Chereads / BLUE. / Chapter 14 - Bab 14.

Chapter 14 - Bab 14.

"Hah... Kalau sudah bertemu, mereka itu sangat gila ya?"

"iya mereka melepaskan semua nya. Di mana kak Ayu?"

"dia pergi ke belakang sebentar" (catatan maksudnya toilet.)

Hari ini melelahkan dan juga menyenangkan mengajaknya jalan-jalan bersama teman-teman ku.

"Edo aku mencintai mu."

"Hah?"

"Ini sangat telat bukan, namun saat aku melihat mu menggandeng dan menggenggam tangan gadis lain.... aku sangat cemburu, Namun aku tak bisa berbuat banyak.

Aku juga bersyukur bahwa orang yang kamu cintai adalah Kak ayu, dia orang yang baik dan penuh semangat.

Aku hanya bisa memberi ucapan selamat dan berpesan agar kamu bisa menjaga nya selalu."

Entah kenapa ini begitu telat, aku tak bisa lagi merasakan kesenangan saat ia menyatakan cinta, dulu aku selalu berharap ia mencintai aku, dan saat ia mengatakan ini aku tak bisa lagi merasakan cinta itu.

"Terimakasih. Aku juga ingin mengatakan... dulunya aku juga mencintai mu, namun aku terus menghindar perasaan itu.

Aku sadar bahwa aku tak sendiri, perasaan itu memiliki banyak kemungkinan, ia juga aku pun juga, jika aku melangkah maju mungkin ia akan melangkah mundur dan mulai membenci ku, aku tak ingin itu terjadi, akhirnya aku yang melangkah mundur dan memberi peluang untuknya.

Semoga kamu menyadari itu Riasti."

Aku hanya bisa melakukan itu, memberikan kata-kata ambigu untuk nya agar ia menyadari dan mencari makna di dalam setiap kata itu.

Aku tak ingin mencampur urusan mereka, walaupun aku juga ingin mendukung hubungan mereka, semoga ia menyadari itu.

"Kata-kata itu sungguh membuat ku pusing ."

"siapa suruh kamu menguping pembicaraan itu."

Kadang ia bisa membuat ku tersenyum geli karena kekonyolan itu.

Desember datang, penilai'an semester akhir akan segera dilaksanakan.

Disini lah aku mengukur kemampuan ku selama satu semester yang telah aku lalui. Aku berharap nilai ku memuaskan rasa penasaran, namun sebelum itu aku haruslah belajar dengan giat.

Hujan masih mengguyur dibulan Desember ini, Dan juga suhu menjadi lebih dingin dari pada bulan sebelum nya.

Tak terasa bahwa bulan November berlalu begitu cepat.

Bahkan aku tak yakin bahwa aku mengingat apa yang aku lakukan dibulan November, mungkin karena aku selalu menghabiskan waktu bahagia bersama nya jadi aku mungkin melupakan hari-hari di bulan November? Entahlah.

"Edo..." teriak nya, sembari berlari menghampiri ku yang tengah duduk santai di gazebo sambil menggambar di kertas buku tulis.

"Hah... Hah... Hah..."

sengal nafasnya memburu kemudian ia duduk di sampingku, ku berikan air minum milik ku kepada nya, dan seketika air minum itu habis ditenggak oleh nya.

"Kalau capek kamu bisa merebahkan diri mu di pangkuan ku."

Ucap ku menawarkan diri, awalnya ia sedikit malu.

namun, Dengan sedikit paksaan aku merebahkan tubuhnya dan kaki ku menjadi bantal untuk kepala nya, wajah malu-malu itu sangat imut, aku tak bisa menahan senyuman di bibir.

"Tahan edo... Tahan..."

ucapku dalam hati sembari menahan senyum, Sejuknya udara di taman ini, aku membelai rambutnya, ia terpejam saat aku membelai rambut itu.

Mungkin ia menikmati belaian itu.

Nafas yang mulai teratur dari nya, aku yakin sekarang ia sedang tertidur di pangkuan ku, sebab beberapa kali aku memanggil dirinya ia tak merespons panggilan itu.

"Kamu sungguh bisa membuat ku nyaman, pertemuan itu penuh kejutan di dalam nya bukan?"