Chereads / He's My Son 01 / Chapter 18 - CHAPTER 17

Chapter 18 - CHAPTER 17

Setelah mendapatkan ijin dari Bapak Ruslan dan Ibu Darmi. Malam ini Rey dan Stella sudah berada di perjalanan ingin menuju kerumah Nancy yang berada di Cibubur. Reyent tertidur di pangkuan Stella. Seperti biasa jika abis minum susu Reyent pasti tidur. Apa lagi tadi sore abis main lari-laian di taman. Sedangkan Rey fokus menyetir. Stella melamun sembari menatap lampu kerlap kerlip lewat kaca jendela. Ia gugup, gimana jika keluarganya Rey tidak menerimanya? Gimana reaksi wajah keluarga Rey saat melihat putranya?

Stella tersentak dari lamunannya, merasa ada yang menggenggam tangannya. Rey tersenyum sembari berucap, ''Semua akan baik-baik saja, keluarga ku tidak jahat. Apa lagi Mama orangnya sangat baik. Jadi jangan takut ya, jangan gugup, biasa saja. Percaya dech sama aku pasti Mama mau menerima mu, dan juga mau menerima Reyent!"

Stella hanya tersenyum, membalas genggaman tangan Rey. Seolah untuk menghilangkan rasa gugupnya. Tadi seabis makan, Rey menghubungi Nancy Mamanya. Keluarganya suruh berkumpul semua. Nancy berpikir yang tidak-tidak, kenapa Rey kok meminta yang aneh-aneh? kumpul semua memangnya ada apa? Lalu Rey bilang tidak ada apa-apa turuti saja. Pokoknya suruh kumpul.

Dan akhirnya Nancy menyuruh kakaknya datang semua. Serly dengan suaminya, Sari dengan suaminya, dan Reza pun dengan istrinya. Tidak lupa Oma, Opanya pun ikut datang kerumah Nancy. Saat ini di rumah Nancy sudah rame pada ngumpul di ruang keluarga semua.

Membutuhkan waktu satu setengah jam di perjalanan. Mobil Rey sudah memasuki komplex Perumahan Legenda  Cibubur. Rey mengklakson pintu pagarnya agar segera di bukakan oleh Mang Misnan. Stella yang masih di dalam mobil makin gugup, kedua telapak tangannya berkeringat dingin karena kegugupan.

Rey membukakan pintu mobil untuk Stella, mengajaknya keluar dari mobil. Namun, Stella masih terdiam sembari memandangi wajah putranya yang masih terlelap. Rey kembali masuk kedalam mobil. Tangan Rey mengelus pipi Stella agar sedikit tenang.

"Stella, kamu percaya sama aku! Keluarga ku pasti menerimamu. Ayo turun Mama sama Papa sudah nungguin," Stella mengangguk pelan. Lalu Rey mencium kening Stella, kemudian turun ke bibirnya. Hanya ciuman singkat.

Rey dan Stella sudah berada di teras depan rumah Mamanya. Rey menggenggam tangan Stella. Kakinya melangkah pelan sembari membuka pintu yang tidak terkunci. Stella menunduk sembari mengikuti langkah kaki  Rey. Reyent masih tidur di gendongan Stella.

"Mama-Papa," panggil Rey yang sudah berada di ambang pintu ruang keluarga. Tangannya masih menggenggam tangan Stella dengan erat.

Nancy dan Roni yang merasa dipanggil pun menoleh kearah Rey. Nggak cuma Nancy, semua yang ada di ruang keluarga pada menoleh kearah Rey. Nancy fokus pada gadis yang berada di sebelah Rey. Siapa gadis yang menggendong seorang bocah itu? Apa maksudnya semua ini?

Nancy masih diam, Roni Papanya hanya lihatin Rey. Omanya memecah keheningan, "Duduk di sini Rey, bisa kamu jelasin nak! Ada apa ini? Kamu minta kita semua berkumpul, terus kamu pulang bawa gadis yang berbeda lagi. Oma sih tidak kaget lagi jika kamu sering gunta-ganti gadis. Sifatmu memang seperti Papamu dulu. Tapi yang bikin oma penasaran kenapa gadis ini membawa bocah kecil hemm? Tolong jelasin sama kita nak!" Tanya Oma Tatik panjang lebar.

Kemudian Rey dan Stella duduk di antara mereka. Stella masih menundukkan kepalanya. Duduk di sebelah Rey sembari menepuk-nepuk pantat Reyent supaya tidak terusik. Rey menghembuskan nafasnya pelan, memandangi wajah putranya. Terus menatap wajah Roni, Nancy, Tatik, dan kakaknya bergantian.

Sebelum Rey bicara, Serly menyuruh anak-anak pindah lantai atas, nonton di lantai atas. Menurut Serly ini urusan orang dewasa. Jadi ke empat ponakan Rey menurut, pada pindah keatas. Rely dan Refly juga pindah keatas. Setelah anak-anak pada pindah, Nancy membuka suaranya, meminta penjelasan pada Rey.

"Mama, Papa, Oma," panggil Rey.

"Hemmm," jawab Nancy dengan santai.

"Emmm waktu itu Rey pernah bilang ingin memberi kejutan sama Mama. Dan ini Ma-Pa kejutan yang Rey bilang. Dia adalah Stella Anggraini calon istri Rey Ma-Pa. Dan ini Reyent putra Rey," ungkap Rey tegas sembari menatap Nancy dan Roni.

Semua orang yang berada di ruang keluarga terkejut. Omanya melotot, Nancy dan Roni menatap Rey tidak percaya. Serly Kakaknya cuma menghela nafas. Ini yang di takutkan Serly dari dulu. Ia tidak mau Rey menghamili anak orang di luar nikah. Serly sebagai Kakak tertua sudah sering menasehatinya berulang kali.

Oma menggelengkan kepalanya. Nancy masih menatap Rey. Lalu bergantian menatap Stella yang sedari tadi menunduk menahan tangis. Beruntung Reyent tidak rewel, tidurnya masih nyenyak. Mungkin karena kelelahan tadi abis lari-larian.

"Apa Mama tidak salah dengar Rey tadi kamu bilang apa nak? Coba ulangi sekali lagi ucapanmu tadi Rey!"

"Tidak Ma, dia Stella dan ini Reyent putra Rey. Dan Rey minta agar Mama sama Papa melamar kerumah Stella untuk Rey Ma-Pa."

Roni memijit pelipisnya, lalu menghembuskan nafasnya. Ini yang Nancy dan Roni takutkan. Bukan karena nggak mau merestui, tapi yang di takutkan Nancy adalah aib. Nancy malu jika putranya menghamili anak orang di luar nikah. Apa kata tetangga nanti?

"Kenapa kamu baru memberi tau kami sekarang Rey?" Tanya Serly.

"Sekarang sudah umur berapa nak?" Tanya Oma.

"Reyent sudah berusia satu tahun. Rey juga baru bertemu Stella kembali. Kejadiannya sudah lama setahun setengah yang lalu. Sebenernya sebelum Rey kecelakaan, Rey ingin kesini memberi tau Mama sama Papa, tapi Rey kena musibah," Ungkap Rey.

"Tunggu! Siapa tadi namanya? Stella bukannya kamu yang waktu di rumah sakit sama Wia kan? Yang bekerja di Caffe J-Holic?" tanya Nancy pada Stella.

"Iya Tante," jawab Stella ramah.

Reyent terbangun, menangis mungkin tidurnya tidak nyaman, terganggu jadi ngamuk berteriak. Reyent clingak clinguk melihat orang satu persatu yang berada di depannya. Tangisannya langsung terhenti. "Meng-meng Ndaa," celoteh Reyent minta empeng pada Stella.  Lalu Stella memberinya, dan langsung di enyutnya sama Reyent.

"Pii," panggil Reyent pada Rey, sembari menarik baju Rey bagian ujung. Rey tersenyum sembari mengelus pipi Reyent. Di angkatnya Reyent dan di dudukkan ke pangkuannya. Reyent masih bingung kenapa banyak orang? Tapi mukanya asing semua, lalu. "Aaaarrrhhh," teriak Reyent. Tangannya menunjuk pada orang-orang yang berada di depannya. Reyent menatap wajah Stella. Mungkin Reyent minta di jelasin, siapa mereka?

"Ndaaa," celetuk Reyent sembari menunjuk-nunjuk pada orang-orang asing. Semua itu tidak lepas dari tatapan Nancy. Ia teringat masa Balitanya Rey dulu. Reyent sangat mirip dengan Rey. Nancy tersenyum haru. Tidak nyangka putranya serasa baru kemaren ia lahirkan, kini sudah memiliki buah hati. Putra manjanya, putra kesayangannya. Sudah lepas dari remajanya. Putranya sudah menjadi seorang Ayah.

"Ayo beri salam nak, sama Oma, Opa, Cicit, dan Tante, Reyent anak pintar kan!" Titah Stella.

"Lam Pi lam," ucap Reyent sembari menunjuk-nunjuk mereka semua.

"Iya beri salam sama Oma-Opa, nggak boleh teriak-teriak!"

Lalu Reyent turun dari pangkuan Rey. Ia merangkak pelan menuju kearah Nancy, Roni dan Tatik. Reyent mengulurkan tangannya sama semua orang yang berada di ruang keluarga.  Reyent memberi salam dan menciumi tangan punggung mereka semua.

Mereka semua tersenyum melihat kepintaran dan kesopanan Reyent. Kedua mata Nancy berkaca-kaca. Ia langsung meraih Reyent, di gendongnya, di peluknya dan di ciumnya bertubi-tubi.

"Duh pintarnya nak kamu, Oma gemas," ucap Nancy yamg masih memciumi pipi Reyent. Tangan Reyent meraih wajah Nancy. Di rabanya. Di tatapnya. Nancy tersenyum dan kembali menciumi pipi Reyent.

Kedua mata Stella juga ikut berkaca-kaca, Rey meremas tangan Stella sembari tersenyum. Ternyata keluarga Rey tidak seburuk apa yang ada di pikiran Stella. Ternyata mereka semua orang yang baik, tidak nyangka kedua orang tuanya langsung mau menerimanya.

Terima kasih Tuhan mereka mau menerimaku,  aku bahagia. Ucap Stella dalam hati.

"Siapa namanya nak?" Tanya Nancy.

"Reyent Bintang Nugroho Tante,"  jawab Stella.

"Stella kamu tinggal di dimana? Terus ketemu Rey di mana? Kok bisa bikin anak!" Tanya Sari sembari tersenyum jail kearah Rey.

Mengalirlah cerita asal usulnya Stella bertemu Rey di mana? Stella menceritakan semuanya. Rey hanya diam menunduk merasa salah. Lalu Omanya bilang.

"Sekarang kamu sudah menjadi seorang Ayah Rey. Apa masih merengek seperti bayi nanti hem?"

"Apa sih Oma!" Ucap Rey kesal.

"Jadi kapan Papa sama Mama bisa datang kerumah Stella untuk melamarnya Rey?" Tanya Roni.

"Kalau bisa lebih cepat lebih baik Pa. Pokoknya jika rumah Rey sudah jadi, Rey sudah menikahi Stella," ujarnya penuh semangat. Rey memang membangun rumah untuk istrinya kelak.

"Apa kamu sudah mantap ingin menikah Rey, benar-benar sudah siap menjalani rumah tangga? Pernikahan tidak bisa di buat main-main loh nak, jadi kalau sudah siap, sudah mantap kamu harus berubah. Kamu mengerti Rey maksud Papa?" Tanya Roni.

"Ya Pa Rey mengerti," jawab Rey mantap.

Akhirnya Stella di terima oleh keluarga Reyneis Bastian Digantara. Nancy dan Tatik, sempat shok mendengar cerita Rey. Di mana awal pertemuannya. Dimana kejadiannya? Rey ungkap semuanya.

☆☆☆

Waktu semakin larut, jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Nancy menyuruh Rey menginap, begitupun Stella dan Reyent. Roni dan Nancy bilang nama Reyent nanti harus di ganti atau di tambahi nama belakang Rey. Di ruang keluarga jadi rame akibat ke aktifan Reyent. Stella di terima di keluarga Digantara. Sebentar lagi ia akan menjadi Mrs. Dingantara.

Rey meminta dua minggu kedepannya agar kedua orang tuanya datang kerumah Stella untuk melamarnya. Rey sudah tidak sabar ingin hidup bersama dengan Stella dan putranya. Memiliki keluarga kecil yang bahagia.

Kini Reyent sedang bermain dengan keponakannya Rey yang belum pada tidur. Karena besok hari libur jadi mereka semua bebas ingin tidur jam berapa? Reyent lagi mengejar kucing yang bernama Coco. Kucing miliknya Rely adiknya Rey. Stella lagi berbincang dengan Nancy, Tatik dan ketiga kakaknya Rey. Menanyakan tentang keluarga Stella. Mengalirlah cerita tentang meninggalnya Ayah dan Ibunya Stella. Tentang saudaranya yang tidak pernah menganggap dirinya.

Setelah meninggalnya Ninik, Stella hidup sebatang kara. Gubuk kecilnya ia jual buat membayar operasi Ibunya. Meski rumahnya penuh kenangan dengan kedua orang tuanya semasa ia kecil dulu, tetapi Stella tidak ada pilihan lain. Waktu itu ia benar-benar membutuhkan dana untuk operasi Ibunya. Ia menjual rumahnya pun masih tidak cukup buat operasi Ibunya. Beruntung ia memiliki sedikit tabungan untuk menambahinya.

Sari dan Serly yang mendengar cerita Stella, kedua matanya berkaca-kaca. Nasib Stella hampir sama dengannya. Jika dulu tidak bertemu Nancy, Serly dan Sari tidak tau seperti apa mereka sekarang. Nancy pun ikut menitikkan air mata. Lalu memeluk Stella dengan hangat, sembari mengelus punggungnya. Stella yang di peluk pun ikut terisak di pelukan Nancy. Ia jadi merindukan pelukan hangat Ibunya.

Tuhan ini semua seperti mimpi, tidak ku sangka mereka semua mau menerimaku  dan mau menerima putraku. Ternyata tidak seburuk apa yang ada di pikiran ku. Tuhan terima kasih kau selalu ada disisiku. 'Ayah Ibu' aku sangat merindukanmu hiks  hiks. Gumam Stella semakin terisak.

"Mulai sekarang kamu punya keluarga nak, kita semua menerinamu menjadi menantu di keluarga Digantara. Menerima putramu menjadi cucu keluarga Digantara."

"Jadi selama ini kamu tinggal bersama orang tua angkatmu? Dan bekerja di Caffe J-Holic? Dunia begitu sempit. Tidak menyangka karyawan ku sekarang  menjadi calon menantuku." Ujar Nancy panjang lebar, sembari menghapus air mata Stella.

Lagi. Nancy berucap, "Lupakan saudara mu yang tidak tau diri itu, anggap saja kamu tidak memiliki mereka semua."

Stella semakin terisak, kembali Nancy memeluk Stella begitu hangat. Semua itu tidak lepas dari pandangan Rey. Rey tersenyum melihat Stella yang berada di pelukan Mamanya. Rey kira Mamanya tidak akan merestuinya, tidak mau menerimanya. Ternyata Mamanya menerima kehadiran Stella menjadi menatunya.

Setelah berbincang-bincang dengan keluarganya Rey, kini Stella telah menidurkan Reyent di kamar tamu. Stella menepuk-nepuk pantat Reyent. Sembari membalas pesan dari Riri. Bahwa Ibunya bertanya kapan pulang. Stella menjawab mungkin lusa. Rumah Bapak Ruslan menjadi sepi tidak ada Reyent. Biasa ada suara Reyent berceloteh. Baru sehari saja sudah sepi rumah, apa lagi jika nanti Stella sudah menikah dan pindah rumah ikut Rey?

Reyneis masuk ke kamar, ia bertanya Reyent sudah tidur belum? Reyent belum tidur ia masih guling-guling. Mungkin karena di tempat asing ia tidak bisa tidur.

"Jagoan Pipi kenapa belum tidur hem? Sini tidur di pangkuan Pipi!" Ucap Rey sembari meraih Reyent untuk di pangkunya.

Reyent baru sekali bertemu dengan Rey, dia langsung nempel begitu saja. Apa ia mengerti jika Rey itu Ayah kandungnya? Apa karena ikatan batin? Rey pun begitu bahagia tiba-tiba memiliki seorang putra. Reyent akan menjadi putra kebanggaanya. Reyent penerus darahnya. Rey berjanji akan membahagiakan Reyent dan Stella.

Setelah Rey menina bobokan Reyent di pangkuannya. Akhirnya Reyent tertidur, Rey pun ikut tidur sembari memeluk Reyent begitu erat.

Reyent sangat nyenyak tidur di pelukan Rey. Stella yang melihat putranya tidur di pelukan Ayahnya, ia menangis terharu sembari tersenyum. Ia berkali-kali berucap syukur kepada Tuhan. Putranya begitu nempel dengan Ayahnya, langsung mengenali Ayahnya.

Ia berjalan kearah sofa ingin merebahkan tubuhnya diatas sofa. Stella tidak mau satu ranjang dengan Rey. Meski ia sudah memilik anak, namun ia belum sah menjadi milik Rey. Lama memandangi kedua orang yang berada di atas ranjang, kini Kedua mata Stella telah terpejam, menuju kealam mimpi.

Rey membuka kedua matanya, ternyata ia pura-pura tidur. Rey mengangkat tangannya begitu pelan agar Reyent tidak terbangun. Lalu Rey menyelimuti Reyent, dan Rey menghampiri Stella yang sudah terlelap. Rey duduk di hadapan Stella. Mengusap puncak kepalanya.  Ibu jarinya menyentuh bibir Stella yang sudah menjadi candunya.

"Stella terima kasih kamu sudah mau memaafkan ku. Menerimaku. Aku begitu sangat bahagia bisa bertemu denganmu kembali. Maafkan kesalahan ku dulu yang sudah bikin kamu hancur. Tapi aku juga tidak tau kenapa aku begitu tergila-gila olehmu. Aku juga tidak tau ada apa dengan diriku sendiri. Yang jelas aku sekarang sangat bahagia, karena sebentar lagi kau akan menjadi milik ku selamanya." Gumam Rey sembari jarinya memainkan bibir Stella.

Merasa terusik Stella membuka kedua netranya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Rey tersenyum lalu bilang, "Boleh aku meminta ini?" Tanya Rey menyentuh bibir Stella.

Belum ada jawaban dari Stella, Rey sudah mendekatkan wajahnya. Lalu bibir Rey sudah menempel di bibir Stella.

Rey melumatnya dengan halus, mencecapnya. Memasukan lidahnya kedalam mulut Stella. Memainkan lidahnya dengan lidah Stella. Ciumannya semakin panas sampai Stella terengah-engah. Malam ini Rey menginginkan Stella. Tangannya menerobos masuk kedalam baju Stella, meremas payudaranya. Rey ingin membuka kaitan bra Stella. Namun, Stella mendorong dada bidang Rey.

Rey menghentikan kegiatannya, memandangi wajah Stella. Lalu menyatukan hidungnya. Rey tersenyum.

"Aku mencitaimu Stella, dan sebentar lagi kau akan menjadi istriku." Ungkap Rey.

Stella yang mendengar kata 'mencintai' ia terkejut, benarkah Rey mencintainya?

BERSAMBUNG.

It's Me Rera. 🥰