Asyik membalas chat di group dengan para sahabatnya yang membahas kesialan Bayu tadi siang, Abi ketawa sendiri jika mengingat kejadian itu. Bayu yang sudah misuh misuh dari tadi di group karena hal memalukan dibagikan begitu saja oleh Yuda.
Tak ayal Bayu jadi bulan bulanan pembullyan dari para sahabatnya. Saking asyiknya ketawa sendiri Abi tak sadar jika dari tadi bapaknya melihat tingkah anak sulungnya ini dengan pandangan penasaran.
"Kamu sehat kan Abi? Bapak jadi ngeri lihat kamu senyum senyum gak jelas." Tanya sang bapak.
"Astofirulloh bapak ngagetin Abi saja. Perasaan gak ada orang tiba tiba sudah duduk saja disitu." Seru Abi sambil memegangi dadanya karena kaget untung hpnya gak ikut lompat kayak jantungnya.
"Kamu asyik senyam senyum sendiri dari tadi makanya bapak datang saja kamu gak denger. Kamu lagi balas pesan calonmu ya Bi?" Tanya sang bapak tanpa dosa.
"Enggak pak, Abi gak ada calon. Ini Abi lagi chat sama anak anak di group." Jawab Abi.
"Bapak kira kamu udah ada calon Bi, Kamu ini cepet cari calon entar kesalip sama si Dika tau rasa kamu Bi" Seru sang bapak.
"Dika kuliah saja masih belum selesai kok mau nikah, kerja dulu kalau gak lanjut kuliah lagi, masih muda kok dah mau nikah. Mau dikasih makan apa anak orang." Jawab Abi rada sensi jika dah bahas nikah sama calon.
Belum sempat sang bapak menimpali obrolannya dengan Abi terdengar mobil masuk kehalaman rumah, sang tuan rumah keluar melihat siapa gerangan yang datang berkunjung. Kedatangan sang anak perempuanya beserta cucu dan mantunya disambut hangat oleh sang bapak, memeluk sang cucu dan anaknya serta merangkul sang menantu.
"Assalammu'alaikum bapak Dibah kangen sama bapak." Sapa Dibah sambil berpelukan.
"Walaikumsalam Anak bapak yang paling cantik sama cucu opa yang ganteng ini. gimana kabar kalian? Ayo kita masuk dulu udah sore ini." Saut sang bapak.
Mereka semua masuk kedalam rumah, suasana rumah langsung ramai. Ditambah lagi Al sudah turun dari kamarnya, Al langsung lari kepelukan sang ayah. Ingatlah kalian bahwa Al susah untuk berdekatan dengan orang yang jarang ketemu, bahkan dengan sang tante pun Al akan jadi orang pendiam dan gak suka diajak ngobrol.
"Al sayang kenapa nak, sini peluk tante dulu sayang. Al gak kangen sama tante Dibah?" Tanya Adibah.
Al langsung bersembunyi diceruk leher sang ayah, berpegangan erat dengan sang ayah. Menandakan dia gak mau diajak tantenya dan dia malu, ini kebiasaan AL jika belum terbiasa dengan orang lain. Dia akan bersembunyi dan gak mau diajak ngobrol, jika dipaksa dia akan menangis kencang sekali.
"Lah kenapa Al mas?, kok gak mau aku ajak.?" Tanya Adibah ke Abi.
"Ya beginilah keponakanmu jika baru melihat orang dan belum akrab akan seperti ini." Jawab Abi.
Semua orang sudah berkumpul diruang keluarga, Adibah beserta sang suami duduk berdua ditemani sang anak Khafi di sofa sebelah kiri, disofa tengah ada Abi, Dika dan Al yang masih lengket dengan Abi, Di sebelah kanan ada ibu dan bapak. Semuanya berbincang santai saling menyakan kabar dan kegiatan masing.
Ternyata kepulangan Adibah dan suami kesini dikarenakan sang suami akan mulai mengajar disalah satu universitas di sini, yang berarti mereka pindah disini dan tidak di Semarang lagi. Kabar ini tentunya disambut dengan suka cita oleh semua keluarga, baik keluarga suami Adibah juga kelurga bapak Indra akhirnya semua berkumpul disini.
================================
Dipagi hari yang cerah ini Dila bangun dari tidur nyenyaknya, melirik jam masih menunjukkan pukul 06.00 wib. Dila membangunkan Bella untuk segera bangun dari tidurnya, Bella yang merasa terganggu itupun bergerak menarik selimutnya untuk menutupi dirinya.
"Bella bangun udah jam 07.00 kamu mau sekolah apa gak?, udah telat ini buruaan aku juga mau berangkat kerja." Teriak Dila dikuping Bella.
Alhasil Bella langsung duduk tegak di Kasur dengan muka syok, rambut acak acakan dan bekas iler masih ada.
"hua mbak Dila kenapa gak bangunin aku dari tadi sih Bela telat ini." Histeris Bella dengan buru buru Bella mengambil boneka dan selimut segera turun dari ranjang menuju pintu kamar.
Sedangkan Dila tertawa terbahak bahak didepan pintu kamar mandi sampai memegangi perut melihat tingkah lucu Bella. Bella yang merasa ditertawakan pun langsung berhenti dan berbalik melihat Dila, sadar bahwa dirinya dikerjai Bella langsung mendengus dan menghentak hentakkan kaki kelantai. Bella kesel banget sama Dila pagi pagi udah ngeselin.
"Mbak Dila ngeselin banget si jadi orang, pagi pagi udah ngerjain orang aja." Sungut Bella kesal.
"haahahahahahaha satu sama, rasain emang enak dikerjain." Seru Dila dengan menjulurkan lidahnya dan segera masuk ke kamar mandi sambil ketawa puas.
Bella sendiri dengan kesal dia melangkah keluar kamar dengan ngomel ngomel gak jelas sambil mengumpati si Dila. Menutup pintu dengan keras Bella gak mempedulikan itu pintu rusak atau jebol, dia keburu kesel dengan Dila. Dengan muka bantal, rambut acak acakan, air liur yang udah kering, Bella berjalan menuju rumahnya dengan mulut manyun. Tanpa memperdulikan pandangan orang Bella terus melangkah menuju rumahnya.
"Ya alloh Bella, anak gadis bangun tidur acak acakan kayak gitu keluar rumah. Ya alloh sungguh sungguh kamu Bela." Teriak ibu Bella sambil berkacak pinggang dan istiqfar melihat anak gadisnya kayak begitu bentukkannya.
"Apa sih buk Bella mau mandi, Bella kesel banget sama mbak Dila buk, masak banguninnya teriak dikuping Bella sambil bilang Bella bangun telat udah jam 07.00." saut Bella menirukan gaya Dila tadi.
"Untung kamu masih diteriaki sama nak Dila, kalau ibu jadi nak Dila ibu siram kamu pakai air. Wong anak gadis kok dibangunin susah, mau jadi apa kamu Bella." Bu rt ngelus dada melihat anaknya.
"Ibu ini kok malah belain mbak Dila sih, bu anaknya ibu itu aku bukan mbak Dila." Saut Bella kesel dengan ibunya.
"Emang kamunya aja yang bandel, udah sana mandi gak lihat jam berapa itu nanti telat beneran kapok kamu." Suruh bu rt ke Bella.
Bella menuju kamarnya untuk segera mandi dia gak mau telat kesekolah bisa bisa dia gak bisa masuk kelas malah masuk BK. Dilain tempat Dila sudah selesai dengan mandi dan bermake up serta sudah berpakain lengkap. Dila tinggal membuat sarapan untuk dirinya sendiri kalau ada buat bekal. Menuju dapur Dila membuka kulkas dan ternyata dia baru ingat bahwa bahan makanan habis.
Melihat jam masih menunjukan pukul 06.25 wib Dila memilih menunggu pedagang sayur didepan kontrakan. Sambil menunggu pedagang sayur Dila memanasi motor dan melihat halaman kontrakannya masih bersih atau perlu perombakan. Tak lama pedagang sayur lewat, Dila keluar gerbang dan memanggil tukang sayurnya.
"Pak sayur." Seru Dila.
"Tumben nduk belanja dihari kerja, biasanya hari libur saja beli sayur." Saut tukang sayur.
"Iya pak kebetulan ini bahanya habis semua." Jawab Dila sambil memilih milih sayuran untuk dimasak serta beberapa bumbu. Ibu ibu mulai berdatangan mengerubungi pedagang sayur.
"Tumben banget mbak Dila belanja dihari kerja." saut ibu ibu berbaju kuning.
"Iya bu kebetulan bahan bahan sudah habis jadi beli, mumpung saya masih ada waktu." Jawab Dila.
"Mbak Dila saya kok gak pernah lihat mbak Dila bawah temen cowok to ke sini. Masak cantik cantik masih jomblo to?" Tanya ibu berbaju merah.
"Masih sibuk kerja bu belum berpikiran soal itu. Pak ini berapa semuanya?" jawab dila ke ibu ibu baju merah dan bertanya ke tukang sayur.
Dila buru buru menyelesaikan belanjanya, malas menghadapi pertanyaan pertanyaan nyinyir dar mulur mulur ibu ibu julid. Sebelum mendapat pertanyan pertanyaan lain lagi Dila segera berpamitan kepada para ibu ibu tersebut dan membayar belanjaanya. Segera melangkah pergi dari segerombolan ibu ibu yang nyinyirnya minta ampun itu. Dila menghelah nafas lega setelah pergi dari tempat itu.
Memasukkan belanjaan kedalam kulkas dan menatanya, setelah itu dila segera bergegas mengambil tas dan jaket memakai helm. Dila melangkah keluar rumah terus mengunci pintu dan mengeluarkan motor keluar gerbang barulah menutup gerbang. Dila menyalakan motor dan mengedarai motornya keluar kompleks.