Mungkin bagi rena hubungan persahabatan antara wanita dan pria itu hal yang biasa bahkan tidak akan menimbulkan rasa satu sama lain tapi tak ada yang menjamin kalau salah satunya akan jatuh cinta entah itu rena sendiri maupun harry.
"It's ok rena, yang penting kamu udah ada disini dan aku bisa liat kamu tiap hari dengan keadaan baik sekarang aku udah seneng." kata harry menanggapi perkataan dari rena sambil mengacak rambut dari rena.
"Kamu itu gak pernah berubah selalu aja buat rambut aku berantakan ishh." rena kesal karna harry selalu berantakin rambutnya jadi acak acak.
"Kamu juga gak pernah berubah ren selalu aj gak peka sama keadaan sekitar kamu ren." gumam harry namun gumamannya itu masih dapat didengar oleh rena.
"Kamu bilang apa tadi harry, kamu lagi nyindir aku ya, aku selalu peka koq sama sekitar ku gak pernah gak peka har kamu ada masalah ya makanya anggap aku gk peka sama sekitar, ya udah kamu cerita ke aku kamu punya masalah apa biar kita cari solusinya." Tukas rena dengan bawelnya dia.
"No rena aku gak punya masalah sama sekali lagian aku bukan nyindir kamu aku cuma bilang kamu gak peka sama sekitar bukan gak peka sama aku tapi kalo aku salah ngomong maaf ya rena cantik." jelas harry merasa kesal karna mulutnya gak bisa diajak kompromi.
"Ya udah lain kali kalo aku memang gak peka kamu jelasin dimana gak peka ya aku, soalnya aku gak bisa tau keadaan orang di sekitar aku kalo mereka gak cerita secara langsung sama aku." dengan nada lesu membalas perkataan yang harry lontarkan tadi kepadanya.
Dalam hati harry uring uringan mendengar perkataan dari rena, bahkan sampai detik ini pun rena masih gak peka kalo harry menyukainya, tapi gak mungkin harry jujur akan perasaannya dia gak mau persahabatannya dengan rena hancur seketika karna perasaan tak beralasan ini.
Mereka berdua pun melahap makanan yang sudah mereka pesan dalam diam, setelah itu harry mengantar rena pulang kerumahnya.
"Makasih ya her udah nganterin aku pulang, kamu hati hati di jalan ya see tomorrow and be carefull harry " sambil mencium pipi harry dengan sayang.
Awalnya bagi rena dan harry cium pipi itu tanda persahabatan mereka tapi entah mengapa setiap rena mencium pipi harry perasaan harry semakin memdamba seorang rena untuk jadi miliknya.
"Ya ampun ren, kita itu sahabatan. hal kek gini udah pasti harus aku lakuin ren, btw kita harus ubah kebiasaan kita yang saling cium pipi, kita udah dewasa ren, ini kali terakhir kita saling cium pipi ya ren." harry pun mencium pipi rena dan bergegas pamit untuk pulang.
"Apa maksud dari perkataan harry, ini kan hanya cium pipi persahabatan mereka, sepertinya ada yang di sembunyikan oleh harry, tapi ada benarnya juga perkataan harry." dalam hati rena bertanya karna gak biasanya harry bersikap begitu dulu mereka bahkan gak akan sungkan untuk cium pipi do depan umum kalo mereka mau berpisah kerumah masing masing.
Rena pun masuk kedalam rumah dan langsung kedalam kamar untuk membersihkan diri.
"uh segernya abis mandi, btw aku laper lagi padahal tadi udah makan sama harry." rena pun bergegas menuju ke dapur untuk mengambil cemilan yang ada di kulkas.
"Lagi masak apa bik, koq keknya sibuk bener, mama sama papa kemana bik?"
Sambil mengambil cemilan dan susu dingin di kulkas.
"Nyonya dan tuan sedang pergi ke acara rekan bisnis nya tuan non, tadi tuan titip kalau nona udah pulang di suruh nyusul kesana karna tadi tuan nelpon nona tapi nomor nona tidak aktif, di meja ruang tv ada undangan nya non." jawab bik sumi yang biasa di panggil bik sum itu.
"Oh iya bik tadi hp rena padam kehabisan batre bik, ya udah rena siap siap dulu bik soalnya acaranya mulainya jam 7 malam, tapi kok papa sama mama perginya cepet banget ya bik" kata rena heran sambil menatap bik sum dengan raut anehnya.
"Setau bibik nih non kalo rekannya tuan ini sahabat dari tuan sama nyonya dari zaman sma gitu non jadi dekat banget non" kata bik sum dengan menatap majikannya itu lembut.
"Oh iya udah deh bik aku mau siap siap dulu sama dandan yang cantik karna aku gak mau buat malu papa sama mama bik." dengan semangat mengatakan itu.
Sampai dikamar pun rena segera bergegas membersihkan diri dan memilih gaun yang cocok serta memakai make up yang flawles namun tetap anggun dengan rambut yang menjuntai bergelombang.
Sampai di hotel yang di tuju rena pun bergegas menjumpai papa dan mamanya, setelah masuk hotel dia melihat papa dan mamanya sedang mengobrol dengan dua orang suami istri yang masih tampan dan cantik di umur yang sama dengan orang tuanya tersebut.
"Maaf pa ma rena agak telat soalnya tadi mang ujang tiba tiba sakit kepala jadi rena nunggu taksi jadi agak lama sampek sini ma pa." dengan raut merasa bersalah karna datang tidak tepat waktu.
"Ya udah gak papa sayang yang penting kamu datang, oya kenalin ini sahabat papa sama mama sekaligus rekan bisnis papa nama nya om dino dan tante andini" ucap papanya memperkenalkan anaknya kepada sahabat terbaiknya tersebut.
"Hallo om dan tante nama saya syahrena, om dan tante bisa panggil saya rena saja om tante." sapa rena dengan senyum merekah dan ramahnya.
"Iya sayang om sama tante kenal kamu dengan sangat baik, kamu bertumbuh menjadi anak yang manis dan cantik sayang." kata andini sambil memeluk rena dengan penuh kasih sayang.
Tiba tiba seseorang datang menghampiri mereka dan menyapa mereka dengan hangat.
"Maaf ma pa Zayn terlambat tadi macet banget di jalan ma pa" zayn mengintrupsi acara pelukan antara andini dan rena.
"Kamu udah datang sayang, kita udah bisa mulai acara nya karna aktor utamanya udah dateng nih." kata andini dengan senyum merekah dan melepaskan pelukannya kepada rena.
"Oh iya sebelum itu, zayn kenalin ini rena anaknya tante Aluna dan om ray." sambil merangkul syahrena dengan senyum yang tak pernah pudar.
"Oh dia aku kenal ma, dia junior aku di kampus ma dan super pede banget ma." dengan kesal sambil melirik rena dengan sinis.
"Dasar senior rese, ya jelas lah aku pede aku itu cantik bonusnya pinter pula jadi ya pede lah gak ada alasan buat aku insecure." rena pun menimpali kata kata zayn dengan nada yang tak kalah sinis.
Terjadilah perdebatan diantara mereka, dan hanya orang tua mereka yang bisa menghentikan hal tersebut, setelah itu acara pun berjalan dengan lancar dan meriah.