Hari-hari pun berlalu seperti hembusan daun kering yang tertiup oleh angin musim gugur. Melayang terbang begitu saja, tak terasa sudah menghabiskan setengah musim, Chrysant tinggal di tempat itu. Ia tinggal bersama wanita tua yang menolongnya di hutan, yang kini sudah dianggap seperti neneknya sendiri.
Negeri asing tempat terdampar nya Chrysant, bernama Fanrong. Negeri ini sama sekali tidak ada dalam sejarah dan tidak muncul di catatan geografis.
Keberadaannya seperti dongeng di sebuah benua fantasi.
Meski begitu bahasa keseharian mereka adalah bahasa china. Itulah kenapa crysant merasa familiar dengan aksen si wanita tua. Beberapa adat dan pakaian mereka tampak seperti era dinasti bertahun-tahun silam.
Adapun beberapa peraturan dan sistem hierarki yang nyaris sedikit mirip. Dan rupa serta ciri fisik mereka pun menunjukkan hal yang sama.
Tapi negeri dan benua ini sama sekali tidak tercatat dalam sejarah.
Chrysant hanya berkesempatan menamatkan pendidikan nya di senior high school. Mengenang dirinya yang dulu sangat menyukai sejarah dan drama kolosal kerajaan dari beberapa negara. Ia pun tidak begitu awam dengan hal itu. China, adalah salah satu negara yang sempat di pelajari nya tentang keunikan kisah kerajaan dan dinasti mereka di masa lampau.
Melihat negeri ini, seperti berada dalam sejarah, tapi nyatanya negeri fantasi ini sama sekali tidak ada dalam deretan buku sejarah.
Setelah beberapa bulan berlalu, Chrysant merasa hidupnya lebih tenteram di negeri ini. Meski menghilang nya ia ke tempat ini masih sebuah misteri, tapi ia tidak lagi peduli.
Kediaman wanita tua itu, sedikit jauh dari keramaian. Ini sangat membuatnya nyaman, dimana ia selama ini selalu menghindari sosialisasi apapun dengan orang-orang. Karena pengalaman buruk yang dialaminya, membuatnya selalu menghindari hal tersebut dan sering kali merasa cemas dan panik jika harus mengahadapi nya.
Dan yang lebih menggembirakan nya lagi, setelah sekitar lima bulan berlalu, ia mulai sedikit memahami bahasa keseharian di tempat itu. Mungkin sedikit terlambat karena lawan bicaranya hanya wanita itu seorang.
Sekarang tanpa perlu bahasa isyarat, ia sudah bisa berinteraksi cukup baik dengan si wanita tua yang sudah bermurah hati menjadikan nya cucu.
"Nenek, biarkan aku yang mencuci baju di danau. Aku juga ingin membantu mu"
Selama ini, ia selalu tinggal di gubuk. Wanita tua itu tak pernah mengizinkan nya keluar. Sebenarnya wanita tua itu resah, gadis yang baru saja diangkat menjadi cucunya memiliki kecantikan langka yang mampu menggegerkan ibu kota.
Ia terlalu takut kejadian pahit itu kembali terulang pada cucu angkatnya ini.
"Baiklah, tapi nenek harus membuat sesuatu untuk mu"
Wanita tua itu pun mulai mengambil segenggam tanah liat dan beberapa bunga krisan segar di halaman nya yang sengaja di tanam sejak mengetahui Chrysant sangat menyukai bunga itu.
Kedua bahan itupun di tumbuk menjadi satu hingga menjadi seperti bedak coklat yang harum. Dengan ini, ia dapat menyamarkan sedikit kecantikan Chrysant.
Dan yang terakhir, ia mengambil lidah buaya hitam. Dikatakan hitam karena ia memiliki getah yang sehitam tinta. Orang-orang tua di negeri ini sering memanfaatkan nya untuk menghitam kan uban mereka. Dan lagi, benda itu hanya ada di negeri ajaib ini.
"Gunakan bedak ini di wajah mu dan getah hitam ini untuk mewarnai rambut mu yang bewarna aneh itu" Di negeri ini, semua orang berambut hitam pekat. Keberadaan Chrysant yang berbeda, jelas sangat mencuri perhatian.
"Kenapa?" Chrysant berpikir, haruskah ia mengenakan benda-benda ini? Biar bagaimanapun ia sangat asing dengan mereka.
"Kecantikan dan warna rambut mu yang aneh ini merisaukan ku. Bagaimana jika ada orang jahat yang merenggut mu dari ku?"
Dulu, cucunya yang cantik berakhir malang sebagai seorang selir di kekaisaran. Perilakunya yang sehalus sutra dan polos seperti merpati, membuat nya berakhir tragis di harem yang merupakan kandang tempat segerombolan serigala betina bertindak buas. Ia tak mau Chrysant menderita kemalangan yang sama.
"Aku mengerti! Aku akan mengenakan nya"
"Tapi--mata mu, ah!"
Untuk iris biru tua seindah giok itu, ia tidak dapat mengakali apapun. Setelah mendesah berat, ia hanya berharap tidak akan ada hal-hal buruk yang terjadi pada cucu angkat nya kelak.
____
Di istana kekaisaran, tepat di ruang singgasana sang kaisar. Seorang pria berjubah naga megah, bewarna merah menyala, duduk angkuh di atas takhtanya dengan penuh jiwa martabat. Di taksir ia berusia empat puluhan keatas.
Di bawah sana terhidang beberapa deretan kursi di belahan kanan dan kiri. Yang tertata sesuai urutan penguasa. Tapi karena bisnis kali ini bersifat sedikit privasi, hanya ada dua orang saja di dalam ruangan.
Sang kaisar dan sang adik yang baru saja berusia dua puluhan. Umur keduanya terpaut cukup jauh dan mereka juga berbeda ibu.
"Aku sebenarnya mulai merisaukan anda dan kehormatan anda sebagai keluarga kekaisaran. Di umur yang sudah sematang ini, anda masih menolak gadis untuk kediaman anda? Bagaimanapun juga anda adalah paman kekaisaran, apa jadinya jika rumor buruk menyebar tentang anda yang tidak normal?"
Si pemuda berjubah hitam megah yang bersulam emas, duduk tenang di tempatnya. Meskipun tenang di permukaan, tapi ia nyaris menyedot habis kehangatan sekitar dengan aura dingin nya yang seperti naga es yang melahap api. Bahkan sang kaisar sendiri dapat merasakan hawa dingin yang merambat ke punggungnya.
"Aku mengerti kerisauan kakak"
"Jadi, bagaimana jika kali ini aku menurunkan dekrit ku untuk menyelamatkan anda dan seluruh kehormatan keluarga kekaisaran kita?"
Sejejak kilat kebencian hadir di sepasang matanya yang semisterius malam. Bibir merah keunguan nya sedikit bertekuk rumit. Meski terdengar seperti rasa unjuk kasihan dan bertekad untuk menolong.
Ia tidak bodoh untuk mendalami arti yang sebenarnya, rubah tua ini sesungguhnya ingin dan sangat ingin menindas nya. Setelah kewalahan mencari titik lemahnya, kaisar pun mulai menyadari sedikit ketidak-abnormal nya dalam hal lawan jenis.
Sialnya, kaisar terus memanfaatkan situasi ini untuk unjuk kekuasaan.
"Lakukan saja apa yang menurut kakak baik untuk di lakukan. Aku ini siap menerima apapun itu"
"Hehehe" Sang kaisar terkekeh senang, ia adalah penguasa tentu saja ia sangat berhak.
"Aku tau anda sama sekali tidak menginginkan percintaan dalam kehidupan anda. Dari pada memilih gadis cantik yang dapat membuat anda terjerat, bagaimana dengan gadis jelek? Dengan wanita jenis ini di pastikan sama sekali tidak akan membahayakan anda dan dapat membentengi anda dari rumor, bagaimana menurut mu?"
Setelah menindas bahkan rubah tua ini tak sungkan untuk berterus terang menghina nya. Gadis jelek? Ia sangat sadar sedang di injak secara halus oleh sang kaisar.
"Kakak kaisar sangat bijak"
"Hehehe, akal sehat anda bekerja cukup baik"
Sang kaisar pun dengan senang hati mengibas kan tangan nya ke udara hingga si kasim tua muncul dan langsung bersimpuh di depannya, memberi penghormatan pada kaisar.
"Carikan gadis yang paling jelek di seluruh kota dan bawa ia ke hadapanku"
"Yang rendah ini siap melaksanakan perintah"
"Hem, pergi!"
Si kasim tua membawa titah itu dengan sedikit linglung. Sejak kapan kaisar menaruh minat besar pada gadis buruk rupa? Tapi tentu saja ia tidak memiliki wewenang apapun untuk bertanya.
Terakhir ia mulai mengumpulkan beberapa pasukan atas titah dari kaisar untuk mengambil setiap gadis jelek dari setiap sudut kota dan mengumpulkan mereka semua yang paling buruk untuk di serahkan pada kaisar.
___