Chereads / Genesis EX - Satou Hen / Chapter 6 - Ch 5

Chapter 6 - Ch 5

Genesis Extended Bab 5 – Kekuatan

"Padahal cuman orang lemah tapi tetap saja tidak tahu diri. Sadarlah posisimu, dasar lemah!!"

Ucap Isshin Kira yang menyerang pasukannya sendiri dengan kristal miliknya tersebut yang membuat pasukannya terbunuh olehnya dan membuat mereka menjadi kebingungan akan tindakan yang dilakukan oleh atasan mereka.

"Kenapa… Isshin-sama…?"

"Padahal… kami mempercayaimu…!"

Salah satu dari mereka bertanya dengan kebingungan dan berharap apa yang dilakukan atasan mereka itu hanyalah kesalahan belaka. Namun seringai yang muncul di bibir Isshin Kira seolah menepis pemikirannya tersebut.

"Aku sudah bilang pada kalian kan? Aku hanya tertarik pada orang yang kuat saja…! Itu benar! Aku tertarik dengan orang kuat sepertimu!!"

Ucap Isshin Kira sembari jemarinya menunjuk pada Satou Hideaki yang menjadi kebingungan dan menunjuk dirinya sendiri.

"Aku?"

"Yeah.. kau! Kau telah menunjukkan kekuatanmu padaku."

"Apa yang kau maksud?"

"Ikutlah denganku Satou… Orang sepertimu lebih cocok ikut denganku."

Ucap Isshin Kira yang merentangkan lengannya kepada Satou dan berusaha membujuknya untuk pergi ke sisinya, menjadi bagian dari organisasinya dan sekaligus sekutu.

"Kalau misalnya dengan ini bisa menghentikan peperangan ini, maka aku siap menerima tawaranmu."

Saat Satou ingin menerima uluran tangannya Isshin Kira, tiba-tiba itu dihentikan oleh Yumeno. Gadis tersebut menatap tajam kepada Isshin Kira dan mencoba mencengkram kuat lengan Isshin Kira tersebut.

"Takkan kubiarkan dirimu memanfaatkan Satou, Isshin Kira!!"

Jawab Yumeno dengan nada penuh amarah dan membuat Isshin Kira berdecih kesal sambil melihat lengannya yang dicengkram dan berusaha melepaskan cengkraman kuat tersebut, meski itu terasa tidak seberapa namun membuatnya tidak nyaman.

"Jangan mengangguku Yumeno!"

Disaat yang bersamaan, Satou yang melihat itu langsung mendorong Yumeno ke samping, dan membuat dirinya terkena serangan kristal dari Isshin Kira.

"Satou!!"

Teriak Yumeno terkejut saat Satou terkena serangan dari Isshin Kira tersebut.

"Aku terkejut reflekmu begitu cepat. Memangnya kau pernah ikut beladiri atau semacamnya kah?"

Tanya Isshin Kira yang merasa terkagum dengan apa yang dilakukan oleh Satou tersebut. Kesannya pada pemuda berambut keriting itu makin bertambah saat mengetahuinya.

"Y-Ya begitulah, banyak hal yang terjadi sampai akhirnya aku berhenti dari beladiri..."

Jawab Satou sambil meringis kesakitan dan mencoba mencabut kristal dari tubuhnya. Saat merasakan sesuatu yang dirasa bahaya, Isshin Kira langsung mundur dan menghindari tembakan dari Sanada.

"Kau tidak apa-apa Satou!?"

Tanya Sanada dengan nada khawatir dan menghampiri Satou.

"Apa yang kau lakukan Satou!? Aku bisa menangkis serangannya tadi…!"

Protes Yumeno kepada Satou. Dia agak jengkel saat melihat pemuda tersebut menjadi tameng dan melindungi dirinya dari serangan Isshin Kira, meski gadis tersebut masih bisa menangani serangan lawannya.

Satou bertanya-tanya sendiri kenapa dirinya menolongnya? Yang dia tahu adalah tubuhnya tiba-tiba bergerak sendiri dan berusaha menolong Yumeno dari serangan tersebut. Dia yang bangkit dari kondisinya itu kini mengatakan sesuatu.

"Barusan kau mengajakku untuk bergabung denganmu kan? Err… Siapa namamu tadi…?"

"Namaku Isshin Kira…"

"Sepertinya aku tidak bisa bergabung denganmu."

"Kau sepertinya masih belum mengerti juga. Orang sepertimu lebih cocok ikut denganku!"

"Kenapa kau sebegitunya ingin aku ikut denganmu?"

"Aku bisa melihat tatapanmu itu. Tatapan yang ingin menghancurkan segalanya… mirip denganku…!"

Jawab Isshin Kira sambil menyeringai dan melanjutkan ucapannya.

"Sebenarnya kau tidak peduli dengan semuanya kan? Akan tetapi kau tetap ingin bertarung, karena itu yang kau inginkan makanya itu menjadi menarik!"

Satou terdiam seketika saat mendengar ucapan dari Isshin Kira.

'Itu benar. Aku sama sekali tidak peduli dengan semuanya. Jika aku mengetahui arti dari mimpiku saat itu, apa yang akan kulakukan? Memangnya ada artinya? Aku bukanlah orang seperti Tanaka yang ingin melindungi jepang... tapi, aku hanyalah ingin bertarung?'

Ucap Satou dalam hati.

"Karena itu, ikutlah denganku…! Kau pasti bisa membantu tujuanku untuk terwujud!"

"Apa sebenarnya tujuanmu?"

"Kau tahu kan kalau dunia ini terlalu bergantungan pada pohon keajaiban yang disebut Yggdrasil…"

"Pohon keajaiban…"

"Aku ingin menghancurkan pohon itu! Dengan begitu dunia ini tak perlu bergantung pada Yggdrasil!"

Jawab Isshin Kira dengan perasaan dan nada kesal saat mengatakan hal tersebut, seolah-olah dia mencurahkan isi hatinya saat ini. Namun mendengar ucapannya, Stephen Smith langsung menghampiri Isshin Kira dan berkata.

"Kalau kau menghancurkannya, maka bencana akan terjadi! Itu sama saja kau membuat dunia ini kiamat!!"

Berkat ucapan mereka berdua, terutama Stephen Smith, itu membuat Satou paham tentang pentingnya Yggdrasil ini, serta alasan kenapa WTM sebegitunya ingin melindungi Yggdrasil. Karena jika manusia menghancurkan Yggdrassil maka bencana akan terjadi, dengan kata lain Yggdrasil sudah bagaikan jantung dunia ini.

'Karena itu Sanada lebih memilih WTM ketimbang politikus negara kah? Karena memang Yggdrasil lebih bahaya jika publik mengetahui kenyataan ini…'

Ucap Satou yang merenung dan memikirkannya di dalam hati.

"Yang kau maksud adalah kebangkitan monster bukan, Stephen Smith? Bukankah itu berarti WTM adalah kumpulan pengecut yang takut dengan monster?"

Jawabnya sambil menyeringai dan mengejek Stephen Smith agar membuatnya termakan oleh ejekannya tersebut dan ucapan dari Isshin Kira berhasil membuat Satou terdiam kembali.

Dia teringat sebuah mimpi di mana dirinya melihat monster yang tengah membunuh nyawa seseorang di depannya. Sebuah mimpi yang bisa dianggap buruk olehnya.

"Sosok monster beneran ada di dunia ini…?"

Tanya Satou yang tidak percaya ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Isshin Kira tersebut. Namun pria itu mengangguk sebagai responnya pada pemuda berambut keriting tersebut, meyakinkan kebenaran dari ucapannya.

"Yeah… karena itu aku akan membangkitkannya."

Jawab Isshin Kira.

"Kalaupun kau berhasil membangkitkannya… apa yang akan kau lakukan…?"

Tanya Sanada.

"Tentu saja aku akan mengalahkannya dan dengan begitu aku bisa menunjukkan kalau akulah orang yang paling terkuat di dunia ini!"

Dia mengatakannya dengan penuh keyakinan dan percaya diri sembari tersenyum layaknya seorang maniak. Namun, seolah merasakan sesuatu yang datang ke arahnya, Isshin Kira pun memutar tubuhnya dan menghindari sebuah serangan angin dari Yumeno.

"Itu terlalu gegabah! Kau pikir monster tidak akan menyerang penduduk di dunia ini?!"

Teriak Yumeno yang makin marah akan rencana yang diberitahukan oleh Isshin Kira tersebut.

"Tentu saja itu sudah nasib mereka…! Pada akhirnya yang harusnya ada di dunia ini hanya orang terkuat! Hanya merekalah yang boleh berdiri…!"

Menggunakan kesempatan ini, Yumeno pun menyerang Isshin Kira lagi dengan serangan anginnya namun pria tersebut dengan mudahnya bisa menghindari serangan berelemen angin yang dilancarkan oleh Yumeno dan membuat gadis itu berdecih kesal karena serangannya gagal.

Seketika ponsel Isshin Kira berbunyi.

"Sudah waktunya kah?"

"Mau kemana kau Isshin Kira!? Melarikan diri lagi kah?"

"Aku tidak melarikan diri. Aku hanya menentukan waktu yang pas untuk melenyapkan orang-orang lemah seperti kalian. Tapi sekarang bukan waktu yang tepat."

"Dengan kata lain kau akan menyerang WTM lagi kah?"

Ucap Satou.

"Satou Hideaki itu namamu kan?"

"Yeah, ada apa dengan namaku?"

"Akan kuingat namamu itu. Suatu saat kau akan mengerti kalau hanya orang terkuatlah yang pantas berdiri di dunia ini."

Setelah Isshin Kira berkata begitu, dirinya langsung meninggalkan tempat dan Yumeno yang mau mengejarnya malah dicegah Stephen Smith yang menggelengkan kepalanya pada dirinya dan membuat Yumeno menatapnya dengan kecewa.

"Dengan keadaan seperti ini, operasi untuk menghentikannya harus ditunda."

Ucap Stephen Smith dengan tatapan serius sambil melihat ke keadaan sekitar mereka saat ini.

Mengetahui perseteruan mereka dengan pasukan Isshin Kira dan organisasinya berhenti dan berakhir, setidaknya untuk sementara saja. Para pasukan WTM dan termasuk Satou pun akhirnya keluar dari hutan tersebut.

"Jadi kekkai hutan ini dihancurkan oleh Satou Hideaki kah?"

Tanya Stephen Smith yang ingin memastikan apa yang diketahuinya itu benar-benar terjadi.

"Maaf, aku tak menyangka hal itu tak terjadi."

Jawab Sanada menundukkan kepalanya dengan kecewa dan meminta maaf pada atasannya.

"Kenapa kau malah merasa bersalah? Bukankah kau sudah bertekad bertarung melindungi Yggdrasil? Tanpamu mungkin aku sudah mati dari tadi."

Jawab Stephen Smith yang menepuk pundak bawahannya tersebut sambil tersenyum kecil.

"Pekerjaan kita tidak sia-sia kan?"

Ucap Satou menepuk pundak Sanada.

"Tapi tetap saja tindakanmu gegabah Satou."

Jawab Yumeno.

"Itu karena salahmu Yumeno! Kau tidak memberi tahu kalau Satou pernah menghajar pasukan Isshin Kira. Kalau saja kau memberi tahu hal itu, maka ini semua takkan terjadi!"

Teriak Stephen Smith kepada Yumeno dan membuat gadis itu menjadi terdiam sambil merenungkan apa yang dikatakan oleh pria tersebut. Dia hanya menggenggam erat kepalan tangannya sambil merasa frustrasi saja.

Beberapa menit kemudian, pasukan WTM yang dipimpin pria berkepala botak seketika datang menghampiri Stephen Smith dan ketika pria tersebut melihat Satou, dia menunjuk dengan ekspresi wajah kesal padanya.

"Kau kan orang yang menghajarku tadi!?"

Protes si botak kepada Satou.

"Oi Tanaka, si botak ini bukan pengkhianat juga kan?"

"Bukan sepertinya..."

Jawab Sanada yang kurang yakin sambil menggaruk sebelah pipinya.

"Pengkhianat katamu!? Apa yang kau bicarakan!? Kami ini pasukan tempur WTM lho! Justru kalian berdua yang mencurigakan di sini!"

Balas si botak yang kekesalannya makin terlihat saat mendengar ucapan dari Satou tersebut.

"Sudah cukup… mendengarmu masih berada di pihak WTM sudah membuatku tenang."

Jawab Stephen Smith menepuk pundak sibotak.

"Ada apa!? Apa yang sebenarnya terjadi!? Bagaimana Isshin Kira berhasil dihentikan?"

Tanya si botak yang penasaran sekaligus bingung akan situasi yang telah terjadi barusan. Sanada pun menghela napasnya dan menjadi yang merespon pertanyaan dari si botak tersebut.

"Sebenarnya semua pasukan yang dibawa Stephen Smith barusan ternyata berada di pihak Isshin Kira…"

Jawab Sanada dengan pelan dan nada kecewa terdengar darinya. Mereka semua pun terdiam, begitu juga si botak tersebut yang kini tercengang dan diam, namun ketika akan membalas ucapan Sanada, Yumeno tiba-tiba menyela.

"Yang akhirnya aku mau tak mau harus fokus melindungi Stephen Smith."

Jawab Yumeno.

"Tak kusangka hal buruk seperti itu malah terjadi…"

Jawab si botak yang merasa tidak percaya akan apa yang baru saja didengarnya saat ini.

"Berkat Sanada dan Satou Hideaki, aku bisa selamat seperti sekarang..."

"Jangan bilang—Sanada! Kau sudah tahu ada pengkhianatan seperti ini!? Makanya kau memaksa ingin pergi ke hutan!? Aku jadi berubah pendapat padamu!!"

"Ah… Itu---"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Satou langsung menepuk pundak Sanada lalu berkata

"Hebat bukan? Dia bahkan memaksaku untuk membantu hal ini hahaha!"

"Oi Satou! Kan itu kau yang---"

Namun usahanya sia-sia, karena apa yang dilakukan Satou membuat para pasukan WTM memberikan rasa hormat pada Sanada, bahkan beberapa dari mereka yang masih setia dan tidak berkhianat terkagum dengan prajurit yang bukanlah berasal dari pasukan tempur menjadi berani seperti itu.

Sanada yang melihat perkembangan situasi ini mau tak mau harus menerima dengan berat hati kebohongan yang diberikan oleh Satou. Entah dia harus merasa senang atau bersalah karena situasi saat ini.

Sampai akhirnya malam pun tiba.

Satou dan lainnya pun telah sampai di markas WTM setelah pertempuran yang panjang dengan Isshin Kira dan pasukannya. Sekali lagi, rumor tentang Sanada yang dipalsukan oleh Satou menjadi tersebar sedikit demi sedikit di markas ini, yang membuat Sanada merasa kurang nyaman akan perlakuan yang dia dapat.

Saat Satou memasuki markas, kedua matanya tak sengaja melihat seseorang yang dikenalnya dan dia merasa jika namanya dipanggil oleh orang tersebut yang berlari menuju ke arahnya.

"Satou!!!"

"Yo! Hai—"

Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya, dia tiba-tiba mendapat sebuah kejutan dari orang yang diketahuinya. Dia adalah gadis yang bersikap dingin dan menolak ajakannya tadi pagi saat sarapan di kantin.

Gadis tersebut tiba-tiba memeluknya dan hal itu berhasil membuat banyak orang tercengang, terkecuali Yumeno dan Stephen Smith yang memasang ekspresi biasa saja seolah tahu tentang hal ini akan terjadi.

"Apa yang kau lakukan Caroline-san?"

Tanya Satou kebingungan dan agak penasaran. Dia melihat Kayonna Charlee yang masih memeluknya dan membenamkan wajahnya di dada Satou tersebut dengan ekspresi langkah yang dia tunjukan, yaitu kekhawatiran dan ditujukan kepada Satou.

"Syukurlah jika kamu tidak apa-apa. Apa kau terluka?"

Mendengar perkataan Charlee, membuat Yumeno berkedip sambil menepuk dahinya dan tersadar kalau Satou sempat terluka karena melindunginya tadi saat pertempuran.

"Benar juga. Satou kan terluka karena melindungiku tadi. Bukankah lebih baik jika diobati sekarang juga?"

Saat mendengar pertanyaan Yumeno, pemuda berambut keriting itu ingin memperlihatkan luka bekas serangan yang didapat dari Isshin Kira tadi tapi dia malah kebingungan saat melihat bekas luka yang dia harusnya dapat.

"Loh? Tidak ada luka apapun? Aneh banget…"

Pernyataan Satou membuat Yumeno kebingungan, sedangkan Sanada dan Stephen Smith merasakan ada sesuatu keganjalan dari Satou karena pernyataan tersebut.

"Tapi aneh juga.."

"Apanya yang aneh Yume?"

"Panggil aku Yumeno! Ya tentu saja aneh… padahal badan Satou kurus tapi malah jago bertarung."

"Kau mengejekku atau memuji memangnya!? Pilih salah satu!!"

Protes Satou pada Yumeno yang membuat gadis tersebut memiringkan sedikit kepalanya kebingungan.

"Itu termasuk mengejek ya?"

Tanya Yumeno.

Disaat Satou, Charlee, dan Yumeno sibuk sendiri—Sanada dengan inisiatifnya segera menghampiri Stephen Smith sambil membisikkan sesuatu pada atasannya tersebut.

"Stephen-san. Jika anda sudah baikan, bisakah anda berbicara empat mata dengan saya?"

"Ada apa Sanada?"

"Aku ingin membahas sesuatu tentang Satou."

"…Aku mengerti."

Dia mengangguk dan segera menghampiri Satou dan Yumeno, membuat mereka berdua mengalihkan perhatiannya kepada Stephen Smith yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu padanya.

"Dikarenakan kesalahan yang disebabkan oleh Yumeno, maka Satou menjadi terlibat masalah ini, jadi aku harap Yumeno bisa bertanggung jawab akan hal ini!!"

Ucap Stephen Smith sambil menyilangkan kedua tangannya dengan nada tegas kepada Yumeno, yang membuat gadis itu menyadari kesalahannya dan menundukkan kepalanya sambil meminta maaf kepada Satou.

"Maafkan aku!!"

"Bagus. Jadi, apa yang akan kau lakukan padanya, Satou? Karena dia juga yang telah melibatkanmu pada masalah ini…"

Tanya Stephen Smith dengan agak penasaran kepada Satou.

"Aku setuju. Rasanya lebih baik jika Yumeno menjadi pengawal pribadi untuk Satou. Anggap saja sebagai tanggung jawabnya karena melibatkanmu, ya kan Satou?"

Jawab Sanada yang mengangguk dan setuju akan pertanyaan dari atasannya tersebut.

"Kalau dipikir-pikir lagi ini salahku juga sih… malah mabuk-mabukan pada saat itu."

"Apa yang kau bicarakan best friend!? Lelaki itu harus tegas!"

"Kenapa kau malah jadi bersemangat? Hmm… hal yang kuinginkan dari Yume kah?"

"Panggil aku Yumeno!"

Menghiraukan koreksi dari Yumeno, sang pemuda bernama Satou itu berdiam sebentar dan memikirkan sesuatu. Setelah beberapa detik berpikir, ekspresi wajahnya berubah seolah mendapatkan suatu ide sambil menatap ke arah Yumeno.

"Bagaimana kalau Yume kencan denganku?"

Pernyataan Satou membuat suasana menjadi hening seketika dan Sanada yang mendengarnya hanya bisa menghela napas berat dan menepuk dahinya sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku mengerti kamu masih belum bisa move on tapi aku tak menyangka kalau kamu akan menjadikan dia sebagai pelampiasan…"

Jawab Sanada yang merasa keheranan dengan tingkah dari best friend-nya.

"Kan kalian yang menyuruhku untuk apa yang akan kulakukan… jadi aku pilih apa keinginan yang kupikirkan!!"

Protes Satou yang tidak terima dengan jawaban yang diberikan oleh orang yang mengaku sebagai best friend-nya tapi malah mengatakan hal seperti itu padanya.

"Aku mengerti. Bagaimana kalau besok kencannya?"

Jawab Yumeno dengan wajah datar dan terdengar nada tidak peduli dari ucapannya tersebut. Kayonna Charlee yang melihat itu hanya memainkan kacamatanya.

"Dengan begitu sudah diputuskan."

Setelah Stephen Smith berkata begitu, Satou dan yang lainnya istirahat di kamarnya masing-masing, lalu saat perjalanan Satou menuju kamarnya, dia ditemani oleh Sanada.

"Aku pikir Caroline tidak tertarik denganku… ternyata dia peduli juga denganku kah?"

"Ya sangat mengejutkan apalagi dia sampai memelukmu."

"Aku tak mengerti Tanaka..."

"Apanya? Situasi harem?"

"Bukan itu! Kenapa jadi harem? Apakah perempuan yang selalu berada di mimpiku itu beneran Kayonna Charlee atau bukan? Banyak kejadian di mimpi yang kualami terjadi pada dunia nyata!"

Sanada pun terdiam mendengar ucapan dari Satou tersebut, karena dia tidak tahu harus berkata apa untuk membalasnya.

"Tapi ya sudahlah, aku kelelahan! Besok aku harus siap kencan juga sih."

Lanjut Satou yang merenggangkan kedua lengannya sambil menguap kecil karena merasakan sekujur tubuhnya mulai berat dan merasakan kantuk mulai menyerangnya.

"Sudah saatnya kamu move on tuh!"

Jawab Sanada dengan nada dan niat meledek kepada Satou tersebut. Bahkan ekspresinya sudah memperjelasnya.

"Berisik!"

Mereka berdua pun tertawa sembari berpisah menuju ke kamar masing-masing saat Satou hendak masuk ke kamarnya dan mengucapkan selamat tinggal dan selamat malam pada Sanada.

---

Hari esoknya dan disaat pagi hari sudah terlihat sangat jelas menggantikan langit malam pada hari kemarin, Satou yang sedang tertidur pulas dan sangat damai itu tiba-tiba mendengar dan merasakan seseorang yang hendak membangunkannya.

Merasa dibangunkan secara paksa tersebut, dia mencoba membuka kedua matanya dan melihat bahwa itu adalah ulah dari Sanada. Itu membuat Satou jengkel di pagi hari.

"Apa yang kau lakukan Satou!? Hari ini kamu kencan lho! Lelaki itu harus datang duluan!"

Protes Sanada kepada Satou yang masih setengah bangun dan mengusap-usap matanya itu. Dia bahkan menguap karena masih merasa mengantuk, tapi Sanada membuatnya tidak bisa tidur nyenyak lagi.

"Kenapa kau malah jadi orang tuaku sekarang Tanaka? Lagipula kencannya pas siang hari kok!"

"Karena itu aku ingin membenarkan fashion style-mu itu agar kencanmu menjadi menarik!"

"Huh? Ngerepotin banget ah."

"Sudahlah ikut aku!!!"

Akhirnya, tanpa mendengarkan ucapan dari Satou, pemuda bernama Sanada tersebut menarik paksa best friend-nya untuk ikut dengannya dan bersiap-siap untuk kencan yang akan dia lakukan pada hari ini.

"Kau ingin bawa aku ke mana!?"

"Tentu saja ke tempat orang yang bisa memberimu sebuah style!"

Saat mereka berdua berjalan menuju tempat yang dibicarakan Sanada, langkah mereka terhenti saat sampai di ruangan Kayona Charlee.

"Serahkan padaku! Aku akan membuatmu menjadi keren!"

Ucap Kayonna Charlee dengan nada bersemangat dan antuasis. Bahkan tatapan berseri-seri terlihat jelas di wajahnya saat ini.

"Eh!?"

Dan tentu saja Satou menjadi terkejut mengetahui respon dari Charlee tersebut, jawabannya membuat pemuda itu kebingungan juga. Namun pada akhirnya Kayonna Charlee pun mulai bertugas mengatur penampilan Satou untuk kencan bersama Yumeno siang nanti.

Setelah beberapa saat mengubah penampilan awal Satou oleh Kayonna Charlee, kini penampilan pemuda itu terlihat sangat berbeda. Sekarang rambutnya menjadi spiky dan mengenakan pakaian jas berwarna hitam yang cukup cukup rapih.

"Penampilanku bukannya cukup aneh?"

Tanya Satou dengan sebelah alis yang kehenaran seraya memeriksa penampilan barunya sekali lagi.

"Apa yang kau bicarakan? Saat ini kau benar-benar keren kok!"

Jawab Sanada sambil tersenyum dan menyemangati temannya tersebut agar percaya diri. Bahkan Kayonna Charlee hanya mengangguk-angguk setuju dengan perkataan dari Sanada. Helaaan napas ringan keluar dari mulut Satou melihat respon mereka berdua.

"Tak kusangka kamu tahu banyak tentang hal seperti ini, Caroline."

"Tentu saja aku mengetahuinya."

Jawab Charlee tiba-tiba dengan nada dingin dan membuat Satou kebingungan akan perubahan sikapnya yang agak aneh.

"Kenapa kamu selalu bereaksi dingin padaku? Ya sudahlah kalau begitu."

Dengan begitu, Satou pun bersiap untuk berangkat sambil tak menyangka kalau waktu untuk kencannya hari ini sudah mulai dekat dan berganti dari pagi ke siang hari. Dia pun, setelah mengingat apa yang dikatakan Sanada, mencoba menunggu Yumeno yang akan datang.

"Seperti yang kuduga diya belum datang… makanya aku malas datang paling awal."

Satou menghela nafas sambil menggaruk-garuk rambutnya dengan sedikit mengeluh. Namun setelah beberapa menit menunggu, kedua mata Satou menangkap seseorang yang terasa tidak asing baginya dan juga suara yang memanggilnya.

Dia pun langsung mengangkat kepalanya dan mendapati Yumeno yang berjalan menghampirinya sambil melambaikan tangan dan Satou pun membalas lambaiannya.

"Maaf sudah membuatmu menunggu."

Jawab Yumeno dengan nada meminta maaf, namun Satou hanya melambaikan tangannya sebagai tanda tidak usah dipikirkan dengan serius.

"Tak apa-apa kok. Ayo kita pergi!"

Ucap Satou kepada Yumeno.

"Biasanya Satou suka berpakaian seperti ini kah?"

"Tidak sih, hanya saja banyak yang terjadi sehingga aku berpakaian seperti gentleman."

Jawab Satou.

"Gentleman? Tapi kamu saat ini terlihat keren kok."

"Begitu ya? Baguslah kalau terlihat keren untukmu."

"Bagaimana denganku? Apakah aku terlihat cantik?"

Tanya Yumeno kepada Satou.

"Biasa saja sih. Hanya saja kalau orang normal melihatmu, pasti mereka bakal menyukainya kok!"

"Begitu ya? Tapi sayang sekali kamu tidak menyukainya."

"Don't mind it~"

Akhirnya Satou dan Yumeno menaiki bis untuk ke tempat lokasi yang mereka tuju.

"jadi kita akan ke mana Satou?"

"Kebun binatang."

"Kebun binatang?"

"Kamu tidak tahu?"

Yumeno menggelengkan kepalanya yang membuatnya terkejut dan mengetahui itu, Satou pun berdeham dan mencoba menjelaskan tentang kebun binatang pada partner kencannya di hari ini.

"Kebun binatang adalah sebuah tempat di mana kamu bisa mengetahui banyak macam binatang!"

Ekspresi datar Yumeno langsung berubah menjadi penuh penasaran kali ini dan Satou yang melihatnya malah terkekeh.

"Kenapa kamu tertawa Satou? Ada yang lucu kah?"

"Tidak, tidak ada apa-apa kok."

Jawab Satou tersenyum saat melihat perubahan ekspresi dari Yumeno tersebut yang menurutnya terlihat menarik dan selama perjalanan menuju ke kebun binatang, Satou memberikan beberapa informasi mengenai tempat tersebut pada Yumeno.

Gadis tersebut mengangguk dengan antusias dan memahami semua yang dikatakan Satou sampai pada akhirnya bis mereka telah sampai ke kebun binatang yang dituju. Satou dan Yumeno lalu langsung memasuki kebun binatang.

Satou menjelaskan banyak binatang pada Yumeno dan gadis tersebut hanya terpukau melihat banyak binatang yang indah.

"Kalau ini disebut elang!"

Ucap Satou menunjukkan elang di kebun binatang.

"Indahnya~ Apakah mereka bisa terbang?"

"Tentu saja!!"

"Aku ingin melihat elang terbang…"

Mendengar itu dari Yumeno, pemuda berambut keriting bernama Satou itu pun berkata sesuatu.

"Aku pernah mendengar kisah seekor elang loh."

"Kisah elang?"

"Yep, elang itu selalu terbang sangat tinggi… sangat-sangat tinggi sampai tak ada yang bisa menandinginya dalam terbang."

"Lalu?"

"Namun, suatu saat badai salju yang lebat menghampiri elang itu…!"

"Apakah elang itu tak apa-apa!?"

"Dia tak apa-apa, tenang saja. Karena elang itu tetap akan terbang tinggi walau badai salju menghalanginya."

"Hebat juga elang itu~"

"Walau dirinya berhasil melewati badai salju, elang itu tak menemukan arah mana yang ia tuju."

Sembari menceritakan berbagai banyak hal dan membuat Yumeno mendengarkannya, tanpa diduga waktu berjalan begitu cepat dan hari sudah mulai berganti menjadi sore. Lalu, Satou yang sadar akan itu pun akhirnya memutuskan makan bersama Yumeno di sebuah cafe yang berdekatan dengan bank.

Sesampainya di café tersebut, mereka berdua lalu memilih pesanannya masing-masing. Namun akibat sudah memilih pesanannya, hal itu membuat Satou merasa canggung karena tidak ada topik yang dibicarakan sembari menunggu pesanannya di cafe.

'Gawat, topik pembicaraan tadi sudah kupakai semua dikebun binatang.. Aku harus melakukan sesuatu mengatasi suasana canggung ini!!'

Ucap Satou dalam hati yang gelisah dan merasa panik karena tidak adanya topik lain, namun dia tiba-tiba teringat akan ucapan Sanada pagi hari tadi. Sebuah ucapan yang mungkin bisa menjadi topik pembicaraan mereka saat ini.

"Apakah kau tahu, Satou? Saat ini topik cuaca menjadi topik pembicaraan paling populer!"

Mengingat hal itu, Satou mengepalkan tangannya dalam pikirannya dan memutuskan memilih topik itu.

"Ngomong-ngomong cuaca yang kau sukai itu apa?"

"Cuaca yang cerah mungkin? Satou sendiri cuaca apa yang paling disukai?"

"Aku suka hujan… karena ketika hujan itu datang maka aku bisa merasakan rintihan hujan yang sangat dingin…"

"Begitu ya..?"

Namun obrolan mereka langsung berhenti, membuat suasanya kembali menjadi canggung dan Satou mengutuk dirinya sendiri karena kepayahannya dalam hal seperti ini.

Merasa tak sanggup menahan rasa malu terhadap dirinya sendiri, dia pun memutuskan untuk tactical retreat.

"Aku pergi ke toilet sebentar!"

Ucap Satou yang langsung berdiri dan meninggalkan Yumeno seorang diri menunggu pesanan. Yumeno yang tidak tahu hal itu hanya mengizinkannya saja.

"Aku mengerti!"

Sesampainya di toilet, Satou langsung menelpon Sanada dan mendengar panggilannya terjawab sambil langsung mengucapkan sesuatu tanpa menunggu salam dari sahabatnya tersebut.

"Apanya yang suka hujan sialan!? Memangnya aku ini anak kecil!!"

Protes Satou kepada Sanada lewat telpon.

"Apa yang kau bicarakan!?"

"Topik cuaca woi! Katanya itu topik pembicaraan paling top! Itu sama sekali tidak membantuku sialan!!"

"Mengatasi suasana yang canggung ya? Bagaimana kalau topik makanan?"

Akhirnya Satou kembali dari toilet dengan topik pembicaraan baru yang dia dapat dari Sanada dan duduk bersama Yumeno.

"Kamu sudah kembali Satou-san."

"Ngomong-ngomong makanan yang kamu sukai apa?"

"Makanan yang enak pas di mulutku… mungkin…?"

"Aku sama!"

Sekali lagi, suasana masih menjadi canggung dan Satou yang kehabisan ide harus melakukan kembali tactical retreat-nya.

"Permisi! Aku ingin ke toilet lagi!"

Ucap Satou berdiri lagi meninggalkan Yumeno

"Eh? Aku mengerti!"

Setelah sampai di toilet, Satou kembali menelpon ke Sanada dengan nada kesal yang sama.

"Aku juga suka makan makanan yang enak di mulut juga sialan!!! Setidaknya kasih tahu gitu, misalnya aku suka burger!!"

Protes Satou.

"Tenangkanlah dirimu, Satou!"

"Suasanya tetap canggung sialan! Topik makanan yang disukai nggak membantu sama sekali!"

"Bagaimana kalau topik sejarah?"

Satou kembali dari toilet dengan topik pembicaraan BARU lagi yang berharap bisa mengeluarkannya dari suasana canggung.

"Apakah ada sejarah yang kamu sukai?"

"Mungkin saat pengorbanan Yukimura Sanada. Mendengar kisahnya di perpustakaan, aku sampai menangis. Satou sendiri bagaimana? Apakah ada sejarah yang Satou sukai?"

"…Tidak ada."

"Begitu ya…"

Suasana menjadi hening seketika.

"Toilet!"

Ucap Satou langsung berdiri.

"Apakah kau tidak apa-apa Satou?! Dari tadi kamu ke toilet melulu?"

"Tak apa-apa kok! Hanya kebiasaan buruk dari kecil… yang membuatku ke toilet sebanyak tiga kali dalam sehari! Kalau begitu permisi!"

Satou langsung bergegas menelpon Sanada ke toilet.

"Kenapa kau menyarankan sejarah!? Aku kan sama sekali tak tertarik dengan sejarah sialan!!!"

"Tenanglah dirimu best friend!"

"Tenang apanya!? Aku sudah memakai 3 topik pembicaraan dan gagal melulu!"

"Kalau begitu… kenapa kamu tidak mencoba berbicara seadanya saja? Bukankah itu lebih baik?"

"Benar juga! Seperti yang kuduga kalau kau adalah my best friend!"

Setelah menjawab Sanada, pemuda berambut keriting itu langsung menutup telponnya. Hal ini membuat Sanada menghela nafas dan tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah temannya itu.

"Kamu memang tak pernah berubah ya, Satou…"

Ucap Sanada.

"Itu benar! Dia tak pernah berubah memang."

Ucap Stephen Smith yang menghampiri Sanada.

"Sepertinya kamu sudah siap berbicara padaku ya, Stephen-san."

Jawab Sanada dengan nada serius dan agak penasaran. Hal itu membuat Stephen Smith menggangguk.

"Benar sekali… untuk membahas Satou Hideaki, maka aku harus membawanya."

Setelah Stephen Smith berkata begitu, Kayonna Charlee datang menemui Sanada. Hal ini membuat pemuda itu teringat perkataan Satou yang membahas tentang Charlee yang muncul dalam mimpinya.

"Sebelum aku membahas tentang Satou Hideaki, ada yang ingin kutanyakan padamu Stephen-san."

"Apa itu?"

"Sebenarnya asal mula kekuatan Yumeno dan Isshin Kira itu dari mana? Apakah dari Yggdrasil?"

Tanya Sanada yang menatap ke arah Stephen dengan tatapan mata serius.