Abad ke-21, Korea Selatan.
Disebuah rumah kaca besar yang jauh dari hiruk-pikuk kota. Didalamnya penuh dengan tumbuhan-tumbuhan hijau yang menyesakkan ruangan dan berbagai jenis bunga yang beragam. Sebagian dari mereka ada yang telah merambat hingga ke kaca. Dari luar orang-orang dapat melihat sekilas kehijauan di dalamnya.
Tapi pemandangan dari dalam itu jauh lebih luar biasa, terlihat seperti hutannya pepohonan hijau dan surganya bunga-bunga cantik. Siapapun yang melangkah kedalam, dapat dimanjakan dengan keindahannya.
Dipertengahan ruangan yang luas itu, terletak meja teh bulat bewarna putih lengkap dengan kursi yang bewarna senada. Seorang wanita yang merupakan pemilik rumah kaca, menyambut dua tamu istimewanya hari itu.
Satu dari mereka adalah seorang pria berkepala tiga dengan kesan ilmuwan bersahaja. Mengenakan jas putih bersih dan berkacamata tebal, ia membawa daya tarik seorang scientist dalam dirinya. Pria itu tidak lain adalah seorang profesor ternama ibukota.
Berjalan dibelakang nya seorang wanita berkisar empat puluhan yang memiliki gaya gothic dan sedikit eksentrik. Berbusana hitam dari atas hingga kebawah, membawa aura gelap ke sekitarnya. Matanya yang sipit memiliki lingkaran hitam buatan dibawahnya, memberi sentuhan gothic yang menyihir. Bibirnya yang tebal dipoles lipstick hitam yang mencolok, membuat pesonanya terasa sangat mistis. Wanita itu adalah seorang magician tersembunyi yang tinggal jauh dari ibukota. Ia baru saja menghasilkan sebuah mantra khusus.
Dan seorang wanita yang tampak segar dalam balutan gaun bercorak bunga separas lutut datang untuk menyambut mereka dengan hangat. Ia segera membawa tamunya duduk.
Dengan murah hati ia menuangkan teh krisan di setiap cangkir tamu istimewanya dengan sajian sepiring biskuit. Setelah semua tertata rapi dimeja. Ia pun menarik kursi dan duduk. Siap bergabung dengan tamunya untuk memulai percakapan yang serius tentang projek yang sudah mereka rancang lima tahun belakangan ini.
"Apakah semua sudah selesai?" Wanita pemilik rumah kaca bertanya.
Projek ini sudah mereka rancang sangat lama dan hari ini mereka berkumpul untuk menguji coba projek tersebut. Mendengar pertanyaan itu, mereka tidak langsung menjawab. Keduanya menarik cangkir dan meminumnya dengan tenang.
"Saya sudah selesai membuat chip nya" Jawab si profesor dan meletakkan cangkir tehnya yang sudah tersisa setengah, keatas meja. Lalu ia merogoh saku jasnya, mengeluarkan benda serupa potongan kartu kecil yang sangat tipis dan meletakkannya di atas meja. Itu adalah chip yang ia bicarakan.
"Saya sudah meng-input ribuan informasi tentang tumbuhan didalamnya. Seperti cara mengelola tanaman dengan persilangan modern atau juga mengaplikasikan mereka dalam bentuk makanan, minuman bahkan obat. Hampir semua informasi yang berkaitan tentang tumbuhan lengkap didalamnya" Terangnya lugas, ia merasa sangat puas dengan chip buatannya kali ini. Itu akan sangat berguna untuk projek eksperimen mereka yang bernama 'Chrysanthemum System'.
"Bagaimana dengan bunga Krisan beraneka warnanya, apa sudah terangkai?" Sela si wanita magician yang melirik sekilas pada wanita pemilik rumah kaca.
"Sebentar!" Wanita itupun bangkit dan bergegas memotong beberapa tangkai Krisan dari setiap jenis warna. Lalu ia merangkai mereka dengan telaten hingga Krisan berbagai jenis warna itu menjadi sebuket krisan yang menawan.
"Selesai!" Katanya dan meletakkan bunga itu kehadapan magician.
"Em!" Wanita magician itupun mengangguk puas. Mengambil buket bunga itu, mulutnya mulai berkomat-kamit merapalkan mantra. Lalu mencondongkan mulutnya ke bunga, ia menghembuskan udara halus.
Seberkas cahaya emas pun muncul. Keduanya yang lain, menangkap panorama itu mulai diliputi kekaguman.
"Serahkan chip nya" Katanya kemudian dan mengulurkan tangan.
Profesor itupun meletakkan chip nya di atas telapak tangan wanita eksentrik itu.
Wanita magician itu pun kembali merapalkan mantra dengan tangan yang mulai meremukkan chip yang ada dalam telapak tangannya.
Membuka kepalan tangannya, kini chip itu sudah berganti menjadi serpihan serbuk. Ia pun menaburkan serbuk itu di atas setiap kelopak bunga krisan yang sudah terangkai itu.
Chip tipis tadi pun sudah menyatu dan meresap dalam setiap serbuk sari bunga krisan itu.
"Sekarang kita hanya perlu mencobanya, apa projek 'Chrysanthemum System' ini berhasil atau tidak? kita hanya akan tau setelah mencoba" Katanya dan meletakkan buket Krisan itu di atas meja.
"Kalau begitu, biarkan aku yang melakukan langkah selanjutnya untuk menguji coba projek ini" Kata si pemilik rumah kaca dengan murah hati menawarkan dirinya.
Dengan begitu, ia pun sudah siap dengan sekeranjang bunga segar di tangannya dan melangkah keluar. Membuat dirinya seperti penjaja bunga keliling. Hari itu terasa sedikit panas di musim semi yang cerah. Udara segar berhembus dengan damai. Jalanan terlihat sepi membuat wanita itu berpikir, apa perlu ia mencari tempat lain? Tapi bersamaan dengan itu. Seorang gadis bermuka sayu baru saja lewat.
Gadis itu terlihat sangat buruk dari penampilannya. Rambutnya yang berwarna kuning jagung tampak kusut tak terurus. Tubuhnya kurus dengan wajah tirus cekung seperti seseorang dengan beban hidup yang berat. Ia baru saja keluar dari salah satu lorong pemakaman.
Melihat peluang itu, wanita itu pun segera menjalankan aksinya.
"Gadis! Ini adalah awal musim semi yang cerah, kenapa kau terlihat begitu lesu?" Ia menyapa dengan ramah.
Gadis yang disapa sedikit terkejut. Mengambil selangkah mundur kebelakang, Ia menjauh untuk menjaga jarak dari wanita itu. Menundukkan kepalanya, ia seperti menghindari sesuatu dan mengantisipasi banyak hal.
Melihat hal itu, wanita tadi hanya tersenyum lembut sambil berkata dalam hatinya.
'Gadis yang sangat defensif!'
"Aku menjual beberapa bunga tapi aku akan memberikannya secara gratis untuk suasana hatimu yang buruk, bagaimana?" Tawarnya, terdengar murah hati.
Gadis itu mengangkat kepalanya sedikit, ia melirik dengan ragu-ragu kearahnya.
Detik itulah wanita itu sadar, gadis itu memiliki bola mata biru yang memukau. Dari fitur wajahnya ia tidak terlihat seperti gadis Asia, dari mana asalnya gadis ini?
"Siapa namamu?" Karena gadis itu juga belum memberikan reaksi apapun, wanita itu tidak menyerah. Ia mencoba untuk lebih ramah lagi.
"Chrysant" Akhirnya gadis itu menanggapi.
Mendengar jawabannya, wanita itu tercengang beberapa saat. Rasanya itu seperti suatu hal yang sudah ditakdirkan.
'Namanya Chrysant?'
"Ah, karena namamu adalah Chrysant kalau begitu aku akan memberikan bunga yang sama seperti namamu!" Wanita itupun menyerahkan sebuket krisan penuh warna dari hasil projek mereka tadi, pada gadis itu.
Gadis itu menerima buket krisan itu dengan ragu-ragu. "Te-terimakasih bibi" Katanya sedikit gugup. Lalu ia membungkuk sopan.
Dan wanita itupun hanya mengangguk dengan seulas senyum hangat, lalu melangkah pergi.
Setelah perginya wanita itu, gadis yang bernama Chrysant tadi. Kini menatap buket krisan beraneka warna yang ada di tangannya, dengan tatapan haru. Ia berpikir, ternyata masih ada orang yang peduli padanya walau itu hanyalah orang asing yang lewat.
Ia mengira semua orang sudah menganggap nya seperti gadis gila, sehingga memilih untuk menjauhinya.
Tapi wanita tadi tidak melakukannya.
Mendekatkan buket itu ke wajahnya, ia menjatuhkan hidung mancungnya kebawah. Perlahan menghirup aroma yang harum dari buket krisan itu.
Terasa segar seperti baru saja dipetik.
Tanpa sadar, ia merasa terbuai dengan aroma itu. Perlahan ia semakin larut, menikmati keharumannya hingga tanpa sadar seberkas sinar cahaya keemasan muncul. Mulai mengerubungi dirinya. Perlahan.
Dari kejauhan, ada tiga orang yang memantau nya. Mereka sedang menunggu sebuah reaksi yang akan menunjukkan, berhasil atau tidaknya projek mereka.
Jika itu berhasil, maka gadis itu akan pingsan beberapa menit. Setelah siuman, mereka akan menanyakan beberapa hal padanya. Jawabannya akan sangat menentukan sejauh mana tingkat keberhasilan projek mereka.
Gadis itu yang masih terbuai dengan aroma krisan yang sangat kuat dan memikat itu, sama sekali tak sadar dengan cahaya emas yang sudah memenuhi sekitarnya. Perlahan itu kian membesar dan mulai menyulutnya kedalam.
Cahaya keemasan itu siap menelannya!
Terlambat menyadarinya, ia hanya merasakan rasa sakit yang sangat di bagian kepalanya. Tubuhnya terasa sangat lemah, seakan sesuatu baru saja menyedot tenaganya sampai habis. Sedetik kemudian, dunianya menyatu dalam nuansa sinar keemasan yang mendominasi.
Hingga setitik hitam muncul dan perlahan membesar. Entah bagaimana, itu seperti magnet yang menariknya kedalam.
Memperoleh kembali akal sehatnya, ia berjuang keras untuk tidak tersedot kedalam lingkaran hitam itu. Tapi ia sudah tidak memiliki tenaga apapun untuk berjuang, dengan begitu tubuhnya mulai lunglai dan ia jatuh ke dalam lubang hitam itu.
Seketika ia merasa pusing dan perlahan kelopak matanya jatuh tertutup. Ia ambruk begitu saja dan kehilangan kesadaran. Lingkaran hitam itupun lenyap dan cahaya emas tadi perlahan memudar di udara.
Hasilnya membuat tiga orang yang mengintip, tercengang.
Gadis itu menghilang!
"Dimana gadis itu?" Seru si wanita yang baru saja menyamar menjadi penjaja bunga keliling.
"Ini buruk!" Si wanita eksentrik, menatap tak percaya dengan apa yang dilihatnya tadi.
"Apa maksudnya itu?" Selidik si profesor, ia menatap tajam pada titik lokasi kejadian yang terasa sangat ganjil. Setelah cahaya emas itu memudar, lubang hitam itu lenyap dan si gadis itu menghilang, kemana perginya gadis itu?
"Sepertinya ada yang salah dengan mantra ku"
"Apa?"
____