Keesokan harinya, Chrysant baru saja memperoleh kesadarannya kembali. Ia menemukan dirinya sudah terbaring di atas dipan kayu sederhana, di sebuah ruangan kecil yang asing.
'Di mana aku?'
Seorang pelayan muncul di balik pintu. Ia melangkah masuk kedalam dengan membawa nampan berisi makanan untuk sarapan pagi si gadis jelek yang ada di dalam.
Chrysant yang selalu menghindari interaksi sosial dengan orang-orang. Seperti biasa, perasaan ingin menghindari itu, membuatnya takut dan gelisah. Dengan cepat ia menunduk gugup. Jari-jemari lentik nya bergetar was-was.
Si pelayan yang melihat ketidakwajaran itu, hanya menggelengkan kepalanya merasa kasihan. Gadis ini, di samping rupa nya yang jelek bahkan ia juga bertindak menyedihkan. Karena Chrysant yang menunduk, si pelayan tidak sempat melihat keunikan manik mata miliknya.
Lagi! Mereka semua melewatkan hal yang paling penting.
Setelah meletakkan nampan yang berisi semangkuk sup ayam hangat di atas meja, ia pun melangkah pergi. Melihat seseorang itu sudah pergi, Chrysant seketika menjadi tenang dan merasa lega. Rasanya seperti ribuan tali yang mengikat dadanya, sudah terlepas. Degup jantung nya pun kembali berdetak secara normal.
Lalu ia melihat semangkuk sup yang masih mengepul hangat di atas meja, perut nya pun tak sungkan memberikan reaksi yang manusiawi. Sejak di tangkap oleh seseorang yang tidak di kenalnya di danau, ia sama sekali belum makan apapun.
Dengan perlahan, Chrysant membawa mangkuk itu ke pangkuannya. Mengambil nya sesendok, lalu menyeruput nya pelan. Rasa sup ayam yang segar dan kaya akan rempah-rempah dengan cepat masuk ke perutnya.
Tapi ia merasa heran, kenapa ia bisa menjadi tawanan dengan perlakuan sebaik ini. Jika mereka akan meminta tebusan, mereka tidak akan mendapatkan apapun dari gadis miskin sepertinya. 'Sebenarnya untuk apa aku di bawa ke tempat ini?'
Sebenarnya sampai detik ini, Chrysant sama sekali tidak tau bahwa ia sudah berada di istana kekaisaran. Karena ia terus takut dan gelisah sampai hilang kesadaran, membuatnya lupa untuk menyelidiki dimana ia berada.
Tepat di atas sana, ada seseorang yang menggeser sedikit genting untuk mengintip ke dalam. Sepasang mata tajam itu terus melihat segala tindak-tanduk Chrysant sejak awal kesadaran nya. Setelah memperoleh beberapa informasi yang cukup, seseorang itu pun kembali meletakkan kembali bata yang di geser nya dan meloncat lenyap begitu saja. Gerakannya yang cepat, sama sekali tidak ada yang menangkap kepergian sosoknya.
Setelah kepergian sosok itu, Chrysant baru saja menghabiskan semangkuk sup nya dan sama sekali tidak menyadari kalau seseorang baru saja memperhatikan nya.
Sekarang ia hanya memikirkan jalan keluar dari tempat ini dan segera kembali ke kediaman wanita tua itu.Di dunia asing ini, ia hanya merasa aman dan tenang bersama wanita tua itu yang sudah dianggap seperti neneknya sendiri.
Tapi sebelum ia menemukan caranya, pintu kamar itu terbuka kasar. Memunculkan dua orang pria kekar berkulit coklat gelap. Seketika aliran pernafasan Chrysant terasa menyempit. Ia menekuk wajahnya cukup dalam, mencegah bersemuka dengan mereka. Dan jantung nya kembali berdebar keras.
Tempat ini sungguh membuatnya mati ketakutan!
Dua pengawal kekaisaran yang menyaksikan hal itu, langsung teringat dengan peristiwa semalam. Di mana gadis lemah itu nyaris hampir kehabisan oksigen karena merasa sangat takut untuk bertemu kaisar. Karenanya kaisar memberikan penegasan kepada mereka sebelumnya, untuk memperlakukan gadis jelek ini lebih baik dan lembut. Jangan sampai membuat nya takut hingga menjadikan nya pingsan seperti semalam.
"Gadis, tenangkan dirimu. Kami tidak akan membahayakan diri anda sama sekali" Jelas salah seorang dari mereka.
Tapi Chrysant tidak bisa tenang begitu saja. Ia dapat dengan jelas memperhatikan tatapan mereka yang merendahkan dirinya. Mendengar kata-kata pria itu tadi hanya membuat nya membayangkan, serangkaian hinaan buruk yang menimpanya, sebelum berada di negeri asing ini.
'Gadis itu bukan gelandangan di sekitar sini kan?'
'Lihat lah penampilannya! Rambutnya acak dan berantakan, tapi ia cukup berani berjalan di muka umum dengan penampilan seperti itu'
'Hi..hi..! Jika kau tidak mengatakannya, aku sudah berpikir dia adalah orang gila'
'Nak, jangan mendekat! Ibu tidak mau kau tertimpa sial karena gadis tak waras itu!'
"Gadis, ayo ikut kami!" Salah seorang dari mereka maju, bertekad untuk segera membawa gadis itu.
Tapi——
Chrysant mendadak merasakan nyeri yang hebat menyiksa kepalanya tanpa ampun. Rasanya seperti hujan bebatuan dari langit jatuh menimpa kepalanya.
Jutaan kalimat penghinaan tiba-tiba datang membombardir ingatannya lebih banyak dari sebelumnya. Tangannya yang gelisah, mulai meremas kepalanya yang sakit. Ia bahkan menjambak rambut panjangnya seperti seseorang yang kerasukan.
Saat ini Chrysant tengah berjuang melawan kekacauan internalnya. Ia berusaha keras untuk menghentikan semua ingatan-ingatan buruk yang saat ini berputar di pikirannya.
'Gadis gila, pergi kau dari tempat ini!'
'Rambutnya itu persis seperti bulu jagung, hi..hi..!'
'Semua pelanggan ku pergi karena dirimu, mulai hari ini kau aku pecat!'
'Ia masih begitu muda, tapi tidak tau cara merawat diri. Sangat di sayangkan!'
'Tidak seharusnya gelandangan berada di sini! Mengotori udara saja'
'Lihat! Ada seseorang tak waras di sana!'
'Ha..ha..ha..'
Dua pengawal yang menyaksikan hal itu, tercengang di tempat. Mereka saling melempar pandang satu sama lain dengan tatapan bertanya, 'Apa yang harus kita lakukan sekarang?'
Bahkan di sela-sela keterkejutan mereka, sebuah asumsi pun terlintas. Apakah gadis ini kerasukan roh jahat? Atau apa ia sudah tidak waras?
Melihat Chrysant yang masih saja bergetar takut, meremas kepalanya dan menjambak rambutnya yang sudah acak-acakan nyaris menutupi separuh wajahnya. kedua pengawal itu segera mengambil keputusan.
Setelah melempar tatapan satu sama lain dengan maksud yang sama, salah seorang dari mereka pun mengangguk dan melangkah pergi untuk melaporkan situasi yang mereka hadapi pada kaisar.
Sedang salah seorang nya lagi tinggal, untuk berjaga-jaga di depan pintu.
"Menurut apa yang kalian lihat, gadis itu tidak waras?" Sang kaisar yang mendengar laporan itu, terus menyipitkan matanya sembari memikirkan sesuatu.
"Itu benar yang mulia. Sekarang gadis itu bertingkah seperti kerasukan roh jahat, kami tidak mampu menangani nya sama sekali. Lalu memutuskan untuk segera melaporkan hal ini pada yang mulia" Setelah menyelesaikan laporannya, si pengawal pun melayangkan busur hormat. Lalu ia membungkuk sedikit sambil mundur selangkah ke samping. Di sana ia berdiri tegak, menunggu apa yang di titah kan kaisar selanjutnya.
Tapi tanpa di duga, reaksi sang kaisar sungguh di luar dugaan.
"He he he, tidak waras?" Kaisar yang terkekeh, tampak menyimpan sesuatu dalam nada tawanya yang santai. Dan itu berhasil membuat si pengawal yang melaporkan hal tersebut, merinding di tempat.
"Bawa aku ke sana untuk melihatnya" Dan senyuman di wajah angkuh itu mati seketika, tergantikan dengan ekspresi ketidakbahagiaan.
Disini, pengawal yang melaporkan berita itu mulai linglung. Apakah ia sudah salah berbicara? Melihat kilat tajam dari mata naga kaisar, seketika ia memperbaiki ekspresinya.
"Silahkan, yang mulia!" Ucap si pengawal memberi jalan.
Dengan angkuh kaisar bangkit dari singgasana nya dan siap untuk pergi. Ia yang tidak bahagia saat ini mulai berpikir, jika memang gadis itu tidak waras, bagaimana bisa pengawal kekaisaran membawa gadis itu kemari. Tidak mungkin kan mereka pada hari itu juga mengutip orang gila? Mungkinkah gadis itu sedang bermain-main?
Memikirkan hal ini, salah satu sudut bibirnya tertarik ke atas. Matanya menyipit tajam sembari berkata dalam hatinya 'Gadis busuk, anda berani menipuku? Lihat apa yang akan aku lakukan pada anda nanti'.
Si pengawal yang tinggal untuk menjaga di depan pintu, mendekatkan telinganya ke pintu mencoba menangkap sesuatu. Tadinya ia mendengar kekacauan di dalam, di mana hentakan kaki gadis itu yang memukul-mukul dipan dan deru nafasnya yang tak beraturan terdengar jelas dari luar.
Tapi sekarang, ruangan di dalam terasa sunyi. Apa yang terjadi pada gadis itu?
Sebelum ia membuka pintu untuk memeriksa, kaisar sudah tiba di hadapannya. Ia pun langsung memberikan busur hormat dan membungkuk.
"Yang mulia!"
"Buka pintunya"
___