Chrysant tersentak dan menoleh pada asal suara. Di Sana sudah berdiri seorang pria tampan dengan jubah biru tua yang melengkapi aura dinginnya yang mendominasi. Dibelakang nya berdiri seorang pria berjubah putih halus, yang terlihat hangat dengan secercah senyuman.
Aura mereka yang saling berbenturan mengaduk-ngaduk suasana sekitar. Li mama segera pulih dari keterkejutan dan seketika bertekuk lutut.
"Mama tua ini memberi hormat kepada dianxia!"
Chrysant entah bagaimana mengikuti gravitasi sekitar, yang menariknya jatuh ke bumi. Ia gagal menggali kedalaman mata dingin itu. Apa yang ia dapatkan hanyalah mata elang bengis yang penuh hasrat membunuh dipermukaan. Dan begitu saja tubuhnya bergetar dengan mata gelisah menatap bumi.
Li mama yang melihat kegelisahan Chrysant, tidak berdaya melakukan apapun. Qi Changyi melangkah maju, membisikkan sesuatu pada Sun Ho Chyou.
"Ho chyou, seperti ini kau sudah menakutinya"
Sun Ho Chyou terus mengacuhkannya. Ia mengambil beberapa langkah ke depan, untuk mendekati Chrysant yang semakin bergetar ketakutan. Wajahnya nyaris hampir mencium bumi. Ia tampak seperti kupu-kupu lemah, dengan sayap bergetar lemah di detik akhir kehidupan.
"Dimana tempat anda berasal?"
Seperti seember air es yang tumpah ke tubuhnya. Chrysant yang melihatnya mendekat, semakin menggigil ketakutan. Dalam kehidupannya, ia paling menghindari tatapan yang merendahkan dan mengejek dirinya. Tapi untuk pertama kalinya, ia menemukan tatapan yang sangat haus darah. Menatap kearah nya bagai sebilah pedang yang siap menebas lehernya kapan saja.
Sekarang ia tidak mengerti harus bertindak seperti apa di depan seseorang yang seperti ingin menelan bulat-bulat hidupnya.
"Anda cepat lah berbicara!" Sun Ho Chyou sudah menahan kesabarannya cukup lama, tapi gadis itu masih diam tidak memberi jawaban apapun. Ia merasa seperti berbicara dengan udara kosong. Gadis ini sangat baik dalam memainkan kesabarannya.
Qi Changyi sudah beberapa kali memata-matai gadis itu dan ini bukan pertama kalinya ia melihat gadis itu terlihat gelisah dengan orang-orang baru di sekitarnya. Apa mungkin ia takut bertemu orang-orang?
"Chrysant jangan khawatir, Sunwang tidak akan melukai anda. Segera jawab pertanyaannya dan ada bisa pergi" Qi Changyi memakai cara yang lebih halus daripada Sun Ho Chyou. Itulah mengapa kepribadian mereka seperti matahari di musim dingin. Keberadaan yang saling melengkapi satu sama lain.
Chrysant yang begitu takut sampai ingin mati, bahkan tidak lagi memikirkan siapa orang di depannya. Yang ia tau, seseorang itu memiliki mata bengis yang ingin membunuh.
Reaksi seseorang ketika di depan harimau buas adalah berlari. Begitulah Chrysant, ia dengan refleks bangkit dari bumi untuk berlari sangat cepat dengan insting penyelamatan hidup.
Tapi mendadak seperti ada tekanan udara di belakangnya, yang dengan sekali hentak. Menariknya cukup kuat seperti tekanan magnet yang menarik logam.
Ia menemukan dirinya seperti kapas yang terbang di udara, kakinya tidak lagi menginjak bumi dan hanya melayang dalam udara kosong. Ini, apa yang terjadi?
Sekilas Li mama melihat pemandangan itu, merasa khawatir untuk Chrysant. 'Kenapa gadis itu tidak menjawab saja pertanyaan Sunwang?' Batinnya, gelisah.
Dan dalam sekejap, Chrysant yang melayang di udara terus tertarik kebelakang dan jatuh dalam lengan kokoh seorang pria yang mengunci tubuh mungilnya dengan erat.
Entah bagaimana pemandangan yang mencengangkan, berubah menjadi nuansa musim gugur yang romantis. Li mama menganga di tempatnya berdiri dan Qi Changyi terbelalak, 'sejak kapan Sunwang tidak keberatan menyentuh seorang gadis? Bahkan apa yang ku tau, ini adalah kali pertama dan sudah begitu intim?'
Chrysant yang berakhir di tangan si pemilik mata haus darah, kehilangan oksigen kehidupannya untuk beberapa detik. Ia menatap takut pada mata yang balas menatapnya. Meneguk liur pahit ia bertanya tak berdaya.
"Kenapa kau ingin membunuh ku?"
Mata hitam Sun Ho Chyou bersinar penuh sesuatu, ketika mendengar pernyataan itu. 'Gadis lemah ini dapat memahami hasrat membunuhnya?'
"Menurut mu?"
Chrysant tersenyum pahit dan memilukan. Hari ini ia baru saja meluapkan kesedihannya tentang musim gugur dan krisan kuning yang dianggapnya sebagai lambang kesedihan tapi hari ini juga ia menyadari satu hal baru. Itu tidak hanya lambang kesedihan tapi juga kemalangan nya.
Sun Ho Chyou yang melihat senyuman gadis itu yang begitu memilukan. Pikirannya pun mengembara jauh pada sesuatu yang hingga tanpa sadar, ia membuat Chrysant jatuh begitu saja.
Bruk! Chrysant jatuh tergeletak di atas tanah.
"Ah.." Chrysant menggigit bibir bawahnya, menahan nyeri. Rasanya tulang dan tubuhnya sudah remuk tak terselamatkan.
"Chrysant!" Seru Li mama. Ia bergegas menghampiri gadis itu dengan panik. Memeriksa keadaan tubuhnya apa baik-baik saja.
Di samping itu, Sun Ho Chyou sudah melompat ke udara kosong dan perlahan lenyap di telan angin. Qi Changyi pun bergegas menyusulnya.
___
Malamnya Sun Ho Chyou menyibukkan dirinya di ruang kerja. Menelisik beberapa buku militer, menelusuri permainan politik dan berakhir mengamati peta besar yang di gelar di atas meja.
Beberapa orang-orangnya datang membawa kabar dan berita. Mereka semua adalah mata-matanya yang menyelinap masuk di banyak tempat. Kerajaan, kediaman beberapa mentri dan juga balai mahkamah agung.
Sehingga dengan begitu, ia dapat mengontrol dan mengawasi semua permainan di balik layar. Mengetahui pergerakan musuh dan pemunduran mereka, menerka beberapa taktik kotor yang menjeratnya atau melakukan beberapa intervensi jika di perlukan.
Setelah mereka kembali, Qi Changyi yang terakhir datang dengan informasi yang paling ia nantikan. Informasi yang akan menentukan lama atau tidaknya takdir kehidupan seorang Chrysant di Sun wangfu.
"Dianxia, dari penyelidikan shuxia*, kerajaan hongwei sudah kehilangan sokongan dari klan penyihir sejak lama. Klan penyihir itu terbagi menjadi dua jenis. Satu klan dengan mata biru dan satunya lagi dengan mata ungu. Mereka yang pertama punah adalah klan penyihir bermata ungu, mereka dibantai oleh kerabat kerajaan yang tidak senang karena keberpihakan mereka pada putra mahkota pada masa perebutan takhta. Waktu itu seluruh klan mereka mati karena diracuni" Jelas Qi Changyi. Ia jeda beberapa saat untuk mengambil nafas.
"Lalu?" Tanya Sun Ho Chyou.
"Penyihir bermata biru yang memilih netral pada saat itu, berada pada posisi yang saling diperebutkan oleh beberapa pihak keluarga kerajaan. Karena penyihir bermata biru memiliki kesetiaan besar dalam membela kerajaan dan rakyat, untuk mencegah perpecahan yang besar. Mereka pun memilih untuk mati dalam keadaan terhormat tanpa memihak pada belahan manapun. Suatu malam ditemukan, seluruh klan penyihir bermata biru menerjunkan diri mereka ke tebing. Itulah cara kematian terhormat mereka untuk negara dan rakyat" Qi changyi menuntaskan laporannya dengan lugas.
Pangeran Sun terdiam beberapa saat tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Setelahnya ia berkomentar singkat. "Sangat dramatis!"
___