Chereads / BLUE. / Chapter 6 - Bab 6.

Chapter 6 - Bab 6.

"Maaf... Namun, Huh..."

Dia pergi meninggalkan ku sendiri disini dengan penuh pertanyaan yang tak ada jawaban.

Aku merasa putus asa akan hal itu, bagi ku dia bagai dunia kecil yang tak bisa ku tinggali, dia begitu egois, dia selalu berkata tak masuk akal. Di setiap pertemuan ini sungguh membuat ku muak. Aku tak ingin lagi bertemu dengannya, terserah dia saja toh kami tak saling mengenali satu sama lainnya.

Dan berkat dia juga, waktu ku terbuang sia-sia saja, dari pada aku terus memikirkan itu lebih baik aku..

Huh...

"Berapa dek?"

"Hem... Semuanya 20.000,. Kak."

"Ini uang nya."

"Terimakasih."

Hah rasa lelah di sekujur tubuh, untung besok hari libur, Aku akan menuntaskan tidur ku sampai siang hari lalu, aku harus les musik, kemudian malam harinya aku harus membantu pekerjaan ibu lagi.

Sepertinya roda kehidupan Ku hanya berputar seperti itu setiap harinya?

Sungguh membosankan.

Kapan aku akan hidup seperti kebanyakan teman seusia ku, yang bermain, jalan-jalan, menghabiskan waktu bersama di hari libur?

Setiap kali mereka mengajak untuk bermain bersama sepulang sekolah, aku selalu saja menolak ajakan itu.

Aku tak mempunyai pilihan lain, bukannya aku menutup diri dari pergaulan masa remaja. Namun, kehidupan dewasa ku belum ada harapan jika aku harus menghabiskan waktu bermain sepanjang waktu bersama teman-temanku. Jika ayah masih ada mungkin aku?

Oktober datang, musim hujan. Rasanya tak ada hari yang tak ada hujan, pagi begitu dingin dari biasanya, hujan mengguyur, payung tak bisa ku lepaskan dari ke seharian ku, bunyi payung yang tertetes air hujan, hawa dingin mengelilingi kulit ku, sweater ku tak bisa menahan hawa dingin yang masuk ke kulit ku.

Guru, dengan penuh karisma mengajar di depan kelas. Dua jam adalah waktu yang lama untuk ku.

Mengerjakan tugas yang diberikan guru.

"Kantin yuk." Teman-teman mengajak ku untuk makan di kantin, awalnya aku menolak namun sedikit paksaan mereka membujuk ku, dan akhirnya aku pun pasrah. Sejak dikantin aku tak bisa menahan pandangan ku dari sosok wanita, ia begitu cantik. Aku terpanah melihat itu, ia bagai bidari yang turun dari kayangan, ingin rasanya aku mengajak nya untuk berkenalan namun, aku tak percaya diri untuk melakukan ini.

"Apakah ia lupa membawa uang saku?" tanya teman ku kepada diri ku, dengan cepat aku berpikir dan mulai melangkah menghampiri gadis itu, bak super hero aku menanyakan masalah nya, benar saja ia rupa nya hendak membayar makanan nya, namun ia lupa membawa uang saku nya, tanpa pikir panjang aku pun mengeluarkan isi dompet ku dan membayar makanannya.

Strategi ku cukup jitu, pikir ku dalam hati, dengan cepat ia mengucap kan kata Terimakasih kepada ku. Dengan agak malu aku mengulur tangan ku seraya mengucap nama ku, dan kemudian menanyakan namanya, bermaksud untuk berkenalan dengannya. Niat ku pun disambut baik oleh nya, dan ia juga meminta alamat E-Mail ku. Aku sangat senang bahkan ini hari yang sangat membahagiakan bagi ku, rasanya dunia dipenuhi bunga-bunga yang bermekaran.

Ah... Semoga mimpi ku malam ini idah!

Karena rasa malu sekaligus senang, aku dengan cepat pergi dari nya, dan menghampiri teman ku. Aku yakin mereka melihat tingkah konyol ku itu, aku cukup yakin akan hal itu.

"Do! Dapat?" tanya teman ku, aku hanya mengangguk saja karena aku tak bisa memperlihatkan kesenangan ku ini kepada mereka.