Chereads / The Seven Wolves: The Collateral / Chapter 28 - Chocolate Strawberry

Chapter 28 - Chocolate Strawberry

"Dia tidak ada disini jadi dia tak akan tau. Kecuali kamu mengadu padanya." Lordes tersenyum dan menggeleng.

"Aku bukan pengadu. Jika dia tau, itu karena dia bisa mendengar," jawab Lordes lalu memindahkan kue itu ke tempatnya.

"Sekarang aku butuh beberapa cetakan untuk mendekorasi bagian diatasnya sebelum menaruh Strawberry. Tuan suka Strawberry dan coklat." Delilah hanya tersenyum tipis. Lordes lalu hendak mengambil bahan yang ia butuhkan di lemari atas. Delilah yang melihat lalu menawarkan bantuannya.

"Biar aku bantu."

"Tak apa Nona."

"Aku bosan tak bisa bekerja. Biar aku ambilkan ya?" Lordes masih melarang.

"Nanti Tuan bisa marah."

"Dia tidak disini, dia belum pulang." Delilah bersikeras membantu. Ia menyampingkan rambut panjangnya lalu mendorong sebuah pijakan ke arah lemari yang dimaksud. Delilah lalu naik dan mulai berjinjit.

"Jadi menurutmu, Tuan J bukan orang jahat ya?" tanya Delilah masih membahas soal James.

"Yah, begitulah. Dia tidak pernah berbuat kasar padaku." Delilah berhenti berjinjit dan menoleh pada Lordes. Ia begitu membela James.

"Apa selama ini kamu tidak tau apa yang sudah dia lakukan padaku? Dia memaksaku membayar utang dengan cara menculikku. Bagaimana aku bisa membayar jika aku tak bisa keluar mencari uang!" gerutu Delilah cemberut lalu kembali berjinjit.

"Hati-hati, Nona!"

"Kalau aku jadi kamu, aku akan segera mengundurkan diri dari bekerja untuk pria jahat itu!" sambung Delilah lagi. Ia mengindahkan perkataan Lordes yang memintanya berhati-hati. Sementara James ternyata sudah berada di dekat konter dapur memperhatikan Delilah yang sedang berdiri mencoba mengambil sesuatu di lemari atas dengan tinggi tubuhnya yang tak membantu.

Lordes lantas berbalik dan membesarkan matanya. Tapi James menyuruhnya untuk tak bicara. Entah berapa lama dia sudah berada disana, yang jelas ia sudah mendengar semuanya. Perlahan ia memberi kode pada Lordes dan beberapa pengawal untuk keluar dari dapur lalu menutup pintunya. Delilah masih belum sadar ia sudah ditinggal sendiri dengan James. Delilah malah meneruskan omelannya

"Aku ingin sekali memukulnya. Dia pria jahat yang suka menyiksa orang lain. Dia seperti monster!" umpat Delilah sambil terus mencari cetakan dekorasi yang dibutuhkan Lordes. James lalu mengambil mangkuk Strawberry dan mencelupkan ke dalam coklat leleh lalu memakannya. Ia menyandarkan sebelah sikunya untuk menonton kaki indah Delilah yang sedang berjinjit sambil memakan Strawberry.

"Lordes, kenapa cetakannya jauh sekali. Tanganku hampir sampai... a-a-a... sedikit lagi!" pandangan James makin liar. Lidahnya sudah menjilati sudut bibir beberapa kali. Lelah mengambil dan tak berhasil, Delilah menegakkan berdiri dan menarik napas sejenak.

"Lordes, kenapa tak meletakkan saja Strawberry itu diatasnya? Aku rasa Tuan J yang jahat itu takkan keberatan. Memangnya dia mengerti soal dekorasi kue apa!" Delilah makin menjadi-jadi. Kecurigaan mulai menghampiri Delilah meski ia masih berusaha meraih cetakannya.

"Kenapa kamu diam saja? Lordes..." Delilah berbalik dan malah melihat James sedang memperhatikannya sambil mengunyah Strawberry. Delilah seakan berhenti bernapas, ia tertangkap basah James mengumpat dibelakangnya. Delilah mengeluarkan tangannya perlahan dari dalam lemari dan mulai menunduk.

"Apa kamu sudah mendapatkannya, Candy? Cetakan untuk dekorasi kuenya?" sindir James kemudian. Ia masih terus mengunyah dan tak melepaskan pandangannya pada Delilah. Tapi Delilah tak menjawab.

Delilah lalu hendak turun dari pijakan itu namun suara James membuatnya berhenti.

"Siapa yang mengijinkanmu untuk bergerak!" Delilah kembali pada posisinya. Ia mulai pucat dan ketakutan.

"Ucapkan lagi semua kalimat yang kamu tujukan padaku tadi, Candy!" Delilah diam saja dan tak berani menatap James.

"Kenapa kamu diam? Bukankah kamu mengata-ngataiku baru saja? Aku ingin dengar dengan jelas semua perkataanmu sekarang!" Delilah masih diam dan mulai memilin jemarinya. Ia ingin kabur, tapi kemana?

James lalu berjalan sedikit dan menendang pijakan kaki itu. Delilah berteriak kaget karena takut jatuh tapi dengan cepat James menangkapnya. Delilah yang ketakutan sekaligus kaget terpaksa memeluk pundak James dengan erat. Posisi mereka sekarang berpelukan dengan tubuh Delilah lebih tinggi karena diangkat James. James berkesempatan untuk memeluk dan merasakan wangi tubuh Delilah yang khas.

Setelah beberapa detik kemudian ia sadar, Delilah mencoba mendorong James yang makin memeluknya erat.

"Lepaskan aku... lepaskan aku, Tuan J. Lepas!" tangan Delilah mendorong pundak James sementara kakinya terus mengayun meronta. Tapi James tau benar cara mencekal Delilah.

"Jika kamu bergerak lagi, aku akan mengigit bibirmu!" ancam James dengan suara rendah dan memandang tajam. Delilah baru berhenti setelah sadar jika wajah James sangat dekat dengannya.

"Turunkan aku, Tuan J," pinta Delilah dengan suara lembut. Bagai terhipnotis, James menuruti Delilah dengan menurunkannya. Begitu sedikit terlepas, Delilah hendak lari tapi tangan James lebih cepat menariknya. Ia mengurung Delilah diantara konter dapur dan dirinya dengan dua lengan memagari.

Delilah sudah memasang sikap tubuh defesif dengan makin mundur. Tapi James terus mendesak ke depan. Ia lalu mengambil sebuah Strawberry kemudian memasukkannya ke dalam mulut Delilah.

"Gigit!" perintahnya dengan lembut. Delilah benar-benar ketakutan, pria ini mau apa?

James kemudian mendekat dan mengigit ujung Strawberry di depan bibir Delilah. Ia terus mengigit sampai bibirnya sedikit menyentuh bibir Delilah. Namun Delilah terus mengelak dan memundurkan kepalanya. James yang tak sabar lalu menarik punggung Delilah agar kembali ke depan.

Tak cukup makan Strawberry, James juga iseng menjilati coklat yang sengaja ia oleskan di pipi Delilah.

"Jangan, Tuan J!" James tak perduli. Ia mengoleskan sejari coklat di pipi Delilah lalu menjilat sambil mengisapnya kecil. Delilah hanya bisa menutup mata rapat-rapat dan menikmati lidah hangat James.

"Hhmm... kamu ternyata permen rasa coklat... manis," bisik James nakal.

"Sekarang giliranmu," tambah James lagi. Delilah tak mengerti sampai James mengambil tangannya lalu mencelupkan jari Delilah dari mangkuk coklat ke ujung hidung mancung James.

"Sekarang jilat!" ujar James sedikit mendesah dan berbisik. Delilah menggeleng sambil bernapas cepat.

"Lakukan!" Delilah masih menggeleng. James lalu tersenyum dan menunduk hendak mencium bibir Delilah yang sudah ia tahan berhari-hari. Delilah menolak dengan memalingkan wajahnya ke arah berlawanan. Tapi James jadi tak sabaran dan meremas tekuk Delilah memaksanya agar mau berciuman.

James sempat lengah dan sedikit melonggarkan pegangannya. Hal itu membuat Delilah berusaha kabur lagi.

"Aaahh!" tangan Delilah ditarik lalu James yang tak bisa lagi mengendalikan dirinya kemudian memegang kedua pipi Delilah dengan kedua tangannya dan ia mulai mencium dengan paksa. James tak perduli pada penolakan Delilah ataupun coklat di ujung hidung yang sudah mengotorinya dan wajah Delilah.

Tak ada jeda pada ciuman James, ia terus melumat dengan gairah yang sudah tak pernah ia rasakan lagi selama ini. Tanpa menyakiti dengan sebelah tangan terus meremas tekuk, James terus mendesakkan ciumannya sampai Delilah hampir berbaring ke konter di belakangnya.

"Tuan Harris... tian," panggil Earth tiba-tiba masuk ke dapur hendak mencari James. Dari suara tinggi lalu berganti tiba-tiba ke rendah, Earth begitu terkejut saat melihat James memcium Delilah... di dapur.

Begitu ada interupsi, James langsung berhenti mencium. Matanya dari bibir Delilah lalu mengangkat dan melihat pada Earth.

"Maaf Tuan, Tuan Lin..."

"Aku akan kembali nanti saja!" sahut Earth cepat dan takut. Ia sudah mengiterupsi James dan Delilah. Earth langsung pergi dan menutup kembali pintu dapur.

Delilah terengah dan tak berani memandang James yang masih memeluknya. Mata James lalu memandang Delilah. Tangannya dari tekuk kemudian pindah ke pipi.

"Kita lanjutkan nanti, Candy!" desah James lalu melepaskan Delilah. Spontan Delilah berlari keluar dari dapur itu meninggalkan James dengan wajah sedikit kotor dengan coklat. James tersenyum melihat tingkah Delilah. Sambil mengigit bibirnya, ia sedikit menunduk lalu berbalik ke wastafel dan mencuci wajahnya.