Saat diperjalanan pulang tidak sengaja bertemu dengan Bella anak pemilik kontrakan juga sekaligus anak pak rt di kompleks Dila.
Sepertinya Bella baru turun dari motor temannya atau pacarnya entahlah Dila gak tau teman atau pacar itu bukan urusannya. Dila berjalan santai sambil bersenandung sedikit bergoyang mengikuti irama lagu yang terdengar dari earphonnya.
"Mbak Dila" teriak Bella dari kejauhan sambil mengejar Dila. Dila yang menggunakan earphon tidak dapat mendengar teriakan Bella, saat Bella sudah berada di belakang Dila dia menepuk pundak Dila membuat sang pemilik pundak terkejut dan berteriak kencang sekali sampai sampai warga sekitar memperhatikan mereka berdua.
"Ya alloh bella untung aku gak jantungan, kalau aku jantungan udah mati aku dari tadi. Kamu ini bisa gak usah ngagetin orang malam malam". Marah Dila ke Bella, yang dimarahin Cuma cengengesan tanpa dosa.
"Mbaknya aja diteriakin dari tadi gak denger, sampai aku tu teriak teriak lo mbak. Dan ternyata mbak Dila pakai earphone pantes aja gak dengar. Ya udah aku kejar mbaknya dan aku tepuk aja pundaknya, gak ada maksut ngagetin sebenarnya." Saut Bela membela diri.
"Lagian yang nyuruh kamu teriak teriak siapa coba?" saut Dila.
"Idih mbak Dila malah marah, kan aku manggil mbak tu biar ada temen jalan bareng ke rumah mbak." Bela Bella gak terima dengan ucapan Dila.
"Alasan aja kamu, kamu bareng aku biar ada alasan kan kalau ditanya ibumu kok pulangnya malam banget. pastinya kamu akan bilang tadi aku udah pulang bu terus ketemu mbak Dila di depan ngobrol dulu sambil temenin mbak Dila kan?" tuduh Dila ke Bella.
"heheheehe ketahuan deh modusku, mbak Dila kok tau si?" mbak cenayang ya bisa tau pikiran orang? Tanya Bella.
"Aku bukan cenayang yang kamu bilang, ibumu pastinya nanyain ke aku Bella. Bukannya itu alasan yang sering kamu bilang ke ibu mu. Dasar anak nakal aku aduin kamu ke ibumu biar tau rasa." Jawab Dila menakut nakuti si Bella.
"jangan dong mbak, pleace jangan. Mbak Dila gak asyik kayak gak pernah muda aja. Oh iya aku lupa mbak kan jomblo makanya gak tau rasanya sembunyi sembunyi keluar bareng gebetan." Goda Bella ke Dila.
Sialan ini anak malah ngeledek lagi, bukannya kapok kok malah aku yang kena bully dasar anak muda kampret dalam hati Dila menyumpah serapahi Bella. Anak jaman sekarang dikasih tau malah ngeledek dasar gak ada ahklak ini anak, kalau adik sendiri udah Dila tabok tu anak.
Untung bukan adikku, amit amit deh aku punya adik kayak Bella bisa perang dunia ke 10 tu tiap hari sama ibu.
"Lah malah ngehina kamu Bel, aku bukan jomblo tapi single. Kalau mau banyak yang mau sama aku tapi aku milih sendiri." Saut Dila rada sewot.
"Dih lagak mbak Dila pakai bilang single, jomblo jomblo aja mbak." Saut Bella sambil tertawa terbahak bahak.
"Kampret kamu ya" Dila.
"Mbak denger denger dari ibu, rumah depan mbak dila ada yang mau ngontrak terus infonya dokter yang bekerja di rumah sakit baru itu lo mbak yang deketnya Puspen, laki laki lagi mbak sapa tau itu jodoh mbak Dila yang dikirim Alloh buat nemenin mbak biar gak sendirian lagi." Info Bella sambil nyindir si Dila.
"Lah terus hubungnanya dengan aku itu apa? Kamu ini udah kayak ibu ibu kompleks suka sekali gosip. Mau dia laki laki atau duda sekalian bukan urusanku." Sewot Dila.
"Mbak ini gimana sih sapa tau jodoh mbak, kalau duda terus hot gak papa mbak yang penting ganteng dan mapan." Seru Bella antusias.
"Kamu udah gak waras ya Bell, udah sana pulang aku mau masuk udah malam ini, hus hus hus hus sana jauh jauh." Usir Dila ke Bella.
"Mbak Dila tega sama aku, kok aku diusir sih. Mbak aku nginep sini ya? Aku bilang ibu dulu jangn dikunci pintunya." Seru Bella sambil pulang kerumahnya.
Emang kampret banget itu si Bella siapa juga yang ngijinin udah maen nyelonong aja. Begitu akrabnya Bella dan Dila seperti adik dan kakak, jika orang gak tau mereka bertetangga pastinya mereka akan dikira adik dan kakak.
Bella anak ketiga sama seperti dirinya, kakak kakaknya laki laki semuanya. Yang pertama sudah bekerja jadi perawat dan dan yang kedua masih kuliah, bella sendiri masih SMA. Makanya dia manja sekali sama Dila, Bella merasa punya kakak perempuan.
"Mbak Dila mbak bukain pintunya." Teriak Bella dari luar.
"Kamu ini tinggal buka pintu aja pakek teriak teriak Bell, udah malam ini jangan berisik ganggu yang lain." Jawab Dila dari dalam sambil membuka pintu.
"Tangan aku itu penuh mbak, lihat ini satunya pegang boneka satunya lagi bawah selimut." Jawab Bella.
"Kamu gak sekalian aja bawah kasurnya sekalian Bel, Mau tidur aja ribet" Saut Dila.
"Mbak kan tau aku gak bisa tidur jika gak ada ini berdua." Jawab Bella.
"Yaudah masuk aku beli makanan kita makan berdua setelah itu tidur dah malam."Saut Dila.
Mereka berdua makan dengan tenang dan juga diselingi celetukan celetukan aneh si Bella. Tertawa bersama saling berbagi cerita yang didominasi sama Bella membuat malam ini begitu hangat dan menyenangkan.
Menyelesaikan makan mereka beranjak ke lantai dua menuju kamar Dila terletak. Bella langsung menuju kasur dan berbaring sedangkan Dila kekamar mandi untuk mengosok gigi dan cuci muka, mematikan lampur kamar Dila menghidupkan lampu tidur. Menutup mata berdoa semoga hari esok bisa menjadi lebih baik dari kemarin.
================================
Abi terbangun dari tidur sorenya melihat jam yang berada di meja sudah menunjukkan 16.15 wib, tak terasa Abi dan Al tidur 2 jam lamanya. Melihat kesamping kirinya Al tertidur dengan jempol masuk kemulut, dengan posisi miring guling terselit diantara kedua kaki selimut sudah di bawah. Sungguh terlihat polos dan damai Al tidur, Abi mengecup pelan dahi sang anak.
Beranjak dari Kasur menuju kamar mandi, selesai mandi dan menunaikan ibadah sholat ashar. Abi membangunkan Al, dengan pelan pelan Abi mengoyang tubuh Al. Tak ada respon dari sang anak Abi tak kehabisan ide, dia menciumi wajah Al bertubi tubi sampai sang anak merasa terganggu dan mengeliatkan tubuhnya.
Abi terus melakukan aksinya menciumi dan sedikit menggelitiki tubuh Al, Al yang merasa terganggu tidurnya langsung saja menangis kencang sampai sesenggukan.
Abi menggendong Al menuju bawah sambil menenangkan sang anak. Menepuk nepuk bahu Al dengan pelan Abi menuruni tangga, sedangkan Al masih ngambek dan meanangis.
"Kamu apakan anakmu Bi, sudah tua juga masih saja usil sama anak sendiri?" tegur sang ibu dari arah dapur mau melihat sang cucu yang nangis sesenggukan ketika Abi sampai diujung tangga.
"Gak Abi apa apain bu, Abi cuma bangunin Al saja." Bela Abi kepada sang ibu.
"Wong anak tidur kok dibangunin bok dibiarin saja kenapa sih, sore sore udah bikin anak nangis saja. Kalau gak inget kamu sudah punya anak tak pukul kamu sama sapu, orang jailnya gak ketulungan kamu. Yang ngajak Al tidur tadi siapa ?, giliran anak tidur nyenyak dibangunin." Omel sang ibu panjang kali lebar ke Abi.
"Ini ada apa sore sore kok pada ribut, ibu marah marah terus Alnya itu kenapa kok nangisnya sampai kayak gitu?" Tanya sang bapak kepada Abi dan istrinya.
"Tanya sama anak sablengmu itu, sore sore bikin orang tua kaget saja." Saut sang ibu kesal terhadap Abi.
"Kenapi Bi?" Tanya sang bapak.
"Abi bangunin Al tadi yang masih tidur pak, Alnya ngambek terus nangis. Lagian udah sore kalau gak dibangunin nanti malam dia tidurnya malam." Jawab Abi kepada bapaknya.
"Kamu ini kok kurang kerjaan to Bi, bok dibiarkan saja tar jam setengah lima biasanya Al bangun sendiri." Saut sang bapak.
Abi sendiri sibuk menenangkan sang anak, meski ngambek sama ayahnya Al gak mau digendong sama yang lain. Maunya sama ayahnya, sekarang Abi mengajak Al menonton film kartun kesukaan anaknya.
Al masih dipangkuan sang ayah, tidak mau beranjak sedikit pun lucunya tingkah Al ini lah yang bikin Abi suka menjaili anaknya. Meski marah sama dia Al gak bakalan mau turun dari gendongannya.
"Al sudah kamu mandikan Bi?" Tanya sang ibu dari dapur duduk di sofa samping Abi.
"Belum buk, mau aku mandiin Alnya udah nangis duluan bangun tidur ya udah aku bawah saja ke sini." Jawab Abi.
"Al mandi sama oma yuk, nanti kalau adik khafi kesini Al sudah wangi." Ajak bu dinar ke Al.
"Emang Adibah pulang buk?, Kok aku baru tau." Tanya Abi kepada ibunya.
"Pulang katanya hari ini sampai, suaminya ada urusan disini." Jawab Bu dinar.
Al pergi dengan omanya menuju kamar Al yang ada dilantai 2, sedangkan Abi masih duduk didepan tv sambil memainkan hpnya melihat group chat dihpnya. Melihat banyaknya notifikasi di hpnya Abi membuka satu persatu, saat membuka group dengan para sahabatnya yang isinya ucapan selamat pada Abi atas kenaikan jabatannya.