°°°
Kaki mengatakan berhenti saja ini terasa lelah. Namun hati mengatakan tidak mengapa aku tak akan pernah nyerah.
—esperando—
°°°
Cuaca hari ini nampak begitu cerah matahari terbit dengan indah ditambah kicauan burung dan hembusan angin yang sejuk pada pagi hari.
Hari ini begitu cerah, secerah wajah Killa. Hari ini sudah seminggu ia dijakarta, sudah seminggu juga ia bersekolah di SMA TARUNA BANGSA dan memiliki dua sahabat yaitu Rachel dan Nafeeza. Ya, mereka bertiga memutuskan untuk bersahabat. Ah, rasayanya Killa sangat senang bertemu dengan mereka. Rachel yang cuek dan Nafeeza yang bawel. Kata Rachel sahabat satunya ini sudah mempunyai pacar, tapi Killa belum pernah ketemu dengannya.
Ya, Nafeeza sudah memiliki pacar katanya si sekolah di sekolah yang sama. Tapi Killa belum pernah bertemu karena kata Nafeeza pacarnya itu sedang mengikuti olimpiade. Ah entahlah, Killa sangat penasaran kepada cowok yang menjadi kekasih sahabatnya itu. Semoga saja mereka selalu bahagia, mungkin.
Killa tersenyum manis didepan kelas, ia melihat Rachel yang sudah duduk dibangkunya terlihat ia sedang tertidur dengan earphonennya.
"Pagi Achel!" Sapa Killa riang.
"Pagi!" Balas Rachel yang masih menenggelamkan kepalanya.
"Achel kenapa pagi-pagi udah lemes banget," Tanya Killa menatap Rachel. Rachel mendongakan kepalanya dan menatap Killa.
"Malem gue nginep dirumahnya si Pijah, gue kira dikenapa telpon gue malem-malem. Gue udah panik e-eh ternyata dia heboh banget gara-gara cowoknya udah pulang dan hari ini mereka juga berangkat bareng." Killa mendengarkan ucapan Rachel.
"Dan lo tau Kil?" Killa menggelengkan kepalanya.
"Gue ditinggal sama mereka yaampun! kesel banget pokoknya." Gerutu Rachel kesal.
Killa tersenyum menatap Rachel yang sedang kesal, menurut Killa Rachel kalau sudah marah seperti ini. Sangat menggemaskan, dari pada ia yang selalu cuek.
"Mungkin Pijah lagi seneng Chel karna pacarnya udah pulang," Kata Killa.
"Seneng sih seneng tapi enggak lupain gue gitu aja kali." Gerutunya.
Killa tersenyum, "Udah Achel jangan kesal gitu, Achel udah sarapan belom? ke kantin yuu Killa laper belom sarapan." Ucap Killa.
Rachel mengangguk dan mereka berdua menuju kantin.
Kantin tidak terlalu ramai, mungkin karena masih pagi. Hanya beberapa orang yang terlihat.
"WOI NAPI!" Teriak Rachel.
Nafeeza yang diteriaki seperti itu menggeram kesal, sudah berapa kali ia bilang jangan memanggilnya Napi. Susah sekali sahabatnya ini dibilanginnya.
"Enak lo ya makan disini gue ditinggal gitu aja!" Ucap Rachel.
Nafeeza menyengir, "Hehe maapin Chel."
"Pijah dikantin sama siapa?" Tanya Killa.
"Sama cowok gue, dia lagi mesen tuh." Balasnya.
Belum sempat Killa membuka mulutnya, tiba-tiba kedatangan seorang cowok menggenggam nampannya. Killa terpaku melihat cowok itu.
Apa-apaan ini?
Jangan bilang kalo dia--
"Kil kenalin dia Vano cowok gue!" Ucap Nafezza tersenyum sambil memeluk lengan kekasihnya.
Killa masih terpaku begitupun dengan cowok itu.
Jadi penantiannya ini sia-sia?
Killa tersenyum miris melihatnya.
"Sayang kenalan dong sama sahabat baru aku," Kata Nafezza kepada kekasihnya.
Cowok itu mengulurkan tangannya kepada Killa. Killa tersenyum kecut, ah asing sekali rasanya. Tidakah ia mengenal dirinya?
Killa menerima uluran tangan cowok itu. "Devano," "Killa." Ucapnya bersamaan.
Killa menarik tangannya, ia harus pergi. Ia sudah tidak tahan disini.
"E-eem Killa duluan kekelas ya, Killa belum ngerjain PR fisika." Ucap Killa dan segera pergi keluar dari kantin.
Rachel menatap kepergiaan Killa, kenapa dengan Killa? Apa tadi katanya? PR fisika? Ia dan Killa sekelas tapi setaunya hari ini tidak ada pelajaran fisika.
Lalu, Rachel menatap Devano yang sedang disebelah Nafeeza.
Ada apa dengan Devano dan Killa?
Ah, Rachel harus mencari tahu.
Rachel bergerak gelisah, ia sudah sampai kelas tapi tidak terlihat Killa. Dimana Killa? ini sudah habis pelajaran kedua sebentar lagi jam istirahat tapi dia kenapa belum masuk kelas juga.
Sementara itu Killa terduduk ditaman belakang sekolah. Ia tersenyum miris mengingat kejadian tadi pagi dikantin.
Jadi, cowok yang selama ini ia cari yang selalu ia tunggu kedatangannya adalah pacar dari sahabatnya sendiri? ah dunia memang sempit.
Tak terasa air mata Killa jatuh, ia mengingat gimana ia dulu selalu menunggu cowok itu yang hilang kabar bak ditelan bumi.
"Kenapa Dev jahat banget sama Killa? kenapa Dev enggak inget Killa? kenapa Dev ga ninggalin Killa gitu aja? dan sekarang hikss--"
"Berisik!" Killa mengendarkan pandangannya mencari arah suaranya
Bulu kuduk Killa merinding, ia menghapus air matanya dan ingin cepat-cepat pergi dari sini. Siapa yang ditaman selain dirinya? sedangkan lagi KBM.
"Diatas!" Ucap orang itu. Killa mendongka kepalanya keatas pohon terlihat laki-laki yang sedang menggantung diatas sana sambil memejamkan matanya.
"Kamu manusia atau hantu?" Tanya Killa takut.
"Hantu," Balasnya.
Killa membulatkan matanya, sunggu ia merinding.
Lelaki itu melompat dan turun kebawah.
"Tapi kok napak?" Tanya Killa polos. Mana ada hantu menapak tanah? wah hantu ini benar-benar aneh.
Laki-laki itu menyentil dahi Killa. "Gue bukan hantu!"
Killa mengelus dahinya sakit.
"Tapi tadi kamu bilang gitu," Ucap Killa.
Laki-laki itu menggelengkan kepalanya. Ah siapa gadis ini? ia meragukan Killa yang memakai seragam SMA sikapnya sama seperti bocah.
"Lo enggak kenal gue?" Tanyanya.
Killa menggelengkan kepalanya. "Enggak tau, emang kamu siapa?"
Laki-laki itu menghembuskan nafasnya perlahan. Ah, apa dia murid baru? ia tidak pernah melihat gadis ini. Apa selama ia diskors ada murid baru?
"Lo murid baru?"
Killa mengangguk.
"Iya baru seminggu" Balasnya.
"Kamu juga anak baru ya? mau Killa anterin ga keruang kepala sekolah? Jangan gelantungan gitu diatas pohon nanti kesambet hantu taman loh." Ucap Killa terkekeh.
Laki-laki itu terkekeh geli menatap Killa. "Lo kelas berapa?"
"12 IPA-3" Balas Killa.
"Serius?" Tanyanya lagi. Killa mengangguk meyakinkan.
"Kenapa?"
"Gue kira lo nyasar disini make baju SMA, Sikap lo kaya bocah!"
Killa mengerutkan bibirnya kesal.
Killa memukul pelan lengan cowok itu. Cowok itu meringis.
"Ih! Killa tuh bukan bocah, Killa udah SMA jadi udah gede." Ucap Killa kesal.
Cowok itu menarik ujung bibirnya, ia tersenyum menatap Killa. Menggemaskan.
"Nama lo Killa?" Tanyanya.
"Iya nama Killa, Killa." Laki-laki itu terkekeh mendengar jawaban Killa.
Cowok itu mengacak rambut Killa karena gemas.
"Killa doang?" Tanyanya.
"Aresya Killa Safaluna." Balas Killa
"Namanya cantik kaya orangnya."
Killa merona mendengarnya. Cowok itu mengacak-acak lagi rambut Killa.
"Ish! kenapa si cowok tuh pada suka ngacak-ngacak rambut Killa." Gerutu Killa kesal sambil merapihkan rambutnya.
"Lo gemesin!"
Pipi Kila memerah mendengar perkataan cowok itu.
"Enggak boleh ada yang ngacak-ngacak rambut lo dan bikin pipi lu merah selain gue ya ngerti?" Katanya.
Killa mengangguk polos.
Cowok itu tersenyum menatap Killa.
"Nama kamu siapa? dari tadi belom perkenalkan diri." Ucap Killa.
"Arion Lavi Cassanova."