"A-ayahku, d-dia ke Milan," jawab Delilah takut-takut. James mengernyitkan keningnya dan masih terus memandangi Delilah.
"Dia sudah menipuku, sekarang kamu yang harus membayarnya!" Delilah makin bingung. Apa yang terjadi sebenarnya?
"Aku bersumpah Tuan J, aku sudah memberikan uangnya pada Ayahku dan katanya dia yang akan mengembalikannya padamu." James menghela napas dan mengerti sekarang. Mark sudah menipu dirinya dan Putrinya sendiri. Dia pasti sudah kabur saat ini.
James melepaskan pegangannya pada Delilah. Ia semakin berjalan mendekati Delilah yang ketakutan mundur menyudutkan diri. James tak berhenti sampai ia mengurung Delilah dengan tinggi tubuhnya.
"Hari ini aku ingin uangku kembali. Aku tidak perduli kamu sudah menyerahkan uangnya pada siapa, aku ingin uangku sekarang!" tegas James dengan nada rendah dan nada yang menakutkan. Delilah hanya bisa mulai terisak dan menunduk menggelengkan kepala.
"Aku... aku mohon beri aku waktu Tuan J. Aku tidak punya uang," isak Delilah membuat hati James jadi berdetak lebih cepat. Ia tak pernah merasa seperti itu. Tak ada tangisan yang bisa membuatnya luluh, tapi kini semua berbeda.
"Aku mau uangku," balas James masih dengan nada yang sama. Wajah dan mata polos itu kemudian terangkat dan memandang James. James hampir saja kehilangan ketegasan dan ekspresi dinginnya.
"Aku hanya punya 100 Euro. A-aku janji akan mengganti uangmu secepatnya. Aku mohon jangan bunuh aku!" Delilah terus memohon untuk keselamatan nyawanya.
"Bawa uangnya ke mansionku sore ini. Jangan coba-coba kabur!" ujar James menjawab permintaan Delilah. Delilah menutup mulutnya dan menangis. Tapi James tak perduli, ia berbalik dan melihat Stevano dengan ujung matanya sinis.
James berlalu dari toko bunga kecil itu keluar dan diikuti oleh Earth juga dua pengawalnya. Sedangkan Delilah jadi menangis lagi. Ia baru sadar jika Ayahnya membawa lari uang yang telah ia siapkan untuk mengembalikan uang James Belgenza. Stevano yang kesal karena ia ikut terseret masalah Delilah lalu bangun dan balik memarahinya.
"Jadi ini balasanmu atas bantuanku! Kamu benar-benar gadis tidak tau diri!" tunjuk Stevano dengan wajah kesal. Ia masih memegang lehernya yang sakit akibat cengkraman James sebelumnya.
"Stevano..." panggil Delilah sambil menangis. Ia menggelengkan kepala karena tak tau akan seperti itu kejadiannya. Stevano yang marah lalu pergi begitu saja meninggalkan Delilah. Tak ada yang bisa dilakukan Delilah kecuali menangis dan kebingungan. Kini ia tak tau bagaimana caranya mengembalikan uang tersebut.
"Oh, Tuhan... apa yang harus aku lakukan?" isak Delilah menutupi wajah dengan kedua tangannya.
Sementara itu, James menggeram kesal mengingat Delilah ternyata telah memiliki pacar. Ia juga kesal pada Mark yang menipunya lagi. Earth yang membawa mobil tak berani bertanya apapun pada James. Ia terlihat tak bisa ditegur atau diberitahu sesuatu. Earth kemudian membawa James kembali ke mansionnya. Sesampainya di mansion dan akan masuk ke dalam, James baru bicara.
"Dimana Mark Starley?" tanya James pada Earth.
"Dia sudah hilang dari Napoli selama satu minggu. Aku rasa dia kabur Tuan!" jawab Earth. James mendengus kesal dan mengambil minuman dari konter bar. Ia menuangkan segelas Scotch sebelum meminumnya.
"Berikan surat perjanjian itu padaku!"
"Akan kuambilkan, Tuan." Earth meninggalkan James di ruangan bar dan berjalan masuk ke dalam mengambil surat perjanjian yang telah dibuat oleh Mark dan James.
James benar-benar menunggu Delilah datang ke mansionnya. Ia tak mengerjakan pekerjaan apapun dan meluangkan waktunya yang berharga menunggu uangnya datang. Tapi Delilah tak kunjung datang. Ketika waktu sudah menunjukkan waktu pukul 4 sore, James tak bisa menunggu lagi. ia bangun dari kursinya lalu memasukkan surat perjanjian itu ke dalam jasnya dan berjalan keluar.
Sebuah mobil berisi lima orang pengawal James dan Earth sebagai supir James kemudian ikut menuju rumah Delilah. James sudah tidak bisa mentolelir lagi. Kali ini ia akan mengambil jaminan utangnya. Tiba di apartemen Delilah, James tidak bisa menemukan gadis itu.
"Mana dia!" hardik James pada anak buahnya. Seorang pengawal yang bertugas mengikuti Delilah lalu memberitahukan posisi gadis itu saat ini. James mengeryitkan kening namun tak lama kembali ke mobilnya. Ia pergi lagi menuju rumah seorang rentenir bernama Felipe Moreno.
James tak bicara apapun selama perjalanan. Ia menunggu sampai tiba di depan sebuah rumah yang terlihat lebih megah daripada di sekitarnya. Seorang anak buah James lantas membuka pintu gerbang rumah itu. Tak berapa lama, beberapa orang pria yang bekerja untuk Felipe menghalangi James dan anak buahnya. Dua orang pengawal James langsung mengeluarkan senjata mereka dan menodongkannya pada pria-pria itu sehingga mereka meminggirkan diri. Jalan James kembali mulus dan ia masuk ke dalam pekarangan rumah itu tanpa penghalang lagi.
RUMAH FELIPE MORENO
Entah apa yang dipikirkan Delilah saat memutuskan untuk kembali ke rumah Felipe meminta bantuannya lagi. Ia bahkan baru satu minggu menerima 30 ribu Euro dan kini hendak meminjam lagi.
"Kamu pikir aku Bank bisa menyediakan uang sebanyak itu? Kembalikan dulu uang yang sudah kamu pinjam!" hardik Felipe begitu mendengar maksud Delilah menemuinya.
"Tolong aku Tuan Felipe. Aku janji akan mengembalikannya padamu!" isak Delilah mencoba terus memohon. Ia sudah tak punya cara lain agar bsia mendapatkan uang.
"Enak saja!"
"Jika tidak aku bisa dibunuh oleh orang yang sedang mengejar utangnya!"
"Itu bukan urusanku! Yang jelas jika kamu tak bisa mengembalikan uangku hari ini, pikirkan cara lain untuk membayarnya!" mata Felipe kemudian menyisiri tubuh Delilah yang terbalut dress sederhana yang tak menarik sama sekali. Delilah yang menyadari jika Felipe memandangnya dengan tidak sopan lalu mundur dan menutupi diri menggunakan tangannya. Felipe makin menyengir nakal dan ia menarik tangan Delilah hendak menyeretnya ke kamar.
"Aaa... apa yang mau kamu lakukan Tuan Felipe? Lepaskan aku! kamu mau apa!" Delilah mencoba berontak tak bisa. Felipe terus menarik Delilah dan memasukkannya ke dalam sebuah kamar. Tanpa menunggu, Felipe mencoba melecehkan Delilah dengan menarik gaunnya sampai sobek.
"Lepaskan aku!"
"Diam! Kamu tidak punya uang bukan? Bayar saja dengan tubuhmu!" hardik Felipe makin menarik sebelah gaun Delilah lagi hingga sobek. Kulit lengan dan sedikit kulit tubuhnya mulai terlihat. Kulit putih mulus membuat Felipe makin liar dan tak bahkan tersenyum lebih jahat. Ia memaksa memeluk Delilah dan menciumnya.
Pintu kemudian ditendang oleh Earth dan terbuka paksa. Mata James langsung membesar dan emosinya naik ke ubun-ubun saat melihat Delilah hampir diperkosa pria tua itu. Ia berjalan dengan cepat menarik rambut belakang Felipe yang tersisa lalu dengan cepat memberinya sebuah bogem tepat di wajahnya.
"Ah... siapa kamu!" Felipe tak sempat mengantisipasi saat pukulan lain mendarat di perut dan dadanya. Dengan sadis, James menghempaskan tubuh tambun Felipe ke dinding di belakangnya sampai ia terbentur keras dan jatuh kesakitan.
"Beraninya kau menyentuh milikku!" geram James dengan nada marah. Delilah sudah ketakutan setengah mati dan ia terus menangis.
"Ahh... aku tidak kenal siapa kamu!" teriak Felipe kesakitan di lantai. Earth yang agak sedikit heran melihat bosnya bertindak di luar dari perkiraan menarik kerah kemeja Felipe lalu membawa ke depan James.
"Lihat wajahku! Tidak ada yang tidak mengenalku di kota ini!" ujar James lagi dengan nada menggeram yang menakutkan. Felipe yang baru melihat jelas langsung tau siapa yang sedang ia hadapi.
"T-tuan Belgenza!" sebuah pukulan diberikan lagi oleh James bagi Felipe tapi kali ini Earth memeganginya agar ia tetap tegak.
"Aaahhkk... aku minta maaf Tuan... aku tidak tau jika dia adalah gadismu!" ujar Felipe setengah menangis.
"Kenapa kamu menyentuhnya?" tanya James usai memukul.
"Dia meminjam uang dariku dan sekarang dia ingin meminjam lagi untuk membayar utang," jawab Felipe kesakitan dan ketakutan. Earth kemudian menyerahkan Felipe pada anak buahnya sehingga ia bisa dipegangi.
"Aku mohon Tuan Belgenza, tolong ampuni aku," sambung Felipe lagi.
"Kamu tau kesalahanmu? Kamu menyentuh milik James Belgenza dan itu artinya kamu harus mati!" Felipe menggelengkan kepalanya ketakutan.
"Beri dia pelajaran!" perintah James pada anak buahnya dan mereka menyeret Felipe keluar dari kamar itu.
"Tolong... tolong jangan, aku mohon Tuan Belgenza... aku mohon lepaskan aku!" teriak Felipe memohon agar dilepaskan.
James lalu berbalik pada Delilah yang sedang terduduk ketakutan di lantai menyembunyikan wajahnya. Ia berjongkok lalu membelai kepala gadis yang ketakutan itu. Wajah Delilah terangkat melihat James dengan mata dan pipi merah karena menangis. Kacamatanya sudah terlepas dan itu membuat kecantikannya jadi terlihat.
"Ikut aku!"