penat sekali hari ini, libur semster? ha... kegiatan sehari ku, selalu aku habiskan di rumah makan, atau duduk di gazebo bersama dirinya... pergantian tahun menunggu hari, aku mulai membuat renca untuk kami berdua menghabiskan waktu bersama sepanjang malam tahun baru...
teriakan demi teriakan mengema di telinga ku, orang-orang mulai memanggil, jalan mulai ramai saat aku hendak pulang dari membantu ibu dirumah makan, pekerja kantoran begitu cepat jalannya, sembari melihat-lihat jam tangan.
waktu menunjukan pukul 6:00 petang, mungkin dia sedang menunggu ku disana? pikirku diwaktu itu.
benar saja ia memejamkan matanya, menyenderkan dirinya di tiang gazebo itu.
"penjagaan mu sangat minim, apakah kamu tidak takut orang-orang melakukan kejahatan kepada mu?" ucap ku berbisik di telinga nya, mungkin dia mendegar aku berbisik di telinganya sebab ia langsung bangun dan tersenyum kepada ku.
"hari sudah malam, kamu baru pulang kerja ya?" tanya ku, lalu duduk di sebelah nya, membuka minuman yang aku beli selama di perjalanan.
ia diam, mungkin otak nya masih belum bisa menerima perkataan ku, sebab ia baru saja bangung dari tidurnya.
"huuuu dingin." ucapnya kedinginan, "ayo kita pulang." ajak ku merentangkan tangan ku kearahnya, melihat itu ia pun langsung menggenggam tangan ku dan bangkit dari duduknya.
bintang kini mulai begitu banyak desember ini begitu cerah di malam hari nya, aku melihat-lihat rasi bintang dilangit malam.
ibu masih belum pulang, biasanya ia pulang larut malam, sekitaran jam 10 malam.
kadang saat itu aku sudah lama tertidur, biasanya ibu selalu membawa kunci cadangan kalau-kalau aku tidak bagun-bangun saat ia memanggilku untuk dibukakan pintu.
tapi karena ini adalah libur semester, aku pun bisa sedikit lama terjaga, sembari menunggu kepulangan ibu.
"Ibu udah makan?" tanya ku dan dijawab angukan dari ibu,
"Apakah hubungan kalian berjalan dengan baik?"
"tentu bu..."
saat ibu hendak kedapur aku menyadari tak biasanya ibu berbicara perihal ini, saat ia menenggak air minum, aku melihatnya dengan pertanyaan yang ada dalam pikiranku.
"Ibu mengetahuinya bukan? tentang masa lalu ku, tentang ingatan ku."
ibu hanya diam, mendekat kearah ku menyentuh kepala ku dengan lembut dan tersenyum kepada diri ku.
"kenapa kau tak menayai ini, kepada dirinya?"
"jawab aku dulu! ibu tau bukan tentang semua ini?"
jangan katakan ibu tau, jangan bu. ini begitu menyakitkan bagiku.
"ibu tak bisa mengiyakan dan tidak bisa juga membantahnya. karna kamu anak ibu, ibu tau apa yang kamu lalui, seperti apa kamu yang dulu, angap saja... 50:50."
jadi dugaan ku selama ini benar, ibu selalu menyembunyikan ini.
"apakah ayah adalah seorang BIN?"
saat aku menanyai itu, ibu terperanga seakan tak percaya apa yang aku katakan itu.
"Dari mana kamu tau?"
"Aku selalu bersama ayah, ia mengobrol dengan paman perihal penangkapan, perihal pengintaian, ia selalu saja berbicara seakan ia tak ingin menutupi dari ku, ia bekerja hanya sebagai pengalih saja bukan? walaupun aku lupa tapi samar-samar ingatan itu muncul di kepala ku."
Tapi ada hal yang ingin, sangat ingin aku tanyakan kepada nya namun...
lagi-lagi aku urungkan niat ku itu.
"dan tentang kecelakaan ku adalah hubungan berantai antara aku, ayah dan dia Raha. dan kenapa ibu selalu menyembunyikannya, kenapa kalian, ibu dan raha tak berbicara jujur kepada ku? Kalian pembohong hulung, namun kalian tak tau aku adalah anak ayah, anak seorang jenius yang pasti akan mencari tau segalanya!."