Chereads / MI CORAZON / Chapter 2 - Friendship

Chapter 2 - Friendship

"Astaga mimpi apa aku semalem, pagi pagi udah dapet masalah aja." dasar senior gilak masa pagi pagi aku disuruh ngutipin daun di belakang kampus gak waras memang dalam hati aku kesel banget.

"Hoi jangan cemberut aja kerjain perintahnya jangan bengong." seseorang tiba tiba mengajakku bicara.

"Siapa sih ngatur-ngatur lagi, terserah aku mau ngutupin daunnya apa gak." kataku dengan nada kesal

"Eh tunggu aku keknya kenal sma kamu deh tapi siapa yaa." jawab orang tersebut.

"loh bukannya kamu Harry ya, udah lama gak ketemu, kamu beda banget ya sekarang makin gans aja." kataku sambil kedip mata ke dia

"Haha ternyata kamu rena si chubby ya aku kira tadi kamu siapa, kamu juga beda banget makin cantik aja ren, btw sopan ngomonya sama aku kamu itu masih junior aku loh hahaha." jawabnya bercanda.

"Iya juga ya gak nyangka aku tuh bisa satu kampus sama kamu." balasku dengan tersenyum kepadanya.

"Iya kan aku juga gak nyangka sih bisa satu kampus sama kamu rena, jujur aku kangen banget sama kamu, kamu waktu itu pindah tiba tiba gak ada ngabarin aku dan sekarang kami balik kesini juga gak ngabarin aku ren, padahal kita sahabatankan?" katanya dengan menatapku sedih dan serius.

"Sorry ya her, kalo aku pergi gak bilang-bilang sama kamu karena memang perginya mendadak, terus balik kesini kenapa gak ngabarin kamu itu karena aku kehilangan kontak kamu her, jangan bilang gitu her kamu itu selalu jadi sahabat terbaik aku her." jawabku sambil memeluk harry.

"Heh ngapain kalian berdua pelukan segala, kamu cewek bar bar tadi kan disuruh ngutipin daun bukan disuruh ngerayu senior yaa, dan kamu her ngapain sih godain cewek gak punya akhlak kek dia ini, selera kamu rendahan tau gak her." tiba tiba datang seorang wanita mengahampiri mereka dengan kesal dan juga cemburu kepada rena karna harry adalah cowok yang dia suka.

Mereka berdua pun sontak menoleh ke sumber suara.

"apaan sih kamu dinda ganggu aja deh." kata harry sambil kesal kepada wanita tadi yang ternyata bernama dinda.

"Loh her kamu kenal sama kakak ini, kakak ini nih yang buat aku di hukum ngutipin daun padahal tadi aku tuh gak telat her kesel tau gak." kataku menimpali perkataan harrry.

"Eh dasar junior gak punya sopan santun jelas jelas kamu itu telat jadi gak usah cari pembelaan deh".

"Udah udah gak usah ribut, udh ren sini biar aku bantuiin kamu ngutipin daunnya biar cepet selesai biar kamu bisa istirahat."

"gak usah her biar aku aja yang bersihin, kamu pasti punya kerjaan lain kan aku gak mau ngerepotin kamu her." balasku ngerasa gak enak sama harry.

"Apaan coba ngerasa gak enak, kamu itu sahabat aku ren gak mungkib aku biarin kamu bersihin sendiri apalagi aku baru denger penjelasan kamu kalo misalnya kamh itu gak salah." jawab harry sambil kesal melihat dinda.

"Iya her ini sedikit lagi bersih koq, lagian ya mungkin di jam kampus lebih cepat dari jam biasanya kalik kalo masuk jadi aku di anggap telat heheh." kataku sambil senyum menanggapi perkataan harry yang kesal kepada dinda.

"Dasar junior bar bar taunya cari muka aja, muak tau gak lama-lama aku disini makin gak suka aku sama kamu junior bar bar."Lalu dinda pun pergi meninggalkan harry dan rena yang masih bengong melihat sikap dinda tersebut.

"Wkwwk asli ini kampus punya senior pada nyebelin ya her, rasanya mau pindah kampus aja." kataku sambil bercanda kepada harry.

"ah elah kamu mah baru juga 2 hari masuk kampus sini udah mau pindah aja ren." sambil mengelus rambut rena dengan sayang.

"Jangan di elus rambutnya her nanti aku baper tau kan bahaya hahaha." kata rena bercanda menanggapi harry.

"Udah akh kamu bercanda mulu, kuy kita ke kantin aja udah capek trus laper jugakan ren." kata harry mengalihkan pembicaraan mereka.

Kemudian mereka berduapun bergandengan tangan pergi ke kantin memesan makanan yang mereka suka.

Ketika sampai di kantin mereka pun memesan makan dan makan berdua sambil bercerita, tanpa sepengetahuan mereka ada dua pasang mata yang melihat mereka dengan kesal dan benci.

"Kamu liat tuh di junior bar bar di suruh ngutipin daun di belakang sekolah malah enak-enak makan di kantin gak ada etika memang ya tu anak." kata dinda dengan kesal melihat kedekatan antara harry dan rena di kantin.

Zayn pun dengan pelan menghampiri rena dan harry dengan mengabaikan perkataan dari dinda.

"Siapa yang nyuruh kamu makan di kantin ini belum waktunya kamu istirahat dari hukuman kamu ya." kata Zayn dengan dinginnya berkata begitu kepada rena sambil menarik tangan rena supaya berdiri menghadap zayn.

"Apaan sih zayn walaupun ini belum waktunya istirahat rena tapi dia kan udah nyelesaiin tugasnya, kamu boleh cek halaman belakang sekolah udah aku sama rena bersihin." sambil menarik tangan rena supaya terlepas dari zayn.

"Gak usah ikut campur ya harry ini urusan aku sma rena ya dan satu lagi kamu gak berhak ikut campur karna kamu bukan dari bagian panitia ospek lagi." kata zayn dengan marah menatap harry sambil menarik tangan rena kencang.

"Apaan sih, tanganku sakit tau kamu pikir ini tangan boneka yang bisa kamu tarik dengan sekuat tenaga ya zayn, walaupun aku tau aku junior kamu tapi cara kamu memperlakukan aku itu gak boleh seenaknya gitu, pertama aku tuh udah ngerjain apa yang kamu suruh dan udah selesai jadi masalah kamu itu apa sekarang, jangan buat aku emosi juga ya sama kamu." rena pun berkata dengan nada tinggi karena udah kesal di buat zayn.

Zayn gak peduli yang jelas sekarang dia kesal dan dia juga bingung kenapa dia bisa sekesal ini.

"Diem deh gak usah berisik aku pegang tangan kamu bukannya kenceng kamu terlalu lebay jadi cewek." kata zayn kesal dengan tingkah rena yang terlalu berlebihan.

"Eh asal kamu tau ya yang ngerasain itu aku jadi aku yang lebih tau ini sakit apa enggak yaa." balas rena judes melihat sikap cuek zayn yang gak masuk akal.

"Berisik, pertama permasalahan kita bukan tentang tangan kamu mau sakit atau gak itu bukan urusan saya urusan kita itu tentang gimana kamu menentang hukuman saya dengan kamu berada di kantin pada jam sebelum istirahat." zayn pun mengatakan dengan dingin dan tegas kepada rena.

"Oke aku salah karna aku istirahat sebelum waktunya tapi aku pikirkan karna semua udah aku bersihkan jadi ya aku pikir aku udah boleh istirahat dong." kata rena mengaku salah.

"Bagus kalo kamu ngaku salah, tapi yang boleh bilng kamu istirahat itu saya bukan harry jadi lain kali kamu harus lebih hormati orang yang ngasih kamu tanggung jawab ngerti, oke sekarang kamu boleh istirahat." zayn pun berlalu dengan dinginnya melewati rena.

"Huh dasar cowok kutub untung ganteng kalo gak udah aku lempar ke kutub utara juga tu orang." kata rena kesal melihat sikap dari zayn yang dingin itu kepadanya.

Setelah rena diperbolehkan istirahat dia pun bergegas mencari harry untuk diajak nongkrong dan sekalian ingin mengajak harry mengelilingi kota medan itu karena sudah lama dia tidak menjelajahi kota kelahirannya ini.

"Kemana sih tu anak pas dicari gini gak nongol giliran gak di cari kek hantu datengnya tiba tiba kan kesel aku tuh." dalam hati rena pun berkata kemana dia harus mencari harry lagi ya di kantin di cari gak ada di kelas juga malah tadi lupa lagi nanyak nomor baru dia huhh bete akh.

"Heh kamu ngapain disini berdiri lagi nunggu orang ya ren?" tiba tiba ada yang memukul bahu rena dari belakang.

"Astaga kamu itu bisa gak kalo liat atau ketemu aku tuh jangan buat kaget kenapa sih, sebel deh aku dari tadi berdiri disini itu lagi nungguin kamu harry dari tadi di cariin gak ketemu ini malah nongol sendiri." jawab rena sambil kaget dan kesel bercampur aduk di hatinya.

"Oh kamu nyariin aku, kan kamu bisa telpon aku aj ren kenapa harus nunggu gini, kan jadi buat kamu bosen." harry pun tiba tiba merangkul rena dan mencubit pipi rena gemas.

"iss gimana mau telpon kamu kalo nomor kamu aja aku gak tau harry ganteng." kata rena sambil mencubit gantian pipi dari harry.

"Nomor telpon aku gak pernah ganti na, kalo kamu tanya kenapa gak ganti alasan paling kuat aku itu adalah aku nunggu kamu ngabarin aku melalui nomor telpon lama aku tapi sampai detik ini kamu bahkan gak pernah ngabarin aku na." dengan mimik wajah yang sendu menahan air mata supaya tidak lolos di pipinya karna dia malu dikatain laki laki cengeng.

"Maaf ya harry buat kamu nunggu kabar aku, jujur aku juga slalu cari nomor kamu karna hp lama aku setelah pindah itu hilang gak tau kemana, udah akh jangan melow gini kan aku udah disini di hadapan kamu sekarang." sambil memeluk harry dengan tulus dan dalam hati rena berjanji kalo harry akan selalu jadi sahabat terbaiknya, walaupun banyak yang mengatakan gak ada sahabat antara perempuan dan laki laki tapi aku percaya kalo aku sama harry itu murni sahabat tanpa embel embel apapun.