Chereads / Black Jasmine / Chapter 16 - Bagian 15 : Kedatangan...

Chapter 16 - Bagian 15 : Kedatangan...

"griet, grietta..." ibu rienne kini tengah membangunkan putri kesayangannya itu, dia menepuk-nepuk pipinya perlahan, tapi sang empunya pipi belum ada niatan membuka matanya,

kembali ibu rienne mencoba untuk membangunkan putri satu-satunya itu, dia menepuk pelan pipinya lalu mengguncang-guncang perlahan badan grietta, hingga sebuah erangan terdengar dari bibir grietta

dia mencoba mengerjapkan matanya beberapa kali hingga sebuah senyuman yang tak asing membuatnya langsung bangkit dari tempat tidur "mama" sapanya, dia pun langsung menghamburkan pelukan untuk ibunya, "mama grietta kangen..." lanjutnya

ibu rienne pun mengelus kepala grietta dengan lembut, "mama juga kangen" mereka pun melepaskan pelukan satu sama lain, ibu rienne dengan lembut merapikan anak rambut grietta yang sedikit berhambur "bagaimana kabarmu nak? apa sakitmu ada kambuh saat di sini?" tanya ibu rienne

grietta menggeleng "tidak ma, grietta senang di sini, hanya saja tentang kondisi grietta.."

"mama sudah tau nak" potong ibu rienne sembari mengambil tangan anaknya itu lalu menggenggamnya "mama dan papa akan berusaha sayang, apapun itu akan mama usahakan yang terbaik buat kamu, mama pengen liat kamu bahagia, mama janji, jadi jangan terlalu di pikirkan, dan mama mohon,ikuti apa yang dokter katakan, itu semua untuk kebaikan kamu sendiri" lanjut ibu rienne

grietta tersenyum "iya ma, mama tenang aja grietta akan berusaha buat bertahan" ucapnya

lalu ibu rienne pun mengalihkan pandangannya pada baju yang dikenakan grietta, alisnya berkerut, "grietta habis dari mana, bajunya bagus banget?" tanya ibu rienne

grietta pun langsung tersadar, semalam bukannya dia jalan-jalan dengan arial, lalu kenapa bisa berakhir di ranjangnya sendiri, diingatnya kembali kejadian semalam, grietta tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, dan tingkah lakunya juga tidak luput dari perhatian ibu rienne yang curiga dengan grietta

"kamu kenapa griet? kok senyum-senyum sendiri" tanya ibu rienne penasaran

"oh gak papa ma, ntar aja aku ceritain, grietta mau mandi dulu oke.." grietta pun langsung meninggalkan ibunya

ibu rienne hanya menggeleng heran dengan kelakuan anak perempuannya itu

seluruh keluarga kini tengah duduk di meja makan untuk menikmati sarapan pagi, kecuali grietta yang kini masih bersiap untuk turun ke ruang makan,

dia sangat bersemangat untuk sarapan hari ini, dari atas grietta sudah bisa melihat papanya sedang menyeruput kopi, grietta berlari kecil menuruni tangga, dan langsung menyambar sang papa dengan pelukannya

"papa... grietta kangen banget sama papa" sapa grietta

pak bagus pun tersenyum senang karena mendapatkan pelukan dari putri semata wayangnya itu, dengan cepat pak bagus menarik tangan grietta untuk menghadap kearahnya "papa juga kangen banget sama grietta, sini duduk di kursi sebelah papa" ucap pak bagus

"gimana griet selama liburan di sini, kamu gak ngerepotin om gading dan guntur kan?" tanya sang papa

grietta yang sedang meminum susunya pun menggeleng "enggak pa tenang aja, oh ya kak gilang mana?"

"gilang besok baru datang, ada urusan kantor mendadak jadi dia tidak jadi ikut papa semalam"

"papa dan mama sampai disini jam berapa?" tanya grietta

"sekitar jam 4 subuh, kamu sudah tidur makanya mama pagi-pagi langsung ke kamar kamu buat ketemu sama anak mama paling cantik" ibu rienne memberikan 1 buah croisant dengan isi tuna mayo untuk pak bagus

grietta mengangguk sambil menikmati roti gandum kesukannya "oh ya kamu belum jawab pertanyaan mama, habis dari mana semalam, bajunya bagus banget"

grietta pun tersenyum saat dia ingin menjawab guntur pun sudah angkat bicara duluan "jalan sama arial semalam ma"

grietta melirik tajam kearah kakak laki-lakinya itu, "siapa arial??" tanya ibu rienne

"temen ma" jawab grietta

"bohong ma, itu pacarnya" kata guntur dengan nada sedikit meledek

"griett.. beneran?" tanya ibu rienne

"hmm nanti grietta ceritain ma versi lengkapnya gak kayak versinya kak guntur"

ibu rienne dan pak bagus saling bertatap seakan mereka sedang bertelepati, melihat kedua orang tuanya yang sedikit mencurigakan membuat grietta berdehem untuk memutuskan tatapan mereka

"udah tatap-tatapannya, habisin sarapannya ma cepetan, habis ini kita jalan-jalan" ucapan grietta ditanggapi anggukan oleh ibu rienne

dan setelah itu sarapan pagi mereka hanya di temani suara dentingan piring dan gelas yang saling bertautan

Sementara di sebuah gudang tua, seorang pria tengah merakit sebuah senjata api sejenis sniper, dengan teliti dia menggabungkan satu komponen dengan komponen lainnya, tangannya begitu terampil merakit senjata tersebut, seakan-akan bukan hanya sekali dia merakit senjata dengan jenis yang sama,

arial sesekali mengecek apakah bagian yang dia pasang sudah benar atau kurang kencang, dengan perlahan tapi pasti dia mengecek satu-persatu komponen yang akan dia pasang,

setelah selesai dia pun kini membuka laptopnya, untuk mengecek latar belakang orang yang akan menjadi targetnya, kali ini misinya membunuh secara terang-terangan, arial bisa membayangkan apa yang akan terjadi saat pelurunya menembus gedung gereja dan tentu saja kepala sang pendeta gadungan

"Benjamin Asher, salah satu perampok yang terampil di kelasnya, dia merampok dengan menggunakan kedok penipuan, mulai dari perkantoran,perbankan hingga rumah ibadah, semua sudah menjadi sasarannya" gumam arial

lalu arial kembali menscrol mousenya dan menemukan satu hal menarik dari dokumen tersebut "pada tahun 1996 Benjamin Asher melancarkan aksinya di sebuah perusahaan yaitu Abimanyu Company sehingga menyebabkan kerugian yang sangat besar dan membuat perusahaan itu tutup dan membuat pemliknya membunuh anak,istri dan dirinya sendiri"

artikel tadi membuat arial tertegun, Abimanyu Company adalah perusahaan yang didirikan oleh kakeknya, dan kini di pegang oleh ayahnya, dan arial juga tau siapa-siapa saja yang termasuk dalam daftar hitam keluarganya

dan kini dia harus mengotori tangannya dengan kembali menumpahkan darah, entah sampai kapan arial harus bergelut dengan masa lalu keluaganya, lalu sekarang sang ayah sudah mulai curiga dengan gerak-gerik arial, bahkan kini arial menjadi lebih protektif dibanding sebelumnya

keteledorannya dalam membaca berkas itu pasti sudah ditandai oleh ayahnya, dalam pikirannya kini bercampur aduk, dia harus menyusun rencana dengan rapi, agar bisa datang dalam makan malam keluarga grieta besok

dia hanya berharap tidak ada sesuatu yang akan mengacaukan misinya kali ini,

-Griettaaa-

[sayang.. aku sedang jalan-jalan dengan mama dan nana, oh ya jangan lupa besok malam ya, aku harap kamu tidak akan lupa membelikanku hadiah untuk tukar kado nantinya, dan juga jangan terlalu keras dalam bekerja nanti kamu bisa sakit, xoxoxo]

arial terseyum senang saat mendapatkan pesan singkat dari grietta, walau dia tau suatu saat nanti semua ini akan terbongkar, siapa arial sebenarnya, jujur saja sampai sekarang arial belum siap untuk kehilangan grietta,

gadis itu sudah merenggut semua dunianya, sampai membuat arial takut grietta melepaskan semuanya,,

"bahkan berulang aku mengucapkan maaf, tetap saja akan sangat sulit memafkanku"

-Arial Abimanyu-