Chereads / JODOH KEDUA / Chapter 2 - BAB 1

Chapter 2 - BAB 1

Tidak biasanya di kota Surabaya udara pagi sedingin ini, entah lah untuk pagi ini udara sangat dingin. Disertai mendung menambah kesan pagi yang sangat cocok di nikmati dengan bergelut dibawah selimut tebal. Semalam hujan lebat mengguyur kota Surabaya, sisa air hujan masih menggenang dibeberapa tempat. Embun masih nampak dan sedikit berkabut.

Ardila menarik selimut merapatkan pada dirinya, ia menikmati pagi hari dengan selimut tebalnya, dila tidak sadar jam berjalan dengan cepat. Alarm berbunyi terus menerus tetapi sang pimilik masih asyik bergelut dengan mimpi indah dan selimutnya. Untuk sekian kalinya alarm berbunyi, ada tanda tanda sang pemilik terusik dengan bunyi berisik.

Rambut acak acakan bak singa dengan piama tidur bergambar doraemon, Dila mulai mengerakkan tubuhnya untuk mencari letak alarm berbunyi. Setelah mendapatkan bunyi berisik yang mengganggu tidurnya, Dila duduk untuk mematikan alarm dan melihat jam yang tertera. Dengan muka syok tak percaya apa yang barusan ia lihat Dila menjerit jam menunjukkan jam 06.48 wib. Dia bisa dipastikan akan telat jika tidak segera bergegas.

Dengan tergesah gesah Dila segera menuju kamar mandi, bukan mandi yang Dila lakukan ia hanya cuci muka dan gosok gigi. Segera keluar dari kamar mandi Dila merapikan penampilannya, make up seadanya. Menyambar tas dan jaket Dila menuju pintu, menghidupi motor dan beranjak mengunci pintu kontrakan Dila tak lupa menggunakan helm untuk keamanan.

Mengendarai motor maticnya Dila menuju jalan raya yang tak jauh dari gerbang komplek kontrakannya. Sebelum sampai di kantor tempat ia berkerja Dila mampir ke warung yang tak jauh dari kantornya. Membeli roti, gorengan dan susu Dila segera menuju motornya melanjutkan perjalanan yang hanya kurang 5 menit sampai kantornya. Sampai di parkiran motor Dila segera turun dari motor dan menuju kantor.

Dila tiba dikantor tepat jam 07.55 wib jam 8 kurang 5 menit, hampir saja dia telat. Menyapa satpam kantor. Dila segera menuju tempat absensi buru buru melakukan fingerprint. Menuju lantai dua ruangan Dila melakukan aktifitas kerjanya bersama dua temannya, menaiki tangga satu persatu dengan terburu buru Dila tidak sadar banyak mata yang melihatnya.

Diujung tangga Dila bertabrakan dengan Mamad (ob) kantor untung tidak ada tragedi jungkir balik atau kena air pel ini bukan sinetron woyy. Dila segera meminta maaf ke Mamad karena kecerobohannya ia telah menabrak Mamad. Setelah kejadian tabrakan Dila menuju lorong ruangannya tempat ia mencari uang demi sesuap nasi kumat deh lebaynya. Author si lebaynya gak ketulungan. (dih mala nyalain aku lagi2 Author).

Kantor Dila berupa bangunan ruko 3 lantai. Lantai 1 untuk resepsionist, ruang tamu, ruangan HRD, mushola serta ruangan untuk meeting untuk para marketing. Lantai 2 terdiri dari ruangan administrasi, marketing, design, ruang berkas, tempat foto Copy dan pantry kecil serta kamar mandi. Lantai 3 ruangan direktur, ruangan keuangan dan ruangan para manager. Disamping bangunan ini agak kebelakang ada gudang besar untuk proses produksi dan menyimpan stock barang hasil produksi, tempat parkir mobil pengiriman dan karyawan pabrik.

Di sepanjang perjalanan ke ruangan administrasi Dila berpapasan dengan beberapa karyawan lain. Demi formalitas ia harus menyapa mereka yang Dila lupa bahkan tidak tau namanya. Maklum Dila yang sekarang menjadi orang yang pendiam dan sedikit menutup diri jadi tidak salah jika banyak dari mereka beranggapan Dila sok cantik dan sombong.

Sesampainya di depan pintu ruang administrasi Dila membuka pintu dengan sedikit terburu buru, karena jam sudah mepet bahkan bisa lebih dari jam 08.00 wib. Menyapa orang yang ada didalam ruangan Dila berjalan ke Kubikelnya.

"Telat kamu Dil?, tumben kamu jam segini baru nyampek?" Tanya Vanya

"Iya begitulah Van, gak tau kenapa aku tadi malas bangun dan gak denger alarm bunyi"

"Laporan dimeja mu itu kamu chek terlebih dahulu ya Dil, mana tau ada yang urgent" info Thomas.

"Iya bang habis ini aku chek dulu. Emang anak marketing gak ada info dokumen itu urgent apa gak?" jawab Dila.

"Gak ada info apa apa si Dil, aku tadi cuma ditititpi sama Dony untuk diserahin ke kamu" Jawab Vanya.

"Lah kok kamu dititipi Dony Van?. Terus tumbenan bang Thomas gak ngerjain data dari dony" Tanya Dila.

"Kamu gak lihat kerjaan bang Thomas bertumpukan, lihat tu mukanya dah ditekuk dari tadi" Jawab Vanya.

"Pantes gak ada semangat hidup kamu bang dari aku datang, aku kira ada masalah sama pacar" Seru dila.

"Hahhahaahahahahaha teman laknat kamu Dil, emang kapan bang tomas semangat kerja si Dil. Semangatnya pas gajian aja dia Dil." Seru Vanya.

Mendengar ledekan dari junior juniornya Thomas cuma bisa mendengus dan menyibikkan bibirnya. Ia akui ditanggal tanggal segini dompet ia sudah menipis, disebabkan gaya hidup Thomas yang suka keluar masuk club dan gonta ganti cewek menyebabkan ia jadi kanker (alias kantong kering) dipertengahan bulan ini.

Mendudukan diri dikursinya Dila menyalakan komputer sambil menunggu ia mengeluarkan bekal yang ia beli waktu perjalanan kekantor. Membuka plastik roti dan menusuk kotak susu Dila sarapan dengan hikmat. Selesai sarapan Dila segera membuka data data yang dirasa perlu dikerjakan terlebih dahulu.

================================

Dilain tempat suasana ruang rapat rumah sakit sudah mulai santai tidak seserius tadi. Setelah pengumuman siapa saja yang naik jabatan dan siapa saja nama nama yang terdaftar untuk dipindah tugaskan ditempat baru yaitu anak cabang rumah sakit Bhakti medical. Nama Abimanyu adalah salah satu dari nama yang terdaftar untuk pindah tugas ke rumah ssakit baru dan salah satu nama yang naik jabatan.

Banyak orang yang memberi selamat dan bahagia atas kenaikan jabatan Abi, serta tangis kesedihan untuk para fans fans Abi karena harus berpisah dengan idola mereka. Abi sendiri masih kaget dengan kabar yang baru saja diterima dia tidak menyangka akan naik jabatan secepat ini. Ada juga kesedihan yang Abi rasakan bagaimana dengan anaknya kalau ia harus ke Surabaya. Seseorang menepuk bahu Abi.

"Selamat Bro naik jabatan gak nyangka aku, kamu ngedahului dokter senior senior mu Bi." Seru Yuda

"Makan makan besar ini. Kamu harus selamatan dulu Bi sebelum berangkat ke Surabaya." Timpal Bayu.

"Hem" Jawab Abi. Meninggalkan sahabatnya keluar ruang rapat tersebut.

"Kenapa tu Yud temen mu, naik jabatan bukannya seneng mukanya kok asem kayak sayur asem yang udah 2 hari aja." Tanya Bayu kepada Yuda.

"Mana ku tau, Tanya aja sama orangnya. Itu juga teman mu kupret." Jawab Yuda sambil melangkah menyusul Abi

"Kalau ada orangnya udah aku Tanya dari tadi kali Yud. Lah malah ninggalin aku kalian ini. woyyy tungguin woyy." Teriak Bayu pada Yuda dan abi.

Sedikit berlari Bayu menyusul langkah Abi dan Yuda. Mereka bertiga berjalan menuju ruangan masing masing dengan pikiran berbeda beda. Abi membuka pintu ruangannya dengan menghembuskan nafas lelah, disusul Bayu yang ikut masuk keruanganya. Sedangkan Yuda Pergi Kerungannya sediri, Yuda beda ruangan dengan kedua sahabatnya.

"Kenapa kamu Bi?" Tanya Bayu.

"Gak apa apa" jawab Abi.

"Kamu ini kalau ditanya kayak cewek lagi ngambek aja Bi, jawabnya gak apa apa ternyata kenapa napa." ceplos Bayu.

"Hem" saut Abi.

"Hem hem aja kamu dari tadi kalau ditanya. Aku itu butuh jawaban bukan hem yang dari kamu." Sewot Bayu.

"Binggung aja aku Yu"

"Kalau binggung itu pegangan, biar gak jatoh kamu" Jawab Bayu.

"Apa hubungannya coba, udah sana balik keruangan mu sendiri. Aku lagi pingin istirahat" Jawab Abi.

"Dasar teman laknat ya kayak kamu ini dikawatirin teman sok gak butuh, malah kayak cewek pms aja. Inget gunanya teman tu tuk berbagi Bi, cerita kalau ada masalah jangan kayak gini kamu simpan sendiri" Sambil menepuk bahu Abi Bayu berbicara dan setelahnya pergi keluar.

Sepeninggal Bayu dari ruangannya Abi menghembuskan nafas gusar, ia binggung dengan keputusan pihak rumah sakit yang menaikan jabatan dan memindah tugaskan tanpa pemberitahuan. Sebelumnya memang Abi sempat ditanya pendapat sama seniornya tentang kenaikan jabatan. Tetapi ia tidak sampai berfikir jika ia akan dipindahkan dan juga naik jabatan secepat ini.