Genesis Extended bab 3 – Pohon keajaiban
Satou pernah mendengar rumor jika kamu menemukan pohon raksasa di hutan terlarang, maka dirimu akan mendapatkan keajaiban.
Pada suatu malam hari dua anak di sebuah tenda di hutan terlarang.
"Ayo kita cari pohon ini bersama-sama!"
Ucap seorang gadis dengan rambut twintail pada Satou.
"Aku sudah mencarinya tapi tak menemukannya..."
"Itu karena Satou hanya mencarinya sehari saja kan!? Pada akhirnya yang kamu lakukan hanya malas-malasan."
"Kenapa kamu bisa mengetahuinya!?"
Perempuan twintail itu menunjukkan buku catatan pencarian pohon keajaiban.
"Dibukunya hanya tertulis sehari saja..."
"I-Itu karena aku tidak sempat menuliskannya! Itu benar! Aku lupa menulisnya!"
"Jangan mencoba membohongiku!!"
"Sial! Aku tak bisa membohonginya! Seperti yang kuduga kau adalah alien!"
"Jangan mengarang yang aneh-aneh."
Akhirnya Satou dan gadis tersebut menulusuri hutan terlarang demi menemukan pohon raksasa. Namun setelah berjalan dengan begitu lama menyusuri hutan terlarang, Satou mulai kelelahan dan akhirnya mulai mengeluh.
"Bukankah sebaiknya kita menyerah saja? Kita sudah berjam-jam mencari tapi gak ketemu juga pohonnya.."
"Aku tak akan menyerah! Karena itu jalan petualanganku hihihi."
"Uwaa. Tunggu bentar, itu kan kata-kata khas tokoh utama komik yang sering kubaca!?"
Gadis berambut twintail itu mengangguk dan menjawab sambil tersenyum senang di bibirnya pada Satou.
"Aku diam-diam membaca komikmu… ternyata seru juga ya."
"Kau!!! Sudah kubilang jangan terlalu baca komik itu bisa membuat kamu menjadi tidak baik. Kau ingin menjadi sepertiku memangnya? Yang perlu kau lakukan baca resep makanan atau majalah model—"
Saat Satou lagi keasikan berbicara, dia malah tertabrak batang pohon.
"Sakit! Kenapa ada batang besar di sini!? ..Eh?"
Satou tercengang saat dirinya melihat pohon raksasa yang berada di depannya.
"Kita menemukannya lho! Kita berhasil!!"
Gadis berambut twintail itu begitu senang saat berhasil menemukannya, akan tetapi Satou malah kecewa. Dia memasang ekspresi wajah tidak percaya dan menghela napas begitu kecewa saat melihatya.
"Apanya pohon keajaiban? Hanya pohon raksasa saja bukan? Oke akan kutulis pohon keajaiban itu hanya pohon ampas!!"
"Ini bukan pohon ampas lho! Lihat pohon raksasa itu baik-baik!!"
Saat dibilang seperti itu olehnya, Satou melihat pohon raksasa sekali lagi yang ternyata terdapat pemandangan malam yang indah. Pohon tersebut dipenuhi bintang-bintang yang bersinar bahkan bulan pun cukup terlihat.
Satou menjadi tersenyum senang saat mengetahui hal tersebut.
"Kau benar… pemandangannya indah.."
Satou tidak menyangka setelah momen indah itu berlangsung, tiba-tiba sebuah tragedi yang membuatnya ketakutan terjadi dengan cepat tanpa ada peringatan apapun.
"Hei, kalian berdua! Apa yang kalian lakukan? Jangan mendekati pohon ini!"
Seseorang tiba-tiba menghampiri mereka. Berkat itu, mereka menjadi bergidik ketakutan karena takut akan dimarahi oleh orang tersebut. Yang menegur mereka adalah petugas penjaga dari hutan ini, dia yang melihat Satou dan temannya memasuki hutan dan mendekati pohon rasksasa ini membuatnya waspada.
Namun, mereka bertiga tiba-tiba mendengar suara aneh layaknya binatang buas menggeram. Petugas tersebut terkejut dan mendecih kesal, segera bersiaga dalam posisi dan melirik ke dua anak yang memasuki area terlarang ini.
Dia dan temannya menjadi panik seketika saat mendengar hal itu. Apalagi saat dia melihat seekor monster yang tiba-tiba saja menggigit petugas. Mereka berdua begitu terkejut ketika melihat hal seperti itu terjadi.
"Ukkkkkhhh!!!"
Satou terkejut melihat petugas yang tewas didepannya, untuk pertama kalinya dia melihat orang tewas.
"Satou! Satou!"
Sekujur tubuhnya tak bisa bergerak, pemuda berambut keriting itu sangat ketakutan.
"Satou! Apa yang kau lakukan!? Ayo kita lari dari sini!!"
"Satou! Satou!!"
Mendengar itu, dia langsung terbangun dari tidurnya sambil berteriak. Karena teriakannya, salah seorang datang memasuki kamar Satou dan itu adalah Sanada yang datang dengan wajah cemas karena best friend-nya.
"Ada apa Satou!?"
"Maaf Tanaka... hanya mimpi buruk saja."
"Memangnya kau mimpi apa barusan?"
"Sebuah mimpi buruk yang terasa nyata."
Yang dia pikirkan saat ini adalah apakah itu hanya sekedar mimpi? Atau itu hanyalah ingatan yang dilupakan oleh Satou?
Kenapa sosok gadis berambut twintail itu selalu muncul dalam mimpi Satou? Kenapa kali ini dirinya mendapat gambaran tentang pohon keajaiban?
Satou teringat kepada Kayonna Charlee yang memberinya teh kemarin, kalau pun dia bertanya padanya mungkin takkan diberi tahu.
"Tanaka… apakah tempat ini beneran markas yakuza?"
"Y-Ya…"
Satou terdiam melihat kea rah Sanada karena pemuda di depannya penuh akan keraguan, karena selama ini meski baru sebentar, Sanada selalu terbuka pada Satou tentang beberapa hal meski tidak semuanya.
Jadi kalau Sanada mencoba berbohong padanya, maka Satou bisa mengetahuinya tapi… dia yakin bila temannya melakukan ini karena perintah atasannya.
"Oi Satou! Apakah kamu tidak apa-apa? Akan lebih baik kamu sarapan dulu."
"Benar juga. Aku sudah mulai lapar. Mungkin aku mimpi buruk karena kelaparan hahaha…"
Tawa Satou ketika mengatakannya sambil dibawa ke kantin markas tersebut oleh Sanada dan sekalian ikut makan bersama. Pemuda berambut keriting itu berpikir bila sarapan akan membuatnya melupakan mimpi buruk yang baru saja dialaminya.
"Tak kusangka di tempat yakuza ada kantin."
"Erm, begitulah… kamu cukup memilih makanannya."
Disaaat sedang memilih makanan, kedua mata Satou melihat Kayonna Charlee yang juga berada di kantin. Mengetahui hal itu, dia pun menunjuk ke arah gadis tersebut.
"Aku akan makan bersama dengan perempuan itu!"
"Uwaa!? Jangan bilang padaku kamu tertarik dengannya best friend?"
"Jangan berpikir yang tidak-tidak..! Tentu saja aku tertarik!"
"Pikiran yang tidak-tidakku memang benar kan! Kenapa diprotes?!"
Mengabaikan Sanada yang protes sambil sweatdrop dan kebingungan, akhirnya Satou menaruh makanannya dan menuju ke meja Kayonna Charlee sambil berharap bisa makan bersamanya.
"Hei sweety~"
Ucap Satou dengan nada sok keren dan menggombal sambil berpose duduk layaknya bos kantoran yang keren. Namun itu semua kandas, saat Kayonna Charlee malah mengabaikannya dan masih tetap asik memakan makanannya.
Akan tetapi Satou tidak menyerah dan mencoba kembali mengatakannya dengan nada yang sama.
"Itu adalah hal buruk bagi lady untuk menolak lelaki yang mengajak makan bareng."
Saat mendengar itu, Kayonna Charlee langsung membawa makanannya dan pindah ke tempat lain.
"Apa yang salah dariku memangnya Tanaka!? Aku sudah keren lho tadi! Kok dia malah meninggalkanku?"
Protes Satou yang kebingungan sekaligus kesal karena rayuannya yang dia anggap keren tidak berhasil pada gadis bernama Kayonna Charlee tersebut. Sanada hanya bisa menghela napas pasrah dan menggelengkan kepala saat melihat kelakuan Satou.
"Mungkin akan lebih baik kamu pakai deck topik jika ingin dekat dengannya."
"Deck topik!? Memangnya aku peduli dengan itu!! Ah! Begitu ya.. kalau misalnya dia tidak tertarik lelaki baik, bagaimana dengan badboi? Semua perempuan suka badboi kan? Yosh! Telah kuputuskan!"
"Kupikir itu ide yang buruk…"
Namun dia tak mendengarkan saran Sanada dan Satou langusng memindahkan makanannya di meja Kayonna Charlee lalu duduk layaknya preman.
"Oi. Mulai sekarang ini adalah tempat makanku, ingatlah hal itu!!"
Ucap Satou sambil menunjuk-nunjuk ke mejanya tersebut.
"Silahkan. Kalau begitu aku akan pindah tempat."
Dengan tanpa menolak atau mengacuhkan, Kayonna Charlee langsung pindah tempat lagi. Wajah Satou kali ini menampakkan sebuah seringai senang karena salah satu rencana dadakannya lumayan berhasil, namun Sanada hanya bisa facepalm saja melihatnya.
"Sudah kubilang kan itu cara yang buruk! Kenapa kamu tidak mendengar kata-kataku!?"
"Lihat Tanaka! Kali ini aku berhasil membuatnya berbicara lho padaku! Aku yakin selera badboi itu sempurna buat perempuan!"
"Itu yang kau pikirkan!? Aku jadi mengerti kenapa kamu ditinggal oleh mantanmu sendiri..."
"Berisik! Saat ini aku tidak peduli dengan mantan! Aku sudah move on! Itu benar… aku sudah menjadi orang yang baru!"
Masih tidak menyerah, Satou mendatangi Kayonna Charlee untuk ketiga kalinya. Dia benar-benar pantang menyerah.
"Oi! Kau! Makanlah denganku!"
Ucap Satou dengan nada dingin atau mencoba menjadi seorang badboi agar dapat menarik perhatian dari Kayonna Charlee untuk sarapan bersama di meja yang sama.
"Aku menolaknya. Aku lebih suka makan sendirian."
Setelah berkata begitu kepada sang gadis berambut twintail, Kayonna Charlee langsung meninggalkan Satou.
"Kamu benar Tanaka! Dia menolakku! Ternyata dia ini bukan perempuan normal. Semua perempuan itu suka sama badboi lho!"
"Aku tak mengerti kenapa kamu menganggap begitu… memang sebaiknya kamu menyerah saja Satou."
"Jangan bilang kalau perempuan itu alien!?"
"Kenapa malah berpikiran begitu!?"
"Habisnya dia nggak suka badboi sih…"
"Bukan gitu juga!! Tapi sepertinya dirinya tak tertarik denganmu Satou…"
"Aku tak menerima ini! Kalau aku ditolak dengannya… mau dibawa kemana harga diriku sebagai lelaki!?"
"Kenapa dirimu malah terobsesi dengannya!?"
Akhirnya Satou tidak menyerah untuk bisa makan bersama Kayonna Charlee dan membuat gadis itu sampai beberapa kali pindah tempat makan karena ulah Satou.
Sampai akhirnya, Kayonna Charlee menghabiskan makanannya demi mengacuhkan Satou.
"Kenapa kamu mengikutiku?"
"Karena aku ingin kita bersama?"
"Aku ingin ke toilet..."
"Yaudah kita bicara bersama di toilet?"
"Itu sudah termasuk pelecehan seksual lho, Satou Hideaki."
Karena dirasa sudah melewati batas, Sanada pun akhirnya menghentikan Satou untuk melakukan hal yang lebih gila lagi.
"Kenapa kau menghentikanku Tanaka!? Aku sudah bilang ini menyangkut harga diriku sebagai lelaki..."
"Kau malah membuat harga dirimu makin buruk!!"
Ucap Sanada sambil memukul wajah Satou.
"Sakit! Kau ingin berkelahi denganku, hah Tanaka!?"
"Sebelum itu habiskan makananmu dulu… kamu jadi lupa makan gara-gara terobsesi pada Kayonna Charlee."
"Benar juga! Kau memang my best friend!"
Sanada pun menghela nafas dan mengusap-usap dahinya karena mentalnya kelelahan akibat kelakuan best friend-nya ini yang terlalu berlebihan dalam bertindak. Entah kenapa tiba-tiba dia juga kelelahan secara fisik.
Mendengar saran dari temannya, Satou akhirnya menghabiskan makanannya dengan cepat.
"Yosh! Aku akan serbu toiletnya!"
"Tidak boleh Satou!"
"Kenapa?"
"Kau ingin mengintipnya kah?"
"Tidak…"
"Eh?"
"Kenapa aku harus mengintipnya?"
"Kau!! Kau harusnya mengerti sopan santun! Kalau lelaki sama perempuan itu tidak boleh di toilet bersama..."
"Aku tahu itu. Aku tidak berniat mengintipnya. Aku hanya ingin mengobrol dengannya."
Sanada menghela nafas lagi dengan agak jengkel dan menggelengkan kepala.
"Apakah kamu pernah berbicara toilet dengan perempuan?"
"Pernah sekali."
"Eh!? Yang benar…?"
"Yep. Saat itu mantanku ketakutan ke toilet sendirian dan membuatku menunggunya di depan pintu kamar toilet."
Suasana hening seketika dan Sanada pun mengatakan sesuatu sambil menepuk pundak Satou dan menatapnya dengan tatapan horor.
"Kalau publik tahu itu... itu bisa masuk pelecehan seksual tahu."
"Beneran?"
"Beneran deh."
"Karena kamu memarahiku sebegitunya, aku jadi mengerti. Setelah dia selesai dari toilet dan keluar dari sana, aku akan mengajaknya berbicara."
"Masalah terselesaikan."
Akhirnya Kayonna Charlee keluar toilet, Satou yang berusaha menyapanya seketika terdiam.
Satou terdiam setelah melihat Kayonna Charlee mengelap air matanya dengan tisu dan akhirnya dia kembali ke tempatnya Sanada sambil kedua tangan berada di saku celana.
"Kau tidak jadi mengobrolnya?"
Tanya Sanada yang menaikkan sebelah alisnya tanda bingung melihat Satou.
"Tidak…"
"Kenapa?"
"Apa yang kulakukan sebenarnya? Padahal dia menolakku… tapi aku tetap saja mengejarnya."
"Itu apa boleh buat... kamu sudah terlanjur ingin banget mengejarnya."
"Pada akhirnya aku hanya membebani dirinya saja kah…"
Jawab Satou sambil menghela nafas dengan kecewa. Dia merasa kasihan pada Kayonna Charlee dan kecewa pada dirinya sendiri yang memaksa seseorang sampai jadi seperti itu.
Melihat suasananya yang agak suram, Sanada berusaha mengubah topik bicara agar bisa membuat Satou menjadi tenang dan melupakan masalahnya sekarang ini.
"Oh iya. Tadi pagi kamu mimpi buruk apa? Kalau dipikir-pikir lagi kamu belum menjelaskannya."
"Sebelum aku menjelaskannya, aku ingin bertanya sesuatu denganmu Tanaka."
"Apa itu?"
"Tempat ini beneran markas Yakuza?"
Tanya Satou dengan serius. Tak ada nada atau ekspresi bercanda seperti biasanya, hal ini membuat Sanada agak terkejut karena suasana kembali menjadi agak serius.
"Yeah… tempat ini markasnya yakuza kok."
Jawab Sanada sambil meneteskan keringat dinginnya. Dia menelan air liur sambil gugup dan pandangannya melirik ke arah lain.
Mengetahui sikap temannya, seketika Satou tertawa bahak-bahak.
"Kenapa kamu tertawa Satou!?"
"Rasanya kamu tidak cocok ditugaskan untuk menjaga rahasia."
"Eh?"
"Tak apa-apa… pasti ada alasan kuat kenapa kamu tidak boleh memberi tahu kenyataannya."
Sanada hanya terdiam mendengar hal itu dari teman baiknya. Dia tak mau berbohong tapi tak ada pilihan lain.
"Makanya aku putuskan… mulai sekarang aku akan meninggalkan tempat ini."
"Eh!? Kenapa!?"
"Ada banyak hal yang ingin kupastikan… banyak hal yang perlu kuketahui. Untuk melakukan hal itu mungkin akan melawan atasanmu. Aku tak ingin kamu kerepotan karenaku."
"Satou…"
"Karena itu makasih telah menyelamatkanku... suatu saat hutang budimu akan kubalas!"
Setelah dia mengatakan itu, Satou mulai berjalan meninggalkan Sanada.
"Tunggu!"
"Kenapa!?"
"Kalau kau ingin menyelidiki tentang organisasi ini—maka aku ikut denganmu!"
"Huh!? Apa yang kau bicarakan!?"
"Aku ikut denganmu bukan karena perintah… tapi karena aku adalah best friend mu"
"Kalau begitu kasih tahu aku--- sebenarnya apa organisasi ini!?"
"Aku tidak bisa mengatakannya. Itu sama saja dengan melawan perintah… akan tetapi aku akan memberimu sebuah petunjuk... kau harus mencarinya sendiri!"
"Maksudmu… kau ingin bermain game denganku!?"
"Benar! Walau aku masih belum tahu rahasia jelas organisasi ini... karena aku bukan pasukan tempur."
Saat dia mendengarkan hal itu, Satou akhirnya mendapatkan satu petunjuk dari kata "pasukan tempur" tentang organisasi yang dia kira markas Yakuza ini.
"Apa boleh buat… ayo kita lakukan best friend!!"
---
Pada siang di sebuah perpustakaan, kedua pemuda yang baru saja pergi dari markas yang dikira markas Yakuza, sedang mencari banyak buku yang berkaitan dengan pasukan tempur. Wajah kesal terlihat di wajah Satou saat dia sedang mencari buku di tumpukan yang begitu banyak.
"Ah… kenapa malah isinya sejarah!? Aku tak peduli dengan itu!"
Ucap Satou sambil menghela nafas dengan agak kesal karena dia tak begitu suka sejarah. Apalagi jika itu tidak menarik minatnya.
"Kau ingin menyerah!?"
"Mana mungkin aku ingin nyerah!!"
"Padahal sejarah itu banyak hal yang menarik…"
"Kamu suka dengan sejarah Tanaka?"
"Yep! Berkat itu aku jadi banyak belajar hal…"
"Apanya yang belajar? Pada akhirnya cuman gosip masa lalu saja kan?"
"Kamu salah tahu! Sejarah itu bukan gosip karena sejarah memiliki bukti otentiknya. Kalau kamu membicarakan mitologi itu baru gosip."
"Kalaupun emang itu bukti otentik apalah, apa gunanya untuk mengetahui hal itu?"
"Tentu saja dengan sejarah kita bisa belajar. Sejarah itu ada agar orang di masa depan tahu tentang kisah di masa lalu yang bisa jadi bahan pelajaran untuk orang di masa depan nantinya."
"Akan tetapi di masa depan manusia tak pernah berubah kan? Hanya dengan membaca sejarah saja…"
"Berubah lho! Tanpa sejarah kita takkan bisa tahu buku. Tanpa sejarah juga kita takkan bisa belajar teknologi. Tanpa sejarah kita takkan bisa hidup sampai sekarang ini."
"Tak kusangka ternyata kamu maniak sejarah. Bahkan aku saja sampai tak bisa membalas argumenmu hahaha."
Satou pun tertawa, Sanada ikut tertawa juga. Mereka berdua pun tertawa lepas dan membuat seisi perpustakaan yang diharuskan menjadi sunyi dan senyap serta tenang menjadi berisik. Akibat ulah mereka berdua itu, Satou dan Sanada pun diusir dari sana karena membuat kegaduhan oleh penjaga perpustakaannya.
"Mereka tak mengerti lelucon. Masa tertawa saja tidak boleh!?"
"Karena kita membuat gaduh. Lagipula perpustakaan itu tempat orang belajar makanya jika berisik itu akan mengganggu konsentrasi belajar."
"Rasanya aku jadi tidak ingin untuk mencari tahu tentang organisasimu. Ayo lakukan hal menyenangkan, Tanaka!"
"Apa yang ingin kau lakukan Satou?"
"Mabuk-mabukan?"
"Aku tidak menyarankan itu deh… yang ada nanti kita kena usir lagi."
"Hmm…"
Saat sedang memikirkan apa yang dingin dilakukan, mata Satou melihat ada tempat karaoke di sekitarnya. Dia yang mengetahui itu jadi menyunggingkan senyum dan memberitahu ke Sanada.
"Bagaimana dengan karaoke!?"
"Boleh juga! Kalau dipikir-pikir aku tidak pernah ke karaoke..."
"Beneran?"
"Beneran deh."
Dan pada akhirnya Satou dan Sanada memutuskan untuk bersenang-senang di tempat karaoke.
"Oke aku nyanyi duluan! Dengar nyanyian kerenku ini Tanaka!"
"Nyanyi sana Satou!"
Yang dinyanyikan lagu Satou malah tentang patah hati karena percintaan.
"Kupikir dirimu sudah move on? Ternyata belum toh?"
"Berisik! Giliranmu sekarang Tanaka!"
Saat Satou mulai mendengar musik yang dipilih Sanada, dia baru paham akan sesuatu saat mendengar lagu yang dinyanyikan.
"Tanaka, kau---"
Bahwa Sanada ini orangnya berjiwa nasionalis, bahkan musik yang dipakai karaoke saja lagu kemerdekaan negara jepang. Dia hanya tercengang saja dan terdiam saat melihat betapa semangatnya Sanada menyanyikan lagu tersebut.
Setelah beberapa menit dan lagunya berakhir, Sanada sudah menyelesaikan lagu yang dia nyanyikan.
"Jepang banzai!"
"…Aku memang ingin bersenang-senang tapi bukan seperti ini juga."
Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan menundukkan kepala dengan menyesal. Mulai saat itu Satou bertekad tidak akan mengajak Sanada ke tempat karaoke lagi. Dia telah menyesalinya untuk saat ini.
Tanpa disadari karena mereka keasikan berkaraoke, waktu mulai sore, mereka berdua akhirnya selesai dari tempat karaoke.
"Sangat menyenangkan~"
Ucap Sanada yang merasa senang dengan senyuman lebar di wajahnya saat ini. Dia merasa begitu beruntung dan semua beban yang dia pikul terasa terlepaskan.
"Apanya yang menyenangkan!? Kau bisa-bisanya menyanyi lagu kemerdekaan dan lagu tradisional di tempat karaoke!?"
"Eeeh!? Padahal lagunya enak didengar lho!"
"Tanaka… sampai segitunya kamu menyukai negara jepang ini?"
"Aku sangat suka jepang!"
"Sebenarnya apa yang kau inginkan Tanaka?"
"Aku ingin melindungi negara ini… sebagai warga negara jepang! Kalau bisa aku ingin jadi tentara."
"Beneran!?"
"Um! Beneran… tapi aku tidak berbakat untuk menjadi tentara. Hanya orang yang terpilih untuk menjadi tentara."
"Kamu sudah pernah mencoba mendaftar?"
"Pernah! Tapi ditolak… namun aku tetap tidak menyerah dengan tujuanku. Selemah apapun diriku, aku ingin melindungi negara ini dengan segenap kemampuanku!"
"Bagaimana kalau kau ikut pemerintah? Tunggu bentar… Organisasi yang kau masuki menyangkut pemerintahan negara ini?"
"Hampir benar, namun sayangnya bukan."
"Padahal hampir… tapi tetap salah kah?"
"Kalau ditanya kenapa aku tidak masuk pemerintahan? Aku sadar ada hal yang bahaya selain masuk pemerintahan… yang pada akhirnya membuatku berada di sini."
Sekali lagi, salah satu petunjuk didapatkan oleh Satou dan itu adalah "organisasi yang melindungi sesuatu dari bahaya".
"Begitu ya… enaknya menjadi dirimu."
"Apa yang kau bicarakan Satou?"
"Aku tak pernah memikirkan masa depanku seperti apa. Yang kulakukan hanyalah hal konyol. Berkatmu aku sadar kalau diriku telah membuang-buang waktu…"
"Pasti suatu saat kamu akan menemukannya kok, Satou."
Saat dia mengatakan itu, nada dering pun terdengar dari ponselnya dan Sanada langsung mengeceknya. Wajahnya menjadi serius dan mengeras, serasa ada kesuraman di tatapannya saat sedang membaca pesan yang dia dapatkan.
"Telah dimulai kah? Pertempurannya..."
"Apanya yang dimulai?"
"Pertempuran WTM"
"WTM?"
"Sebenarnya aku tidak boleh memberi tahu padamu tentang ini. Aku ditugaskan untuk tidak melibatkanmu dalam peperangan tersebut…"
"Kalau tidak boleh diberi tahu kenapa kau mengatakannya padaku?"
Merasa bodoh dan lupa, dia menutup mulutnya dengan kedua tangan dan menepuk kedua pipi. Sanada baru sadar dirinya keceplosan memberitahukan hal itu, dia tak menyangka akan mengatakannya dengan begitu ceroboh.
"Sial! Keceplosan! Aku takkan menjelaskan lebih detail tentang ini!"
"Terima kasih Tanaka… berkatmu aku dapat banyak petunjuk!"
"Tapi aku berharap kamu bisa mengetahuinya lebih dari ini."
"Begitu ya? Kalau begitu pertama WTM dan jika dipikirkan lagi itu adalah sebuah singkatan."
"Benar!"
Berpikir sekali lagi, Satou teringat perkataan Sanada yang dimana organisasi melindungi sesuatu dari bahaya.
"World!"
"Benar Satou!"
Karena tebakannya benar, Satou memikirkan singkatan dari T dan M lalu dia teringat mimpinya tadi pagi yaitu pohon keajaiban. Dia menduga mungkin ada hubungannya singkatan dari T dan M tersebut lalu dia menyimpulkan hal itu pada satu kalimat.
Yaitu, Pohon keajaiban = Tree Miracle?
"World Tree Miracle?"
"Hebat! Kamu bisa mengartikan singkatan itu dengan cepat!"
'Kalau begitu kejadian yang ada di mimpiku… beneran terjadi kah?'
Pikir Satou saat memikirkan kata WTM atau World Tree Miracle itu yang membuatnya teringat pada mimpinya kemarin.
"Tanaka, apakah kamu tahu lokasi pohon keajaiban yang dijaga organisasi ini?"
"Tunggu bentar—kenapa kamu bisa tahu tentang itu? Dan lagi... aku baru ditugaskan untuk menjagamu, karena aku bukan pasukan tempur jadi aku tak tahu lokasi pohon keajaiban yang dijaga WTM."
"Kalau WTM tujuannya melindungi pohon keajaiban maka jawabannya cuman hutan, yaitu hutan terlarang yang tak bisa dikunjungi sembarang orang…"
"Aku sudah bilang padamu… karena pangkatku seperti ini maka aku belum tahu lokasi pohon keajaiban itu berada di mana..."
"Tanaka… apakah kau tahu legenda hutan Yawata no Yabushirazu?"
"Hutan yang ditakuti banyak orang… konon siapa yang memasuki hutan itu orang tersebut akan menghilang…"
"Kalau misalnya orang tersebut itu tidak menghilang bagaimana?"
"Apa maksudmu Satou? Hutan itu memiliki legenda yang merujuk pada seorang samurai bernama Taira No Masakado, Ia penguasa daerah itu pada abad ke 10 silam."
"Aku tak butuh cerita legenda itu, pikirkan lagi Tanaka! Bukankah lokasi hutan itu berdekatan dengan markas WTM?"
"Jangan bilang…"
"Itu benar! Yang kau duga itu tidak salah! Kemungkinan besar di situlah lokasi pohon keajaiban itu berada…!"
"Kalaupun memang beneran di sana... apa yang akan kau lakukan?"
"Bagaimana kalau kita mencoba ke sana!?"
"Akan tetapi Satou… banyak rumor mengatakan hutan tersebut memiliki gas beracun..."
"Tapi kita takkan tau sebelum mencari tahu ke sana, bukan…?"
"Maaf… aku tak bisa mengizinkanmu ke sana Satou."
Satou menghela nafas lalu mulai berbicara. Dia mau meyakinkan best friend-nya ini agar mengizinkannya pergi ke sana, bahkan lebih baik jika pergi bersama.
"Pikirkan lagi Tanaka! Bukankah kamu ingin melindungi negara ini? Bukankah sudah tugasmu untuk membantu WTM? Apakah kamu akan diam saja membiarkan mereka perang begitu saja?"
"Tapi aku tak punya pengalaman perang sama sekali…"
"Walau begitu setidaknya dirimu sudah mencoba semaksimal mungkin membantu WTM…! Kalaupun kamu berhasil… kamu akan masuk bagian dalam sejarah bukan? Bukankah bagus untukmu bisa masuk sejarah!? Dengan begitu pangkatmu bisa naik seperti yang kau mau bukan?"
"Aaaah! Pada akhirnya aku harus memilih instingmu lagi kah Satou!? Ayo lakukan!"
"Yosh!"
Dengan paksaan dari temannya, Sanada pun bertekad menuju hutan terlarang bernama Yawata no Yabushirazu bersama dengan Satou.
---
Dengan menggunakan mobil, mereka berdua yaitu Satou dan Sanada, pergi menuju hutan terlarang bernama Yawata no Yabushirazu. Mereka merencanakan akan pergi di sore hari ini, karena harus ada urusan sebentar sebelum berangkat.
"World Tree Miracle adalah organisasi yang memiliki tugas menjaga pohon keajaiban dari orang-orang jahat…"
"Kenapa mereka segitunya demi melindungi pohon? Karena pohon itu bisa mengabulkan keinginan apapun?"
"Aku tak tahu… bahkan pemerintah negara jepang dan amerika saja mempercayakan hal ini pada organisasi WTM."
"Oi oi, kalau sudah dipercayakan sama mereka, bukankah itu pohon yang sangat penting?"
"Aku selalu bertanya-tanya kenapa pemerintah jepang bahkan amerika sampai mempercayakan pohon keajaiban itu pada WTM. Sebenarnya pohon yang dijaga itu pohon seperti apa? Saat itu aku merasa ada yang jauh lebih bahaya daripada pemerintah."
"Menyangkut dunia kah? Ini mah sudah level yang cukup besar Tanaka.."
"Ya, makanya itu aku menjadi pasukan WTM. Mungkin saja aku bisa melindungi jepang dengan pilihanku ini…"
"Kita akan tahu kenyataannya sekarang juga Tanaka!"
Jawab Satou yang meyakinkan sahabatnya tersebut dengan senyuman tanpa ragu. Sanada mengangguk setuju dan akhirnya bisa mengetahui apa rahasia yang disembunyikan oleh atasannya dari WTM tersebut.