Masih Happy Weddings!
Reyneis & Stella 😘

Happy Reading!
Warning 21+
_________________

Gedoran pintu telah membangunkan Reyneis yang baru terlelap, sembari memeluk Stella yang sudah menjadi istri sahnya beberapa jam yang lalu. Rey mengerjapkan matanya pelan, ia mengumpat sama orang yang sudah menggedor-gedor pintu begitu sangat keras. Rey akan mengutuk sama orang yang sudah mengganggunya. Apa orang yang di luar sana tidak tau bahwa dirinya baru tidur beberapa jam akibat percintaan panasnya. Rey mengambil phonselnya ingin melihat jam. Matanya membulat, ini baru jam tiga pagi, tapi orang di luar sana sudah sibuk membangunkannya. Apa mereka tidak tidur?
Dengan pelan-pelan Rey menarik tangannya yang di gunakan bantal Stella. Lalu Rey beranjak bangun, memakai celana boxernya dan ingin membukakan pintu. Setelah pintu terbuk, Rey ingin mengumpat sama orang yang di depan pintu itu. Tapi sebelum ia mengumpat tiba-tiba ada kejutan.
"HAPPY BIRTHDAY MY BOS, MY BEST FRIENDS, MY KADAL, DAN PENGANTIN BARU" teriak mereka serempak.
Ya mereka adalah Dicky, Farel, Beni, Vito, Kariri, Adi, Aries, Lulu, Fara, dan Frisca. Mereka sengaja memberi kejutan di jam dini hari. Rencananya ulang tahunnya Rey akan di rayakan di Bali. Padahal tanggal ulang tahunnya kemaren pas hari Akad nikahnya.
"Bangke kalian semua, ganggu orang saja. Nggak tau apa! gue lagi mimpi kesurga dunia."
"Mang mimpi apaan bos? Gimana gimana bos abis berapa ronde tadi?" Celetuk Dicky sembari menaik turunkan alisnya. "Bos ayo tiup donk lilinnya."
Rey menutup pintunya lagi, dia ingin membangunkan Stella untuk tiup lilin bareng. Dengan lembut Rey membangunkannya, membelai pipinya "Baby bangun sebentar," bisik Rey sembari mengelus pipi istrinya.
Stella menggeliat, matanya terbuka, "Jam berapa ini Rey?"
"Jam tiga pagi."
"Terus kenapa kamu bangunin aku? Apa Reyent rewel?"
"Tidak sayang, ayo bangun dulu sebentar, nanti tidur lagi. Itu di luar ada anak-anak nyuruh tiup lilin. Ayo cepat bangun pake baju ini," Titah Rey sembari memberi Lengerie berkain sutra berwarna putih.

Lengerie ini Rey sendiri yang membelinya, dia sendiri yang memilihnya. Rey sudah mengiranya jika Stella yang memakainya pasti sangat cocok dan sangat cantik. Stella beranjak bangun, kepalanya ia senderkan di atas kepala ranjang. Rey mengambil bra dan celana dalam milik Stella. Rey membantu memakaikannya. Pipi Stella merona karena malu.
Setelah memakaikan bra dan celana dalamnya, kini Rey memakaikan Lengerie-nya. "Cantik," ujarnya sembari tersenyum.
Stella dan Rey menghampiri cicunguk-cicunguk yang masih di depan pintu. Rambut Stella di urai untuk menutupi lehernya yang penuh kissmart atas perbuatan Rey.
"Ehemmm pengantin baru," ledek Aries. Mereka semua masuk kekamar inap Fara dan Lulu untuk memotong kue. Rey mengucap doa dalam hati, meminta sesuatu sama Tuhan. Rey merangkul bahu Stella, lalu meniup lilinnya. Usia Rey sudah bertambah, pas di hari pernikahannya usianya duapuluh tiga tahun. Semoga Rey semakin dewasa, makin sukses terus bisnisnya dan semoga jadi suami dan Ayah yang baik. Satu lagi, semoga Rey benar-benar berubah dari Playboy-nya.
Rey memotong cake-nya, potongan pertama berikan sama Stella. Potongan yang kedua berikan sama Frisca. Padahal dulu setiap Rey ulang tahun selalu Frisca yang dapat potongan cake yang pertama. Sekarang mendapat yang kedua. Frisca tersenyum kecil, hatinya perih. Kenapa ia masih selalu ingat kenangannya bersama Rey? Frisca sendiri juga tidak tau.
Mereka telah menikmati cake, di temanai dengan sebotol Whiskey. Rey memeluk pinggang Stella sangat posesif.
"Gue tuh masih nggak nyangka bos, bahwa mulai hari ini status lo sudah berubah menjadi seorang suami. Beruntung banget lo bos mendapat istri yang sangat cantik." Ujar Farel, Rey hanya tersenyum. Lalu mereka bersulang dan membahas keberangkatannya ke Bali. Semua Pio, Jalel, dan Rian yang mengurusnya. Rencananya siang nanti pukul tiga sore terbangnya. Sekitar ada dua pesawat atau tiga pesawat yang sudah di siapkan untuk tamu dan saudara yang ikut ke Bali. Semua ini tanpa campur tangan orang tuanya Rey.
Asik berbincang sampai tak terasa sudah pukul empat lewat sepuluh menit pagi. Stella tertidur di pangkuan Rey. Karena mata Stella sudah tidak tahan lagi, Rey menyuruhnya tidur di pangkuannya.
"Nanti siang kalian semua duluan saja ke Balinya, gue, Stella, Reyent dan Pio nyusul belakangan. Ingat malamnya BBQ jadi semuanya harus sudah siap saat gue sampai. Jangan sampai bikin tamu-tamu kecewa. Sambut mereka dengan baik." Pesan Rey panjang lebar.
Mereka yang di pesan hanya bilang 'Ya, siap bos' seperti itu. Kemudian Rey menggendong Stella ala bridal style untuk pindah kekamarnya yang ada di sebelah. Setelah kepergian Rey. Dicky, Beni dan yang lain pun pindah kekamar mereka masing-masing. Mereka memang belum tidur sama sekali. Sehabis resepsi mereka menyiapkan kejutan buat Rey. Tentu saja tanpa di ketahui oleh Rey.
Semalam Rey kira mereka sudah di kamar hotel masing-masing. Mengingat tidak melihat batang hidung mereka semua. Ini lah yang di namakan sahabat yang setia. Rela ngelakuin apa saja demi sahabatnya.
Sesampainya di kamar Rey membaringkan tubuh Stella dengan pelan. Rey mencium keningnya, kedua matanya, hidungnya dan yang terkhir bibirnya. Hanya ciuman singkat. Rey memandangi wajah damai Stella yang terlelap. Ibu jarinya mengelus bibir Stella dan bergumam, "Sangat manis."
"Babe aku menginginkanmu lagi! Sebagai kado terindahku. Babe bentar saja ya udah nggak tahan lagi nih." Bisik Rey di telinga Stella dengan lembut. Lalu Rey menindih Stella dan mencium bibirnya. Stella membuka kedua matanya akibat ciuman Rey, membiarkan Rey untuk menguasai tubuhnya. "Kamu tidak ngucapin selamat ulang tahun hem?"
"Happy birthday day Pipi Rey, Wish you all the best," Ucap Stella.
"Kadonya mana?"
"Kan aku belum nyiapin, besok jika sudah selesai acara pasti aku akan membeli kado untukmu." Ucap Stella polos.
"Tidak perlu, aku hanya pengen kado yang ini dan ini," ujar Rey meremas payudara Stella dan meraba vaginanya. Rey mengedip-ngedipkan sebelah matanya. Belum sampai Stella memberi ijin, jari tengah Rey sudah menerobos masuk kedalam milik Stella. Rey memainkan jarinya di bawah sana. Jarinya terus keluar masuk, memainkan klitoris Stella. Rey menyibak Lengerie yang di kenakan Stella. Lalu Rey langsung menghisap payudaranya.
Permainannya semakin liar dan panas, sampai terdengar desahan lembut dari mulut Stella. Milik Stella sudah sangat basah karena pelepasannya berkali-kali. Sangat basah licin pasti nikmat gumam Rey.
Rey sudah tidak tahan lagi, dengan pelan Rey sudah menyatukan miliknya dengan milik Stella. Rey semakin semangat, Rey terus menggerakkan pinggulnya, sembari merapatkan tubuh Stella. Terdengar desahan lembut Stella, Rey kembali melumat bibir tipis Stella.
Keduanya telah mencapai pelepasannya, Rey berteriak dan mengucapkan kata 'I love you' berulang kali. "Thank you so much Baby, aku sangat bahagia malam ini. Terima kasih kamu mau menikah dengan ku. Aku masih tidak menyangka dengan pertemuan kita dulu. Mungkin semua sudah di atur oleh Tuhan. Tetaplah bersamaku sampai maut memisahkan Stella Anggraini. I really love you Mrs. Digantara." Ungkap Rey, lalu mencium kening Stella dengan lembut. "Dan terima kasih untuk kadonya malam ini sayang," ujarnya sembari mengedip-ngedipkan sebelah matanya.
Stella menangis, ia terharu dengan kata-kata Rey. Ia juga beruntung karena menikah dengan Rey. Bukan karena Rey kaya bukan, tetapi karena Rey sangat mau bertanggung jawab. Mau mengakui putranya.
Rey masih di atas tubuh Stella, miliknya masih di dalam milik Stella. Rey tidak akan puas, ia mengulang sampai beberapa ronde. Hingga menjelang pukul lima pagi. Kini keduanya telah terlelap begitu nyenyak, dan Rey tetap masih menyatu dengan milik Stella. Rey tidur di atas tubuh Stella. Stella membiarkannya. Ia benar-benar sangat lelah.
☆☆☆
Tok tok tok
Kembali terdengar gedoran pintu, ponsel miliknya Rey juga berbunyi tanda ada panggilan masuk. Dan dua pesan masuk dari Pio.
"Bos semuanya sudah siap."
"Ok! Atur saja."
Kemudian Rey mematikan panggilannya. Rey beranjak bangun ingin membuka pintu.
Tok tok tok
"Pii-Piii," celetuk Reyent dari luar sembari menggedor pintunya.
Rey tersenyum melihat siapa yang telah menggedor pintu kamarnya. Ternyata Reyent yang berada di gendongan Mamanya. Rey langsung meraihnya untuk di gendongnya dan di ciumnya.
"MMii-miii!"
"Sssssttt Mimi masih bobo nggak boleh berisik. Kiss Pipi dong!" Reyent menciumnya.
"Mama nanti sama yang lain berangkat duluan ke Balinya. Rey belakangan Ma. Di sana sudah di urus semuanya."
"Ya sudah Mama pulang dulu kerumah ya!"
"Ya mah! Reyent dada dulu sama Oma, gimana kalau Kiss bye?" Titah Rey.
Reyent langsung melambaikan tangannya dan kiss bye sama Omanya. Setelah Nancy pamit pergi, Rey menutup pintunya kembali. Stella masih terlelap, Reyent berceloteh. Rey mendekatkan wajah Reyent ke wajah Stella biar di cium oleh Reyent. Rey membaca pesan dari Revy adiknya yang di London. Setelah membaca pesan dari Revy, Rey langsung melakukan panggilannya lewat video call via Wechat.
Rey memangku Reyent, tetapi Reyent nggak mau diam. Maunya jalan-jalan mulu. Sembari makan roti yang Nancy beri tadi, Reyent mengelilingi ranjang Mimi Pipinya sembari berceloteh.

Mendengar celotehan Reyent Revy berteriak memanggil Reyent. "Omg so cute, Bang cepetan ajak Reyent ke London, gemes gue."
"Ya ya bawel, semua butuh proses kung. Reyent sini ngomong sama Ate Revy."
Reyent malahan bergumam, "Mam mam," ucapnya.
Rey mengangkat Reyent dan di pangkunya. Reyent menawari roti sama Revy. "Mam Te Mam."
"Reyent lagi Mamam ya!"
"Uhhh"
"Gemesin banget sih Bang!"
Stella yang terlelap mendengar suara berisik, ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia tersenyum saat lihat Reyent di pangkuan Rey. "Reyent," panggil Stella dengan suara seraknya kas bangun tidur.
Rey menoleh dan tersenyum melihat istrinya terbangun.
"Berisik ya! Maaf ya, ini si Jangkung Vicall!"
"Hai Kak Stella, baru bangun ya!"
Stella hanya tersenyum, sembari menarik selimutnya sampai leher. "Mii," panggil Reyent.
"Reyent mamam apa nak?"
"Ti-Mi uhh!"
Rey mengakhiri obrolannya dengan Revy, lalu ponselnya di letakkan kembali di atas nakas. Rey masuk ke dalam selimut lagi. Rey mengajak berbincang dengan Reyent. Rey menggelitiki perutnya dengan ciumannya. Reyent cekikikan karena geli. Stella menegornya supaya jangan sering di gelitikin, jika sering di gelitikin nantinya tidak nafsu makan.

Rey menciumi putranya, Reyent teriak teriak Kegirangan. Di dalam kamar hotel itu di penuhi tawa Reyent dan Reyneis. Sepasang pengantin baru itu terlihat bahagia, apa lagi sudah memiliki seorang putra. Rey dan Stella sangat bahagia karena sudah menjadi keluarga kecil. Kini ketiganya sudah terlelap. Rey dan Stella saling memeluk Reyent yang berada di tengah. Mereka melanjutkan tidurnya.
"Sayang kamu lapar?" Tanya Rey, Stella mengangguk. Rey mengambil ponselnya, menghubungi Pio untuk menyuruh petugas hotel mengantarkan Breakfast ke kamar.
Tidak lama terdengar suara ketukan pintu. Rey beranjak bangun untuk membukakan pintu. Petugas hotel ingin mendorong masuk meja yang tersaji Breakfast. Tapi Rey mencegahnya, lalu petugas hotel pamit undur diri. Rey mengucapkan terima kasih.
Stella beranjak bangun, ia mengambil penjamasnya. Rambutnya di ikat cepol, kemudian ia menghampiri Rey yang sudah duduk di sofa sembari memangku Reyent. Stella mengambil air minum, diam-diam Rey memotretnya lewat ponselnya. "Sayang lihat sini," Stella menoleh lalu.
Cekrek

Di atas meja tersaji Toas bread, scrambled, Bacon, two egg half boil, Coffee. Dan ada juga water melon, Dragon fruit buat menu penutup. Rey dan Stella sedang menikmati Breakfastnya. Sembari bergurau dengan putra mereka.
***
Pantai Lima Estate, Bali 20:45pm
Rey dan Stella maupun Reyent sudah sampai di kota Bali yang merupakan wadah berkumpulnya para pelaku bisnis property yang berada di wilayah Bali dan sekitarnya. Bahkan tempat ini sering di gunakan untuk resepsi pernikahan atau Prewedding.
Dan disini lah, malam ini pukul delapan lewat empatpuluh lima menit, Reyneis Bastian Digantara dan Stella Anggraeni yang sebagai kedua mempelai telah menggelar resepsi pernikahannya di Pantai Lima Estate.



Banyak tamu-tamu, saudara, sahabat dan juga rekan bisnisnya Rey yang datang. Mereka semua lagi menikmati BBQ yang sudah di siapkan oleh pegawai-pegawainya Rey. Semua sudah Rey serahin sama bawahannya.
Terdengar suara MC telah memberi pengumuman, bahwa pemotongan cake akan di mulai. Rey dan Stella naik ke atas panggung.
"Mohon maaf semuanya, jika saya telah menggagu acara makan malam kalian semua. Malam ini pengantin pria akan segera memotong cake ulang tahunnya. Ini motong yang kedua kali ya hahaha."
"Ok Rey silahkan tiup lilinnya dan potong cakenya!" Titah Dewo.
Rey merengkuh pinggang Stella, Rey memejamkan kedua matanya, lalu dia mengucap do'a dalam hati. Setelah selesai Rey meniup lilin. Dan di raihnya tangan Stella untuk memotong cake bersama. Potongan cake pertama Rey suapkan ke Stella, lalu mencium keningnya. Seluruh tamu memberi tepukan tangan.
"Ini beneran lo sudah nikah Rey? Gue masih tidak percaya loh Rey. Bahwa saat ini status lo sudah berubah hahaha," ledek Dewo.
"Cerita dong Rey sama kita semua, dimana kalian awal pertemuannya?"
"Hemmmm awal pertemuannya dulu di bus stop di dekat Jembatan Lima Telok Gong. Dulu kita abis dari club trus nongkrong sebentar di Jembatan Lima. Saat kita mau pulang gue melihat seorang gadis telah di ganggu oleh para preman yang mabuk. Gue bilang sama Dicky untuk menghampirinya ingin menolong gadis itu. Lelaki yang bertato badan besar sudah ingin merobek baju gadis itu. Gue dan anak-anak langsung keluar menghajar para preman itu. Kemudian gue mengajak gadis itu pulang ke apartment gue. Gadis itu adalah Stella Anggraeni yang sudah menjadi istri sah gue." Ungkap Rey panjang lebar, sembari menatap wajah Stella yang menunduk menahan tangis.
"Wahh gue sangat salut Rey, jadi lo menjadi pahlawannya Stella dong! Jika tidak ada lo apa yang akan terjadi? Sekarang Stella sudah menjadi istri lo, apa lo bahagia Rey? Apa lagi menikah di hari ulang tahun lo!"
"Sangat, gue sangat bahagia. Gue hampir mau gila saat dia menghilang. Gue berjuang untuk mencarinya ke sana ke sini. Karena kesabaran gue , perjuangan gue, akhirnya Tuhan mempertemukan gue dengan Stella lagi." Ujarnya yang masih memandangi wajah Stella. Frisca yang mendengar ungkapan Rey, hatinya sakit. Ia menangis. Karena cintanya di hianati oleh Rey dulu. Kariri mencoba menenangkannya agar tidak sedih.
"Lalu kado apa yang kau minta di hari ulang tahun lo ini Rey?"
"Gue tidak meminta kado apa-apa, gue sudah memiliki dua kado." Rey merapatkan tubuh Stella, masih terus memandangi wajah Stella. Lalu Rey menaikkan dagu Stella.
"Stella Anggraeni, kau lah kado terindah ku di hari ulang tahun ku," ujar Rey sembari mencium kening Stella dengan lembut. Stella tidak tahan lagi untuk menahan air matanya. Tangisnya langsung pecah, ia tersenyum sembari manggut-manggut. Rey tersenyum dan meremas kedua tangan Stella.


"Stella Anggraeni jadilah pendamping hidup ku sampai maut memisahkan. Apapun yang terjadi nanti tetaplah di samping ku."
Stella semakin terisak mendengar kata-kata Rey yang menharukan. Pipinya basah penuh air mata. Rey mengusap air mata Stella.
"Luar biasa lo Rey, semua tamu ikut sesenggukan mendengar pengakuan mu Rey. Gue sangat salut sama lo Rey. Tidak gue sangka Reyneis Bastian Digantara yang terkenal Playboy cap kadal kini statusnya sudah menjadi seorang suami. Gue tau banget lo dulu seperti apa Rey. Kita semua yang ada di sini hanya memberi doa semoga rumah tangga kalian langgeng terus ya Rey!"
"Oh ya, tadi bilang lo ada dua kado! Satunya kado apa Rey?"
"Emmmm kado yang satu adalah penerus darahku." Ujar Rey tersenyum, Rey memanggil nama Reyent.
***
Reyent sedang bermain dengan kedua adeknya Rey yang bernama Relly dan Refly. Ada keponakan Rey juga. Relly menggendong Reyent ingin menghampiri Abangnya di atas panggung. Di serahkannya Reyent, dan Rey meraihnya. "Pii-Piii . . . Mii-miii," ucap Reyent.
"Inilah kado yang kedua, Reyent Bintang Nugroho Digantara. Dia adalah penerus darahku, putra kami, jagoan kami." ujar Rey seraya menciumi pipi gembul Reyent.

Reyent tertawa dan berceloteh, Rey merengkuh pinggang Stella. Di ciumnya kening Stella, lalu berkata. "Terima kasih sudah melahirkan Reyent tanpa ada aku di sisimu." Stella kembali terisak.
"Loh loh Rey ini gimana ini ceritanya! Baru nikah kok dah ada anak segede ini?" Tanya Dewo yang pura-pura tidak tau.
"Soal itu tidak usah tanya hehehe tanpa gue jelasin pun lo sudah tau jawabannya." Ujarnya yang langsung di tertawai para tamu undangan. Begitupun rombongan Dicky dan Beni pada bersorak, meledek Rey. Roni sang Ayah cuma geleng-geleng kepala. Nancy sedari tadi memandangi wajah Rey dari jauh. Nancy masih tidak percaya bahwa putra kecilnya dulu kini sudah melepas lajangnya. Putra manjanya. Sudah menjadi seorang suami. Kedua Mata Nancy berkaca-kaca.
"Ok Rey thanks atas ungkapan lo Bro. Emm untuk Stella Anggraeni apakah Anda bahagia menikah dengan Reyneis Bastian Digantara? Kenapa kamu mau menikah dengannya? Padahal Rey sangat brengsek dan player!"
"Ya saya bahagia! Saya menerima Rey karena putra saya Reyent. Saya tidak mau putra saya di cemoh orang jika tidak memiliki Ayah. Saya hanya ingin putra saya bahagia." Jelasnya sembari terisak.
"Ok terima kasih Stella, kami semua yang ada di sini turut mendoakan hubungan kalian berdua. Semoga rumah tangga kalian berdua langgeng terus sampai maut memisahkan Amin."
Kemudian Stella turun ikut bergabung dengan Nancy, Darmi, Wiki, Serly, dan yang lain. Setelah Stella turun dari panggung, Rey mulai memainkan DJ-nya untuk menghibur para tamunya yang hadir. Reyent yang ada di pangkuan Stella memberontak ingin turun. Memang Reyent tidak betah jika duduk terus, maunya ia jalan-jalan. Saat di turunkan Reyent langsung joget-joget.

Semua para tamu undangan tertawa melihat kelucuan Reyent. Masing-masing menghampiri Reyent dan mencium pipinya dan mencubitnya dengan gemas. Reyent berteriak karena kesal pada nyium.
Dengan adanya Reyent suana menjadi heboh dan tawaan. Hati Stella menghangat melihat kebahagian putranya. Ia sangat berterima kasih sama Tuhan karena sudah memberi kesempatan untuk bahagia. Semoga putranya selalu bahagia dan selalu di lindungi oleh Tuhan Amin. Tak terasa air mata Stella merembes di pipinya.
________
Bersambung.
Maaf telat update! Telat trus maaf ya!
Sebenernya mau up kemaren hari senin, karena belum di edit jadi di tunda hehehe 😊
Oh ya tolong baca sampe bawah ya, yang tidak mau skip ja.
Gue mau jelasin tentang Stella, Reyneis
Awal Pertama saat Rey menyentuh Stella kenapa langsung hamil?
Karena waktu itu Stella dalam masa penyuburan dan Rey lagi mabuk juga. Jadi benih Rey langsung subur di rahim Stella.
Yang kedua Rey menyentuh Stella lagi, tapi benihnya Rey tidak di satuin dengan milik Stella! Karena Rey melakukannya dengan sadar.
Nah setelah kejadian itu, Stella minum pil KB sampai sekarang buat jaga-jaga.
TERIMA KASIH SUDAH MAU MEMBACA.
Saranghae 🥰
It's Me Rera