Chereads / UNITED WORLD / Chapter 39 - Chapter 39 : Petualangan Ablak

Chapter 39 - Chapter 39 : Petualangan Ablak

Ekarno berencana untuk tidak menggalkan Undrel dan Yokou. Ekarno membantu mereka untuk memperbaiki pesawat Undrel karena Undrel memintanya untuk membantu mereka. Sementara itu, di pulau dimana Glord tinggal. Ablak dan Bruts merasa sangat bosan karena mereka hanya latihan dan tidak ada perkembangan sama sekali. Ablak merasa bosan tapi dia bisa pergi ke hutan yang berada di dekat rumah Glord untuk bersenang senang tapi Bruts sangat jarang pergi ke hutan itu. Karena Bruts merasa tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan, maka Bruts pergi ke hutan itu. Ablak tidak tinggal diam, dia juga ikut bersama Bruts.

Bruts : Sudah berapa kali kau masuk ke hutan ini?

Ablak : Tidak ingat

Bruts : Itu saja? "Tidak ingat"

Ablak : Lalu apa yang harus aku katakan? "Tidak tahu"? "Lupa"?

Mereka sedang berjalan namun sebuah anak panah listrik berwarna hijau bergerak dari arah kanan ke arah mengerekadengan cepat tapi panah itu tidak mengenai mereka.

Suara 1 : Wah aku meleset

Suara 2 : Mereka bisa mendengarkanmu

Suara 1 : Mereka tidak akan menemukan kita

Ablak : Aku rasa kau mengenal suara itu

Bruts : Ya ya itu mereka

"Mungkin kita ribut tapi aku yakin mereka bodoh" kata kata itu semakin kedengatan "Tidak perlu takut mereka tidak akan menemui kita" Mereka muncul dari bagian kanan dimana Ablak dan Bruts berdiri.

Bruts : Dan bisa aku bertanya. Apa yang kalian lakukan di sini?

Arias : Kita merasa bosan

Ciciliana : Tidak, Arias yang mengajak aku

Arias : Aku merasa bosan

Bruts : Jika kita tinggal di sini, kita tidak akan selesai perjalanan

Arias : Tujuan kalian kemana?

Bruts : Jalan jalan

Arias : Bisakah kita ikut

Ablak : Tidak, tempat ini berbahaya. Kalian harusnya kembali

Bruts : Hmmmm..... Menurut aku lebih baik mereka ikut. Mungkin kita sudah di tengah hutan

Ciciliana : Iya.... Dengan jumlah yang lebih banyak juga, kita bisa berjaga jaga

Ablak : Jangan sampai tertinggal

Mereka berjalan bersama sama dan tidak ada rintangan sama sekali. Ablak karena terlalu sering ke hutan itu maka dia bisa mengatur strateginya untuk keluar dari hutan itu. Hari semakin malam dan mereka mulai kelelahan

Ablak : Kita masih di tengah hutan

Bruts : Kondisi seperti ini masih di tengah hutan?

Ablak : Bukan aku yang meminta masuk ke tempat ini

Ciciliana : Jadi apa yang harus kita lakukan?

Ablak : Ya.... Yang aku pikirkan hanyalah bermalam di sini

Arias : Tidak mungkin, aku ingin pulang

Ablak : Kau bisa pulang sekarang tapi jangan tersesat

Bruts : Hmmmm..... Aku akan mencari makan

Arias : Bruts jangan berpisah

Bruts : Tenang, aku tidak akan pergi jauh

Arias : Aku akan membuat api di sini. Jika kau tersesat, mungkin kau bisa naik pohon dan mencari asap

Ablak : (Mereka pintar juga)

Bruts : Baiklah

Bruts pergi meninggalkan mereka untuk mencari makanan. 5 menit setelah Bruts pergi, Arias mendengar sesuatu yang berbunyi si semak

Arias : Ah itu Bruts. Kita sudah lapar

Ciciliana : Hati hati Arias

Arias : Apa yang perlu kita takutkan?

Arias berjalan ke arah semak dan dia di serang dengan mahluk yang berwarna hitam dan orange. Mahluk itu mendorong Arias sampai jatuh dan dia menyerang dengan cara mencoba menggigit Arias tapi Arias menyetrum mahluk itu dan dia lolos. Ablak berdiri dan dia pergi menuju mahluk yang menyerang Arias tapi mahluk yang sama menyerangnya juga sampai terjatuh. Mahluk itu menggigit Ablak dan Ablak menahannya dengan tangan kanan sampai tangan Ablak terluka

Ablak : Cih

Ciciliana : Ja... Jadi yang mereka katakan benar. Ada banyak mahluk buas di hutan ini

Arias : Harimau. Mereka lebih besar dari gambar di buku

Ablak memegang leher harimau yang menggigitnya dan dia mengangkatnya dan dia membantingnya ke tanah.

Ablak : Jadi ini namanya "harimau" ya... Mereka memang banyak di hutan ini tapi ini pertama kali mereka menyerang

Suara : Hahahahahaha..... Mereka menyerang karena perintah aku

Ablak : !!??

Arias : Siapa?

Ablak, Arias, dan Ciciliana melihat ke arah hutan dan mencari suara itu. Lalu muncul mahluk perempuan yang berambut keriting panjang berwarna coklat dengan baju semuanya hitam dan membawa tongkat sihir berwarna hitam

Ablak : Jadi..... Seperti ini kau menunjukkan diri?

Penyihir : Oh ya, harusnya aku memperkenalkan diri. Nama aku Liar

Ciciliana : Liar?

Arias : Pembohong?

Penyihir itu tersinggung karena kata itu. Penyihir itu mengarahkan tongkatnya ke arah mereka, harimau yang Ablak kalahkan dan harimau yang Arias kalakan bangkit dan menyerang mereka. Ablak berlari untuk menghentikan salah 1 dari mereka tapi mahluk yang berbulu datang menghalangi Ablak. Mahluk itu berlari dengan kakinya dan mengangkat kedua tangannya dan dia mengejar Ablak. Karena itu, Ciciliana membuat barrier untuk melindungi mereka. Ke 2 harimau itu menyerang barrier dan mereka berusaha untuk menembuskannya

Arias : Kita terkepung

Ciciliana : Semoga..... Ablak.... Bisa menolong kita....

Arias : Aku tidak ingat beruang bisa ada di hutan

Liar : Oh ya dan mereka kelaparan. Itu sebabnya jika mereka melihat api, mereka akan kesana karena mereka tahu ada makanan lezat di sana

Arias : Harusnya mereka takut api

Liar : Jika aku di sini, tidak ada yang perlu di takuti

Ablak : Bagus

Arias : Bagus?

Ablak : Sayang sekali Bruts tidak ada di sini

Liar : Oh si bocah itu. Tidak masalah, aku sudah mengirim 2 harimau untuk memakan dia

Ablak : Itu artinya kita punya 4 harimau dan 1 beruang untuk menjadi santapan malam kita