Chereads / ESPERANDO / Chapter 4 - 4. Asing

Chapter 4 - 4. Asing

°°°

Kamu terlihat asing, bahkan aku lupa kalau dulu pernah mencintaimu dengan amat sangat.

—esperando—

°°°

Koridor tampak riuh dengan kedatangan seorang Arion Lavi Cassanova yang sudah masuk kembali setelah masa skorsnya habis dan yang bikin menggemparkan adalah Arion berjalan beriringan bersama anak baru. Ya, Killa dan Arion akan ke kantin bersama.

"Rion kenapa semuanya pada lihatin kita? emang Killa punya salah apa sama mereka?" Tanya Killa menunduk karena semuanya menatap Killa tajam.

Rion menatap tajam kepada orang-orang disitu. Semuanya mengerti dan langsung pura-pura buang muka.

"Lo cantik makanya pada ngeliatin!" Kata Rion, Killa menatap Rion tersenyum. "Oh, gitu ya Rion. Kata Bunda Killa, Killa emang cantik." Ucap Killa percaya diri.

Rion tersenyum gemas menatap Killa. Para siswa dibuat heboh karena seorang Arion tersenyum kepada gadis itu.

"Lo mau makan apa?" Tanya Rion kepada Killa.

Killa nampak berpikir, "Killa mau mie ayam sama es jeruk!"

"Enggak boleh makan mie terus."

Killa cemberut mendengar ucapan Rion. "Tapi Killa mau mie ayam Rion," Ucap Killa melas.

Rion menggelengkan kepalanya. "Nasi goreng aja ya?"

Killa menggelengkan kepalanya malas.

Rion menghembuskan nafas kasarnya. "Yaudah, mie ayam tapi minumnya air putih aja ya?"

Killa mengangguk senang. Rion berjalan memesan makanannya tidak butuh waktu lama Rion sudah kembali dengan nampan ditangannya.

"Cepet banget!" Ujar Killa. "Biasanya kalo Achel atau Pijah yang mesen lama banget Killa aja ampe ga tahan," Lanjutnya.

Rion tersenyum melihatnya. "Rion gak makan?" Tanya Killa heran karena Rion cuman memesan mie ayam satu dan air putih dua.

Rion menggeleng, "Liat lo aja gue udah kenyang." Kata Rion menatap Killa.

Killa yang salting pun membuang mukanya. Rion yang melihat Killa salting karenanya pun tersenyum.

"Rion mau Killa suapin?"

Rion mengangguk senang. Yess rencananya berhasil!

Anak-anak yang dikantin tercengang melihat Rion disuapin oleh Killa.

"KILLA!" Teriak Rachel.

"Lo darimana aja sih kok ga masuk kelas?" Tanya Rachel kesal.

Killa menyengir menatap Rachel "Maaf Achel tadi Killa lagi males belajar!"

"Sejak kapan lo males?" Tanya Rachel bingung. Seorang Killa malas? what! tidak mungkin, dia aja yang sering bolos semenjak kedatangan Killa yang menjadi teman duduknya Rachel jadi jarang bolos lagi. Karna Killa selalu melarangnya.

Rachel menatap curiga kearah Killa, Killa yang ditatap begitu dengan Rachel pun menundukan kepalanya.

"Gue yang ajak Killa bolos!" Ucap Rion datar.

Rachel menatap Rion penuh selidik, sejak kapan Rion dekat dengan Killa setaunya manusia ini tidak pernah mau berurusan dengan cewek.

"WOI RION!!" Teriak seorang cowok yang berjalan kearah Rion.

"Parah banget lo! gue ditinggalin teros!" Gerutu cowok itu.

"Sakit hati dede bang!" Dramatis cowok itu.

"Alay!" Sarkas Rachel.

Cowok iti menoleh ke Rachel, "Eh ada neng Rachel, Kangen lo ya sama gue selama gue diskors?" Ucap cowok itu percaya diri.

Rachel menatap cowok itu tak minat.

"Najiss!" Ujar Rachel.

"Ngaku aja Chel enggak usah gengsi gitu sama gue!"

Rachel memutar bola matanya malas. "Siapa lo selebgram!?" Ujar Rachel galak.

Killa tertawa mendengar ucapan Rachel.

"E-eh siapa nih?" Tanya cowok itu.

Killa mengulurkan tangannya. "Killa,"

Cowok itu menyambat tangan Killa, sebelum itu terjadi Rion menepis tangan cowok itu.

"Aduh sadis lo!" Ringisnya.

"Lebay," Balas Rion santai.

"Rion enggak boleh gitu, cepet minta maaf." Ucap Killa.

"Maaf," Ucap Rion datar.

Cowok itu mengerjapkan matanya takjub.

"GILA MIMPI APA GUE SEMALAM SEORANG ARION LAVI CASSANOVA MAU DISURUH MINTA MAAF OMG HARUS SYUKURAN NIH!" Pekik cowok itu heboh.

Rachel pun tak percaya apa yang dilihatnya tadi, Killa menyuruh Rion? Rion mengucapkan maaf? sungguh menakjubkan. Selama ia sekola disini Rion paling anti disuru minta maaf bahkan waktu kelas 11 pun Rion pernah menonjok seorang guru tapi dia tidak minta maaf sama sekali.

Tapi i-inii..

"Kalian kenapa pada heboh gitu?" Tanya Killa bingung. Gimana tidak bingung semua orang yang dikantin heboh semua hanya karena Rion ngomong maaf.

"Aduh kamu pacarnya Rion ya?" Ucap cowok itu.

Killa mengeleng polos. "Bukan Rion itu temennya Killa. Iyakan Rion?" Ujar Killa.

Rion melenggang pergi begitu saja mendengar setelah mendengar ucapan Killa.

"Yaelah ditinggal lagi gue," Cowok itu yang melihat Rion pergi.

Killa bingung kenapa Rion pergi begitu saja.

"Ngambek tuh Kil sih Rion."

"Ngambek kenapa? Killa salah ya?" Ucap Killa.

"Aduh enggak tau deh, btw kenalin ya nama gue Daniel biasa dipanggil Niel." Ucap Niel.

"Gue temannya Rion, yaudah gue samper tuh anak dulu ya. Byee Killa Bye juga neng Rachel," Pamit Niel seraya mengedipkan sebelah matanya kearah Rachel.

Rachel bergedik ngeri.

"Achel, Rion kenapa pergi gitu aja ya?" Tanya Killa.

Rachel menggelengkan kepalanya.

"E-eh iya Pijah kemana Chel tumben gak bareng?" Ujar Killa.

"Sama cowoknya," Balasnya.

Killa tersenyum kecut.

"Lo kenal Vano?" Tanya Rachel.

Killa menggelengkan kepalanya. "Killa gak kenal, baru ketemu tadi pagi." Jawab Killa tersenyum mengasihanin dirinya. Lebih baik begini bukan? toh, dia juga udah bahagia.

Dia saja sudah merasa asing melihatnya seolah-oleh kita tidak pernah bertemu dengannya. Kalau dia saja bisa melupakannya, Killa juga harus bisa bukan?

Ah, rasanya sia-sia.

"Oh, gue kira lo kenal sama si Vano." Balas Rachel ragu dia tidak mau membuat Killa merasa risih dengan pertanyaannya jadi lebih baik ia diem dan mencari tahunya sendiri.

***

Rion memejamkan matanya, ia sedang dirooftop sekolah menenangkan pikirannya. Rion teringat perkataan Killa. Ah, apa-apaan dia ini benar apa kata Killa dia dan Killa hanya teman. Lagi pula kita baru ketemu tadi pagi ditaman belakang tapi kenapa hatinya menolak ucapan itu?

"Astagfirullah Rion, heran gue mah suka banget sih lo pada ninggalin gue. Yang satu ngebucin yang satu ngegalau," Pekik Niel yng baru tiba dirooftop bersama Devano. Ya, mereka bertiga bersahabat. Rion dan Niel sudah bersahabat sejak kecil karena orang tua mereka bersahabat tapi kalo Vano mereka bertemu sejak SMP dan memutuskan untuk bersahabat.

"Galau kenapa lo bro?" Tanya Vano.

Rion menggelengkan kepalanya. "Apansi lo Niel!"

"Yaelah lo suka kan tuh sama si Killa makanya pas dia bilang lo temennya lo langsung cabut gitu aja?" Ujar Niel.

"K-killa?" Tanya Vano.

"Iya, Killa anak baru dia temennya si Rachel." Ucap Niel.

"Gue cabut!" Ucap Vano datar seraya pergi meninggalkan Rion Dan Niel.

Rion menatap kepergian Vano dengan tatapan sulit diartikan.

'Dev? Devano? Vano? apa mungkin?' Pikir Rion.

"Lah kenapa tuh bocah," Ucap Niel.

"Aneh!" Kata Rion.

***

Vano mengiring basket dilapangan. Padahal KBM sedang berlangsung, ia sedang tidak mood belajar.

Killa habis kekamar mandi ia melihat Vano sedang bermain basket dilapangan, Killa ingin sekali meminta penjelasan darinya tapi Killa tidak mau berharap lagi. Killa tidak mau merusak hubungan Pijah dan Vano. Biarkan Killa menanggung rasa sakit ini sendiri, ia akan mulai semuanya dari awal. Lebih baik kita menjadi asing bukan? daripada ia harus menyakiti sahabatnya sendiri. Ya, lebih baik begini.

Killa berjalan cepat menuju kelasnya. Ia ingin sampai ke kelas sekarang juga.

"Luna," Ucap Vano pelan.

Killa memberhentikan langkahnya.

"Tunggu!" Ucap Vano menahan tangan Killa yang ingin berjalan lagi.

Killa menundukan kepalanya.

"Maaf," Ucap Vano.

Killa menatap Vano dengan pandangan berkaca-kaca.

Vano yang melihat Killa seperti itu merasa bersalah.

"G-gue.." Ucapan Vano terpotong seraya Killa angkat bicara.

"Killa kekelas dulu ya nanti Killa bilangan kalo pacarnya nyariin, permisi." Ucap Killa meninggalkan Vano yang sangat merasa bersalah.

Vano menatap kepergian Killa. Ia tersenyum miris.

Maafin Dev Luna.

Tanpa mereka sadari ada seseorang melihat itu semua dengan pandangan yang sulit diartikan.