Kapan waktu ku akan berhenti, jangan bilang saat kau tak lagi bersama ku. Langit biru, awan putih menjadi kelabu, kebaradaan angin tak menentu, Ketika membalik halaman kertas yang putih bersih
Warna-warni berlompatan keluar
Seperti pemandangan dalam kaleidoskop.
Sekarang aku menyadari bahwa cerita dimulai dengan aneh
Aku menarik napas dalam sekali lagi.
Angin berputar di sekelilingku dan mendorongku maju.
Ah, tanganmu yang hangat dan lembut
Aku menggenggamnya dengan erat,
Berharap dapat sampai ke dalam hatimu
Jika kamu tersenyum padaku,
Jika kamu meremas tanganku juga,
Aku hanya akan terus melangkah.
Tiba-tiba aku menyadari perasaan yang ingin kusembunyikan
Itu sangat memalukan.
Angin berputar di sekelilingku, seolah berkata
Dia tidak dapat menungguku.
Ah, seperti sebuah lentera yang bergulir, kenanganku datang kembali
Begitu tak berujung dan tak berdosanya, kenangan itu bersinar dengan putus asa
Biarkan kepengecutan dan kelemahan menjadi angin yang menyegarkan
Aku hanya akan terus melangkah.
Tanganmu, lebih lembut dan lebih hangat dibanding milik orang lain
Aku menggenggamnya dengan erat,
Berharap dapat sampai ke dalam hatimu
Jika kamu tersenyum padaku
Jika kamu meremas tanganku juga
Aku akan terus melangkah sambil memegang tanganmu.
Sekali lagi, Akankah ini terus terulang?
simponi menari-nari disekelilingKu, penuh warna tanga nada.
Selembut perkataanMu, Selembut ngenggamanMu, aku akan mulai melangkah sendiri lagi, bermain dengan sunyi.
Hey! langit itu mendung. Akankah esok langit biru tanpa awan bisa kita lihat bersama?
Sekarang aku tau, perpisahan itu menyakitkan, bahkan aku berpikir untuk tak bertemu denganMu diwaktu itu. "Aku kembali." seperti itulah yang ingin kamu katakan dulunya, saat kamu melihatKu. kamu hanya diam menyembunyikan kegundahanMu, bukankah kamu begitu gugup saat melihatKu untuk sekian kali Nya.
Malam, hanyalah hari yang gelap, siang hanyalah hari yang dipenuhi cahaya matahari.
Aku tak lagi menikmati semuaNya, bagaimana aku yang sangat ingin memainkan violin, namun aku tak akan lagi pernah mengesekannya.
Kapan aku terhenti seperti ini!?
Mungkin disaat kamu mengulangi kepergianMu untuk kesekian kali Nya.
KecantikanMu, membuat ku jatuh cinta kepadaMu, kedewasaanMu membuat ku suka denganMu, sifat manja Mu membuat aku begitu sayang kepadaMu.
Akankah saat kembang api bertebaran dilangit, akankah disaat itu kita harus mengakhirinya lagi?
Kesakitan ini terus saja berulang kepada kita berdua, Aku hanyalah bayangan dalam masa lalu, dan begitu juga kamu.
Hey! lihatlah bintang kejora mulai nampak, hey lihatlah bulan tertutup awan malam.
Angin berhembus melewati kita berdua, dimana arah angin itu? Akankah saat tanggal 01, bulan 01, jam 24:00 tepatnya di detik kesatu kamu akan lenyap? atau aku yang akan lenyap dari ingatanMu.
"Katakan bahwa kamu akan kembali lagi kepada ku."
Aku bosan terus mengulangi waktu, yang tak ada akhirnya.
Bagaimana keadaan ku di waktu yang akan datang ya?
apakah aku tetap bersama denganMu, atau perpisahan yang tak pernah aku bayangkan akan aku alami?
tinggal delapan hari lagi, disaat itu kamu akan berkata kepadaKu, tentang kalimat yang sama, yang terus saja diulang-ulang.
Hey, lemparkan koin itu kesisi danau, dan berdoa dengan harapan yang sama, ayo lakukan.
Disini aku hanya ingin mengutarakan semua isi hati ku, tentang kebohongan yang kamu sembunyikan.
aku sedikit mengetahuinya, Kamu pasti tau bahwa kekasihMu ini bukanlah orang yang bodoh, AHAHAHA... Aku tertawa sedih untuk sekarang ini.