Tanggal, hari serta jam keberuntungan sudah ditentukan. Dan itu akan menjadi hari esok. Chrysant duduk termenung di kamar nya yang kecil. Di atas kursi yang mengarah ke meja rias, ia menatap pantulan dirinya di cermin perunggu sederhana. Ia merenungi wajahnya yang masih terbilang begitu muda untuk menikah, jika itu di dunia modern.
Usianya baru saja delapan belas tahun. Tapi untuk era kuno seperti ini, para gadis bahkan sudah menikah di usia lima belas tahun.
Pandanganya kemudian beralih pada seikat krisan yang di belinya hari itu sebelum ia tersesat ke negeri asing ini. Padahal bulan-bulan sudah berlalu tapi buket krisan itu masih segar. Tidak ada satu warna pun dari mereka yang memudar. Pasti ada misteri di balik seikat bunga krisan sederhana ini.
"Cucu ambil ini!"
Kemunculan suara tua itu terus mengalihkan perhatiannya. Ia melihat wanita tua itu datang padanya, sambil tersenyum sederhana seperti biasa. Melangkah masuk kedalam kamar, dengan satu kotak kayu berukuran sedang di tangannya.
"Wanita tua ini hanyalah orang biasa, hanya bisa menyerahkan ini sebagai mahar pernikahan cucu" Wanita tua itupun menyerahkan kotak kayu itu kepada Chrysant.
Chrysant sangat tersentuh dengan ketulusannya. Ia pun mengambil kotak kayu itu dan membuka tutupnya. Di sana ada beberapa keping perak dan empat botol porselen.
"Botol porselen yang bewarna hitam adalah untuk obat luka, gunakan ini jika kau terluka. Aku yang meraciknya sendiri, kau tidak akan menemukan yang seperti ini di pasar. Percayalah, efek nya bekerja cukup baik daripada obat yang di miliki kekaisaran" Jelasnya, terdengar bercanda.
"Kalau begitu, aku sungguh beruntung!" Ujar Chrysant sembari tersenyum.
"Lalu yang warna merah adalah bedak gelap yang selama ini kau pakai dan begitupun yang warna kuning, isinya adalah getah lidah buaya hitam. Gunakan mereka untuk terus menyamarkan kecantikan dan menutupi warna rambut cucu yang unik"
Sebenarnya wanita tua itu masih sangat mengkhawatirkan kecantikan yang dimiliki Chrysant dan segala hal unik dalam dirinya. Seseorang yang lemah dengan kecantikan yang memukau itu dapat menjadi beban besar untuk pemiliknya.
Karena sangat banyak gadis lemah yang cantik tidak berumur panjang dan bernasib tragis seperti cucunya dulu. Kecantikan terkadang bisa menjadi senjata hebat di tangan si pemilik yang kuat, tapi sebaliknya bisa menjadi panah yang membunuh, di tangan si pemilik yang lemah.
Chrysant sangat mengerti kerisauan si wanita tua. Di era kuno kecantikan itu bisa membawa keberuntungan atau bahkan malapetaka besar. Jadi inilah salah satu cara si wanita tua untuk melindungi nya. Dan lagi, ia sangat tersentuh!
"Dan yang warna putih itu untuk vitalitas tubuh cucu, bagaimanapun cucu harus selalu kuat dan sehat agar bisa mengunjungi wanita tua ini suatu hari nanti" Setitik air mata meluncur dari pelupuk mata tuanya. Dengan cepat ia mengusapnya, menekannya kuat dengan senyum yang dipaksakan. Ia tidak boleh menangis sekarang. Ia harus bisa melepaskan Chrysant pergi tanpa membuatnya khawatir.
Chrysant segera bangkit dari duduknya dan memeluk wanita tua itu. Begitu saja matanya sudah basah oleh air mata. "Cucu ini akan selalu sehat, cucu ini berjanji akan selalu kuat dan mengunjungi nenek nanti"
"Wanita tua ini akan menyimpan janji mu dalam hatinya" Tukas si wanita tua, tangannya yang keriput menepuk punggung Chrysant penuh arti.
"Nenek terimakasih! Karena sudah menerima dan merawat ku dengan baik selama ini"
"Itu adalah kebahagiaan ku! Harusnya aku yang berterimakasih karena sudah bersedia tinggal dengan wanita tua ini"
Mendengar hal itu Chrysant semakin terenyuh. Dan air matanya jatuh lebih deras hingga membuatnya terisak-isak.
Dengan lembut wanita tua itu meleraikan Chrysant dari perlukan nya. Ia melihat bola mata biru itu sudah seperti sepasang giok biru tua yang terendam air. Pelan wanita tua itu menepuk pundak Chrysant.
"Aiya, jangan menangis! Cepat hapus" tangan tua nya pun bergerak dengan cepat mengusap semua sisa air mata di kedua belah pipi merah Chrysant yang merona bak kelopak mawar muda.
"Cucu sangat jelek menangis! Tahan itu di masa depan"
"Ha ha ha" Akhirnya lelucon kecil dari wanita tua itu, membuat Chrysant tak kuasa menahan tawanya. Jadi, wanita tua ini bersikeras melarangnya menangis di masa depan?
Sebenarnya wanita tua itu berbohong mengatakannya jelek. Nyatanya Chrysant memiliki kecantikan yang khas ketika ia menangis. Kecantikan yang bahkan mampu meluluhkan seseorang yang memiliki hati sekeras batu.
Ketika ia tertawa, kecantikan yang berbingkai di wajahnya pun berbeda. Apapun itu, kecantikan nya selalu dapat menghancurkan ibukota.
Di lain sisi di kediaman Sun manor. Tempat itu sangat tenang seperti biasa. Seluruh penghuninya sangat santai seperti tidak ada peristiwa besar apapun besok.
Sun Ho Chyou masih mengurung diri di ruang kerjanya. Tenggelam dalam lautan bacaan, bersama tumpukan buku-buku tebal di atas meja dan secangkir teh hitam yang sangat membantu merealisasikan ketidakbahagiaan nya saat ini.
Tapi menyadari kedatangan seseorang, ia segera menutup buku tebal di tangannya.
Qi Changyi melangkah perlahan membuka pintu. Kali ini tekanan udara dari dalam tidak sekuat kemarin, ia menduga tuan nya sudah sedikit mengontrol rasa ketidakbahagiaan dalam dirinya.
Perjuangan tuan nya yang menghabiskan banyak bacaan untuk mengalihkan amarah dan rasa tidak senang nya, sangat membuahkan hasil!
"Sudah mengatur semuanya?"
Ia tidak pernah melihat tuan nya yang tenang, terbelit dalam ketidaksabaran. Ia tau tuan nya sangat tidak bahagia membicarakan hal ini...
Pernikahannya!
"Subjek ini sudah mengatur semuanya, termasuk menyediakan seorang pendamping pengantin untuk mendampingi wanita itu pada acara pernikahan nanti"
"Gantikan aku untuk mengambil 'benda itu' besok dari tandu pernikahan"
Deg!
Mulut Qi Changyi menganga lebar. Benda yang dimaksud tuan nya, apakah itu si pengantin wanita?
"Yang mulia, subjek ini tidak pantas!" Qi Changyi dengan cepat menekuk wajahnya ke bumi.
Bagaimanapun juga, ia adalah seorang pria. Sangat tidak pantas untuk menjemput pengantin wanita dari kereta.
"Aku tidak menerima penolakan. Pergi!"
Jika tuan nya sudah berkata begitu, maka tidak ada ruang baginya untuk terus menolak. Dan poin yang terpenting, itu bertanda tuan nya sangat tidak bahagia. Mungkinkah ia sudah salah bersikap? Tapi ia hanya mencoba menyadarkan tuan nya untuk berpikir lebih logis.
Tentu saja Sun Ho Chyou tau apa yang di pikirkan Qi Changyi saat ini. Tapi hal itu sudah lebih dulu dipikirkan nya dan ia sama sekali tidak peduli.
"Sepertinya kau sangat luang..." Sekilas kilatan tajam melintas di matanya yang segelap malam.
Qi Changyi merasa linglung di tempat setelah mendengarnya. Itu pertanda buruk. Harusnya setelah tuannya menyuruhnya pergi, ia terus bergegas bukan malah berdiri di sini. 'Ah! Kenapa aku bodoh sekali hari ini!'
"Pergi ke ibukota, aku dengar ada bazar buku yang datang dari beberapa Negri lain malam ini. Beli satu yang paling bagus dari mereka"
Sekarang Qi changyi dapat bernafas lega. Setidaknya itu bukanlah tugas yang sulit mencari yang paling bagus dari beberapa buku.
"Subjek ini mematuhi perintah"
"Em!" Sun Ho Chyou mengangguk kan kepalanya, mengisyaratkan nya untuk bergegas pergi.
Qi changyi yang tidak mau mengulang kesalahan yang sama, terus pergi meninggalkan ruang kerja tuannya. Dan ia pun segera pergi ke kota untuk melaksanakan tugas tambahan nya.
Lebih tepatnya hukuman!
Ternyata itu tidak semudah yang ia bayangkan. Bazar buku selalu menjadi rebutan di kalangan pelajar karena harga mereka yang relatif murah. Terlebih lagi bazar malam ini sangat spesial.
Ada beberapa buku bagus yang di datangkan dari beberapa kerajaan dan negri asing. Tentu saja ini menjadi tolak ukur besar di kalangan bangsawan untuk menemukan beberapa dari mereka sebagai pengetahuan umum dan mengenal beberapa hal dari negara luar.
Seperti seni hingga tentang kemiliteran suatu negara itu mungkin dapat di temukan di sana. Belum lagi para pelajar yang sangat haus ilmu pengetahuan.
Dengan lautan manusia di depan sana, bagaimana caranya ia menemukan salah satu yang paling bagus dari mereka?
Qi Changyi memijit pelipisnya, sesaat ia merasa pusing. "Harusnya aku langsung pergi, tapi kenapa dengan bodohnya aku-"
"Huft!" Menyesal pun tak ada gunanya.
Qi changyi pun melangkah masuk dalam kerumunan yang padat itu. Berjuang diantara lautan manusia untuk mencari satu buku yang bagus dari yang paling bagus.
___