Sun Ho Chyou mengingat kembali kejadian di taman manor hari ini. Chrysant yang berada ditangannya, bertanya dengan menyedihkan tentang kenapa ia berhasrat membunuhnya. Bukankah ia dapat menebak hasrat membunuhnya hanya dengan sekali pertemuan?
Apakah ia sungguh seorang penyihir? Mungkinkah mata birunya itu berkaitan erat dengan klan penyihir yang sudah punah?
Kilat bara api menyala, tampak membara di sepasang mata elangnya yang penuh gairah dan ambisi. Qi Changyi yang melihatku, langsung memahami arti dari tatapan itu. 'Pasti ada sesuatu yang sangat memuaskan pangeran Sun saat ini!'
"Datangi nenek tua itu dan tanyakan asal usulnya. Jika 'benda itu' sungguh berharga untuk dirawat, maka benwang akan merawatnya dengan baik. Tapi jika tidak, benwang tidak perlu merawatnya lagi"
Tidak merawat lagi!
Terdengar cukup klise. Tapi Qi Changyi cukup mengerti arti di balik ucapan itu yang tak lain seperti membiarkan tanaman hidup tanpa perawatan apapun. Tidak memberinya air dan pupuk, hanya menunggu detik kematiannya saja.
Sungguh akhir yang sangat tragis.
"Shuxia* mematuhi perintah!"
Sun Ho Chyou melambaikan tangannya, membolehkan Qi Changyi pergi. Qi Changyi pun pergi meninggalkan ruangan.
Setelahnya, Sun Ho Chyou melangkah keluar pintu. Dengan qinggong nya, ia terus melompat ke udara. Menginjak tiap-tiap atap paviliun kosong yang berseberangan dengan ruang kerjanya. Hingga berhenti tepat di atap-
"Wangfei niangniang apa anda sebegitu takutnya bertemu dengan wangye? Anda andalah permaisurinya, jadi tidak perlu untuk begitu takut di masa depan" Li mama dengan murah hati menenangkan Crysant yang masih tampak gelisah. Tangan tuanya dengan lembut menyisir rambut gadis itu yang panjang.
"Li mama anda tidak perlu menjadi begitu baik untuk berbohong demi menenangkan ku. Aku tau, wangye hanya ingin membunuh ku" Chrysant tersenyum getir, merenungi nasibnya ke depan, masih dapatkah ia menepati janjinya terhadap wanita tua itu?—
Untuk bertemu...
"Wangfei apa yang anda katakan? Jika itu benar, wangye tidak akan mengirimkan wanita tua ini untuk mengurus anda"
"Li mama semua tidak sederhana itu! Jika tanaman itu tidak berharga, untuk apa orang yang membenci tanaman harus repot merawatnya?"
Li mama terdiam. Dalam hati ia sangat mengerti dengan apa yang dikatakan Chrysant. Dan memang sejak awal ia tau tentang itu. Hanya saja ia berbohong untuk menenangkan gadis itu. Tapi siapa yang menyangka gadis lugu dan lemah dari desa, akan sangat mengerti dunia buas tempatnya terjebak?
Mereka terus berbincang, sama sekali tidak menyadari. Bahwa seseorang sedang menyimak seluruh percakapan mereka malam itu.
Tepat di atas atap—
Sun Ho Chyou duduk cukup santai sembari melipat kedua kakinya. Cahaya rembulan jatuh di wajahnya yang tampan. Mata hitamnya, tampak menyatu dengan gelapnya malam.
Hening!
Ia tidak mendengar percakapan apapun lagi di bawah sana. 'Apakah mereka sudah bersiap untuk beristirahat?'
Lalu ia pun berbaring di atas atap, sambil menyilang kan kedua tangannya di belakang kepala. Matanya terpejam beberapa saat, tampak begitu menikmati semilir angin yang berhembus dengan tenang.
Kemudian mata itu terbuka, menerawang jauh ke langit malam yang gelap. Di sana rembulan dan bintang tampak sudah tertelan dengan sekumpulan awan hitam.
"Sejauh ini—" Bibir merah keunguan itu separuh terbuka, mengucapkan beberapa patah kata. "Cukup menarik!"
Entah bagaimana wajahnya yang tanpa ekspresi itu mendadak tersenyum lebar, terlihat sangat puas.
Dan angin sekitar begitu saja menjauh, enggan mendekat seakan takut mati tercekik.
___
Di pagi yang cerah, Chrysant baru saja selesai sarapan dan telah melupakan segala hal buruk yang terjadi kemarin. Tapi tiba-tiba Li mama datang dengan membawa titah kekaisaran yang siap membuatnya memuntahkan seteguk darah.
"A-aku harus ke istana?" Bibir yang semerah ceri itu tampak mengerut, menjadi pucat. Mata biru tuanya yang sebening giok murni, berkedip resah tak bermaya. Li mama yang menyaksikan itu, langsung mengerti kegelisahan gadis itu.
Seorang gadis desa yang tidak tau seperti apa para bangsawan bertindak dan buta dengan permainan kotor mereka. Apa jadinya itu jika harus melangkah masuk kedalam istana? Bukankah ia akan terlihat seperti kelinci putih yang melangkah masuk kedalam kandang harimau?
"Li mama a-aku—"
"Wangfei niangniang, bagaimanapun juga anda sudah menikah dengan seorang paman kekaisaran. Sudah pasti anda harus mendatangi istana untuk memberikan salam penghormatan anda pada kebesaran di sana"
Chrysant seakan kehilangan langit dan bumi tempatnya berpijak. Setiap mempelajari sejarah kerajaan, ia tau dunia itu begitu manipulatif dan kejam. Seseorang yang besar merendahkan yang kecil dan tingkatkan teratas tak segan menindas yang bawah.
Semua bermain dengan baik tanpa cela, mereka memamerkan kekuasaan, kekuatan dan kemuliaan. Orang seperti dirinya yang lahir dari kasta bawah tanpa hal apapun yang dapat di banggakan bukankah hanya akan menjadi lelucon besar?
Penolakan!
Tanpa sadar ia melangkah mundur, begitu linglung dan nyaris hampir terjatuh. Li mama dengan cepat menahannya. "Wangfei apa anda baik-baik saja? Jangan buat mama tua ini resah, ah!"
Li mama sangat khawatir melihat perubahan drastis dalam diri gadis itu. Ia seakan baru saja kehilangan nyawanya. Wajahnya yang semerona bunga persik, memudar putih seperti kapas.
"Li mama!"
Li mama berpaling, menemukan pengurus Cao datang dengan dua orang dibelakangnya membawa beberapa barang. Dua orang itu melangkah ke depan, meletakkan satu kotak besar yang ternyata berisi pakaian dan sutra. Dan satu kotaknya lagi, berisi beberapa perhiasan. Untuk sesaat, Li mama merasa terkesima dengan kejutan itu.
"Wangye yang menyediakan semua ini untuk wangfei, harap dengan ini menjaga nama baik Wangye di istana" Ucap pengurus Cao.
Li mama sedikit merasa tak puas mengetahui pangeran Sun yang mengirimkan semua benda-benda ini bukan atas bentuk dari perhatiannya melainkan untuk kepentingan harga dirinya sendiri. Karena bagaimanapun juga, Chrysant yang merupakan permaisurinya saat ini akan memasuki istana dengan membawa pergi namanya.
"En, mama tua ini mengerti dan akan mengurus yang terbaik untuk wangfei"
"Dan wangye mengatakan wangfei akan memasuki istana tanpa dirinya. Wangye memiliki beberapa urusan yang tidak dapat menunggu harap wangfei mengerti"
Ini seperti sebuah pukulan gada besar tepat di punggung Chrysant. Wajahnya yang tirus sudah penuh oleh butir-butir keringat. Ia merasakan rongga pernafasannya menyempit, membuatnya kesulitan bernafas dan jantungnya berdetak cukup cepat seakan siap untuk—
Meledak!
___