Chereads / BLUE. / Chapter 8 - Bab 8.

Chapter 8 - Bab 8.

"permisi." Ucap ku lalu duduk di bawah gazebo tua ini. Aku masih sibuk dengan pekerjaan ku, menggambar alam ditaman ini. Aku tak mengetahui apa pun tentang kegiatannya, aku juga tak mau mengetahuinya.

"Terlalu mengulur waktu, hanya untuk memikirkan sebab akibat yang tak penting bukankah itu hanya menambah baban dalam hati?" ucap nya, menutup buku dan mulai melihat kearah ku. Perlahan-lahan ia tersenyum, ya aku tak bohong ia senyum secara perlahan kepada ku.

Disaat perkataan nya masuk ke telinga ku, aku menyadari bahwa perkataan itu sebenarnya adalah benar. "Bisakah aku melangkah dikaki ku sendiri, demi sebuah kebahagiaan ku?" tanya ku di dalam hati, sembari melihat tetes air hujan yang mengucur deras di atap gazebo itu. Aku berdiri lalu menadahkan tangan kearah cucuran air hujan, terasa dingin bagai hati ku, aku merana akan kata cinta, Bukannya aku tak ingin namun, aku tak bisa melakukan sebuah keputusan seperti apa yang ia katakan itu, bagi ku cinta adalah pertaruhan antara rasa bahagia dan rasa sakit. Dalam renungan itu aku belum mendapat jawaban, sebelum ia berkata lagi kepada ku.

"Bimbang dalam memilih yang baik dan buruk, kadang perlu waktu, kadang juga tak memerlukan waktu, hanya saja risiko harus kita tanggung sendiri."

"Kamu siapa, dan kenapa kamu tau semua hal tentang ku?" aku sebenarnya tak ingin menanyakan ini, beberapa waktu yang lalu aku tahankan hasrat ini. Namun, pengetahuan yang ia miliki tentang diri ku membuat aku mulai menyadari, bahwa aku mempunyai hubungan terhadap nya.

Ia diam saja saat aku menanyakan ini, aku sudah menduga nya. Aku bahkan tau kalau ini terjadi. Membaca buk dan meminum, minuman soda adalah hal yang ia gemari?

Bagi ku ia tak lebih dari seorang wanita dewasa yang buruk. Selalu bolos dari pekerjaan dan menyendiri dari taman membuat ku yakin bahwa Ia adalah wanita yang buruk.

"Kamu ingin mengetahui siapa aku sebenarnya bukan?" ucapnya dan mendekat kearah ku, semakin dekat dengan refleks aku menjauh, namun tangan ku dengan cepat pula ia pegang. Dengan tiba-tiba ia mendekap tubuhku dan mulai menangis saat mendekap ku. Aku tak tau, pikiran ku penuh dengan pertanyaan.

Tiba-tiba saja ia melepaskan pelukan itu, namun aku tak menduga bahwa...

"Em..." ia mencium ku di waktu itu.

Dengan cepat aku mendorong dirinya. "A, apa yang kamu lakukan?" tanya ku begitu kaget sembari menutup mulut ku.

"Aku mencintai mu, sungguh aku mencintai mu" ucapnya begitu lemas, aku tak tau apa yang harus aku katakan, ia mencintaiku? Ini begitu cepat bahkan aku tak mengenali dirinya, ke... Kenapa ini bisa terjadi. Aku tak bisa membayangkannya, namun ini sungguh terjadi pada ku.

"Kamu mungkin berpikir, siapa aku dan kenapa aku mengatakan itu kepada mu, bukan?"

Aku tak tau, namun aku terus saja melangkah perlahan demi perlahan kearahnya, dengan dada yang berdegup super kencang, aku mendekati nya, lalu memeluk tubuhnya.

"Aku tak tau, apakah aku melupakan sesuatu. Namun, seperti nya kita pernah bertemu dan menjalani kisah romantis dimasa lalu." Tak terasa air mata menetes begitu saja dari kelopak mata ku. "Bisakah aku mengingatnya kembali?"

"Itu tak akan bisa, sebab itu sudah tak bisa kembali lagi."