lia yang selalu bantu untuk nyiapin barang Reyent atau keperluan Reyent. Rey yang menyuruhnya. Lia pun menurut ia tidur di sofa dekat ranjang yang Darmi tempati. Akhirnya Reyent tidur juga, kasihan Reyent kelelahan.


Di bawah sana di dekat pantai, tamu-tamu undangan masih pada asik berbincang sampai tak terasa sudah pukul empat lewat. Musik DJ sudah berenti. Para tamu sudah pamit masing-masing ingin ke kamar Vila. Rey dan Stella juga sudah pamit ke kamar. Acara Resepsinya sudah selesai, tamu-tamu sudah masuk kekamar masing-masing ingin beristirahat.
Rey membuka pintu kamarnya, seraya tangannya menggenggam tangan Stella. Pintu terbuka, dan terpampang lah ranjang mereka dan Cake yang sudah di hias oleh petugas Vila.


Stella mengangkat Cakenya, di nyalakannya lilinnya dan di dekatkan ke arah Rey untuk di tiup. Rey merangkul bahu Stella, lalu meniup lilinnya.
"Terima kasih sayang," bisik Rey dan langsung mencium bibir Stella. Rey menggendongnya ala bridal style, lalu masuk ke dalam kamar mandi. Seperti biasa Rey pasti ingin meminta jatah.
Rey menurunkan Stella di Bathtub yang sudah terisi air hangat tanpa melepaskan gaun Stella terlebih dahulu. Stella berteriak karena terkejut. Rey tersenyum jail. Kemudian Rey ikut masuk kedalam Bathtub juga. Entah apa yang akan di lakukan oleh kedua pengantin baru itu?
Paginya, jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi. Seperti biasa Reyent pasti menbangunkan Pipi-Miminya. Reyent mencari keberadaan Stella. Para tamu sebagian juga sudah bangun. Ada yang menikmati Breakfastnya, ada yang berfoto-foto di dekat pantai. Ada juga yang godain Reyent. Masing-masing pada melakukan kegiatan paginya.
Lia menggendong Reyent menuju kekamar Rey dan Stella ingin mengantarkan Reyent. Tadi Reyent rewel nyariin Stella tidak ada. Lalu Darmi Neneknya menyuruh Lia mengantarkan ke kamarnya.
"Reyent panggil Pipi sama Mimi!" Titah Lia.
Tok tok tok
"Mii-miii Piii!" Celotehnya.
Stella menggeliat, samar-samar mendengar suara ketokan pintu. Stella mengerjapkan kedua matanya. Menoleh kesamping, melihat Rey yang masih terlelap nyenyak karena kelelahan akibat percintaannya tadi malam. Rey melakukannya berkali-kali sampai pukul lima pagi. Gila Rey tidak ingat waktu, ngegas terus.
Stella dengan pelan beranjak bangun, memindahkan tangan Rey yang melingkari perutnya. Lalu mengambil Lingerie untuk menutupi tubuh polosnya. Stella membuka pintunya. Tersenyum, melihat siapa yang telah menggedor pintu kamarnya. Di raihnya Reyent dari gendongan Lia, dan bilang terima kasih.
"Reyent bobo sama Tati ya! Maafin Mimi ya," ujar Stella sembari menciumi putranya. Stella kembali terbaring di samping Rey. Ia masih mengantuk dan lelah. Reyent juga di baringkannya di tengah. "Mimi bobo lagi ya! Reyent juga bobo lagi!" Ujarnya seraya memeluk putranya. Tapi Reyent tidak mau tidur, Reyent clingak -clinguk liatin wajah Stella dan Rey bergantian.
Stella memberi empengnya agar ikut tidur, di elusannya kepala Reyent. Menit berikutnya Reyent ikut terpejam. Moment ini yang Stella harapin dari dulu. Tidur bertiga seperti ini. Tak terasa air mata Stella merembes di pipinya.

☆☆☆

Rey mengerjapkan kedua matanya, bibirnya tersenyum. Saat membuka mata melihat pemandangan indah di hadapannya. Rey membalas memeluk Reyent yang sedang memeluk lehernya. Rey mendekatkan wajahnya kearah putranya untuk menghirup wangi Baby.
Stella masih terlelap, ia juga memeluk Reyent.
Rey bergumam dengan pelan, "Jagoan Pipi kok sudah di sini, hem!" Ujarnya, lalu Rey mencium pipinya.
Rey meraih ponselnya, matanya membulat melihat jam sudah pukul sebelas pagi menjelang siang. Dengan pelan Rey membangunkan Stella. Rencananya Rey ingin mengajak Stella main ke pantai. Tapi sudah siang pasti panas. Stella menggeliat, matanya terbuka saat merasakan elusan ibu jarinya Rey mengelus pipinya. Reyent masih anteng di pelukan Rey.
"Bangun Sayang udah siang, nanti kita ke pantai."
Stella beranjak bangun, kepalanya ia senderkan di atas kepala ranjang untuk mengembalikan kesadarannya supaya tidak pusing. Tiga menit kemudian Stella melangkahkan kakinya ke kamar mandi ingin membersihkan diri. Rey masih setia memeluk putranya. Rey menghubungi Pio untuk menyuruh petugas Vila mengantarkan Breakfast ke kamar.
Tidak lama kemudian petugas datang, mengantarkan Breakfast ke kamarnya. Sebenernya Rey ingin ikut mandi bareng dengan Stella. Tapi Rey takut Reyent terbangun tidak ada siapa-siapa. Rey menunggu Stella menyelesaikan kegiatan mandinya. Pintu kamar mandi terbuka, keluarlah Stella yang sudah terlihat segar. Rey tersenyum jail melihat istrinya yang hanya menggunakan Bathrobe, lalu melepas talinya dan meremas payudaranya. Rey langsung masuk kekamar mandi untuk menghindari omelan Stella. Sengaja Rey ingin menjaili istri barunya.
"REEYYYY DASAR KADAL MESUM," teriak Stella dengan kesal. Rey yang merasa di teriakin ia malahan cekikikan di dalam kamar mandi. Stella sudah mengenakan pakaiannya. Ia memakai baju lengan panjang warna putih dan celana Jins panjang.

Setelah berpakaian ia duduk di meja rias, ia mengeringkan rambutnya dengan hair dry.
Rey keluar mengenakan handuk yang di lilitkan di pinggangnya. Kemudian Rey menghampiri Stella, memeluknya dari belakang. Rey mencium pipi Stella.
"Belum morning kiss sayang," pinta Rey yang langsung mengecup bibir Stella.
"Udah sana ganti baju dulu Rey!"
"Semalam aku belum puas sayang, tadi mau mandi bareng tapi ada Reyent putra kita."
"Ya ampun Rey kita sampai pagi kamu bilang belum puas! Dasar kadal." Ucap Stella sebal. Stella mendorongnya agar Rey segera memakai pakaiannya. Rey memakai kemeja putih lengan panjang juga, dan celananya berwarna abu-abu. Untuk menyerasikan pakaian Stella. Biar terlihat Sweet Couple.
Rey mendekati Stella yang masih di meja rias, ia hanya mempoles bedak tipis saja di wajahnya. Karena Stella tidak biasa berdandan yang begitu menor. Rey menyisir rambutnya. Lalu Rey mengajak Stella makan bareng. Sebelum mulai menyantap makanannya, Rey membangunkan putranya.
"Reyent bobo mulu, hem, ayo bangun! Reyent mau main tidak, Pipi beliin Reyent Horses Car." Bisik Rey pada putranya.
Rey kembali menciumi pipi Reyent berkali-kali. Reyent yang merasa ada yang mengganggu, membuka matanya. Reyent mau menangis karena keganggu tidurnya. Bibirnya sudah mencebik, tapi sebelum Reyent menangis Rey mengelitiki perutnya. Akhirnya Reyent tertawa cekikikan karena geli.

Kedua tangannya meraih wajah Rey, dan di tatapnya. Rey mengangkatnya, lalu di gendongnya. Kini Rey dan Stella mulai menyantap sarapannya. Bahkan ini bukan sarapan lagi, ini sudah siang mau ganti jam makan siang. Tidak apa-apa sarapan ples makan siang. Stella memberi Reyent rebusan brokoli. Memang sebelumnya Stella mesan untuk merebus brokoli wortel dan kentang buat Reyent. Jadi petugas Vila jika mengantar makanan kekamarnya slalu tersaji rebusan tiga sayuran itu.

Reyent menikmati makanannya sembari berceloteh. Reyent menatap Mimi-Pipinya yang asik makan saling suap-suapan Waffle lewat mulut. Reyent yang melihat keromantisan kedua orang tuanya ikut tertawa. Seolah ida mengerti apa yang di lakukan oleh Mimi-Pipinya.

Setelah menikmati makanannya, Stella memandikan Reyent. Reyent berceloteh di dalam bak yang Stella siapkan. Reyent teriak-teriak kegirangan, sembari menyiprat-nyipratkan air mengenai wajah Stella. Stella menegornya, Reyent malahan tertawa.
"Reyent Mimi basah, kan Mimi sudah mandi," omel Stella, tapi Reyent malahan semakin menjadi memainkan airnya dengan tangannya sembari berteriak.

Stella dengan cepat mulai menyabuni dan menyampuni. Setelahnya Stella mengambil handuk dan di angkatnya. Namun, Reyent merengek masih ingin berendam main air. Stella membawanya keluar, di dudukkannya di atas ranjang. Stella mengambil peralatan Reyent yang di antar sama Lia. Karena barang-barangnya Reyent ada di kamar Darmi.
Akhirnya Reyent sudah berpakaian, ia turun dari ranjang berjalan menuju ke pintu. Rey dan Stella juga ingin keluar dari kamar ingin mencari angin di siang hari.
Sahabat-sahabatnya Rey sudah berkumpul di ruang santai. Mereka semua pada berbincang-bincang entah apa yang di omongin. Jalel datang membawa box besar, box itu isinya Horses Car hadiah untuk putranya. Kemaren Rey memang memesan lewat online. Jalel lah yang di suruh mengambilnya di post.
"Wahh pengantin baru keluar, betah banget sih bos ehem ehemnya ciat ciat ciat." Celetuk Deden sembari menaik turunkan alisnya. Rey tidak menghiraukannya. Itu sudah terbiasa, tidak kaget lagi dengan mulut teman-temannya yang rempong dan kepo.
"Yang lain pada kemana?" Tanya Rey.
"Lagi renang mungkin! Apa pada mojok nggak tau."
"Halo bos kecil, tos dulu dong sama Oom!" Panggil Beni. Reyent yang sudah akrab sama Beni. Jadi tidak asing lagi, dia menyukai Beni.
Rey membuka box yang Jalel bawa tadi, setelah di buka. Reyent teriak-teriak kegirangan. "Daa daa daaaa, Mi daa Mi da Mi."
"Iya nak itu Kuda," jawab Stella.
Stella membersihkannya dengan kain basah dan Anti Septi. Untuk menghilangkan debu, Reyent menaikinya.

Rey begitu menyayangi putranya, di saat sibuk begini Rey tetap ingat sama putranya. Rey memesan Horses Car lewat online. Rey tidak sengaja melihat di Shope. Rey langsung tertarik, dan memesannya untuk di antar ke kota Bali.
"Reyent bilang apa sama Pipi? Ayo bilang terima kasih Pipi sudah beliin Reyent sepeda Kuda!" Titah Stella.
"Pi daa daa!"
Rey gregetan, lalu Rey mendekat dan mencium Pipinya berkali-kali. "Iya Pipi beliin sepeda kuda buat Reyent, Reyent senang hem?"
Reyent menunjuk ke belakang, menyuruh Rey untuk mendorongnya. Semua yang ada di situ tertawa. Orang-orang pada menghampiri kericuhan di dalam. Ternyata Reyent yang bikin suasana rame. Twins, Bunga, Mawar, Relly dan Refly juga mendekat. Gevral berseru, "Woww kuda!"
"War uga mo naik uda Oom!" Rengek Mawar ingin ikut naik sepeda kudanya.
"Evral uga mau Oom!"
"Ebral uga Oom!"
Rey jadi pusing melihatnya, keponakannya berebut ingin naik juga. Kalau naik semua Reyent nggak kebagian dong. Rey menggelengkan kepalanya. Kenapa belinya cuma satu? Rey tidak ingat jika ada ponakannya Mawar yang masih berusia 3 tahun. Ada keponakan kembarnya juga. Reyent hanya lihatin wajah sepupunya bergantian.
"Iya Mawar sini naik di belakangnya dede Reyent ok? Bang Gebral sama Bang Gevral nanti ya gantian!" Twins menurut, dan mengangguk. Lalu Rey memanggil Relly untuk mendorongnya berputar-putar. Refly sibuk main gamenya.
"Bos seandainya mereka berempat anak lo semua apa yang lo lakuin bos?" Tanya Aries.
"Stress gue seandainya itu terjadi," ujuarnya.
"Jadi Rencananya mau nambah anak berapa bos? xixixi," celetuk Dicky.
"Tanya sama Nyonyanya," ujar Rey sembari melihat wajah Stella yang salah tingkah mendengar kata Nyonya. Menurutnya itu masih asing di pendengarannya.
"Mau nambah berapa sayang? Di tanya anak-anak itu!"
"Nggak nambah, cukup Reyent saja." Cicit Stella. Rey langsung diam tidak bertanya lagi.
"Ok Guys nikmati saja liburannya di sini ya! Gue mau jalan-jalan dulu sebentar, berputar-putar di pantai."
"Sip Bro beres, ya sudah selamat bersenang-senang bos."
Kemudian Rey menghampiri Nancy yang sedang berbincang dengan Darmi. Ada Serly dan Sari juga.
"Mama tolong jagain Reyent dulu, Rey mau kepantai sebentar!"
Tanpa di pesan pun Nancy pasti akan jagain. Lagian banyak orang juga, pasti banyak yang jagain. Rey pun segera menarik tangan Stella ingin mengajaknya kepantai cari udara. Padahal hari masih panas. Stella hanya menurut saja.
☆☆☆
Hari sudah sore, Rey dan Stella sedang menikmati desiran ombak yang telah menyapu kakinya. Stella dengan sengaja menyipratkan airnya ke arah Rey. Lalu Stella lari untuk menghindari kejaran Rey. Rey mengejarnya dan di tangkapnya. Lalu membopongnya ala bridal style. Dan di putar-putarkanya. Stella berteriak karena takut jatuh.
"Kamu sudah mulai jail, hem!"
"Sekali-kali jail nggak apa-apa dong wlekk," ujarnya.
"Berani ya kamu ledekin suaminya!"
Mendengar kata 'suami' hati Stella menghangat, seperti ada kupu-kupu berterbangan. Kedua pipinya merona.
"Idih pipinya merah kenapa hayo?!"
"Tau ahh," kesal Stella dan menyusupkan wajahnya ke dada Rey.
"Ihh malu, jangan malu sayang sama suami sendiri." Godanya, sembari mencium puncak kepala Stella.
"Aku mau turun!"
Rey menurunkannya, lalu di peluknya dari belakang. Kepalanya ia letakkan di bahu Stella. Rey menghirup leher Stella yang sudah menjadi favoritnya. Rey menyukai wangi alami Stella.
"Stella!"
"Ya"
"Dulu kenapa kamu pergi di saat aku masih tidur?"
Hening masih belum ada jawaban dari Stella. "Sayang!" Stella menarik nafasnya, lalu di hembuskannya.
"Emmmmmm, dulu aku sedang kacau, aku baru di pecat dari pekerjaanku, aku pun baru kehilangan Ibuku, dan aku di hianati oleh Aldi yang sebagai kekasihku dulu. Ia selingkuh dengan sahabat ku sendiri. Jadi dulu aku memang sangat kacau. Kontrakan belum aku bayar. Dan aku tidak ada tujuan ingin kemana? Selain berdiam di bus stop. Aku tidak tau jika tempat itu ada para preman. Karena waktu itu pikiran ku benar-benar kosong. Aku sudah tidak memiliki siapa-siapa. Tabungan juga sudah menipis."
"Dan di saat aku di ganggu para preman, kamu datang menyelamatkan aku. Aku senang, dalam hatiku berkata bahwa kamu dulu malaikat penolongku. Namun, aku salah, kamu sama seperti preman yang sudah mengganggu ku. Dulu aku sangat membencimu Rey, karena sudah menghancurkan hidupku. Akibat perbuatan mu aku tidak bisa melanjutkan kuliahku. Kenapa aku dulu pergi? Karena aku merasa hina dan kotor, aku juga dulu kenapa tidak bisa melawanmu? Aku kalah, aku tidak memiliki tenaga untuk melawan waktu itu. Aku sangat lemas. Dan akhirnya aku cuma pasrah saja." Ungkap Stella panjang lebar, sembari sesenggukan.
Rey terharu mendengar ungkapan Istrinya, dia sangat merasa bersalah. Rey juga menyesali perbuatannya dulu. Tapi untung lah Rey mau bertanggung jawab atas perbuatannya.
"Maafin aku ya, sudah bikin hidupmu hancur! Aku dulu tidak tau jika kamu dalam keadaan tidak baik. Aku dulu juga abis minum, jadi aku setengah sadar. Maafin kebrengsekan ku. Yang terpenting kita sekarang sudah bersatu, kita sudah menikah, kita sudah menjadi suami istri sah. Aku janji akan membahagiakan kalian berdua. Kita sama-sama merawat Reyent putra kita, jagoan kita. Maafin aku, disaat kamu mengandung Reyent aku tidak ada di sisimu. Dulu aku seperti orang gila mencari keberadaan mu Sayang. Ternyata Tuhan hanya mengujiku. Supaya aku berhenti mempermainkan perempuan. Dan Tuhan ingin aku mencarimu. Ingat apapun yang terjadi tetaplah bersamaku, dan jangan pernah mendengarkan kata-kata dari para mantan-mantan ku. Mereka semua hanya ingin hartaku."
Tangisan Stella semakin terisak, ia selalu sedih jika mengingat masa lalunya dulu. Jika memang jodoh Tuhan pasti mempertemukannya kembali. Semua sudah di atur oleh Tuhan. Dan takdirnya Stella bukan sama Aldi. Di lihatnya Aldi orangnya setia, pendiam, tapi hatinya busuk. Berbeda dengan Reyneis Bastian Digantara yang terkenal Plaboy. Terkenal brengsek. Tetapi bisa memberikan cinta dan kesetiaan buat Stella. Kini mereka sudah menjadi suami-istri.
Rey menghapus air mata Stella dengan lembut. Di ciumnya kening Stella. "Jangan menangis lagi, aku tidak mau melihat wajahmu sedih. Ini hari bahagia kita, aku ingin melihat wajah ceriamu. Sayang terima kasih sudah melahirkan Reyent yang begitu lucu dan menggemaskan. Aku ingin melihat foto atau video saat Reyent masih bayi."
"Foto albumnya ada di rumah Ibu Darmi."
Rey tersenyum, menyatukan kening mereka. Lalu Rey melumat bibir Stella. Semoga rumah tangganya Stella dan Rey selalu bahagia. Stella selalu berharap putranya bahagia selalu.
****
BERSAMBUNG.
terima kasih sudah mau membaca
Typo bertebaran 🙈
Ok Gomawo 😊
Saranghae 😘
It's Me Rera