Chapter 9 - IX

"Aku sangat menantikan hari dimana kita dapat saling menatap seperti ini, tuan puteri."

Pria itu membuka penutup wajahnya, "Baiklah, tuan puteri Chaerin Amerta Veda. Sebelumnya, perkenalkan saya adalah Klein, kepala prajurit di kerajaan Maledictus."

Chaerin Amerta Veda, Veda? Bukannya nama belakang adalah nama keluarga, ya? Veda, ya? Terdengar sangat familiar, seperti aku pernah mendengar sebelumnya.

"Berhenti melamun, tuan puteri. Kau terus mengacuhkanku, padahal aku sudah lama ingin bertemu denganmu. Dan ternyata desas desus di Maledictus tentangmu benar, ya. Kau sangat cantik, pasti akan sulit bagiku untuk melupakanmu."

Pipi Chaerin memanas, "Pria brengse* ini, padahal dia akan menangkapku, tapi sempat-sempatnya dia memujiku." Batin Chaerin.

"Bicara padaku, tuan puteri!" Klein bersimpuh di hadapan Chaerin, kepalanya terangkat, menatap lurus tepat ke arah Chaerin.

Chaerin ikut bersimpuh, dia merasa tidak enak jika ada orang yang bersimpuh di hadapannya. "Hentikan, tuan Klein. Padahal kau akan menangkapku, tapi kenapa kau memperlakukanku seperti ini."

Kali ini gantian Klein yang diam dengan perlakuan Chaerin, tidak pernah sebelumnya dia menemukan anggota kerajaan dengan sikap sesopan ini terlebih dengan sikap mereka terhadap bawahannya.

"Wah, tuan puteri. Anda sopan sekali, saya jadi ragu akan membawa Anda. Tapi karena ini adalah perintah raja, dan Anda juga sudah mengetahui maksud kami, maka mari kita pergi bersama ke Endevour." Klein mengulurkan tangannya.

Dan lagi-lagi Chaerin tidak tahan dengan perlakuan baik orang padanya. Chaerin mengulurkan tangannya dengan ringan, "Bukankah perlakuanmu padaku sangat berbanding terbalik dengan tujuanmu kesini, tuan Klein?"

Klein mengeratkan genggamannya, "Dan bukankah perlakuanmu sebagai seorang puteri kerajaan besar terlalu sopan kepadaku, tuan puteri?"

Tangannya hangat, walaupun niatnya jahat karena akan membawaku, batin Chaerin. "Tadinya aku hanya ingin bersikap biasa saja, tapi Anda malah memperlakukanku dengan baik begini."

Klein menatap wanita di sebelahnya, tatapan wanita itu sangat tulus. Jarang baginya untuk mendapat perlakuan setulus ini. "Anda tau, tuan puteri? Tadinya saya hanya ingin memuji dan bermain-main sebentar dengan Anda. Tapi perlakuan balik Anda kepada saya sungguh di luar ekspetasi, saya jadi enggan untuk membawa Anda pergi."

"Kalau begitu lepaskan saja saya, dan Anda pulang dan katakan pada raja kalau kalian tidak menemukanku."

"Hahaha," Klein mendekatkan bibirnya pada telinga Chaerin, "Tuan puteri, kalau saja hanya aku yang menemukanmu, pasti aku sudah membawamu ke tempat yang jauh dari Maledictus, sehingga kita punya ruang kosong untuk bersama. Tapi lihatlah para prajurit itu, mereka juga berada disini."

Deg!

Jantung Chaerin benar-benar tidak baik malam ini.

"Mari pergi, tuan puteri!"

"Pasukan!"

Mengerti dengan yang diinginkan pimpinannya, salah satu dari pasukan itu mengeluarkan benda seperti kelereng dan melemparnya ke tanah. Dan dalam seketika seisi ruangan tertutupi asap.

***

"Permisi, tuan. Kepala prajurit sudah kembali." Seorang pelayan memasuki ruang utama kerajaan setelah mendapat izin.

"Apa dia bersama.."

"Ya, tuan."

"Lalu temannya yang lain?"

"Ada, tuan. Tapi mereka tidak bersama kepala prajurit, mereka dibawah pasukan lain."

"Ohh, tidak masalah. Masukkan mereka kedalam sel yang sama dengan nyonya Gwen, aku akan ganti baju sebentar, pastikan mereka semua sudah di dalam sel saat aku datang."

"Baik, tuan." Pelayan tersebut pergi dan menemui kepala prajurit yang sudah menunggu sejak tadi di luar pintu ruang utama.

"Apa kata raja?" Bahkan saat tiba di kerajaan pun, Klein tidak melepaskan eratan tangannya.

Pelayan itu tidak langsung menjawab, dia melihat ke arah Chaerin cukup lama, dari matanya terlihat kalau dia mengagumi sesuatu. Entah itu karena Chaerin atau karena Klein yang memegang tangan Chaerin.

"Jangan diam saja," Klein mulai risih dengan pelayan itu, bukannya berbicara dia malah melihat Chaerin terus.

"Maaf, tuan," pelayan itu berjalan ke sebelah Klein dan membisikkan sesuatu.

"Ah, sudah kuduga. Baiklah, terimakasih."

"Sama-sama, tuan."

Klein berjalan menuju sel yang dikatakan pelayan tadi dengan dua prajurit yang berjalan dibelakangnya. Sel tempat nyonya Gwen berada berbeda dengan sel untuk menahan penjahat ataupun musuh. Sel mereka cukup mewah dan bersih, namun berada jauh dari penjara biasa yang terletak di bagian paling belakang sisi kerajaan.

"Maaf aku harus memenjarakanmu."

Mereka berhenti di depan ruangan yang lebih terlihat seperti ruang tidur dibanding sel tahanan. "Kau yakin ini tempat yang tepat? Ini bahkan tidak terlihat seperti sebuah penjara."

"Haha, silahkan masuk, tuan puteri."

Mungkin hanya Chaerin yang menerima dengan senang hati dimasukkan ke penjara.

Klein mempersilahkannya masuk, kemudian menutupnya kembali.

"Chaerin!"

"Hah!" Chaerin menoleh ke sumber suara, "Samuel!"

Lega setelah mengetahui kalau dia tidak sendiri di dalam sini, ada pak Edzard dan seorang wanita seumuran pak Edzard. Tapi seperti ada yang kurang, "Dimana Jacob?"