Chereads / Blue Aloe / Chapter 61 - 60 - Twilight V

Chapter 61 - 60 - Twilight V

"Pagi ini akan menjadi pagi yang panjang, Kelly." Kata BJ yang merasa gelisah. Setelah dia menyelesaikan sarapannya tadi, dia menemukan hal-hal kurang mengenakan dari situs sosial media kampus.

Jikalau bukan postingan Ms. JN, lalu apa lagi? Postingan itu lumayan ramai meskipun terdapat berita fashion sebelumnya.

BJ yang sudah selesai bersiap-siap, sudah mandi dan memakai bajunya di dalam kamar mandi besar itu, mendekati Kelly yang juga sedang bersiap-siap di depan meja rias dengan baju handuk. Setelah memastikan tidak ada bayang-bayang pengawal Kelly di ruangan itu, BJ mendekatinya lebih dekat hingga dapat melihat dengan jelas apa yang dilakukan kekasihnya itu.

Kelly baru saja selesai merias wajahnya dan merapikan rambutnya. Riasan wajah Kelly tampak sangat berbeda, dia terlihat lebih berani dengan tampilan garis mata hitam yang sedikit tebal dan gaya eye shadow smoky di atas kelopak matanya. Selain itu, dia juga sudah memoles bibirnya dengan lipstik berwarna merah yang cerah, namun tidak kontras sehingga sangat cocok dengan warna kulit wajahnya. Rambut Kelly juga dibiarkan terurai bebas kali ini. Tidak tampak seperti Kelly yang biasanya suka mengikat rambutnya dengan gaya apapun. Dengan penampilannya yang sekarang, Kelly dapat melihatkan rambut panjangnya yang lurus dan terlihat berkilau, seperti rambut-rambut di iklan sampo, dengan gradasi warna rambut coklat kemerahan.

"Kau seperti orang lain, Kelly." Kata BJ seketika.

Kelly tersenyum di balik cermin.

"Tapi aku tetaplah Kelly yang kau kenal." Balas Kelly sambil bangkit berdiri dan membuka handuk bajunya. Dia menunjukan pakaiannya yang telah dipakaianya di hadapan kekasihnya yang makin dibuat melongo.

Kelly memakai baju seperti kemben bergaris ketat yang sangat pas ditubuhnya untuk menutupi bagian dada dan atas perutnya. Ada beberapa tali dari baju tersebut terikat dan menggangtung di atas masing-masing bahunya dan melingkar di perut bagian atasnya. Di bawahnya dia memakai celana jins hitam panjang dengan sepatu bot hitam tinggi hampir selututnya. Sangat kontras sekali dengan sifat Kelly yang biasanya terlihat begitu manis, sopan, dan sederhana. Tapi kali ini, Kelly terlihat lebih berani dengan pakaian seterbuka itu.

BJ tidak bisa berhenti melongo.

Kelly mengabaikannya dengan mengambil sebuah jaket coat hitam yang sudah disiapkan di hanger pakaian. Coat hitam itu tidaklah polos, melainkan memiliki beberapa detail yang membuatnya terlihat mewah dan mahal. Garis-garis jahitan berwarna emas saling bersilangan pada kerahnya, beberapa manik-manik yang berlapis dua dengan berwarna emas dan permata yang saling bertumpuk, dan juga sebuah pin coat dengan desain logo khusus dan rantai emasnya. Kelly memakainya untuk menutupi pakaiannya yang terbuka itu.

Mau seberapa beraninya Kelly memakai pakaian terbuka, dia takkan mau mengekspos hal itu di tempat di mana dia bersekolah. Itu bisa merusak citra dirinya dan keluarganya karena terlihat seperti tidak memiliki moralitas dalam berpakaian.

"Bukannya itu sedikit terbuka?" Tanya BJ akhirnya sudah tersadar. BJ yang tahu bahwa Kelly bukanlah orang yang akan berpakaian seperti itu di tempat umum, termasuk ke kampusnya. Bahkan lebih baik dari itu, Kelly selalu membangun citranya dengan sangat baik.

Bagi BJ, Kelly terlihat lebih berani dan keras.

"Aku tidak akan menemui dosen siapapun hari ini. Hanya mengecek beberapa hal di lab saja lalu harus pergi ke Singapura."

"Singapura?"

"Ya. Untuk menemui mama dan kakak laki-lakiku di sana. Karena kasus kemarin, aku harus memberitahu mereka terang-terangan. Dan kau harus ikut denganku" Kelly membuka kedua tangannya seperti menunjukan keberadaannya.

"Apakah tidak apa-apa jika aku ikut?"

"Mereka memerlukan saksi hidup, BJ. Aku harus tiba di sana sebelum jam makan siang di Singapura. Dan kau akan bertemu dengan mama, kakakku, dan keluarga Anna."

Itu terlalu berlebihan. BJ tidak pernah mau menyangka untuk bertemu dengan keluarga Reccon sebanyak itu.

"Kurasa itu akan menjadi perkumpulan keluarga." Atau sebuah penghakiman untuknya.

"Jangan khawatir. Kita akan segera pergi setelah makan siang."

Kelly menarik tangan BJ tanpa memeluknya. Dia menariknya untuk menuntun jalan kekasihnya karena dia berencana untuk berangkat sekarang juga. Kelly tahu kalau BJ akan merasa canggung saat mereka keluar dari kamar suit ini. Seperti biasa, di hari Senin pagi yang cerah, Kelly selalu disambut dengan semua bawahan Billy di luar kamar apartemennya, dan kini mereka menyambutnya di depan pintu kamar suit Kelly.

BJ terkejut bukan main karena menemukan semua laki-laki itu berdiri di depan pintu. Dia merasa sedikit panik karena takutnya dia akan ditangkap karena melakukan kejahatan, apapun itu, yang tidak pernah dia sadari. Dan saat mereka semua memberikan salam kepada Kelly, BJ menjadi sedikit lebih tenang namun juga merasa aneh.

"Selamat pagi, semuanya." Sapa Kelly begitu ramah. Lalu Kelly berjalan pergi dan menarik BJ bersamanya dan berbisik, "Abaikan saja mereka, mereka hanya melakukan pekerjaan mereka."

"Kelly." Itu Billy, berjalan di balik tubuh Kelly.

"Aku sudah mengatur jadwalku dan sudah kukirimkan kepadamu. Semuanya kuserahkan padamu, Billy."

"Baik, Kelly." Billy berjalan perlahan sampai membuat jarak yang lebih jauh dari Kelly. Dia melihat Kelly seperti seseorang yang harus dilepaskannya, semakin menjauh dengan keputusannya dan keinginannya untuk mencapai apa yang harus dia capai. Rasanya, sebutan 'papa' yang diberikan padanya, meski hanya sebuah sandiwara, sepertinya sudah tidak dibutuhkan.

Kini, Billy hanyalah seorang penjaga pribadi Kelly saja.

Sebelum Billy melanjutkan tugasnya, dia tiba-tiba mendapatkan panggilan langsung kepadanya. Dia menghidupkan earphone khusus untuk panggilan penting ini.

"Halo. Selamat pagi, Mr. Reccon." Hanya atasannya saja yang bisa menghubunginya langsung ke perangkatnya.

"Ah... mengapa semuanya memanggilku begitu! Apakah kau tidak diberi tahu bahwa aku yang mengambil wewenang tentara Reccon?"

Suara itu... sudah sangat lama sekali Billy tidak mendengarnya namun dia tahu itu siapa.

"Maafkan saya, Mr. Bryant. Karena hanya Mr. Reccon saja yang dapat menghubungi saya secara langsung seperti ini. Apakah ada sesuatu?"

"Ya. Sebelum membuat ibuku terkena serangan jantung pagi ini, kau tahu, kau harus membawanya kemari sebelum dia menyadari berita kemarin."

Itu sangat sulit dilakukan.

"Baik, Sir."

"Lanjutkan pekerjaanmu. Bye!"

Billy menautkan kedua alisnya setelah mendengar itu. Baginya merasa aneh saja mendengar atasannya mengatakan penutupan seperti itu, karena sebelumnya Calvin Reccon tidak pernah melakukannya. Tanpa ada tuannya, mungkin hari-hari ini akan semakin lebih panjang daripada satu minggu kemarin.

***

Sesampainya di area kawasan JFTU, BJ telah memarkirkan mobilnya di tempat yang biasanya dia parkir. Di sana, tentu saja, ada Kelly yang selalu ada di sampingnya.

"Aku tidak menyangka bahwa kau memiliki dosen seperti itu." Kata Kelly sedikit sarkas.

"Beliau memang suka begitu, jadi memang harus ikut menyesuaikan kesibukannya."

"Sekarang aku tahu mengapa kau sering membolos di hari Senin, dan beralasan tidak ada kelas."

Setelah mereka keluar area parkir, mereka berjalan bersama masuk ke dalam Gedung 3 dan menaiki lift menuju ke area lab sains teknologi. Kelly harus pergi ke lab fisika untuk mengurusi pekerjaannya yang ditinggalkannya selama seminggu, dan BJ hanya mengikutinya karena jadwalnya kosong.

Di suatu koridor, mereka berpapasan dengan dua mahasiswa laki-laki lainnya. Setelah menyadari mereka, dua mahasiswa laki-laki ini langsung menghadapi mereka tepat di depan wajah mereka.

"Brandon JayaChandra dan Kelly Wijaya, bukan?" Kata salah satu dari mereka.

Sial! BJ lupa dengan apa yang mengganggu pikirannya tadi. Semuanya teralihkan dengan cepat dengan melihat Kelly yang berbeda penampilannya. Rasa gelisah yang terhapuskan secara tak sengaja itu kini muncul kembali seperti sebuah batu besar menghantam tubuhnya.

"Ada apa?" BJ dan Kelly bertanya bersamaan, yang membuat mereka terlihat kompak tak tersengajakan.

"Kompak sekali. Ngomong-ngomong, apakah benar kalian juga mengalami kejadian kemarin?"

Tanpa harus menjawab lebih jauh, Kelly langsung paham bahwa mereka harus mengabaikan orang-orang ini.

Benar. Kelly dan BJ harus mengabaikan mereka.

"Maaf, aku sedang sangat sibuk." Kata Kelly dan mencoba untuk membuka jalan. Namun, dua mahasiswa di depannya sengaja menutupinya.

"Berikan jalan." Kata BJ sedikit garang karena terganggu.

Mereka berdua membukakan jalan untuk Kelly yang terus berjalan.

"Tunggu dulu!" Kata salah satu di antara mereka. Setelah Kelly melewatinya, dia dapat melihat beberapa hal yang begitu menarik perhatiannya. Mahasiswa laki-laki itu mengikuti Kelly di belakangnya.

"Kelly, bukan? Aku sangat menyukai pakaianmu! Aku melihat pin pada coat-mu yang merupakan salah satu ikonik dari AnB collections. Itu sangat cocok untukmu!" Kata mahasiswa itu.

BJ sudah dapat mengimbangi langkah Kelly. Sepertinya bukan hanya BJ yang tiba-tiba menjadi teralihkan dengan penampilan Kelly.

"Terima kasih." Kata Kelly dan masih sambil berjalan menuju ke lift. Di situlah mereka akhirnya berpisah.

.

Bab 60

Twillight V