Chereads / BLUE. / Chapter 5 - Bab 5.

Chapter 5 - Bab 5.

"Untuk apa? Dan juga aku tak tau siapa kamu dan dimana aku sekarang ini?"

"Dunia mimpi, dimana kamu bisa melakukan sesuatu sesuka hati mu."

Dunia mimpi?

Bagi ku itu tak lebih dari hayalan dalam tidur, untuk apa aku harus tinggal disini kalau semua ini tak nyata melainkan hayalan semata.

Memang benar dunia mimpi ini begitu indah tanpa ada yang mengganggu ku, namun aku masih ingin tinggal ditempat yang nyata, dimana aku tinggal dan menjalani semua nya.

Belum sempat aku berkata, tangan ku sudah ditarik olehnya, menyusuri sungai, dan sampai pada sebuah istana yang begitu megah, menakjubkan!

"Aku tak menyukai ini, untuk apa aku tinggal di dunia hayalan/ilusi?"

"Kamu tak pernah berubah Edo. Kamu sama seperti dulu, Aku masih menyukai mu dan seterusnya tetap menyukai mu.." ucapnya dan perlahan-lahan menghilang disaat kabut mulai datang, aku berlari mengejar nya bermaksud untuk menanyakan siapa ia sebenarnya. Namun, aku terlambat dan sepenuhnya ia menghilang dalam pekatnya kabut.

"Hah!" aku terbangun dari tidur, Aku menyadari bahwa semua orang sudah mengantri panjang di depan meja kasir.

Huh... Aku mimpi?

Dan siapa yang ada dalam mimpi ku itu? Hari ini sangat melelahkan, aku ingin sekali hari ini cepat selesai dan mulai mengistirahatkan tubuhku.

ke esokan hari nya...

Lagi-lagi hujan, dan kali ini dipagi hari, aku berteduh di gazebo ini sembari menunggu hujan, sudah beberapa kali hujan di bulan ini, namun lagi-lagi aku lupa untuk membawa payung, aku begitu pelupa.

Menunggu hujan redah disini, di gazebo ini... Sungguh membosankan tak ada yang bisa aku lakukan, termenung dan termenung saja. Huh... Sungguh aku bosan sekali.

Mencoba membuka buku cerita yang aku pinjam dari teman, membaca dan larut dalam asyik nya membaca buku itu. Aku tak menyadari bahwa sedari tadi ia sudah duduk disamping-Ku, melihat gerak-gerik ku.

"Lagi baca cerita apa?" tanya ia, yang sontak mengaget kan ku.

"Hah.! Aku..."

"krek" bunyi tutup minuman soda dibuka, ia menenggak minuman soda itu, memainkan jari-jari dan mengayunkan kaki nya, ia diam tak bicara sesudah itu, termenung menatapi air hujan yang berjatuhan.

Aku pun lalu melanjutkan membaca buku, tak ada yang bisa aku mulai untuk menepis kesunyian di waktu itu. tak terasa jam 12 siang dan aku pun bermaksud untuk pulang.

"Sudah mau pulang?" tanya ia,

"iya, nampak nya hari sudah siang." Jawab ku. Dan mulai melangkah pergi dari gazebo itu, dan dari nya juga.

"Semakin dingin, Semakin beku. Seperti itulah diri mu." Lagi-lagi ia berucap yang tak masuk akal, dengan cepat aku menoleh keheranan kearahnya, penuh tanya dalam diri ku.

Dan kembali lagi duduk di samping nya.

aku mulai menanyakan siapa ia sebenarnya, dan kenapa ia terus saja berkata/berucap tak masuk akal seperti itu.

Namun aku tak mendapatkan jawaban dari nya, ia hanya diam dan tersenyum ke arah ku. Aku begitu penasaran di kedingginan itu. Aku mencoba memaksakan nya untuk menjawab pertanyaan dari ku itu.

"Seperti alam semesta, nampak diam namun sebenarnya ia begitu cepat menjauh/bergerak satu sama lainya." Ucapnya lalu pergi meninggalkan ku dengan penuh Pertanyaan dari isi kepala ku.

"KAMU SELALU SAJA BERKATA TAK MASUK AKAL! Kamu selalu membuat ku berpikir keras. Apakah kita mempunyai suatu hubungan? Coba Jawab aku!"