Chereads / BLUE. / Chapter 4 - Bab 4.

Chapter 4 - Bab 4.

"Baru pulang bak?" ucapku basa-basi khas orang indonesia, ia menoleh kepada ku, tersenyum lalu menghembuskan nafas panjang, seraya berkata dan menanyai berbagai hal kepada ku.

Entah apa yang membuat ini begitu nyaman, aku berbicara kepada nya tanpa ada rasa curiga. Dan waktu pun kini berlalu begitu saja dan hujan pun redah.

"Kalau begitu saya pamit pulang dulu..." ucap ku kepadanya.

"Apakah setiap hari kamu selalu ada disini?"

"Tidak juga, hanya disaat hujan saja."

"kalau begitu kita akan bertemu di sini disaat hujan turun."

Hah?

Apa yang ia kata kan?

Bertemu lagi disini?

Dikala hujan datang?

Entah lah... Aku rupanya lupa bahwa malam ini aku harus membantu ibu dirumah makan. Sesampainya disana aku meminta maaf atas keterlambatan ku kepada ibu, untung saja aku mempunyai alasan yang kuat kalau tidak?

Habislah aku...

Tak ada yang bisa aku lakukan untuk beberapa hal. Selain duduk di meja kasir sembari menukar beberapa uang kembalian, ibu ku begitu sibuk, bibi Ayu sedari tadi memegang alat-alat masak, aku hanya duduk disini, sembari termenung.

Membosankan, namun beginilah keseharian ku disaat membantu pekerjaan ibu ku, melihat orang-orang yang menikmati masakan dirumah makan ini membuat aku begitu bahagia, ibu dan bibi ayu adalah kakak beradik, mereka menjalankan usah ini sejak ayah dan paman meninggal dalam kecelakaan lalu lintas, waktu itu aku sudah kelas tiga SMP, sedangkan sepupu ku sudah mau tamat SMA.

Menurut ku disaat itu ketabahan mereka berdua diuji sedemikian rupa, ditinggal suami dan dikala itu juga mereka harus memikirkan anaknya, apakah pendidikan tetap dilanjutkan atau terhenti di tengah jalan.

Sebab hal itu lah aku tak berani menuntut lebih kepada ibu ku. Lagian aku berpikir sebaiknya aku juga tak merepotkan dirinya.

Kapan, dimana...?

Aku tak tau, kabut menghalangi penglihatan ku, entah dimana aku kini berada, aku hanya bisa berjalan tak tentu arah, aku tak bisa melihat apa pun selain warna putih menghalangi pandangan ku, ku dengar suara memanggil ku entah dari mana arah nya, aku berlari tak tentu arah, menghampiri suara itu... Saat aku menemukan arah dimana suara itu memanggilku.

Suara itu menghilang, menjauh dari ku, aku tak putus asa aku berlari lagi dan mengejar suara itu namun, lagi-lagi ia menghilang dan muncul di arah lainnya. Aku letih, aku tak bisa lagi berlari, aku terduduk, dan terdiam sembari mengatur nafas ku yang mulai tersengal-sengal.

"Apakah kamu lelah?"

Tanya seseorang dari balik kabut dan mulai nampak wujud nya, ia menghampiri ku dengan wajah yang tertutup kain, namun aku yakin ia adalah seorang wanita. Mengulurkan tangannya lalu menarik tangan ku dan memaksakan aku untuk mengikuti dirinya, aku tak bisa menolaknya aku turuti kehendak nya.

Lama kami berjalan dan kabut pun mulai menipis, dan mulai lah nampak sekeliling ku, begitu indah, taman bunga yang berwarna-warni, apa maksudnya dari semua ini? Tanya ku dalam hati.

Dan tetap mengikuti langkah kaki nya, entah ke mana ia akan membawa ku. Aku dan dia diam seribu bahasa, yang ada hanyalah suara dari angin kesunyian di tempat ini. Sampailah kami di suatu tempat, yang tak aku ketahui. Aku bertanya tempat apa ini kepadanya, namun ia tak menjawab pertanyaan ku itu, wajah dibalik penutup kain putih itu... Seperti apa?

"Maukah kamu tinggal disini bersama ku?"