Chereads / Genesis EX - Satou Hen / Chapter 8 - ch 7

Chapter 8 - ch 7

Genesis Extended bab 7 – Teman terbaik

Pada siang hari terjadilah tembakan antara pasukan WTM yang dibantu oleh tentara jepang dengan pasukan Isshin Kira. Yumeno sama sekali tak membantu saat ini karena perannya sangat penting untuk menjatuhkan Isshin Kira dan dia akan bertindak ketika situasinya sudah gawat.

Yumeno merasa tidak enak hanya diam saja saat ini akan tetapi Satou memegang tangannya, membuat gadis tersebut menatap ke arah pemuda tersebut yang tersenyum padanya.

"Jangan khawatir, aku ada di sampingmu! Ketika situasi gawat terjadi, maka aku akan ikut membantumu Yume!"

Jawab Satou yang mencoba untuk menenangkan dan meyakinkan temannya tersebut agar tidak berpikiran buruk.

"Mhm. Makasih ya, Satou…"

Akan tetapi Satou merasa ada yang janggal dalam pertempuran ini, biasanya dia akan merasakan situasi gawat yang ada di sekitarnya sehingga dia bisa langsung bertindak. Namun kali ini tidak terjadi apa-apa. Beberapa menit kemudian pasukan WTM mengabari, bahwa mereka berhasil mengalahkan pasukan Isshin Kira.

Tanpa disadari waktu sudah mulai sore, Satou dan Yumeno yang ditemani oleh pasukan WTM pun mulai memasuki markas Isshin Kira yang berada di bawah tanah dan ketika memasuki tempat itu tak ada siapapun. Tidak ada satu orang pun yang berjaga atau lainnya.

'Seperti yang kuduga, ini beneran aneh! Daritadi insting bahayaku sama sekali tak merasakan apa-apa… apa mungkin karena kali ini dibantu oleh tentara jepang pihak kita jadi lebih unggul?'

Ucap Satou dalam hati dan merasa keheranan namun masih mencoba waspada saat melihat sekelilingnya.

Seketika langkah Satou dan yang lainnya terhenti karena menemukan radio HT di sebuah meja.

"Selamat kalian sudah sampai di sini. Pertarungan sebenarnya baru dimulai dari sini."

Bunyi dari radio HT tersebut, setelah diingat-ingat lagi, suara itu adalah suara dari Isshin Kira.

"Apakah kau akan melarikan diri lagi!? Aku akan menghentikanmu sekarang juga! Karena ulahmu warga jadi ketakutan!"

Protes Yumeno.

"Melarikan diri? Yang benar saja. Kau pikir apa yang kau lakukan saat ini? Sudah kubilang kan aku yang menentukan melenyapkan kalian…"

Pernyataan Isshin Kira membuat Satou menyadari sesuatu.

"Jangan bilang… tempat ini hanyalah jebakan!?"

Teriak Satou yang membuat Yumeno menjadi terkejut akan hal itu dan baru menyadarinya.

"Benar~ Aku sudah menduga kau bisa menebaknya, Satou Hideaki."

Setelah Isshin Kira berkata begitu semua pintu dari markas miliknya jadi tertutup semua dan membuat Satou serta lainnya terkurung di dalam markas Isshin Kira. Namun yang mengejutkan bagi Satou bukanlah karena dia terkurung akan tetapi instingnya merasakan akan ada hal bahaya terjadi.

"Semuanya, tiarap!!!"

Teriak Satou yang memperingatkan sekutunya dan dengan cepat, mereka langsung melakukan hal yang diminta dan setelah mereka bertiarap, banyak mesin senjata api tiba-tiba muncul dan menembak ke segala arah. Mereka merasa lega karena Satou memperingatkan itu pada mereka dan membuat mereka bisa menghindarinya, meski tidak begitu sempurna.

Sebagian pasukan WTM berhasil menghindarinya namun sebagiannya lagi terkena tembakan.

"Aku tak menyangka kau bisa menyadari jebakanku juga…"

Ucap Isshin Kira yang merasa terkesan akan apa yang baru saja dilakukan oleh Satou tersebut.

"Cepat keluar! Di mana kau berada sekarang!?"

Tanya Satou pada Isshin Kira.

"Menurutmu sendiri, di mana aku berada, hm?"

"Katakan padaku!!!"

Teriak Satou.

"Aku sudah bilang padamu kan? Kalau kau berada di tempat orang lemah itu sangatlah tidak cocok untukmu… karena itu aku akan membuktikannya padamu!!"

Berkat itu, Satou menyadari satu hal dan membuat kedua matanya terbelalak kaget.

"Jangan bilang… kau berada di markas WTM saat ini!?"

"Benar~"

Yumeno dan Stephen Smith yang mengetahui hal ini langsung kaget mendengarnya. Satou langsung teringat akan Sanada dan Kayonna Charlee yang berada di markas WTM. Dia, Isshin Kira, berhasil menyusup masuk ke markas di mana kedua temannya berada saat ini.

"Kira-kira apakah kalian bisa keluar dari jebakan ini? Apakah kalian masih sempat bisa menyelamatkan anggota WTM yang ada di markas? Aku menantikan hasilnya~"

Setelah Isshin Kira berkata begitu radio HT nya langsung mati. Tentu saja itu membuat Satou berdecih kesal dan berusaha sebisa mungkin mencari jalan keluar, namun dia mengalami kesusahan karena berbagai tembakan dari jebakan itu membuatnya harus fokus menghindari semua itu.

"Sialan!!!"

Protes Satou.

"Satou… aku punya ide untuk mengatasi ini.."

Ucap Yumeno.

"Apa!?"

"Aku akan menghancurkan jebakan markas ini! Lalu memberikan jalan keluar untuk kalian semua."

"Kalau kau bisa menghancurkannya—kenapa kau tidak hancurkan dari awal!?"

Protes Satou yang berusaha menghindari tembakan yang menuju ke arahnya tersebut.

"Markas ini terlalu luas dan untuk menghancurkannya bisa menghabiskan energiku sekaligus…"

"Jangan lakukan itu, Yumeno! Ini pasti rencana Isshin Kira yang ingin membuatmu tak bisa bertarung dengannya!"

Tolak Stephen Smith saat mendengar apa yang akan dilakukan oleh Yumeno tersebut.

"Tapi Sanada dan Charlee ada di markas WTM! Kau akan diam saja dan membiarkan mereka terbunuh!?"

Protes Satou yang masih menghindari tembakan.

"Maaf Stephen-san… aku tak ingin Isshin Kira menyakiti siapapun. Karena itulah…"

Mengambil nafas dengan dalam, dia pun menghembuskannya dan bersiap mengeluarkan kekuatan angina miliknya tersebut. Semua orang yang berada di dekat Yumeno bisa merasakan hembusan angin yang berasal dari Yumeno saat ini.

"Aku akan melakukannya!!"

Dengan menggunakan kekuatannya, angin berhembus dengan kencang dan menyebabkan sebuah lubang besar dan juga menghancurkan jebakan di markas Isshin Kira tersebut dan berkat itu mereka pun bisa keluar dari markas ini, namun hal itu membuat Yumeno tidak bisa bertarung dikarenakan semua energinya terkuras habis.

"Jesen! Aku serahkan Yume padamu!!"

Setelah Satou berkata begitu, dia langsung bergegas pergi.

"Tunggu Satou!!!"

Namun dia tak mendengar teriakan dari Stephen Smith.

"Oi Satou! Aku akan mengantarmu!!"

Ucap pasukan WTM berkepala botak.

"Aku berutang budi padamu, botak!"

"Sanada Motohiro adalah pasukan WTM yang berpotensi, mana mungkin aku membiarkannya mati! Tambah lagi, asisten dia sangat berguna untuk WTM!"

"Persetan dengan itu! Bagiku keduanya sama-sama penting! Mereka tak boleh mati!"

Merasa tidak peduli dengan hal itu, Satou langsung masuk ke dalam mobil si botak, lalu bergegas menuju markas WTM.

---

Awalnya Isshin Kira ingin melakukan penyerangan habis-habisan pada markas WTM, namun itu semua berubah ketika mereka sampai di markas tersebut dan malah menemukan kejanggalan.

"Lapor! Tak ada siapapun di dalam markas WTM!"

Ucap salah pasukan Isshin Kira yang masih melakukan penelusuran.

"Apa katamu? Coba lihatlah baik-baik!"

Perintah Isshin Kira kepada pasukannya. Tidak mungkin menurutnya kalau tidak ada siapapun di dalam markas WTM. Dia merasakan sebuah kejanggalan.

Namun, mereka pun mengangguk dan menuruti perintah atasan mereka. Karena hal itu, pasukan Isshin Kira mulai memasuki markas WTM tapi tiba-tiba dikejutkan oleh sesuatu… mereka malah tertimpa bom granat!!

"Apa!? Bagaimana hal ini—"

Tapi karena kurang cepatnya reaksi mereka, para pasukan Isshin Kira tersebut malah terkena ledakan dari bom granat tersebut. Suara ledakan tersebut tentu saja membuat

"Lapor! Kita menemukan satu orang yang masih ada di dalam markas WTM!"

Ucap salah satu pasukan Isshin Kira yang melapor.

"Satu orang katamu!? Kalau gitu habisi dia sekarang juga!"

Jawab Isshin Kira kaget dan memerintahkannya untuk segera meghabisi salah satu orang tersebut yang mengacaukan rencananya. Lalu mendengar perintahnya itu, beberapa pasukan Isshin Kira langsung berlari memasuki markas WTM yang gerbangnya sudah hancur karena terkena ledakan tadi.

"Ukh!"

Salah satu pasukan Isshin Kira terkena tembakan oleh Sanada.

"Tembak!!"

Pasukan Isshin langsung menembaki ke arah Sanada bertubi-tubi akan tetapi pemuda itu berhasil menghindarinya dengan bersembunyi dibalik dinding. Pemuda berambut hitam itu menghela nafas sejenak untuk menangkan diri, lalu kembali bertempur sambil salah satu tangannya memegang Flashbang.

"Seperti yang kuduga aku akan dikepung! Kalau begitu…!"

Ucap Sanada melemparkan Flashbang kearah pasukan Isshin Kira. Pandangan pasukan tersebut menjadi buram, berkat itu juga mereka menjadi tidak bisa bergerak beberapa saat, dan Sanada yang melihat kesempatan ini langsung keluar dari persembunyiannya dan membidik ke para pasukan Isshin Kira.

"Mati kalian!!!"

Teriak Sanada melakukan tembakan bertubi-tubi kepada pasukan Isshin Kira.

Tapi Sanada mendapatkan kejutan. Ternyata masih ada satu pasukan yang tidak terkena tembakannya dan menyebabkan dirinya terkena tembakan dari satu pasukan Isshin Kira itu.

"Ukhh!"

Sambil meringis terkena tembakan, Sanada masih belum menyerah dan memberikan serangan balasan kepada lawan yang berada di hadapannya. Namun karena dia merasa kalah jumlah, Sanada pun terpaksa melarikan diri ke dalam markas WTM.

"Heh! Jadi dia rela menjadi umpan demi menyelamatkan semua pasukan WTM yang ada di dalam markas kah? Menarik!"

Ucap Isshin Kira menyeringai saat mengetahui rencana dari musuhnya tersebut. Dia merasa itu simpel dan mudah ditebak, yang di mana itu membuatnya makin percaya diri untuk menaklukan seluruh WTM beserta isinya.

"Apa yang harus kita lakukan, Isshin-sama? Apakah tetap menyerangnya? Atau melakukan pencarian pasukan WTM yang berhasil melarikan diri?"

Tanya pasukan Isshin Kira sambil menunggu perintah selanjutnya dari atasan mereka. Namun Isshin Kira menggelengkan kepala sambil tangan berada di dagunya.

"Tidak perlu, pasukan WTM sudah menuju kesini! Yang perlu kalian lakukan adalah bakar saja markas ini!"

Perintah Isshin Kira kepada pasukannya dan mereka mengangguk sambil langsung melaksanakan perintahnya tersebut. Mereka lalu langsung memasuki markas WTM sambil membakar tiap inci dari markas WTM.

Dan tak berselang lama, Isshin Kira akhirnya berhasil menemukan Sanada.

"Gara-gara kau, rencanaku untuk membunuh semua anggota di markas ini jadi gagal!"

Protes Isshin Kira.

"Yeah… aku takkan mundur! Demi menyelamatkan mereka semua! Kalau aku tak bisa melakukannya, itu sama saja artinya aku tak bisa melindungi negara ini, kan?"

Jawab Sanada yang kewalahan.

"Setidaknya aku bisa membunuh teman dekat Satou... itu sudah cukup untuk memberinya keputusasaan!"

Ucap Isshin Kira yang kesal langsung menyerang Sanada dengan kekuatan kristalnya.

"Ukkkh!!!"

Sambil berusaha menahan rasa sakit yang menyertainya, Sanada mencoba menghindari serangan dari Isshin Kira semaksimal mungkin, meski mustahil untuk tidak terluka sepenuhnya. Dia harus menahan rasa nyeri yang dirasakan sekarang ini.

"Isshin Kira… kenapa kau segitunya ingin memberi keputusasaan kepada Satou?"

Tanya Sanada sambil menahan kesakitan.

"Aku ingin memberi tau kepadanya kalau berada dipihak kalian itu adalah kesalahan.. orang sepertinya lebih cocok bergabung denganku!"

"Dengan kata lain bagimu Satou itu adalah orang yang sama sepertimu..?!"

"Yeah, dia sama denganku. Tatapannya adalah tatapan monster yang ingin menghancurkan segala yang ada di sekitarnya… karena itu aku tertarik untuk mengajaknya menjadi rekanku!"

Jawaban Isshin Kira malah membuat Sanada tertawa dan tentu saja Isshin Kira memasang wajah jengkel saat mendengar tawa itu, seolah dia mengolok-olok dirinya.

"Tatapan monster katamu? Orang yang lebih cocok menghancurkan segalanya dan tidak peduli apapun? My best friend bukanlah orang seperti itu!!"

Isshin Kira terdiam seketika, lalu Sanada lanjut berbicara.

"Satou adalah manusia. Dia hanya dipenuhi rasa keraguan maka dari itu dia tak punya tujuan!! Jangan samakan dirinya dengan monster sepertimu! Oleh karena itu, Satou takkan ikut denganmu! Kuingatkan saja padamu, setelah ini kau akan dihajar habis-habisan olehnya."

Pernyataan Sanada malah membuat Isshin Kira kesal dan membuat pemimpin dari sisi lawan itu mulai menyerang Sanada lagi dengan kekuatan kristalnya.

---

Setelah berangkat dan diantar si botak menggunakan mobil, Satou dan lainnya akhirnya telah sampai di markas WTM namun mereka terkejut saat melihat beberapa bekas terbakat di markas mereka.

"Gawat… ini benar-benar gawat!"

Ucap pria dengan kepala botak itu dengan kaget dan panik.

"Berpikirlah positif!! Pasti mereka masih hidup!!"

Saat Satou mau memasuki markas WTM yang dipenuhi oleh api membara, dia bisa melihat Kayonna Charlee membawa pasukan WTM lainnya. Mengetahui hal itu, entah kenapa Satou merasa lega dan senyuman merekah di bibirnya saat ini.

"Syukurlah kau selamat, Caroline!!"

Ucap Satou yang membuat gadis berkacamata dan twintail tersebut membalikkan badannya dan melihat Satou, air mata pun mulai menetes dari kedua matanya dan membuat gadis tersebut menangis seketika.

"Sanada… dia mengorbankan diri demi menyelamatkan kita semua…"

Setelah mendengar itu, Satou langsung memasuki markas WTM yang dipenuhi api itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Tanya si botak dengan penasaran. Dia bisa melihat Charlee berusaha mengusap air mata dan terisak.

"Ketika Sanada mendapat kabar pasukan WTM berhasil mengalahkan pasukan Isshin Kira, dia merasakan kejanggalan dan sadar akan hal itu, dia langsung menyuruh semua pasukan WTM termasuk aku untuk keluar dari markas."

Charlee lanjut berbicara dan mencoba menghentikan tangisannya.

"Pasukan Isshin Kira menyerang kami, disaat itulah Sanada berusaha semaksimal mungkin menyembunyikan kita semua. Namun pada akhirnya, dia harus mengorbankan dirinya untuk menghadapi semua pasukan Isshin Kira tersebut."

Si botak menjawab dengan frustrasi di nada bicaranya saat ini.

"Itu sangat ceroboh!! Akan tetapi tak ada cara selain itu..."

Saat Satou sibuk pergi menuju markas makin dalam sambil menghindari bagian bangunan yang mulai runtuh karena dibakar, dia telah menemukan Sanada yang tergeletak.

"Tanakaaa!!!!"

Dengan cepat, dia langsung menghampiri Sanada yang sudah terluka parah.

"Yo… Satou."

"Bertahanlah!!"

"Apa yang kau lakukan…? Kenapa kau tidak menemani Yume---"

Sanada terbatuk seketika dan mengeluarkan darah dari mulutnya, yang menyebabkan Satou memasang ekspresi horor.

"Aku akan membawamu ke rumah sakit sekarang juga!"

Saat Satou akan membopong Sanada, dia merasakan kerah bajunya ditarik dan itu berasal dari Sanada dengan tatapan pasrah namun mencoba tersenyum tegar.

"Aku… sudah melakukan yang terbaik demi melindungi mereka semua."

"Yeah, kau sudah melakukan terbaik makanya itu—"

"Tapi, aku belum mengatakan sesuatu yang penting padamu."

Darah yang keluar akibat terbatuk dari Sanada makin banyak dan membuat Satou makin cemas melihatnya.

"Jangan banyak bicara!!"

"Apakah kau tahu kenapa Stephen Smith menyuruhku untuk mengawasimu?"

"Apa yang kau bicarakan?"

"Itu karena Stephen Smith percaya dengan keajaiban yang ada pada tubuhmu, tapi bagiku sendiri kau bukanlah keajaiban… kau adalah my best friend…! Seseorang yang bodoh, selalu bertingkah tanpa berpikir dulu dan terobsesi dengan perempuan…"

"Sekarang tak ada waktu membicarakan itu kan!?"

"Itu benar… masih ada banyak hal yang ingin kubicarakan padamu, tapi itu semua sudah terlambat…"

"Apa yang kau bicarakan!? Kau tak boleh mati di sini! Bukankah kau punya impian untuk melindungi negara ini!? Kalau kau mati, bagaimana dengan impianmu!?"

"Benar juga... tapi aku tak menyesal melakukan hal ini. Aku bersyukur bisa kenal denganmu. Kalau bisa, aku mau karaoke sekali lagi denganmu my best friend..."

Setelah mengatakan hal itu, tangannya berhenti menarik kerah Satou dan memejamkan matanya. Nafas sudah tidak berhembus darinya. Kedua mata Satou melebar saat melihatnya, seolah mengetahui apa yang sedang terjadi pada Sanada.

"Oi… Tanaka…!"

Satou mencoba menggoyangkan tubuh Sanada, berharap apa yang dia pikirkan tidak benar-benar terjadi.

"Jangan mati di depanku!!! Oi!! Bangunlah sialan!!"

Dia menggoyangkan tubuh Sanada makin kencang dan meneriakinya.

"Sanada! Sanada!! Sanada!!!!"

Namun itu semua percuma. Suara Satou tidak bisa menggapai Sanada karena dirinya sudah meninggal dan saat dugaannya benar, pemuda berambut keriting bernama Satou Hideaki itu terdiam seketika dan mendengar suara tawa seseorang.

"Seperti yang kubilang bukan? Inilah yang terjadi jika kau bersama orang lemah…! Nasib orang lemah di dunia ini hanyalah untuk mati. Pada akhirnya di dunia ini yang berdiri hanyalah orang terkuat!"

Ucap Isshin Kira yang menghampiri Satou, akan tetapi Satou tidak membalas perkataannya. Namun Isshin Kira lanjut berbicara.

"Karena itu sekarang kau sadar kan? Tunggu apalagi…? Ikutlah denganku, Satou Hideaki!"

Saat Isshin Kira ingin mengulurkan tangan, dia begitu terkejut saat melihat Satou sudah berada di depannya. Terkejut dan bingung adalah ekspresi yang diperlihatkan wajahnya saat ini.

"Sejak kapan dirinya berada didepan---"

Belum selesai berbicara, Isshin Kira merasakan sesuatu di wajahnya yang begitu berat dan menyadari bahwa wajahnya dihajar oleh Satou sampai membuat dirinya terjatuh begitu jauh.

"Ikut denganmu? Inilah jawabanku.."

Jawab Satou Hideaki dengan nada dan ekspresi dingin saat mengatakannya.

"Kau tak tahu saat ini berhadapan dengan siapa huh!? Aku ini Isshin Kira, orang yang akan menjadi terkuat di dunia ini! Karena tindakan bodohmu ini sama saja dengan mendeklarasikan perang padaku…!"

Protes Isshin Kira.

"Aku tidak peduli dengan semua itu, jika itu terjadi… maka aku akan menghancurkanmu Issho Kemen!!"

Jawab Satou dengan kesal.

"Betapa bodohnya dirimu… sampah! Bukan hanya berani menentangku, tapi salah juga menyebut namaku…! Kau harus membayarnya dengan darahmu dan ingat bahwa aku, Isshin Kira, akan menjadi orang yang membuatmu lenyap dari dunia ini!!"

Ucap Isshin Kira yang langsung melancarkan serangan dari kristalnya ke arah Satou. Akan tetapi Satou menghantam serangan kristalnya sampai hancur dengan tangan kanannya, dia tidak peduli walau itu membuat tangan kanannya terluka.

"Isshin Kira, Issho Kemen memangnya siapa yang peduli dengan itu?! Yang kupentingkan saat ini adalah menghancurkanmu!!"

Isshin Kira yang terdiam melihat itu langsung dihajar kembali wajahnya oleh Satou sampai menabrak dinding dan membuat dinding itu hancur sehingga Isshin Kira terpental dipenuhi runtuhan bangunan yang hancur.

"Sialan!!! Mati saja kau!!"

Teriak Isshin Kira yang bangkit dari jatuhnya lalu melancarkan serangan dengan kristalnya secara bertubi-tubi ke arah Satou, akan tetapi pemuda berambut keritin itu dengan mudah dapat menghindarinya.

"Apa!?"

Ucap Isshin Kira yang terkejut saat melihat Satou tiba-tiba menahan tangan pria bernama Isshin Kira itu dengan tangan kirinya, dan wajahnya kembali menjadi sasaran dari pukulan tangan kanan Satou.

"Ukkh!!"

Kepalan tangan Satou sekali lagi menghantam lawannya, sampai wajah Isshin Kira berlumuran darah, Tapi Satou tidak peduli dan terus menerus menghantam wajah Isshin Kira sampai dia terjatuh. Namun Isshin Kira yang berusaha bangkit dari jatuhnya pun merasakan amarah yang meluap. Dia menjadi marah.

"Sial! Sial! Sial! Aku lah yang paling terkuat!! Akan kuhancurkan kau! Akan kuhancur…"

Satou langsung menendang wajah Isshin Kira sehingga dirinya terjatuh lagi dan langsung menarik rambut Isshin Kira, dia langsung berkata sambil menatapnya dengan tatapan dingin. Itu membuat Isshin Kira sedikit ketakutan.

"Barusan kau menyebutku sampah kan? Saat ini kau sendiri yang terlihat sampah. Kau bukanlah yang terkuat tapi hanyalah sampah, ingatlah hal itu baik-baik…"

"Sialan kau!!"

Saat ingin menghajar lagi wajah Isshin Kira, Satou langsung melepaskan musuhnya untuk menghindari tembakan dari bawahannya.

"Saat ini kubiarkan dirimu… untuk selanjutnya aku akan menghancurkanmu Satou Hideaki! Uwahaha!"

Ucap Isshin Kira yang melarikan diri bersama bawahan yang menolongnya.

"Kau takut? Oi! Kau takut dihajar olehku lagi? Seperti yang kuduga, orang sepertimu hanyalah pengecut."

Jawab Satou memberi jari tengah pada Isshin Kira dan hal itu berhasil memancing emosi dari Isshin Kira yang awalnya berniat membuat Satou kesal, hingga para bawahannya menahan Isshin Kira untuk tidak menyerang Satou karena dirinya memang tidak sepadan oleh Satou.

Pemuda berambut keriting itu langsung membawa tubuh Sanada keluar dari markas WTM yang mau runtuh dan melihat Stephen Smith dan pasukan WTM baru saja tiba. Ketika mereka melihat Satou yang membawa tubuh Sanada yang sudah tewas itu, mereka tidak mengatakan apa-apa dan terdiam.

"Dia mengorbankan nyawanya melindungi orang-orang di markas WTM… dia tidak menyesal melakukan hal ini katanya…"

Ucap Satou yang meletakkan tubuhnya Sanada di tanah.

Setelah itu, mayat Sanada pun akhirnya dimakamkan, banyak yang berduka karena kejadian ini. Bukan hanya karena Sanada saja yang tewas, namun tentara jepang juga yang terkena jebakan tembakan di markas Isshin Kira.

"Kalau saja aku lebih kuat… hal seperti ini takkan terjadi."

Ucap Yumeno yang menundukkan kepalanya sambil bersedih.

"Kamu sudah melakukan yang terbaik Yume, jadi jangan menyalahkan dirimu."

Jawab Satou yang mencoba menyemangati gadis tersebut.

"Dia sudah berjuang sampai akhir sebagai pasukan WTM. Aku takkan melupakan perjuanganmu Sanada Motohiro…"

Ucap Stephen Smith dengan perasaan bangga dan juga berduka sambil melakukan salam penghormatkan yang diikuti oleh semua anggota WTM. Bahkan Satou, Yumeno, and Charlee juga ikut melakukannya.

"Aku akan tetap bertahan hidup…! Dia telah mengorbankan nyawanya demi melindungiku."

Ucap Kayonna Charlee.

"Awalnya aku terlalu meremehkannya, namun tak disangka bahwa dia adalah seorang pejuang sejati."

Ucap si botak yang mulai merasa hormat pada Sanada Motohiro.

Karena markas WTM telah dihancurkan, Stephen Smith pun menyarankan untuk menyewa tempat sebagai tempat tinggal sementara para pasukan WTM. Lalu malam hari pun tiba, Satou dan pasukan WTM lainnya baru saja sampai di tempat yang disewakan Stephen Smith.

"Kamar kita jadi bersebelahan, Satou."

Ucap Yumeno.

"Begitu ya…?"

"Aku juga."

Ucap Kayonna Charlee.

"Kalau Sanada mengetahui ini, dia pasti akan meledekku..."

Ucap Satou dengan nada bercanda sambil tertawa kecil yang menyebabkan Yumeno dan Charlee terdiam. Dia langsung mengutuk dirinya sendiri saat sadar akan apa yang diucapkan olehnya karena itu bersifat sensitif untuk saat ini.

"Ah, maaf… seperti yang kuduga, aku masih tak menerima kalau dia sudah tiada karena itu…"

"Aku mengerti… sebaiknya kamu beristirahat saja."

Jawab Charlee mengangguk karena memahami perasaan Satou.

"Itu benar!"

Jawab Yumeno yang juga melakukan hal sama seperti Charlee.

Saat Satou ingin memasuki kamarnya, dia mendengar teriakan yang dipikir berasal dari sebuah perdebatan dan membuat Satou beserta kedua temannya menjadi penasaran ingin mengetahui apa yang sedang didebatkan tersebut.

Lalu, saat mereka sudah sampai di asal suara tersebut, mereka melihat pasukan berkepala botak yang dia kenal bersama pasukan WTM sedang berdebat dengan Stephen Smith.

"Kau bilang setelah dirinya menyebarkan di media sekali lagi kita akan diam saja!? Kita harus menghentikan Isshin Kira sekarang juga!"

Protes si botak pada Stephen.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Tanya Satou yang penasaran dan membuat semua pandangan tertuju padanya. Stephen Smith pun menghela nafas sambil memijit dahi-nya karena merasa kelelahan.

"Isshin Kira mengatakan di publik media kalau dia saat ini sedang menuju Yggdrasil dan akan menghancurkannya."

Jawab Stephen Smith dengan nada tenang, meskipun begitu terlihat raut wajahnya yang cemas akan hal tersebut.

"Tapi, dia—Stephen Smith—malah menyuruh kita untuk mengacuhkannya? Yang benar saja! Banyak nyawa yang tewas karena ulahnya!"

Protes si botak yang merasa tidak setuju dengan keputusan dari Stephen Smith.

"Kalau misalnya kita gegabah melawannya sekarang, apa yang terjadi bila kita terjebak lagi? Akan lebih baik kita pikirkan strategi yang cukup menghentikannya…"

Jawab Stephen Smith yang mencoba menenangkan para pasukannya tersebut, agar berpikir lebih rasional lagi, namun ucapannya seolah diabaikan karena emosi meluap mereka saat ini.

"Tetap saja…! Kita tak bisa berdiam saja melihat Isshin Kira berulah! Sudah banyak dari teman kita yang terbunuh olehnya!"

Protes si botak yang tidak peduli akan ucapan dari Stephen Smith dan membuat pria itu harus merasakan sakit kepala karena tingkah dari bawahannya tersebut yang tak bisa dikendalikan.

"Itu benar!"

"Kita harus melawan Isshin Kira!"

Sahut pasukan WTM yang sependapat dengan ide dari si botak tersebut.

"Berisik kalian semua!!!"

Teriak Satou membuat pasukan WTM terdiam. Dia merasa geram melihat ini semua dan akhirnya ikut andil dalam keputusan tersebut. Mendengarnya, si botak pun menghampiri Satou dengan ekspresi tidak percaya.

"Apa yang lakukan Satou!?"

"Stephen benar, kita tak boleh gegabah melawannya. Kita harus pikirkan strategi yang cukup menghentikannya… strategi yang cocok dan sempurna untuk mengakhiri tirani dari Isshin Kira."

Mendengar pernyataan Satou, pria berkepala botak itu menjadi makin geram dan menarik kerah baju Satou.

"Jadi kau akan menerima pembunuh temanmu melakukan sesukanya!? Bukankah Sanada teman baikmu kan!? Seharusnya kau mengerti kalau orang itu tak boleh dibiarkan…!"

"Kau pikir Sanada ingin kita balas dendam demi dirinya? Dia tak menginginkan hal seperti itu!! Dia pasti akan menyuruh kita fokus melindungi Yggdrasil! Kau pikir tugas WTM itu apa huh!? Balas dendam? Tentu saja bukan kan?"

Jawaban dengan nada tegas tersebut membuat si botak melepaskan Satou dan pasukan WTM yang terdiam serta kembali tenang. Mengetahui ini, Stephen Smith mengeluarkan batuk kecil dan mendapatkan perhatian mereka semua sambil mengatakan sesuatu.

"Besok aku akan memikirkan strategi yang tepat untuk menghentikannya. Tentu saja aku yang akan bertanggung jawab penuh tentang ini."

Jawab Stephen Smith dengan tatapan dan nada penuh percaya diri. Si botak memasang wajah cemberut dan megeluarkan omelan dengan nada pelan saat mendengarnya.

"Itu benar. Kalian ini adalah WTM, jika kalian gegabah itu sama saja tindakan bodoh…"

Ucap Satou yang mengangguk lega saat mengetahui masalah untuk saat ini sudah mereda. Namun Yumeno merasakan orang yang sebenarnya menahan marah saat ini adalah Satou Hideaki.

"Kalau begitu kita harus istirahat! Untuk memikirkan strategi yang tepat untuk menghentikan yang terjadi besok! Bubar!!"

Ucap Kayonna Charlee merentangkan tangannya dan membubarkan rapat dan perdebatan untuk saat ini.

Akhirnya perdebatan itu dibubarkan, mereka semua kembali kekamar masing-masing.

Ditengah malam Satou berjalan sendirian menuju hutan yawata no yabushirazu.

"Itu benar.. yang menjadi orang bodoh cukup satu orang saja.."

Ucap Satou.

---

"Isshin-sama! Ini tidak seperti dirimu biasanya! Kalau anda gegabah menyerang Yggdrasil, maka WTM akan menghentikan kita!!"

Ucap Salah satu pasukan namun saat mendengar itu, Isshin Kira langsung mencekik leher dari pasukan tersebut. Semua orang yang ada di sekitar mereka terkejut saat menyaksikan apa yang ada di hadapan mereka saat ini.

"Kau pikir aku akan menerima dihajar habis-habisan olehnya huh!? Aku akan membuat Satou Hideaki menyesali ini!!!"

Ucap Isshin Kira dengan kesal. Emosi-nya benar-benar tersirat begitu jelas dan tidak disembunyikan.

"Lapor! Saat ini ada yang menyerang kita!!"

Ucap salah satu pasukan yang menghampiri Isshin Kira dan membuat pria tersebut melepaskan cekikannya pada pasukannya lalu tersenyum. Itu bukanlah senyuman lembut atau biasa, namun layaknya seorang maniak.

"Seperti yang kuduga dari pasukan WTM sedang terbawa emosi saat ini… siapkan jebakan sekarang juga untuk membunuh mereka semua!!"

"Tapi yang menyerang kita hanya satu orang…"

"Satu orang katamu!? Apa yang sebenarnya terjadi!?"

Ucap Isshin Kira terkejut saat mendengar bahwa penyerang mereka hanyalah satu orang saja.

"Dia adalah Satou Hideaki."

Wajah Isshin Kira menjadi pucat saat nama itu disebutkan, dia jadi teringat trauma karena pemuda itu telah menghajarnya sampai babak belur.

"Aku tak menduga dia akan datang sendirian menyerangku… hahaha…"

Isshin Kira kehilangan kewarasannya, di pikirannya saat ini hanyalah dipenuhi oleh balas dendam pada Satou Hideaki. Dia akan menghancurkan pemuda itu dan membuatnya menyesal atas apa yang telah dilakukannya pada dirinya.

---

Adegan pun berganti ke suatu tempat. Terlihat pasukan Isshin Kira menghampiri Satou yang datang sendirian saja.

"Katakan di mana bos kalian?"

Tanya Satou.

"Kenapa kami harus memberitahu hal itu padamu!?"

Satou menghela nafas lalu memasang wajah dengan penuh amarah. Aura-nya juga begitu hebat sampai membuat bulu kuduk pasukan tersebut berdiri dan ketakutan, apalagi niat membunuh yang berasal darinya seorang.

"Sepertinya kalian mau cari mati ya!?"

Teriak Satou melepaskan perban yang membalut tangan kanannya tersebut.