Di malam yang tenang. Semilir angin musim gugur terus berlalu, membawa hawa dingin sekitar. Sesosok pria berjubah hitam, tampak meloncat turun dari atap. Jatuh melompat ke bumi dengan gerakan yang begitu menyihir. Cukup untuk membuat rembulan di atas sana terpana.
Ketika tubuh kokohnya sudah menginjak bumi dengan angkuhnya, sesosok jubah putih muncul dari belakang. Ketika ia berjalan, angin berbaur dengan lembut di sekitarnya. Sangat bertolak belakang dengan pria berjubah hitam yang berjalan di depannya, seakan angin bergerak mundur, di tekan oleh aura kuatnya.
"Tuan!" Qi Changyi merentangkan busur hormat kepada pria berjubah hitam itu.
"En" Sun ho Chyou memutar tumitnya untuk berbalik. Tatapannya bertemu dengan sosok yang damai di depan sana, tampak seperti awan putih yang tenggelam dalam kegelapan malam. Dia sudah menyadari cukup lama kedatangan sosok itu.
"Anda menyelesaikan semuanya cukup indah seharian ini. Aku sangat puas" Wajahnya yang bersembunyi di balik topeng hitam, tersenyum misterius. Tampak menyatu dengan gelapnya malam.
Qi Changyi sedikit terkejut, mendengar hal itu. Apakah tuannya sudah melihat semua yang terjadi seharian ini? Itu berarti tuan nya sama sekali tidak pergi menyelesaikan apapun? 'Aku Sudah menduga nya!'
Menyadari itu, Qi Changyi menjadi gugup. Apakah tadi tuannya sedang memujinya atau tidak? Dia sudah melangkah cukup jauh hari ini, mengangkat pengantin baru keluar dari tandu hingga melepas kerudung pernikahan nya. Dengan ragu-ragu ia melirik pada tuan nya. 'Sangat susah menebak pria ini, ah!' Batinnya, merasa kacau.
"Yang mulia, mohon maafkan subjek ini yang sudah sangat melewati batas terhadap permaisuri anda seharian ini"
Meskipun tuannya tidak menyenangi si pengantin baru, tapi biar bagaimanapun status wanita itu adalah istri resminya sekarang. Bagaimanapun ia harus menghormati wanita itu seperti menghormati tuannya. Sekalipun tuannya sama sekali tidak menganggap wanita itu adalah permaisurinya.
"Tarik kata-kata anda tadi! Aku tidak memiliki permaisuri saat ini dan di masa mendatang"
Dalam kehidupan ini, dia tidak butuh hubungan mitra pernikahan apapun. Dia tidak butuh wanita untuk menemani hidupnya. Dan ia tidak butuh 'cinta' dari orang-orang di sekitarnya. Baginya cukup memiliki mitra kerja yang menguntungkan dan bawahan yang setia, itu sudah sangat cukup.
Dia tidak punya waktu untuk 'mencintai' atau 'dicintai', dia membenci hubungan yang seperti itu dalam kehidupan nya. Baginya--
Itu sangat menjijikkan!
"Yang mulia, lalu apa yang akan kita lakukan padanya?"
"Kau urus saja dia dengan baik! Aku tidak peduli"
Qi Changyi siap memuntahkan seteguk darah. Ia menatap pada tuannya dengan rasa tak percaya. Bagaimana mungkin ia mengemban hal yang sebesar itu? Meski wanita itu hanyalah sebatas permaisuri di atas kertas, tapi bukan berarti ia dapat melakukannya dengan mudah. Batasan-batasan antara pria dan wanita terlalu besar. 'Ah, aku tau tuan sangat mengerti hal ini. Tapi kenapa masih membuat ku terjerat?'
"Yang mulia, ini tidak mungkin--"
"Apanya yang tidak? Seharian ini aku sudah memperhatikan semuanya. Kinerja anda sangat baik"
Qi Changyi tak tau apakah harus tertawa atau menangis, tuan nya sangat pandai untuk menekan dan bahkan membungkam nya dengan kejam.
"Bawa aku pada 'benda itu' "
"Baik yang mulia!"
Dan mereka pergi ke kediaman 'malam hitam' tempat tinggal tuannya di Sun manor. Di sana seorang wanita dengan gaun pengantin yang bewarna merah menyala, sudah terbaring dengan tenang di atas dipan yang ada di ruang utama.
Apa yang tidak Qi Changyi ketahui, sosok pria bertopeng hitam itu sudah sangat tidak bahagia saat ini. Mata elang nya menyipit tajam, seperti berhasrat membidik mangsa. Dan begitu saja, aura membunuh yang kuat mulai mendominasi udara.
Qi Changyi mulai merasakan sekujur tubuhnya menjadi dingin. Ia sangat peka dengan perubahan temperatur udara saat ini yang bukan karena faktor alam, tapi ini--
Sesaat Qi Changyi menegang dalam kepanikan, takut-takut dia melirik pada tuan nya.
"Bagaimana kau akan bertanggungjawab?"
Qi Changyi yang mendengar hal itu, ia terlambat menyadari. Itu karena tuannya merasa sangat tidak bahagia, karena ia sudah membawa seseorang yang asing ke dalam kediamannya.
Qi changyi merutuk kebodohan nya dalam hati. Kenapa ia bisa begitu ceroboh melakukan hal seperti ini? 'Ah, itu karena aku begitu linglung dan tidak berpikir dengan baik!'
"Yang mulia, maafkan kecerobohan subjek ini, silahkan yang mulia memberi hukuman"
"Ambil buku yang kau beli malam itu dan terjemahkan!"
Menerjemahkan? Qi Changyi berfirasat buruk tentang hukuman ini. Apakah itu bahasa asing dari suatu kerajaan? Kenapa ia harus memilih buku dari kerajaan yang terletak terlampau jauh. Jika bahasanya saja asing apalagi kerajaan itu sendiri?
Bagaimana cara ia menemukan penerjemah untuk bahasa dari kerajaan yang asing itu? Qi Changyi berusaha tenang di balik keresahan nya.
Akhirnya Sun Ho Chyou sudah berdiri tepat di sebuah dipan yang berbaring di atas sana seorang gadis yang sangat kurus, seakan sehelai awan tipis yang mengapung di udara.
Tangan di balik jubah besarnya terkepal sangat kuat dan dengan begitu tekanan udara di sekitar ruangan pun mendingin. Kali ini terasa lebih ekstrim dari sebelumnya. Membuat siapapun di dalamnya, seakan berenang dalam kolam air es .
Qi Changyi kembali linglung di tempat. sangat memahami emosi tuan nya yang sangat ampuh untuk lebih dari mampu untuk membunuh seseorang saat ini.
'Aku sadar kesalahan ku kali ini sangat fatal!' Tapi dia belum tau apa itu.
Sun Ho chyou kembali menenangkan seluruh urat saraf nya yang memuncak seakan ingin pecah, tangan nya yang terkepal kembali terbuka seperti biasa. Setelah meredam emosinya dengan baik, ia kembali mengalihkan perhatian nya pada benang merah tipis yang berbaring tenang tanpa mengkhawatirkan bahaya apapun di sekitarnya.
Hingga tatapan nya jatuh pada tangan nya yang halus dan sebening mata air dari pegunungan yang jernih, nyaris memperlihatkan urat-urat hijau di sekitarnya dengan jelas. Setiap jemarinya begitu lentik dan menawan. Yang ketika mereka semua berkumpul, tampak seperti bunga kuncup yang baru mekar.
Lalu ia beralih pada wajahnya yang kusam dan dekil. Wajah dan tangan, mereka seperti perbedaan dua sungai yang terbentang dengan jarak yang cukup jauh. Dahinya pun berkerut tajam seakan memikirkan sesuatu.
Ini, ada yang mengganjal disini!
"Bawakan seember air!"
Qi Changyi terdiam sejenak, apa yang akan dilakukan tuannya dengan seember air?
"Subjek ini mematuhi perintah!"
Dan tuannya, siapa yang dapat menebak pikirannya dengan mudah? Ia pun keluar dari ruang utama dan memanggil salah seorang penjaga untuk mengambil seember air.
Setelah beberapa lama menunggu, penjaga itu kembali dengan seember air. Qi Changyi pun membawanya kedalam dan menyerahkan pada tuannya. Ia lalu menanti dengan penasaran, apa yang akan dilakukan tuannya dengan itu?
Tapi yang membuat nya menganga tak percaya, tuannya mengangkat ember itu dan melemparkan semua isinya ke arah dipan. Hingga sesuatu yang mengejutkan, terjadi!
Benang merah tipis itu sudah basah oleh air. Wajah kusamnya yang tampak seperti terbakar matahari, mereka menemukan hal itu seperti bedak coklat yang baru saja tersapu bersih dari air. Dan pemandangan di sana sangat mencengangkan.
Qi Changyi menatap keindahan di depannya dengan rasa tak percaya. Itu adalah kulit putih seperti porselen yang halus seperti sutra, belahan pipi yang merekah seperti mawar, hidung yang cantik seperti tangkai bunga yang melekuk alami, dan bibir merah tipis yang bak buah murbei merah segar.
Keindahan di depan sana sangat langka dan alami. Kecantikan yang sanggup meruntuhkan ibukota. Jika yang seperti ini terbilang jelek, lalu seperti apa juga yang dikatakan cantik? Qi Changyi terkesima beberapa saat. Ia kehilangan kata untuk mendeskripsikan betapa indah nya itu!
'Bahkan dalam kehidupan ini, adalah kali pertama bagiku melihat hal indah yang begitu langka dan senyata ini!'
___