Genesis Extended Bab 4 – Tameng
Satou dan Sanada sampai di hutan Yawata no Yabushirazu, Meskipun tidak ada bangunan kuil di hutan ini, terdapat gerbang batu torii dan di luarnya ada altar atau miniatur kuil yang disebut hokora.
"Lihat Satou!"
Sanada menunjukkan tanda dari komunitas sejarah.
"Apa itu?"
"Ini kumpulan teori sejarah tentang hutan ini."
"Kita tak ada waktu untuk sejarah Tanaka."
"Jangan bilang padaku… kau malas membaca tentang sejarah lagi Satou?"
"Yep. Sebenarnya pohon keajaiban itu seperti apa? Aku ingin melihatnya sendiri…"
Sanada menghela nafas kecewa saat mendengar ucapan yang begitu jujur dari mulut Satou tersebut dan menggelengkan kepalanya. Dia memang tidak mengerti kenapa sejarah yang begitu menarik itu tidak membuat seseorang seperti Satou tertarik.
'Kenapa pohon keajaiban bisa ada di dalam mimpiku?'
Tanya Satou yang masih penasaran dan bingung di dalam hatinya. Dia masih penasaran karena kenapa sebuah pohon keajaiban yang dijaga WTM dan akan diperebutkan tersebut muncul di dalam mimpinya.
"Ayo lakukan best friend!"
Ucap Sanada menawarkan salam tinju.
"Yeah best friend!"
Jawab Satou membalas salam tinjunya Sanada.
Tanpa menunggu lama, mereka bedua yaitu Satou dan Sanada mulai memasuki hutan itu. Namun disaat hendak masuk, tubuh Sanada terpelanting saat mau memasuki hutan tersebut. Satou yang melihat itu jadi terkejut sekaligus kebingungan.
"Ukh!!"
Ucap Sanada yang mencoba bangkit dari keadaannya yang baru saja terjatuh akibat hendak memasuki hutan.
"Bagaimana keadaanmu? Tidak ada luka kan?"
"Begitulah, aku tak apa-apa… hanya merasa seperti kesetrum saja…"
"Sebenarnya apa yang terjadi!?"
"Kekkai."
"Kekkai? Apa itu?"
"Bisa dibilang semacam sihir pelindung… atau lebih tepatnya penghalang. Kemungkinan yang bisa memasuki hutan ini hanya pasukan WTM tertinggi saja…"
"Jangan bilang ini rumor tentang gas beracunnya?"
"Aku tak tahu... Aku sudah memastikan kalau aku sama sekali tidak terkena racun."
Jawab Sanada sambil menggelengkan kepalanya dan memberitahu tentang hal itu pada Satou.
"Aku akan mencobanya.."
"Tunggu Satou, akan lebih baiknya kita cari infonya dulu---"
Tidak mendengarkan perkataannya, Satou langsung berusaha melawan kekkai agar bisa memasuki hutan tersebut dengan berlari menuju gerbang tersebut.
"Ukh! Kau pikir sihir tidak jelas ini akan begitu saja menjatuhkanku?"
Satou menahan serangan kekkai dengan tangannya yang akhirnya membuat sekujur badannya mengalami hal yang sama dengan Sanada. Tentu saja sebagai teman, hal itu membuat Sanada berteriak dengan cemas dan terkejut.
"Satou!!"
Namun ada satu hal yang berada di benak Satou saat ini. Bukan karena tersetrum atau apapun tapi dirinya melihat hal yang sama seperti mimpinya tadi pagi.
Meski yang dia lihat kalau sebelumnya hutan ini tidak memiliki kekkai, yang akhirnya Satou bisa masuk ke hutan ini semaunya sampai membuat tenda di dalam hutan tersebut tanpa ketahuan atau apapun, meskipun ada penjaga hutan.
"Ini kenanganku!? Kalau ini kenanganku… kenapa aku tidak pernah mengingatnya!?"
Kekkai yang ditahan olehnya hancur seketika sehingga membuat tubuh Satou terluka berat dan membuatnya terjatuh.
"Satou!"
Teriak Sanada yang langsung bergegas ketempat Satou.
"Aku tak apa-apa… hanya saja aku melihat hal yang bersangkutan dengan mimpiku tadi."
Jawab Satou yang mencoba bangkit meski sekujur tubuhnya merasakan sakit akibat kekkai yang dia hancurkan. Benar saja, tubuhnya gemetaran karena melemah namun dia mencoba untuk mengabaikan itu.
"Mimpi? Kalau dipikir-pikir kau belum mengatakan tentang mimpi burukmu tadi pagi..."
"Sebenarnya Tanaka... belakangan ini aku sering mendapatkan mimpi yang aneh…"
"Katakan saja apa isi mimpimu itu, Satou!"
"Dalam mimpi itu, aku bermimpi pernah ke hutan ini sebelumnya..."
"Makanya kau bisa tahu tentang pohon keajaiban."
"Barusan saat aku kesetrum, aku mendapat gambaran kalau hutan ini sebelumnya tidak memiliki kekkai."
Mendengarnya, Sanada langsung teringat perintah Stephen Smith yang menyuruhnya menjaga Satou baik-baik.
'Jangan bilang Satou Hideaki dari awal sudah pernah berurusan dengan WTM?'
Tanya Sanada dalam hati dengan rasa penasaran sekaligus bingung akan hal ini yang menjadi misteri baginya.
"Ayo Tanaka!"
"Mhm…"
Dari pandangan awal, hutan Yawata no Yabushirazu mungkin terlihat sebesar parkiran mall, namun ketika kekkainya dihancurkan oleh Satou, maka penampilan hutan ini berubah begitu drastic menjadi terlihat lebih luas di dalamnya.
---
Suara tembakan dan tebasan yang begitu keras dan dalam jumlah banyak bisa terdengar. Namun tak hanya suara, bahkan sekumpulan orang yang bisa terbilang tergabung dalam grup yang besar juga terlihat.
Itu adalah para pasukan WTM dan juga Isshin Kira. Mereka saat ini sedang bertarung dengan satu sama lain memperebutkan pohon keajaiban yang akan dimanfaatkan atau dilindungi, lalu terlihat Yumeno Shion yang telah mengalahkan banyak pasukan Isshin Kira.
"Sudah sejauh ini… Isshin Kira masih tak muncul juga kah?"
Tanya Yumeno yang melihat sekelilingnya atau lebih tepatnya pasukan di mana musuhnya berada dengan ekspresi keheranan.
"Tetaplah fokus untuk melindungi Yggdrasil."
Jawab Stephen Smith pada Yumeno sambil masih memerangi musuhnya saat ini.
Terlihat banyak pasukan Isshin Kira yang mau menyerang ke arah Yumeno dan Stephen Smith, namun hal itu berhasil membuat beberapa pasukan Isshin Kira dihajar oleh Stephen dan Yumeno yang bekerjasama.
Disaat melakukan hal tersebut, radio HT dari Stephen Smith tiba-tiba berbunyi
"Lapor! Kekkai di hutan telah dihancurkan!!"
"Apa katamu!? Jangan bilang yang melakukan ini adalah Isshin Kira!?"
"Tidak, yang melakukan ini adalah Satou Hideaki dan Sanada Motohiro! Saat ini para pasukan sedang bergegas ke tempat mereka!"
"Apa katamu!?"
Klaim Stephen yang terkejut dan agak kesal saat mendengar hal tersebut dari salah satu bawahannya..
"Satou Hideaki? Kenapa orang sepertinya menghancurkan kekkai hutan ini?"
Tanya Yumeno yang keheranan mendengar nama Satou Hideaki disebutkan oleh salah satu bawahan dari Stephen Smith yang merupakan atasan dari WTM.
"Tunggu sebentar, kau mengenalnya?"
Tanya Stephen Smith yang juga keheranan dan kebingungan akan Yumeno.
---
Satou dan Sanada yang baru memasuki hutan sudah dicegat pasukan WTM. Mereka mengalami situasi ini karena kekkai yang dihancurkan oleh Satou membuatnya dalam status dicurigai oleh atasan dari WTM, yaitu Stephen Smith dan mengira bahwa pemuda tersebut ada maksud jahat.
"Sa… na… da!! Apakah kau tidak tahu apa yang sebenarnya sudah kau lakukan!?"
Teriak salah satu pasukan dengan kepala botak kepada Sanada dengan nada geram dan kesal. Ekspresi wajahnya sudah menggambarkan emosinya saat ini.
"Tentu saja! Walau begitu aku tak ingin berdiam diri begitu saja!"
"Sadarlah posisimu Sanada! Kalau kau hanyalah pasukan berpangkat kecil, nukanlah pasukan tempur seperti kita!!"
Menghiraukan hal itu, Sanada dengan gentar tetap maju meskipun tahu kenyataan pahit itu. Dia merasa sedikit sakit saat mendengar ucapan dari orang berkepala botak itu.
"Walau begitu aku ini adalah pasukan WTM! Sudah sepantasnya sebagai anggota WTM untuk melindungi pohon keajaiban dari bahaya!"
Balas Sanada dengan keyakinan yang teguh dan jawaban yang meyakinkan. Hal itu tentu saja membuat pria berkepala botak itu memasang wajah kesal karena seseorang dengan pangkat kecil seperti Sanada berani melawan ucapannya.
"Pikir! Kalau dirimu ini lemah tidak sepertiku! Aku ini pasukan tempur cukup kuat lho! Namaku ini adalah…"
Perkataannya terhenti karena Satou sudah menghajar wajah pasukan kepala botak ini sampai terjatuh.
"Berisik botak!!"
Protes Satou yang tidak mempedulikan ucapan pasukan botak tersebut sampai selesai.
"Kau!!"
Melihat aksi dari Satou itu, pasukan WTM lainnya langsung menyerbu Satou Hideaki, namun Satou mengalahkan mereka dengan mudah tanpa mengeluarkan keringat sedikit pun.
"Dengan begini pengganggu takkan menganggu sesaat…!"
Ucap Satou legah.
"Apa yang kau lakukan Satou? Mereka itu pasukan WTM lho.."
Protes Sanada.
"Ah, aku melakukannya.."
"Yeah dirimu terlanjur melakukannya.."
Satou dan Sanada lanjut memasuki hutan lebih dalam.
---
Di sisi lain, Isshin Kira memandang Satou dan Sanada dari jauh. Kedua matanya terfokus pada mereka berdua, terutama ke Satou yang dengan herannya bisa menghancurkan kekkai yang mengelilingi hutan terlarang bernama Yawata no Yabushirazu tersebut.
Dia sepertinya salah menduga siapa sebenarnya orang bernama Satou Hideaki ini.
"Tak kusangka kalau kekkai hutan ini akan dihancurkan. Aku tak tahu dengan cara apa mereka bisa menghancurkannya, tapi ini menarik…"
Ucap Isshin Kira menyeringai dengan senang saat melihat kejadian tersebut. Dia menjadi tertarik untuk mengetahuinya lebih dalam.
"Apa kami perlu membasmi mereka langsung?"
"Tidak, untuk saat ini biarkan saja. Aku ingin melihat apa yang akan mereka selanjutnya."
"Ingin melihat?"
"Benar, saat ini pasukan kita sedang melawan WTM kan? Mereka berdua pasti ikut campur peperangan ini. Karena itulah aku ingin mengetahui, apakah Satou Hideaki bisa bertahan?"
"Tentu saja kita akan menang Isshin-Sama!"
"Heh, kuharap saja begitu."
Jawab Isshin Kira terkekeh mendengar ucapan dari bawahannya yang meyakinkannya.
---
DUAARR!!
Suara yang cukup nyaring dan keras bisa terdengar si penjuru hutan. Termasuk juga oleh Satou dan Sanada yang saat ini tengah berlari menuju apa yang mereka inginkan. Namun mereka tak mempedulikan suara tersebut dan terus fokus.
"Tanaka! Bersembunyi!"
Menggunakan instingnya, pemuda itu memberitahukan ke sahabatnya, lalu Satou dan Sanada langsung bersembunyi untuk menghindari tembakan dari beberapa pasukan.
"Kalau kamu tak bilang mungkin aku sudah terkena tembakan…"
Ucap Sanada.
"Tanaka serahkan mereka padaku…! Kau support aku saja."
"Tunggu---"
Tidak menunggu ucapan temannya selesai, pemuda bernama Satou itu langsung berlari dan menarik tangan salah satu pasukan agar dijadikan tameng olehnya. Berkat aksinya tersebut, pasukan yang dia jadikan tameng malah terkena tembakan yang harusnya ditujukan padanya.
---
"Hahaha! Bahkan dia tanpa ragu membunuh seseorang."
Tawa Isshin Kira yang melihat Satou dari kejauhan dengan ekspresi senang dan tawa yang jahat, merasa makin tertarik melihat pemuda bernama Satou Hideaki ternyata di luar dugaannya.
---
Sembari mengangkat tubuh yang dijadikan tameng tersebut dan menjadi mayat, dia perlahan-lahan menuju ke para pasukan yang menembakinya dan berkat itu, banyak pasukan yang terjatuh.
Para pasukan itu pun akan menyerang Satou dari dekat, dan mengetahui itu, dia pun dengan cepat menghindari serangan tongkat dari salah satu pasukan tersebut. Berkat aksinya dalam menghindari serangan itu, dia jadi menemukan celah dan langsung Satou memukul perut lawannya dengan kencang.
"Ugh!!"
"Aku masih belum selesai!"
Dan kali ini dia memberikan hantaman yang begitu keras di wajah lawannya, lalu setelah itu Satou memegang wajah salah satu pasukan lalu ditendang wajah tersebut dengan dengkulnya. Membuat lawannya tersungkur jatuh dengan begitu keras.
Setelah itu Satou melompat melakukan drop kick kepada pasukan yang mau menembakinya, dengan refleks cepat Satou langsung berbalik arah dan melakukan tendangan pasukan disebelahnya yang mau menyerangnya.
"Kau bocah yang merepotkan…!"
Teriak salah satu pasukan yang berbadan besar.
Namun, bukannya menghindar, tapi Satou langsung mengincar leher sang lawan dan dengan genggaman yang kuat langsung mencekiknya.
"Jangan meremehkannya!"
"Dia adalah pasukan yang paling kuat diantara kami!"
Ucap para pasukan dengan nada dan wajah percaya diri yang terpampang dengan jelas tersebut.
---
Isshin Kira menyeringai melihat Satou melawan pasukannya dari jauh.
"Tatapan itu… Tatapan pemangsa…! Tatapan yang sama sepertiku…!"
Yang Isshin Kira rasakan itu hanyalah kesenangan, dirinya tak menyangka akan menemukan seorang manusia yang kuat. Seseorang yang mungkin akan bisa membuatnya merasa tertarik.
"Mau sampai kapan kau berada di situ? Isshin Kira!!"
Teriak Yumeno sambil mengeluarkan kekuatan angin yang besar kepada Isshin Kira, namun serangan tersebut gagal mengenai target karena Isshin Kira berhasil menghindarinya dengan cepat dan sempurna.
"Sudah kuduga hanya dirimu yang bisa ke tempatku."
Jawab Isshin Kira menyeringai.
---
Mendengar hal itu, Satou tidak peduli dan fokus pada apa yang dia lakukan, yaitu membanting tubuh pasukan yang besar itu sampai jatuh dengan cekikannya, Apa yang dilakukan Satou tentu saja membuat para pasukan yang tadinya percaya diri menjadi tercengang dan ketakutan.
"Apa-apaan anak itu!? Kekuatannya bukan seperti manusia… tapi seperti monster!"
Ujar salah satu pasukan yang ketakutan melihat Satou.
Dengan rasa takut yang ada, salah satu pasukan mencoba menembak Satou dari samping tapi itu digagalkan oleh aksi Sanada yang berhasil menembak pasukan yang menargetkan best friend-nya tersebut dengan cepat.
"Jangan lengah Satou!"
Ucap Sanada disamping Satou Hideaki.
"Heh, Boleh juga kau Tanaka!"
Jawab Satou menyeringai melihatnya.
"Jangan sombong hanya karena kau mengalahkan separuh dari kami!"
Beberapa anggota dari pasukan itu pun menerjang ke arah Satou, jumlah mereka ada tiga dan hendak menyerang pemuda tersebut sekali lagi meski salah satu pasukan terkuatnya sudah ditumbangkan dengan mudah oleh pemuda berambut keriting itu.
"Tanaka! Fokus lindungi aku dari serong kiri dan kanan! Mungkin mereka akan menembakku lagi!"
"Aku tak menyangka kau sampai bisa tau sedetail itu…! Mungkin kamu punya bakat jadi anggota FBI?"
Sanada terkagum dengan perkataan Satou dan mereka berdua pun langsung bersiap pada posisi masing-masing untuk bertarung. Di mana Sanada mempunyai peran sebagai support pada Satou yang fokus dalam menyerang lawan atau musuhnya.
Untuk langkah pertama, dia menghantam wajah musuhnya dengan kepalannya begitu kuat, lalu kedua Satou berbalik arah melakukan tendangan mengenai wajahnya, dan ketiga dia menghantam perut musuhnya sampai terjatuh.
Lalu dua pasukan pun juga bersiap dengan senjata api mereka dan mengarahkannya ke Satou lalu menembaknya setelah memastikan posisi target. Mereka menembak dari serong kanan dan serong kiri secara bersamaan.
Tapi sayangnya Sanada sudah dengan cepat menembak mereka berdua duluan sebelum mereka melakukannya pada Satou dan Sanada.
"Ayo kita pergi menemui Stephen Smith sebelum pasukan Isshin Kira makin bermunculan!!"
"Aku sependapat dengamu Tanaka!"
Dengan rencana tersebut, Satou dan Sanada pun segera bergegas melanjutkan perjalanan menemui WTM.
---
Terlihat Yumeno menyerang Isshin Kira dengan kekuatan anginnya berkali-kali, namun yang dilakukan Isshin Kira hanya berlari menghindarinya dan merasa mendapatkan kesempatan, dia pun mengeluarkan kekuatan kristal dari tangannya lalu menyerang ke arah Yumeno; gadis itu menahan serangan kristal musuhnya dengan kekuatan anginnya.
"Seberapa lama kau kira bisa memakai kekuatan anginmu itu? Uwahahaha!!"
Jawabnya dengan tertawa sambil terus melancarkan serangan dengan kristal yang dia miliki.
"Setidaknya ini cukup untuk menghentikanmu!!"
Balas Yumeno yang masih menahan serangan dari Isshin Kira tersebut.
"Apakah kau yakin dengan meninggalkan Stephen sendirian?"
Seketika Yumeno terkejut langsung berbalik arah menuju Stephen Smith.
"Itulah kenapa dirimu lemah Yumeno Shion!! Kau terlalu terpaku melindungi daripada bertarung!"
Melihat musuhnya menjadi lengah, Isshin Kira langsung menyerang Yumeno dengan kekuatan kristalnya sekali lagi namun serangannya kali ini makin kuat dari sebelumnya. Hal itu memaksa Yumeno untuk menghindarinya meski beberapanya berhasil mengenai bahunya.
"Tch!"
---
Sebelumnya Stephen Smith menyuruh Yumeno untuk fokus menyerang Isshin Kira, yang pada akhirnya Yumeno menyerahkan sisa pasukan Isshin Kira pada Stephen Smith bersama pasukan WTM untuk mereka tangani.
"Aku tak menyangka kalau pasukanku akan melakukan kudeta padaku… yang lebih buruknya lagi mereka berada di kubunya Isshin Kira…!"
Kata Stephen Smith kewalahan dan mendesah dengan berat seolah kehabisan nafas.
"Era WTM sudah berakhir…! Mulai sekarang adalah era-nya Isshin Kira…!"
"Apa yang kalian harapkan dengan era-nya?"
"Era di mana dunia tak membutuhkan Yggdrasil…"
Mendengar ucapan tersebut membuat Stephen Smith langsung tertawa, karena dia merasakan omong kosong dari pasukan Isshin Kira tersebut saat mengatakannya.
"Kalian ini bodoh ya? Yggdrasil itu pohon keajaiban yang sudah ditemukan WTM 1000 tahun lalu, dan Yggdrasil itu sudah bagaikan jantung di dunia ini. Jika kalian mengacaukannya maka kalian sama saja menginginkan dunia ini hancur!"
"Maksudmu sosok monster keputusasaan yang akan menghancurkan umat manusia? Tentang itu kami percaya bahwa Isshin Kira akan bisa memusnahkannya…!"
Apa yang baru saja diketahui ini tentu saja membuat Stephen Smith terkejut.
"Tak kusangka Isshin Kira bisa sampai tahu tentang hal itu…"
"Sudah berakhir dirimu di sini Stephen Smith!!"
Ucap para pasukan yang bersiap menembaki Stephen Smith. Namun dirinya menjadi terkejut, bukan karena hendak diserang tapi… ketika melihat Satou dan Sanada yang tengah dikepung oleh kerumunan pasukannya.
"Sekarang Satou-san!!"
"Yeah!!"
Mendengar perintahnya, Satou mengangguk dan langsung mengeluarkan bom asap dikerumunan pasukan yang mau menyerang Stephen Smith tersebut, lalu dengan adanya kesempatan itu, mereka berdua pun membawa Stephen Smith ke tempat yang aman bersama mereka.
"Kalian sedang apa di sini!? Dan Sanada bukannya aku sudah menyuruhmu untuk tidak melibatkan Satou tentang masalah ini!?"
Teriaknya kepada bawahannya yang tidak mematuhi perintahnya tersebut.
"Yeah, tapi beda ceritanya kalau Satou sudah mengetahui kebenaran WTM, pak. Ditambah lagi anda hanya menyuruh saya melindungi nyawa Satou Hideaki saja."
Jawab Sanada dengan senyuman gugup sambil menggaruk belakang kepalanya.
"Apa katamu!? Walau begitu kamu bukanlah pasukan tempur WTM...!"
"Tapi aku ini anggota WTM! Itu sudah tugasku sebagai anggota WTM untuk melindungi pohon keajaiban bukan?"
Jawaban Sanada membuat Stephen Smith terdiam.
"Berisik banget, kalian berdua… pokoknya mereka semua yang mengepung kita ini adalah musuh kan? Kalau gitu aku takkan ragu untuk menghancurkan semuanya."
Ucap Satou menyeringai.
"Yeah kuserahkan serangan jarak dekat padamu Satou! Aku akan menjadi supportmu best friend!"
Jawab Sanada menyeringai.
"Kalian berdua tak tahu situasi yang kalian hadapi saat ini hah!?"
Teriak Stephen Smith kepada mereka berdua dengan kesal, namun respon yang dia jawab adalah tawa terbahak-bahak dari Satou dan Sanada saat mendengar teriakannya tersebut. Hal ini justru makin membuat Stephen Smith kesal dan bingung melihatnya.
"Kau pikir kami ini siapa Stephen-san?"
"Itu benar Jesen. Kami adalah orang bodoh yang suka bertempur!"
"Jangan samakan aku denganmu Satou-san."
Kembali ke posisi masing-masing, Satou dan Sanada bersiap bertempur dan saling membantu satu sama lain, dengan Satou yang mengurus serangan jarak dekat sementara jarak jauh adalah urusan dari Sanada.
"Siapa yang kau panggil Jesen!? Jangan menangis padaku jika kalian terluka ya… dasar bocah-bocah sialan!!"
Jawab Stephen Smith menyeringai.
"Plan A Tanaka!"
"Oke!"
Mengatakan itu, Satou pun langsung berlari dan menggunakan rencana idelanya dengan memakai tubuh pasukan menjadikan tameng sebagai pelindung tembakan, lalu setelah terkena tembakan Satou langsung melempar tubuh pasukan itu ke pasukan yang mau menyerangnya.
"Makan nih!!"
Berkat apa yang dia lakukan, Satou berhasil menumbangkan anyak pasukan hanya dengan membuat mereka tertimpa karena lemparannya pada mereka menggunakan tubuh pasukan yang menjadi tameng itu.
Namun dirinya belum selesai dan terus maju. Dengan insting cepatnya, Satou langsung melakukan drop kick pada salah satu pasukan sampai terjatuh dan setelah itu dia menyerang pasukan membabi buta layaknya seperti monster yang membuat enam pasukan sekaligus langsung tepar karena dihajar secara brutal oleh Satou.
"Sekarang Sanada!!"
Sanada mengangguk dan menembak dengan bertubi-tubi ke arah best friend-nya dan Satou yang mengetahui itu langsung melompat salto untuk menghindari peluru-peluru itu yang membuat peluru-peluru itu mengenai lawannya yang ada di depan Satou.
Stephen terkejut melihat mereka berdua bisa menghadapi pasukan Isshin Kira, termasuk Sanada yang selama ini ditugasi untuk mengawasi Satou ternyata bisa menjadi ahli menembak.
"Jangan bilang.. Sanada selama ini banyak latihan menembak?"
Kata Stephen yang terkesima melihat Sanada.
"Kau!!"
"Jadi ini alasannya kenapa dia tak berhasil ditangkap oleh kita!?"
Ujar para pasukan yang terkejut ketika mengetahui alasan kenapa mereka gagal menangkap Satou.
"Minggir kalian! Biar kuakhiri dia!!"
Ucap pria yang membawa rocket launcher.
"Tanaka! Bawa Jesen ke tempat aman!"
Satou langsung berjalan ke arah samping dan memberitahu Sanada.
"Ada apa Satou!? Dirimu ketakutan kah?"
"Mereka akan menyerang rocket launcher bodoh!!"
Kedua mata Sanada melebar terkejut mendengarnya dan langsung bergegas membawa Stephen Smith ke tempat aman.
"Mati kau bocah!!"
Pasukan itu langsung menembakkan rocket launcher-nya ke arah Satou Hideaki dan membuatnya langsung melompat ke samping untuk menghindarinya.
"Orang itu yang menembaki rocket launcher sebelumnya…"
Ucap Satou yang sadar akan hal itu dan langsung berlari menuju ke arah lawannya.
"Stephen-san… tetaplah di sini! Seperti yang kuduga aku tak bisa membiarkan orang bodoh itu sendirian."
"Pergilah! Aku protes pun akan kalian abaikan!"
Sanada hanya terkekeh saat mendengar ucapan dari atasannya tersebut sambil mengangguk mengerti dan langsung pergi menuju ke tempat di mana Satou tengah berada.
Akibat ledakan yang disebabkan oleh rocket launcher tersebut cukup besar, asap pun mulai muncul menyelimuti sekelilingnya dan hal itulah yang dicari oleh Satou. Dia mendapatkan kesempatan langkah saat mengetahui asap itu muncul.
"Mungkin bocah itu sudah mati mungkin?"
Pasukan yang baru berbicara itu tidak berlangsung lama langsung dibuat pingsan oleh Satou yang tengah bersembunyi. Dia memanfaatkan keadaan sekarang dan juga asap yang ada sebagai salah satu senjata miliknya.
"Bocah itu berada disekitar si—"
Dengan cepat dan tidak diketahui, Satou langsung menghajar perut pasukan itu sampai pingsan juga. Namun perlahan-lahan asap tersebut mulai memudar dan menghilang, yang membuat para pasukan akhirnya mengetahui di mana posisi Satou berada.
Saat mengetahui itu dan melihat dirinya menjadi sasaran tembak, Satou langsung menghindari tembakan bertubi-tubi yang diberikan padanya. Jika orang normal menghadapi situasi ini mungkin mereka akan lari ketakutan tapi karena Satou bukan orang normal, dia malah berlari menuju ke tempat orang yang menembakinya.
Disaat itu juga, Sanada langsung menembaki pistolnya berkali-kali ke arah Satou dan membuat pemuda berambut keriting itu terkekeh sambil menghindari semua peluru yang ditujukan padanya dan membuat peluru-peluru itu mengenai pasukan yang menembaki Satou barusan.
"Di sana kau rupanya bocah!!"
Ucap pasukan yang siap menembaki Satou dengan rocket launcher.
Akan tetapi Satou malah berlari kencang ke arah pasukan itu sehingga dirinya melompat karena Sanada melakukan tembakan lagi, sehingga tembakannya mengenai tangan pasukan itu dan membuatnya melepaskan rocket launcher.
"Ukh!?"
Satou yang saat ini tengah melompat langsung menghantam pasukan tersebut sampai jatuh dengan kedua kakinya.
Namun dia menjadi lupa akan sesuatu. Disaat asapnya menghilang, Satou baru bahwa di sekitarnya terdapat banyak pasukan yang membawa senjata api berupa pistol dan lainnya yang siap membidiknya.
"Ah, gawat!"
Ucap Satou nyengir.
"Satou!!"
Teriak Sanada melirik ke sahabatnya tersebut.
Namun saat para pasukan itu menembaki ke arah Satou, sebuah angina kencang tiba-tiba menyerang para pasukan itu sampai terjatuh. Hal ini membuat Satou terkagum dan Sanada yang memasang wajah lega saat mengetahui itu.
"Untung saja aku sempat!"
Ucap Yumeno yang datang melindungi Satou.
"Hei."
Sapa Satou kepada Yumeno Shion.
"Kenapa Satou berada di sini? Di sini cukup bahaya lho…!"
"Aku tidak apa-apa kok. Jangan khawatirkan hal itu."
"Kalau tidak ada aku di sini, apa yang akan terjadi nantinya? Pasti kamu akan terluka…!"
"Ah… terima kasih?"
Jawab Satou dengan bingung dan seketika Sanada menghampiri Satou.
"Satou! Kau sudah mengenalnya kah!?"
"Um… begitulah, banyak hal yang terjadi…"
"Dia itu Yumeno Shion, yaitu pasukan tempur WTM paling terkuat!"
"Eh!? Seriusan?"
Yumeno mengangguk perlahan dengan pipi merona merah karena malu mendengar ucapan dari Sanada tersebut. Namun hal terpenting bagi Satou adalah dia telah mengetahui nama dari seorang perempuan yang telah menolongnya sewaktu sedang mabuk, yaitu Yumeno Shion.
"Akhirnya diriku tau namamu Yume!"
"Panggil aku Yumeno! Bukankah sebelumnya aku pernah memberi taumu?"
"Pernah emang? Kalau saat sedang mabuk, jangan terlalu berharap. Aku tidak ingat sama sekali apa yang terjadi pada saat mabuk. Hahaha!"
"Jadi Satou tidak mengingat pernah menghajar pasukan Isshin Kira?"
"Eh?"
"Hm?"
Mendengar ucapan Yumeno, Sanada pun mencoba menyela pembicaraan mereka berdua.
"Jadi itu alasannya pasukan Isshin Kira menyerang Satou kah!?"
Ucap Sanada yang baru saja mengetahui alasan kenapa Satou terlibat semua hal itu.
"Masuk akal juga. Ternyata aku terlibat masalah ini saat sedang mabuk toh."
"Masalahnya emosimu sedang tidak terkendali saat mabuk Satou…"
Satou menghela nafas seketika. Dia mengangguk malu dan harus mengakui kebiasaan buruknya tersebut saat sedang mabuk karena minum sake atau minuman alkohol lainnya.
"Tapi aku bersyukur kalau kalian berdua tidak apa-apa!"
Ucap Yumeno yang merasa lega karena melihat Satou dan Sanada yang masih selamat dan tidak terluka sedikit pun.
"Bagaimana dengan kabarmu Yume? Baik-baik saja… 'kan?"
"Panggil aku Yumeno!"
Saat melihat Yumeno yang khawatir dengan Stephen Smith yang dikhianati pasukannya sendiri dan pasukan yang dikalahkan Satou dan Sanada, dia pun bangkit kembali.
'Sepertinya aku bertanya disaat yang tidak tepat kah..?'
Ucap Satou dalam hati.
"Kami takkan menyerah untuk menghancurkan kalian WTM!"
"Terutama dirimu, Satou Hideaki!!"
Ucap para pasukan yang mau menyerang ke arah Satou tersebut.
"Heh, orang-orang yang tidak tahu caranya menyerah kah?"
"Sepertinya begitu."
Satou dan Sanada menatap satu sama lain dan mengangguk sambil bersiap bertempur kembali akan tetapi Yumeno menghentikannya.
"Serahkan semuanya padaku."
Ucap Yumeno yang siap mengeluarkan kekuatannya.
Seketika pasukan Isshin Kira yang mau menyerang terkena beberapa kristal yang melayang dari udara.