"Kau tahu kalau pemandangan ini indah, Kelly?" tanya Alicia kepada Kelly saat mereka mampir ke sebuah restoran kecil pinggir jalan yang memaparkan pemandangan indah khas di Paris.
Alicia memesan teh dan makanan manis sebagai acara kecil minum tehnya yang sebelumnya gagal karena kejadian itu di Reccon Palace. Makanya sekarang, membayarnya dengan menikmatinya bersama putrinya di Paris.
Niatnya begitu, namun Kelly tampaknya asyik dengan perangkat baru itu, atau Alicia menyebutnya sebagai 'kerang'.
Mereka sebenarnya telah tiba di Jerman dua hari yang lalu. Alicia membiarkan Kelly beristirahat selagi Kelly juga perlu mengatasi jetlag-nya, dan sementara dirinya membantu suaminya bekerja. Hingga akhirnya, dia mendapatkan sebuah mobil yang dipinjamkan oleh sepupunya untuk berkenala di benua Eropa.
"Kurasa kau harus menikmati ini, Kelly. Ini dosa berat jika kau tidak menikmati liburanmu." Kata Alicia yang tak suka dengan sikap putrinya yang mengabaikannya.
"Aku menikmatinya!" Kata Kelly kemudian, menyadari nada tidak suka dari mamanya yang terdengar mengerikan. Dia tersenyum ke mamanya, menatapnya dalam hitungan detik yang singkat, lalu kembali lagi bermain dengan kerang itu.
"Apa kau ingin jalan-jalan? Memang akan banyak orang jalan-jalan di sore ini untuk membeli makanan ringan pinggir jalan, tapi kau akan menyukainya. Aku tahu beberapa tempat yang bisa kau icipi makanannya, mulai crepes atau macaroons, mungkin lebih nikmat daripada roti mangkuk ini."
"Ah, tentu saja." Jawab Kelly tanpa menengok dan tidak berhenti dari kegiatannya pada kerang itu. Dia bahkan tidak menyentuh minuman dan makanan manis di hadapannya.
Apa yang membuat dunia nyata ini tidak ada nilainya ketika dunia baru ini muncul?
"Minumlah sedikit, kau harus tetap terhidrasi." Kata Alicia kemudian.
Butuh waktu semenit untuk Alicia mengingatkannya lagi. Kelly benar-benar telah mengabaikannya.
Saat mereka akhirnya berjalan-jalan, dengan begitu banyaknya orang yang juga menikmati sore yang sedikit dingin. Banyak orang berjajar untuk antri di beberapa lapak jajan pinggir jalan,. di sebuah toko tentunya. Alicia terus menarik Kelly, karena jalannya yang lambat karena fokusnya terbagi-bagi dengan kerang itu dan jalanan yang ramai. Dan ditambah lagi, Kelly yang sedikit penat dan pusing karena begitu banyak orang di sekitarnya, terus melakukan dua hal itu terus-terusan.
"Kau ingin es krim?" tanya Alicia. Kelly takkan menolak makanan favoritnya.
"Ya." Jawaban singkat tanpa ada hasrat itu, lebih terdengar menyebalkan.
"Ada toko es krim di sana, bukan di sini, yang sana lebih memiliki varian rasa yang akan enak di lidahmu-awas, Sayang." Alicia menarik Kelly untuk menyingkir dari seorang ayah yang sedang menggendong anak balita perempuannya. Ayah itu seperti sedang kerepotan menggendong putrinya yang begitu aktif, seperti ingin berlari-lari di tengah-tengah keramaian. Dan sang ayah mencoba menenangkannya dengan memberikannya es krim lembut di atas cone coklat. Namun sang anak masih saja begitu aktif.
"Ah!" Alicia tahu kalau Kelly akan menabrak pria itu, jika Kelly tidak menyingkir sendiri. Alicia memang telah menariknya untuk menyingkir, namun sepertinya kurang bisa sepenuhnya menyingkir. Dan itupun terjadi, Kelly menabrak pira itu, dengan anak perempuannya kecilnya. Jika sang ayah tidak begitu kuat menahan diri, dia pasti sudah jatuh. Untung saja, dia hanya seperti terhentak dan mampu menahan diri, tetapi sayangnya es krim lembut yang dibawanya menjadi korban, melekat di kaos sang ayah lalu terjatuh ke atas tanah. Sang anak yang digendongnya pun menangis. Dia menangis karena tergencet karena tertabrak itu dan juga es krimnya yang menghilang.
Itu semua menarik kerumunan.
"Oh, tidak! Kau tahu apa yang kau lakukan, Tuan?!" Itu Kelly, sedikit membentak karena kesal. Ternyata, benda yang menjadi pusat perhatiannya lepas dari pegangannya dan tertimpa es krim lembut itu.
Kelly berjongkok untuk mengambil kerangnya, dan dengan kesal menunjukan benda yang terlapisi krim yang mencair itu kepada pria itu.
"Maafkan aku karena telah menabrakmu, Nona Kecil." Kata pria itu menyesal di tengah-tengah dia menenangkan putrinya yang menangis.
"Lakukan sesuatu pada anak itu, dia sangat meresahkan!" Kelly ternyata tidak tahan dengan suara tangisan anak itu, dan dia percaya bahwa anak itu menjadi penyebab ini terjadi.
Sebagai ayah, dia pasti membela anaknya. Dan dia merasa begitu kesal karena anaknya disalahkan padahal Kelly sendiri yang tidak fokus berjalan.
"Maafkan aku, Tuan. Putriku sepertinya telah membuat putrimu menangis." Alicia langsung menengahi. "Adik kecil, cup cup cup. Maafkan kakak ini ya yang lalai berjalan. Adik mau es krim baru lagi? Aku akan membelikan banyak untukmu." Kata Alicia kepada anak itu dengan begitu lembut sambil membelai kepala anak itu.
Anak itu sedikit tenang, memeluk sang ayah begitu erat sambil merasakan nyamannya disentuh oleh Alicia.
"Bagaimanapun, aku juga seorang ibu." Alicia menjelaskan kepada pria itu setelah mereka tiba di toko es krim yang dijanjikan. Alicia membiarkan sang anak memilih apapun yang dia mau, dan memberikan sapu tangan kepada sang ayah untuk membersihkan kaosnya.
"Terima kasih. Aku kurang begitu paham bagaimana menjadi seorang ibu setelah ibunya meninggalkan kami." Kata pria itu.
"Kau sangat menyayangi putrimu, Tuan. Dia begitu sehat dan sangat berenergi. Kau sudah merawatnya dengan baik."
Pria itu tersanjung.
"Ayah, pink dan ungu!" Kata anak itu.
"Kau memiliki selera yang bagus, gadis manis. Blueberry di sini memang terbaik dan campurannya dengan es krimnya begitu enak." Puji Alicia.
"Bilang ke nyonya..."
"Alicia." Kata Alicia.
"Bilang ke Mrs. Alicia terima kasih."
"Terima kasih, Mrs. Alicia." Kata gadis itu dengan nada tingginya yang imut.
Alicia tersenyum lembut menanggapi gadis itu. Lalu dia membuka ponselnya untuk memesan es krim baru lagi untuk gadis ini. Dia menjelaskan kalau es krimnya akan siap sebentar lagi dan akan bisa diambil sendiri di kasir.
Di saat kondisi mereka bertiga tampak sudah membaik, dan si kecil tidak rewel lagi, Kelly akhirnya datang dari toilet. Wajahnya masih masam dan memerah karena kesal. Bahkan dia tidak bisa tersenyum lagi untuk sekarang.
Karena dipanggil mamanya, Kelly terpaksa harus duduk satu meja dengan orang-orang itu.
"Kau tahu apa yang harus kau katakan, bukan?" kata Alicia sedikit berbisik kepada Kelly.
"Tidak. Mereka yang merusak benda ini, Mama."
Tentu saja, sang ayah dari gadis kecil itu mendengarnya, namun dia mencoba untuk tidak mendengarnya dan fokus mengalihkan perhatian putrinya agar tidak mendengar kata-kata Kelly.
"Bagaimanapun, kau harus melakukannya."
"Fine! Tuan, dan adik kecil, maafkan aku." Kata Kelly dengan nada terpaksa. Dia tidak bisa membohongi hatinya. Kalaupun memang tingkahnya bisa dikatakan memilikinya.
Alicia tidak suka mendengarnya. Dan dia yang langsung memberikan ekspresi menyesal kepada ayah dan anaknya.
Pria ini cukup paham situasinya, dan dia juga akan mengakhirinya sesegera mungkin.
"Tidak apa-apa. Kami juga minta maaf karena merusak ponselmu." Kata pria tersebut. "Akan kugantikan ponselnya dengan yang baru nanti ya, setelah anak saya mendapatkan es krimnya. Dia nanti menangis kalau belum jadi makan es krimnya."
"Mengganti?" Kelly sebenarnya bingung maksudnya. Tapi nada suaranya yang tinggi membuat pria itu salah mengartikannya.
"Tidak perlu diganti. Benda ini masih bisa diperbaiki kok." Kata Alicia cepat-cepat. "Kami memiliki teknisi langganan yang bisa mengatasinya dengan cepat dan murah. Jangan khawatirkan itu."
"Tapi sepertinya..."
"Tidak perlu khawatir, Tuan. Ini hanyalah masalah kecil saja. Anak-anak perlu memahami hal ini, bahwa mereka pasti memiliki kesalahan yang tidak disengaja dan hal buruk sewaktu-waktu bisa terjadi."
Pria itu tersanjung kembali. Entah apapun yang tiba-tiba terjadi pada hari ini, liburannya ke Paris dan membawa putrinya setelah perceraiannya dengan istrinya serasa seperti berkah untuknya. Jika dia bisa saja mendapatkan seorang istri sepertinya, mungkin dia adalah laki-laki paling beruntung. Dan anaknya, pasti akan senang memiliki ibu sepertinya. Andaikan saja kalau ibu itu sedang sendirian.
"Dan mereka juga harus dibina untuk tindakan mereka selanjutnya."
"Saya belajar banyak dari Anda, Mrs. Alicia. Terima kasih banyak."
Dan Alicia hanya membalasnya dengan anggukan dan senyumannya saja. Sampai akhirnya diumumkan dari kasir bahwa pesanan gadis kecil itu sudah jadi.
"Kalau begitu, saya sekalian permisi untuk pergi. Kami ada jadwal kereta yang tidak bisa tinggal setelah ini. Terima kasih banyak, Mrs. Alicia dan putrinya."
Pria itu bangkit berdiri lalu menggendong putrinya. Sebelum berhasil pergi, dia tidak bisa melepaskan pandangannya dari Alicia.
"Apakah pria selalu genit seperti itu?" tanya Kelly setelah pria itu menghilang.
"Watch your words, Kelly. Kau menjadi kurang sopan terhadap orang lain." Balas Alicia. "Tunggulah di sini sebentar."
Alicia pergi ke kasir untuk mengambil pesanannya, yang spesial dia pesankan untuk Kelly, meski sebenarnya belum diumumkan apa-apa. Alicia tahu lewat deteksi dan perhitungannya sehingga dia tiba di depan tepat seorang pelayan yang akan mengumumkan pesanan tersebut.
"Pesanan atas nama Alicia?"
"Ya."
"Ini, silahkan menikmati. Terima kasih atas kunjungan Anda."
Sesampainya di meja itu kembali, Alicia duduk di depan Kelly. Dia memberikan satu ember es krim itu untuk Kelly. Sebelum Kelly dapat meraihnya, Alicia lebih dahulu meraih kedua tangan putrinya dan menempelkannya ke ember es krim itu. Katanya,
"Kau merasakannya, bukan? Aku mengerti kau sangat kesal karena masalah ini. Tapi bukan berarti kau tidak melakukan kesalahan." Alicia meremas kedua tangan itu. "Kau merasakannya, bukan? Rasanya dingin dan jika terlalu lama akan menusuk tulang-tulangmu. Itulah dirimu, Kelly. Kau begitu dingin seperti es krim ini. Dan karena tingkahmu itu, kau menjadi melukai orang lain."
.
Bab 54
Frost Mankind VI