Chereads / He's My Son 01 / Chapter 22 - CHAPTER 21

Chapter 22 - CHAPTER 21

Happy Weddings! 😍😆

19-09-16

Reyneis Bastian Digantara  & Stella Anggraeni

________________________

Perum. Legenda Cibubur

Hari ini adalah hari kebahagian, di kediaman Nancy dan Roni yang di Cibubur sudah mulai rame. Banyak tamu undangan yang berdatangan atau saudara-saudara yang hadir. Sahabat-sahabatnya Rey juga sudah hadir semua. Revylin Evaneis Jenyse adeknya Rey tidak bisa pulang, karena dia baru berangkat ke London. Revy hanya mengucapkan Happy Weddings Day lewat video call. Dan Revy meminta Rey nanti Honeymoon ke London saja, ia ingin melihat Reyent keponakannya yang lucu. Awalnya Revy kaget kalau Rey kakaknya mau menikah dengan Stella. Setau Revy hubungannya Rey dulu dengan Frisca. Revy sudah tau watak dan sifat abangnya.

Hari ini tepat pada tanggal sembilan belas hari pernikahannya Reyneis Bastian Digantara dengan Stella Anggraini.

Hari yang unik tanggal yang unik, karena tanggal dan hari pernikahannya pas hari ulang tahunnya Reyneis. Yang nentuin tanggal ini adalah Nancy Mamanya Rey. Seperti dulu sewaktu menikah dengan Roni Papanya. Hari pernikahannya di gelar pada hari ulang tahun Roni Setiawan Digantara.

Stella berada di kamar pengantin sedang di rias, jantung Stella merasa berdebar-debar. Ia seperti mimpi, masih tidak percaya jika hari ini hari pernikahannya. Beberapa jam lagi ia akan menjadi seorang istri. Setelah di rias Stella duduk di sofa sembari memandangi foto mendiang kedua orang tuanya. Ia sedih di hari pernikahannya tidak ada siapa-siapa. Ia menginginkan mendiang Ayah dan Mendiang Ibunya hadir. Tapi itu tidak mungkin. Tak terasa air matanya mengalir di pipi mulusnya. Ia terisak karena mendiang kedua orang tuanya tidak ada di sisinya.

"Ibu, Ayah hari ini hari pernikahan Stella, doain Stella ya Ibu, Ayah!" Lirih Stella. "Ibu Stella masih tidak percaya, beberapa jam lagi status Stella sudah berubah menjadi seorang istri. Ayah Ibu, Stella rindu sama kalian, jika Ayah sama Ibu ada disini menemani Stella. Pasti Stella bahagia banget hikz hikz. Stella harap Ibu sama Ayah datang kesini menyaksikan pernikahan Stella, walau cuma bayangan Ibu saja." Lirih Stella sembari terisak.

Pintu terbuka masuklah Darmi dan Ruslan, orang yang sudah menjadi wali Stella selama dua tahun ini. Mereka lah orang tua Stella sekarang. Tangisan Stella makin terisak, dadanya sesak. Ia memeluk foto mendiang kedua orang tuanya. Kedua matanya terpenjam, bibirnya bergetar dan air matanya semakin deras sampai make-up-nya berantakan.

"Stella!" Panggil Ibu Darmi, menghampiri Stella yang duduk di sofa. Darmi memeluknya sembari mengelus puncak kepalanya. 

"Ibu Stella Rindu Ibu sama Ayah, Stella mengijinkan mereka ada di sini. Hikz hikz hikz. Mereka tidak bisa melihat pernikahan Stella Bu, hikz hikz." Ucap Stella bergetar dan terisak.

"Sssssttt, Ibu sama Ayah pasti datang ke sini melihat pernikahanmu. Cuma kamu tidak bisa melihat Beliau. Jangan sedih, kamu tidak sendirian disini. Ada Ibu, Bapak, Kak Ririn Bang Dana, Wiki. Kita semua menemanimu disini. Bukankah ini yang terbaik buat kamu dan Reyent nak? Maka dari itu raihlah kebahagianmu. Tuhan sudah memberi pentunjuk untuk kebahagian mu dan juga Reyent."

"Kamu senang kan, akhirnya Reyneis mau menikahimu, keluarga Rey juga mau menerimamu. Ibu pesan sama kamu, jadilah istri yang baik dan penurut. Jika ada masalah bicarakan baik-baik."

"Nangislah nak, biar hatimu lega."

Stella makin mengeratkan pelukannya dengan Ibu Darmi, tangisannya pecah, ia sesenggukan. Penata rias masuk kekamar lagi ingin merapikan riasan Stella. Dan masuk lah Wiki bersama Reyent yang ada di gendongannya. Sedari tadi Reyent bermain kucing mainan bersama adek dan keponakannya Rey di lantai satu. Banyak yang menyukai Reyent, saudara-saudara Rey pada gemas melihat Reyent yang lucu. Mereka pada nyubitin pipi Reyent,  di ciumnya. Reyent yang di cium dan di cubit pipinya ia berteriak.

Saat Wiki dan Yoga datang, Reyent memanggil Wiki, "Te-te-te,-ga-ga!" Ucap Reyent menghampiri Wiki.

Tamu-tamu yang melihatnya pada heran, ngomong apa Reyent itu. Setelah di jelasin maksud Reyent itu 'Tante dan Yoga,' Mereka semua tertawa.

Wiki langsung menggendongnya, menciumnya. "Reyent  ingat ya sama Tante Wiki hem!"

"Te-te-te! Mi-mi!"

"Ayo kita lihat Mimi," ucap Wiki yang ijin membawa Reyent menemui Stella di kamar atas.

Setelah sudah sampai di kamar, Reyent memberontak ingin turun. "Mii-miii!"

"Ya nak, Reyent abis ngapain tadi?" Tanya Stella.

"Yeong- Mi yeong," ucap Reyent sembari menunjuk-nunjuk pintu.

"Reyent abis main meyoung sama siapa nak?"

"Ka-ka!"

"Oh sama Kakak ya!"

Cuma Stella yang paham dengan omongan Reyent. Wiki hanya bengong lihat Reyent bicara, karena dia tidak paham. "Meng-meng!" Ucap Reyent minta empengnya. Stella memberinya, Reyent langsung anteng di pangkuan Stella.

Akad nikah pun akan di mulai, semua tamu undangan, sahabat dan saudara sudah berkumpul semua. Rey pun sudah siap dan menunggu Stella di bawah. Stella keluar dari kamar dengan di dampingi Wiki, Darmi dan Ruslan. Sedangkan Reyent di gendong oleh Yoga. Rey memandangi wajah Stella terus yang berada di undakan anak tangga. Kedua matanya tidak berkedip melihat ke cantikan Stella yang begitu alami.

Hari ini Stella sangat cantik bagi Rey, ia merasa beruntung bisa menikahi Stella. Gadis yang baik, polos, pendiam. Tidak di sangka pertemuan yang tak sengaja dengan Stella dulu. Kini beberapa menit lagi statusnya akan menjadi istri sahnya. Dulu dia sedang menolong Stella saat  mau di perkosa oleh para preman. Untung saja Rey dulu tidak terlambat datang.

Stella di persilahkan duduk di kursi sebelahnya Rey. Rey masih memandangi wajah Stella yang menunduk sedari tadi. Rey juga sangat tampan, ia menggunakan kemeja putih, jas hitam, dan dasi kupu hitam.

Deheman penghulu membuyarkan Rey yang terus memandangi wajah Stella. Roni Papanya Rey terkekeh dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya.

Pengucapan Ijab Qabul di mulai, Stella terisak-terisak. Sekelebat ia melihat bayangan Mendiang Ibunya memakai baju putih. Stella menggelengkan kepalanya, mendiang Ibu Stella tepat di depan wajah Stella. Penglihatan Stella, wajah Mendiang Ibunya terlihat sangat sedih, seperti orang menangis. Tangisan Stella pecah, ia sesenggukan, dan bibirnya bergetar menahan isakannya.

Darmi dan Nancy yang berada di belakangnya mendekatinya. Membisikan sesuatu, tapi Stella malahan bergumam, Ibu ibu ibu. Darmi menghapus air mata Stella, Darmi ikut menangis melihat Stella seperti ini. Nancy juga berkaca-kaca. Wiki, Ririn, Wia kedua matanya juga berkaca-kaca. Stella semakin terisak, tubuhnya bergetar.

Pio, Jalel orang kepercayaan Rey yang sedang motret dan mengambil video juga seperti melihat bayangan putih di dalam kameranya. Bayangan putih itu tepat di depan Stella, sedang mengelus puncak kepala Stella. Tapi jika di liat biasa tidak kelihatan. Namun, kembali di lihat lewat kamera masih ada bayangan putih. Aneh banget, gumam Pio.

Sekelebat bayangan putih itu mungkin mendiang orang tuanya Stella! Beliau hadir ingin menyaksikan pernikahan putri satu-satunya. Setelah selesai Ijab Qabul bayangan mendiang ibu Stella menghilang sembari tersenyum dan melambaikan tangan.

Rey yang di sebelahnya di buat bingung, ia ingin sekali menghapus air mata Stella. Tapi Rey harus fokus dan mengikuti ucapan Pak Penghulu. Dengan sekali tarik nafas, Rey mengucapkannya dengan lancar dan cepat. Tidak sampai di ulang-ulang, nggak sia-sia siang malam ia latihan mengucapkan Ijab Qabul dengan Bayu Abang angkatnya. Kini Stella sudah sah menjadi istri Reyneis Bastian Digantara. Dan Rey pun  sudah sah menjadi suami Stella Anggraini.

Mereka berdua sudah menjadi sepasang suami istri. Sekarang saatnya memakaikan Cincin Pernikahan.

Cincin yang bermata tiga, hasil pesanan Reyneis sendiri. Rey mepersiapkanya saat mengetahui tentang Reyent. Stella mencoba tersenyum, supaya tidak keliatan sedih.

Rey memakaikan Cincin pernikahan kejari lentik Stella. Bibirnya selalu tersenyum, dan hatinya sangat bahagia. Akhirnya yang ia kejar dan ia perjuangkan kini sudah menjadi istri sahnya. Setelah bertukar Cincin, Rey mencium pipi Stella. Stella terlihat malu-malu, karena di cium di tempat umum. Di tambah suara sorakan-sorakan dari teman-temannya Rey. Stella memejamkan kedua matanya dan menunduk.

Rey memandangi wajah Stella tanpa kedip. Lalu fokus ke bibir Stella. Rey ingin menciumnya namun Stella menolak. Ia malu banyak orang. Sorakan Dicky menghentikan Rey yang ingin memcium bibir Stella.

"Ehh kadal nyosor mulu dech, tahan bos tahan dulu. Nanti malam saja lo puasin ehem ehem nya, ckckck."

"Dickyy!" Panggil Beni.

"Yess sayang," sahut Farel.

"Omg, kalian ini bisa diam nggak sih, geli gue dengarnya," ucap Lulu kesal.

Dicky, Beni, Farel, Vito dan teman lainnya duduk paling depan. Frisca duduk di sebelah Kariri, mereka duduk di pojokan. Frisca melihat pernikahan Rey ia begitu sedih, tapi ia bahagia juga. Ia tidak boleh sedih, ia sudah jadi miliknya Kariri.

Mereka menghampiri Stella dan Rey, ingin memberi selamat. Dan Stella telah melempar bunga, bunga itu mengenai Sita tunangan Vito. Ya, Vito dan Sita juga sebentar lagi akan menikah. Karena Sita sudah hamil dua bulan.

☆☆☆

Malamnya Resepsi di Hotel Bintang Lima. Tamu-tamu dan rekan bisnisnya sudah hadir semua dengan pasangan masing-masing. Rey dan Stella sudah berdiri di panggung. Menyambut para tamu undangan yang memberi salam dan ucapan selamat. Sahabat dan rekan bisnis Rey pada takjub melihat Stella yang begitu cantik.

"Ketemu Bidadari di mana lo Bro?" Tanya Gregi. Ya Gregi datang dengan kekasihnya Rindu.

"Di bus stop," bisik Rey pelan.

"Hebat juga dia bisa naklukin hati si kadal," ucap Galih sembari terkekeh.

Masih banyak lagi ledekan dari teman-temannya Rey. Setelah menyambut tamu-tamu, Rey mengajak Stella berkumpul dengan sahabatnya yang duduk di meja bundar besar. Rey memperkenalkan Stella dengan Sahabat-sahabatnya.

Saat ini Stella sedang berbincang dengan Rindu kekasih Gregi.

Meoung

Meoung

Meoung

Terdengar suara kucing, tamu yang sedang menikmati makanannya langsung terhenti. Melihat Reyent yang berceloteh sembari lari ke tengah-tengah mengejar kucing mainnannya. "Yeong yeong ka yeong ka aaaaaa," celoteh Reyent menujuk kucing yang masih jalan. Mulutnya masih ngenyut empengnya yang terlihat lucu.

Semua tamu yang ada di lapangan jadi terfokus ke Reyent. Memperhatikan Reyent yang menggemaskan. Refly adik bungsunya Rey, mengejar kucing mainannya ingin mematikan tombol off.

"Ayo kita main di sana, sama Abang Gebral dan Abang Gevral." Ajak Refly, tapi Reyent nggak mau ia jerit-jerit. "Yeong yom yeoung!"

"Ya ini yeongnya kita bawa kesana ayo-" sebelum menggendong Reyent, Refly di panggil Rey.

"Refly, Reyent bawa sini."

Reyent yang mendengar suara Rey, ia langsung kegirangan. Kakinya berontak ingin turun dari gendongan Refly.

"Pii-pii, Mi mi!"

"Reyent dari mana saja hem!"

"Yeoung yeong!"

"Main yeoungnya nanti ok, sekarang Reyent beri salam dulu sama Om dan tantenya. Ayo beri salam!" Titah Rey.

"Lam Mi lam!"

"Ya beri salam sama Om dan Tantenya."

Reyent pun memberi salam kepada sahabatnya Rey. Reyent mengulurkan tangannya, dan di sambut oleh sahabatnya Rey. Lalu Reyent mencium tangan mereka satu persatu, Sembari memandangi wajah-wajah asing. Tamu-tamu yang menyantap makanannya, jadi terfokus ke Reyent. Semua pada salut sama Reyent. Bocah kecil yang masih berusia satu tahun tiga bulan sudah tau cara sopan santun.

Awalnya pada kaget melihat Reyent duplikat wajah Rey. Dan Rey menjelaskannya memberi tahu siapa Reyent. Teman dan rekan bisnisnya tidak kaget lagi. "Hebat lo Rey bisa bikin anak." Celetuk Deden.

Kini Reyent di pangkuan Stella, sembari cilub ba sama Rindu dan Sita. Setelah acara minum-minum kini mereka berdansa, terutama kedua mempelai. Rey menarik Stella ke tengah untuk berdansa. Stella yang tidak bisa berdansa hanya mengikuti gerakan Rey.

"Your so beautiful baby," ucap Rey, yang membuat Stella tersipu malu, pipinya merah merona.

Yang lain pun ikutan berdansa dengan pasangan masing-masing. Stella melihat Frisca yang berdansa dengan Kariri. Frisca melihatnya juga. Mereka saling melempar senyuman.

Malam sudah larut jam sudah menunjukan pukul duabelas malam. Reyent sudah di bawa Darmi naik keatas.

Stella dan Rey mengantar para tamu ke lobby yang pamit undur diri.

Sesudah mengantarkan tamu-tamunya, Rey menarik Stella masuk kedalam lift. Dan Rey menekan tombol nomer dualima. Pintu lift tertutup, lalu membawa mereka naik ke atas. Stella lelah ingin istirahat, namun Rey mencium bibir Stella. Rey sudah tidak tahan lagi, sedari tadi ia ingin mencium bibir tipis Stella. Stella kaget oleh ciuman mendadak Rey.

Ting

Pintu lift terbuka Rey langsung menggendong Stella ala briday style. Rey berjalan menuju kamar pengantin yang sudah di siapkan. Rey masih terus mencium bibir Stella. Tangan Stella meremas kemeja yang Rey pakai.

"Malam ini kamu tidak bisa menolakku lagi Sayang." Ucapnya penuh kemenangan.

Setelah mebuka pintu kamar dan menguncinya. Rey menjatuhkan Stella di atas ranjang dengan pelan. Rey melepas jasnya, kemejanya, sepatunya, lalu Rey menindih Stella dan mengungkungnya. Padahal Stella sangat lelah ingin beristirahat. Tetapi Rey tidak bisa menahannya lagi, malam ini Rey langsung meminta haknya. Stella tidak bisa menolaknya, Rey mencium kening Stella.

"Welcome  Mrs Digantara, terima kasih kamu sudah hadir dalam hidup ku. Terima kasih kamu mau menjadi istri ku. Apapun yang terjadi tetaplah bersamaku Stella Anggraini. Aku akan membahagiakan kalian berdua. Dan kita akan membesarkan Reyent bersama-sama." Mendengar ungkapan Rey, kedua matanya berkaca-kaca, ia terharu.

"Malam ini apa aku mendapatkan hakku?"

Belum sempat Stella menjawab, Rey sudah menerjang Stella yang belum siap. Rey mencium bibir Stella dengan lembut. Melumatnya mencecapnya menghisapnya sampai Stella kewalahan tidak bisa bernafas. Kemudian ciuman Rey turun kerahang Stella, trus turun kelehernya. Rey memberi tanda merah di sana. Tanda kepemilikannya, Rey melumat bibir Stella lagi sembari tangannya membuka kaitan gaun pengantinnya.

Kini Stella sudah tidak berpakaian lagi, hanya tertinggal bra dan celana dalamnya saja. Rey mencecap dada Stella. Lalu tangannya merayap mengelus dan meremas payudara Stella. "Aahhh," Stella mendesah.

Mendengar desahan Stella, bibir Rey tersenyum. Rey semakin bersemangat ingin menyatukan dengan milik Stella. Tapi Rey ingin menikmati tubuh indah Stella dulu. Seluruh badan Stella ia beri tanda merah semua, bahkan di kedua paha pun Rey beri tanda pemilikannya.

Kini Stella sudah bertelanjang bulat. Stella terengah-engah, dadanya naik turun saat lidah Rey memainkan klitoris Stella. Rey merangkak keatas mengulum puting merah Stella. Di sesapnya dimainkannya dengan lidahnya. Sampai Stella kegelian, tangannya meremas rambut Rey.

Rey sudah tidak tahan lagi, ia melucuti celananya dan di buang asal ke lantai. Lalu Rey memasukan miliknya kedalam milik Stella.

Stella berteriak kesakitan, "Tahan ya, aku akan menggerakkannya dengan pelan." Stella tidak menjawab, ia hanya memejamkan matanya dan mengigit bibirnya. Rey menggerakkan pinggulnya maju mundur sembari melumat bibir Stella. Tangannya pun ikut meremas payudara Stella. Ohh ini sangat nikmat gumam Rey.

Dan akhirnya keduanya telah mencapai puncaknya. Mereka berteriak saling menyebut nama masing-masing. Rey ambruk di atas tubuh Stella, membisikan kata 'I love You so much' Stella. You'er Mine'.

"Terima kasih sayang," bisik Rey sembari mencium kening Stella.

"Sekali lagi yuk sayang di Bathtub!"

"Aku lelah Rey please aku ingin istirahat," lirih Stella.

"Ya sudah kita tidur saja, lanjut besok pagi ya ya ya," ujar Rey sembari mengedip-ngedipkan matanya. Lalu Rey memeluk Stella dan nenarik selimut untuk menutupi tubuh mereka yang polos. Stella sudah memejamkan kedua matanya. Rey mengirim pesan sama Pio, supaya jangan ada yang menganggunya besok pagi. Kecuali jika Reyent rewel mencari Stella.

Setelah mengirim pesan pada Pio, Rey menyimpan phonselnya di atas Nakas. Kemudian Rey memeluk Stella dari belakang. Ia memperat pelukannya. Kini keduanya saling beradu nafas. Dan menuju kealam mimpi.

Semoga keluarga kecil Reyneis Bastian Digantara bahagia terus. Tidak ada halangan apapun.

BERSAMBUNG.

Terima kasih sudah mau membaca.

Saranghae 🥰

It's Me Rera.