Genesis Extended Bab 1 – Perkenalan
Pada suatu malam hari di sebuah gang yang begitu sempit, sebuah keributan sedang terjadi.
"Cukup sampai disitu, Yumeno Shion!"
"Dirimu sudah tidak bisa kemana-kemana lagi!"
Ucap para pasukan yang mengejar seorang perempuan.
Namanya Yumeno Shion. Dia adalah seorang perempuan berambut pendek sebahu dan berwarna hijau.
Dia berumur 18 tahun dan statusnya saat ini adalah: dia sedang kewalahan akibat terkena jebakan pasukan yang tengah dilawannya.
Detail tambahan: Ada kemungkinan dia adalah heroine atau tokoh utama perempuan dari cerita ini.
"Berani-beraninya kalian menyerang warga sipil yang tak ada hubungannya dengan masalah ini!"
Jawab Yumeno dengan lantang pada para pengejarnya. Terlihat dengan jelas kekesalan terpancar di wajahnya saat ini.
"Ini tepat seperti yang direncanakan oleh Isshin Kira-Sama…"
"Dengan mengulur waktu sambil menyerang warga sipil, pastinya dirimu akan memakai kekuatan yang kau punya untuk melindungi mereka."
"Dan pada akhirnya, kalian melakukan itu demi menghabiskan energiku kah?"
"Itu benar sekali! Dan disinilah kami akan menghabisimu, Yumeno Shion!"
Terlihat sekali dengan jelas bahwa pasukan dari Isshin Kira tengah mengepung Yumeno Shion. Gadis tersebut melirik ke sekitarnya, mencoba mencari cara untuk keluar dari situasinya saat ini sambil berdecih kesal.
Tiba-tiba, disaat dirinya sedang terkepung dan sibuk akan dirinya sendiri, seseorang tiba-tiba muncul dan melewatinya sambil menabrak salah satu anggota dari pasukan Isshin Kira.
"Woi! Jalan yang bener dong!"
"Maafkan aku! Aku tidak melihat dirimu ada didepanku…"
Namanya Satou Hideaki. Dia adalah seorang pemuda dengan gaya rambut keiring dan berwarna hitam pendek sebahu. Dia berumur 20 tahun dan statusnya saat ini adalah: dia sedang mabuk berat. Detail tambahan: Ada kemungkinan dia adalah tokoh utama dari cerita ini.
"Ternyata cuman orang mabuk. Dasar, bikin kaget saja!"
Seketika, Satou mendadak berhenti dan berjalan mendekati salah satu pasukan tersebut.
"Barusan kau bilang apa?"
Pemuda berambut hitam keriting tersebut bertanya dengan wajah penasaran.
"Dirimu terlihat mabuk…"
Mendengar jawaban tersebut, tanpa basa-basi, salah satu kepalan tinju Satou melayang ke wajah pasukan tersebut dan membuat pria malang tersebut terjatuh akibat pukulannya.
"Kau bilang wajahku cocok diselingkuhi perempuan!? Memangnya apa yang kau tau tentang diriku, hah!?"
Protesnya dengan nada suara kencang dan amarah terlihat jelas dari raut wajahnya saat ini, meskipun dia tengah mabuk.
Yumeno yang melihat itu hanya kebingungan, tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Otaknya tidak bisa mencerna hal absurd yang terjadi tepat di depan matanya saat ini.
"Apa yang barusan kau lakukan, brengsek!"
"Kau sudah bosan hidup, hah?!"
Dengan rasa marah sekaligus bingung, para anggota dari Pasukan Isshin Kira tersebut langsung mengerumuni pemabuk bernama Satou tersebut. Wajar saja jika mereka emosinya tersulut sepert itu, karena salah satu rekannya ditonjok sampai pingsan oleh orang tak dikenal yang sepertinya tuli.
"Huh!? Mau diselingkuhi cewek katamu!? Mana mungkin aku mau!!!"
Dia melancarkan protes sekali lagi, seolah kedua gendang telinganya tidak mencerna dengan baik ucapan dari mereka.
"Apa omong kosong yang kau bicarakan, hah?!"
Teriak salah satu pasukan tersebut dengan kesal dan tidak peduli. Hal yang dia inginkan saat ini adalah menyerang Satou dan dengan cepat, dia pun melayangkan serangannya pada pemuda mabuk tersebut.
Namun serangannya ternyata berhasil ditahan oleh Satou dengan tangannya. Dia menahannya dengan begitu mudah dan membuat pasukan yang menyerangnya menjadi terkejut.
"Akan kubuat kalian semua menyesal!"
Dengan cepat, Satou mematahkan lengan penyerangnya yang berada dalam genggamannya, yang membuat bunyi sesuatu patah dengan keras dan juga teriakan penuh kesakitan dari anggota pasukan Isshin Kira tersebut.
"Gaaah….! S-Sialan kau!!"
Mengetahui hal itu, Satou langsung menarik tubuh pasukan yang tangannya ia patahkan, lalu mengubah posisinya dengan sang pemuda berambut keriting berada di belakang tubuh pasukan tersebut, menjadikannya sebagai tameng dari serangan yang dilancarkan dari anggota pasukan lainnya.
Hal tersebut membuat orang yang dia jadikan tameng terkena pukulan dari rekan satu timnya, dan Satou pun langsung membenturkan kepala pasukan yang ia pegang kepada pasukan kedua yang menyerangnya, yang membuat mereka berdua jatuh dan pingsan karenanya.
Merasakan sesuatu berada di belakangnya, insting Satou memperingatkan dan anggota ketiga dari pasukan tersebut mencoba menyerangnya dari belakang, namun mengetahui hal itu, Satou pun langsung berbalik arah dan memberikan tendangan ke pasukan ketiga tersebut dengan kaki kanannya; dampak dari tendangannya sampai membuat penyerang ketiganya tersungkur jatuh dan pingsan.
"Selanjutnya kalian!"
Ucap Satou yang menunjuk ke pasukan lainnya yang masih sedikit terkejut.
"J-Jangan banyak lagak kau!"
Nada ketakutan sangat jelas darinya, namun pasukan ketiga tersebut mencoba untuk tegar dan berlagak berani.
Tanpa memberikan kesempatan, Satou mengepalkan tinjunya dan memberikan pukulan dengan kecepatan yang luar biasa tepat ke daerah perut penyerangnya. Orang yang menjadi sasaran pukulan Satou menjadi terkejut akan reaksi cepat dari pemuda berambut keriting tersebut.
Namun dia belum selesai melakukannya, Satou pun memegang kepala lawannya dan menendang wajah pasukan ketiga itu dengan dengkul kaki miliknya sampai membuatnya terjatuh dan pingsan.
"Sialan kau!"
Dengan amarah yang meluap akibat rekannya dikalahkan, kedua pasukan lainnya pun segera menyerang penyerang mereka, namun hal itu gagal. Satou yang mengetahui niat mereka pun memutarbalikkan situasi dan memberikan double punch tepat di wajah kedua pasukan tersebut.
"Jangan memandang rendah korban NTR sialan! Kubunuh kalian!!"
Teriak Satou sekali lagi yang terdengar seperti dia meremehkan lawannya. Namun bagi pemuda yang sedang mabuk tersebut, apa yang dia katakan tidak mengandung maksud apapun.
Akibat satu persatu gugurnya rekan mereka, kini jumlah anggota dari pasukan Isshin Kira berkurang menjadi tinggal lima orang yang tersisa yang dihadapi Satou.
Sebelum terkena serangan dari musuhnya, Satou langsung maju menerjang dan melancarkan serangannya, sambil melompat dan menghantamkan tinjunya ke wajah salah satu pasukan tersebut sampai tersungkur jatuh.
Empat orang yang ingin menyerang Satou hanya bisa tercengang saat melihatnya. Namun, mencoba meyakinkan diri, mereka tak peduli dan mengambil keputusan sambil mengepalkan tangannya.
"Ah... Aaaaaah!!"
Teriak salah satu pasukan yang ingin menyerang Satou. Tapi dengan keadaan Satou yang mabuk, dia pun langsung menghindari serangan tersebut dan melakukan tackle pada kaki penyerangya hingga salah satu pasukan tersebut terjatuh.
"Ukh!"
Tanpa ragu Satou langsung menginjak pasukan yang terjatuh.
Berkat hal tersebut, orang yang harus dihadapi oleh Satou hanya tersisa tiga orang saja dari total keseluruhan tadi dan langsung saja tanpa menunggu, tiga orang tersebut langsung menyerang Satou bersamaan, yang tentu saja oleh Satou dihindari satu persatu serangan mereka.
Lalu, berniat membalasnya, Satou pun loncat melakukan dropkick tepat kepada salah satu pasukan tersebut sampai terjatuh.
Dengan cepat Satou langsung menangkis kedua serangan lawannya yang bersamaan dengan kedua tangannya.
"Sial! Orang ini terlalu kuat!"
"Sebenarnya siapa orang ini!?"
Ucap kedua pasukan tersebut dengan ekspresi keheranan sekaligus kesal karena menerima tendangan dari orang yang bahkan tidak mereka kenal.
Setelah berhasil memberikan drop kick, Satou pun langsung berjalan mundur dengan perlahan sambil mengubah posisi tubuhnya dengan mempersiapkan kuda-kuda yang dia tunjukkan.
Melihat pemuda mabuk tersebut memasang kuda-kuda, kedua orang itu pun juga menyiapkan kuda-kuda mereka sendiri serta akan menyerang Satou sekali lagi dan mencoba untuk tidak gagal. Namun usahanya kembali sia-sia, dikarenakan reaksi mereka kurang cepat dalam membalas Satou yang kini memukul salah satu temannya tersebut dengan pukulan bertubi-tubi, hingga membuatnya pingsan.
Berkat hal itu, lawan yang tersisa hanyalah satu.
Saat instingnya merasakan sesuatu berusaha menyerang dirinya, Satou pun menghindari serangan lawannya dengan memutarkan badannya ke arah belakang, mendapatkan ekspresi kebingungan dari lawannya.
"Apa yang sebenarnya dia lakukan?"
Sementara lawannya kebingungan, Satou yang berhasil memutar badannya ke belakang pun melakukan tendangan sabit pada lawannya.
"Apa!? Tendangan---"
Tanpa sempat menyelesaikan perkataannya, dia pun terjatuh dan pingsan akibat tendangan Satou mengenai wajahnya, dan berkat hal itu Satou pun memenangkan pertarungan absurd ini.
Namun, merasa belum puas akan hasil yang dia dapat, Satou dengan tanpa perasaan dan kejam, memukul lawannya yang sudah pingsan dengan rasa kesal.
"Aku ini jadi korban NTR bukan karena kemauanku sialan!! Padahal aku bekerja keras untuk membahagiakannya tapi pada akhirnya diriku diselingkuhi. Kenapa hal ini terjadi padaku!?"
Satou pun ingin melayangkan tinju yang sangat kencang ke lawannya, akan tetapi tinjunya malah ditahan oleh Yumeno.
"Hei, hentikan itu… dia sudah kalah telak."
Ucap Yumeno yang berusaha menghentikan pemuda berambut keriting tersebut. Melihat ada seseorang di belakangnya yang berusaha menghentikannya, hal itu membuat Satou menoleh ke belakang.
"Eh? Sejak kapan ada seorang perempuan disini..?"
Bingung adalah ekspresi wajahnya saat ini ketika menyadari seorang gadis berada di belakangnya dan di saat dia ingin menanyakan sesuatu, Satou merasakan sesuatu dari tubuhnya dan membuatnya menutup mulutnya.
"Ughp…!"
Merasakan sensasi itu, Satou pun membuka mulutnya dan memuntahkan sesuatu akibat dari dirinya yang mabuk. Yumeno, sang gadis misterius, menjadi sangat kebingungan akan perkembangan aneh ini dan bertanya-tanya.
"Hoeeek….!"
"Eh…? Eh…! Eh….?!"
Namun satu hal yang dia ketahui, pertarungan melawan pasukan Isshin Kira tersebut, berhasil diakhiri oleh Satou yang tiba-tiba ikut campur dan pada akhirnya dia memuntahkan sesuatu karena mabuk.
-
Di suatu tempat yang misterius, seorang pemuda berambut jabrik dan berwarna coklat terlihat sedang bersantai. Pemuda itu adalah salah satu penghuni tempat ini dan juga yang berfungsi sebagai markasnya.
Namanya adalah Isshin Kira. Seorang pemuda berusia 18 tahun dan statusnya saat ini adalah: Menunggu kabar yang dibawakan dari anak buah atau pasukan yang telah dia kirimkan. Detail tambahan: Ada kemungkinan dia antagonis atau tokoh jahat dari cerita ini.
Bunyi dering pun terdengar dari ponsel milik Isshin Kira yang berada di sampingnya. Mendengar hal itu, dia pun menjawab panggilannya dan bertanya pada orang yang memanggilnya.
"Ada apa?"
"Lapor Isshin Kira-sama! Ada seorang pemuda misterius yang mengalahkan beberapa pasukan kita…"
"Hee, menarik… Baiklah, kalau begitu jalankan rencana B pada pemuda itu besok. Dengan segera."
"Baik dilaksanakan!"
Merasa lumayan puas dengan jawaban dari anak buahnya, Isshin Kira pun mengangguk dan menutup panggilan tersebut.
"Tak kusangka, ada manusia biasa tanpa kekuatan apapun bisa mengalahkan pasukanku. Asal dia tahu saja, di dunia ini yang boleh hidup itu hanyalah orang terkuat saja…"
Dia menggumamkannya dengan seringai muncul di bibirnya.
---
"Satou! Bangunlah! Kumohon tetaplah ̷hi̷d̷u̷p̷! Takkan kubiarkan dirimu ̷ma̷t̷i̷ di sini!"
Panggil seorang perempuan berambut twintail sedang menggoyangkan tubuh Satou.
Berkat hal itu, Satou pun terbangun dari tidurnya dan mencoba menggelengkan kepala sambil merasa kebingungan.
"Ugh... Apa-apaan mimpi barusan..?"
Ucap Satou dengan nada pelan sambil mengusap-usap matanya.
Belakangan ini Satou selalu mengalami mimpi aneh, seperti perempuan twintail menangis kepadanya, pada akhirnya mimpi tersebut hanya menjadi misteri dan teka-teki yang harus dipecahkan olehnya.
Dia pun mencoba membuka matanya dan melirik sekitar, mendapati seorang perempuan yang berada tidak jauh darinya dan membuatnya bingung sejenak. Apalagi perempuan itu tersenyum padanya.
"Selamat pagi…"
Sapa Yumeno yang menghampiri Satou yang baru saja bangun tidur di kamarnya.
"Selamat pagi…"
Satou tentu saja menjawabnya dengan otomatis dan seolah natural. Namun, dia terdiam untuk sejenak dan bertanya sesuatu pada perempuan tersebut dengan bingung dan mencoba untuk ramah serta sopan.
"Maaf bertanya, kau ini siapa ya? Kenapa kau ada di kamarku..?"
"Eh…?! Kau tidak mengingatnya!?"
Tentu saja Yumeno terkejut, namun dia juga harus tahu jika Satou yang dalam keadaan mabuk tidak bisa mengingat kejadian semalam dengan baik.
"…Aku tidak mengingatnya.."
Hal itu membuat sang pemuda mabuk tersebut bingung dan mencoba untuk mengingatnya. Dia ingat dengan samar-samar, kenapa dia menjadi mabuk pada kemarin.
-Flashback-
Di suatu pagi yang cerah dan hari normal seperti biasanya, Satou tiba-tiba mendapat panggilan dari seseorang yang dia tahu. Mengetahui hal itu, dia pun menjawab panggilan dari pacarnya dan mencoba mendengar apa yang ingin dibicarakan.
"Aku minta putus."
Ucap pacarnya.
"Eh!? Kenapa!?"
"Maaf… selama ini sebenarnya diriku sudah selingkuh darimu.."
Pengakuan yang begitu jujur dan tanpa rasa bersalah meski dia menambahkan kata maaf, yang membuat Satou berdiam dan tak bisa berkata apa-apa.
"Setelah berpikir lama, akhirnya aku memutuskan untuk memilihnya. Karena itu maaf Satou, aku ingin hubungan kita berakhir."
"Oke."
Jawab Satou dengan santai. Yang tentu saja hal tersebut membuat pacar atau mantan pacarnya saat ini menjadi terkejut hingga membuatnya tercengang.
"Hanya itu reaksimu!?"
"Ya… habisnya kamu memutuskan memilih dirinya 'kan? Selama kamu bahagia dengannya… itu udah cukup bagiku."
"Aku… aku benar-benar minta maaf, Satou. Aku tahu jika aku ini hanya perempuan brengsek… tapi perasaanku padamu sepanjang kita pacaran itu tidaklah bohong kok."
"Aku tahu kok… makanya sudah kubilang tidak apa-apa!"
"Kenangan yang terjadi pada kita takkan kulupakan---"
Tidak mau mendengarkan suaranya lagi, Satou pun langsung mematikan panggilan telpon tersebut. Dia menghela napas berat, mencoba tetap tegar meskipun rasa sakit terasa di dalam hatinya saat ini.
"Ya... seenggaknya dia mengaku bukan? Bukankah itu lebih baik?"
Ucap Satou dengan nada lirih sambil menundukkan kepala dan memikirkan hal tersebut lagi.
"Apa benar ini yang lebih baik?"
Mencoba mengacuhkan hal itu, dia menggelengkan kepalanya karena dia harus tidak memikirkan hal tersebut atau itu akan berimbas pada pekerjaannya nanti di kantor.
Namun, seperti yang diduga. Akibat kabar dia putus dengan pacarnya, Satou malah lalai dalam kerja dan membuatnya tidak bisa fokus dalam melakukannya. Kerjaannya malah makin berantakan tiap kali dia berusaha untuk membenarkannya.
Dan itu mengakibatkannya mendapat teguran dengan keras dari bos-nya.
"Satou!! Memangnya kau ini anak baru!? Kau kan sudah kerja lama di sini… kenapa kau masih saja melakukan kesalahan di kerjaan yang mudah begini?!"
"Maafkan aku pak!"
Jawab Satou sambil menundukkan kepalanya sambil meminta maaf.
Boss kerja Satou ini dikenal sangat kejam, ketika karyawan melakukan kesalahan maka gaji karyawan akan dipotong 50%.
Bahkan gaji pun suka telat diberikan pada karyawan. Sekalinya karyawan protes pada boss, mereka malah dipecat tanpa digaji atau pesangon.
Hasilnya karyawan yang kerja ditempat ini bagaikan budak.
Satou bekerja dikantor ini, karena hanya tempat kerja inilah yang menerima lamaran kerja Satou.
"Kau pikir dengan meminta maaf akan menyelesaikan masalah huh!? Kerja yang benar! Pikir! Dirimu cuman karyawan di sini! Tanpa gajiku kau tak bisa apa-apa! Cumanlah sampah!"
Teguran dari bos tersebut makin menjadi parah. Dia membentak pegawainya dan menyisipkan kata-kata hinaan juga pada Satou tanpa ampun dan rasa bersalah. Mendengar bentakan dari bos-nya tersebut, Satou yang tadinya sedang dirundung rasa sedih, tiba-tiba sudah menjadi muak.
"Berisik sialan! Hanya karena dirimu boss bukan berarti dirimu mengatakan seenaknya sialan!"
Teriak Satou yang menjadi kesal dan tidak mempedulikan jabatan diantara mereka sambil menarik kerah baju bos-nya tersebut. Merasa tidak sopan, bos-nya Satou pun membentak lagi pemuda tersebut dengan kata-katanya.
"Dirimu tidak tau posisimu saat in, hah!? Kupecat kau sialan!!!"
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Satou pun langsung menghajar muka bos-nya tersebut dengan kepalan tangan tinju yang begitu berat dan bisa membuat seseorang terpental atau jatuh pingsan dalam sekali pukulan.
Karyawan lain yang selama ini takut saat melihat Satou menghajar bos-nya langsung menjadi terdiam.
"Kubunuh kau! Udah seenaknya motong gaji karyawan! Gaji suka ngasihnya telat mulu! Jangan sok-sok-an jadi bos, sialan!!"
Protes Satou sambil menghajar bos-nya tanpa henti tanpa mempedulikan sekitarnya, dikarenakan dia sudah benar-benar kehilangan kendali. Para karyawan bukannya menghentikan Satou malah mendukung Satou.
Hasilnya para karyawan ikut menyerang bos. Mereka meluapkan frustasi yang sudah dibendung secara bersamaan dengan meniru apa yang Satou lakukan. Hal itu menjadi akhir bagi bos di kantornya dan juga sudah terlambat bagi Satou untuk menyesali perbuatannya.
"Persetan dengan tempat bos kantor itu! Mau bangkrut juga tak ada urusannya denganku."
Sambil duduk di dekat stasiun kereta, Satou hanya terdiam melihat kereta yang datang dari berbagai jalur. Dia pun menghela napas berat dan memutuskan untuk pulang saja, namun pemikirannya berganti saat dia melihat sebuah bar yang masih buka.
Melihat itu, Satou pun memutuskan untuk minum sake untuk melupakan stres yang dia dapat pada hari ini. Yang tentu saja membuat pemuda tersebut menjadi mabuk, apalagi ketika dia sudah menghabiskan beberapa botol sake.
Dengan perasaan kesal, dia meluapkan semua emosinya sembari minum sake.
"Apanya yang penting dia bahagia!? Jelas-jelas aku diselingkuhi lho! Betapa bodohnya diriku.."
Satou pun menarik nafas perlahan, lalu meminum sakenya lagi.
"Maaf pak barnya mau tutup…"
Mendengar ucapan sopan yang seolah terdengar seperti permintaan, Satou pun memutuskan untuk pulang. Lalu setelah itu Satou tidak mengingat apapun lagi.
-Flashback Satou hari kemarin end-
Setelah mengingat kembali kejadian pada hari kemarin, Satou pun menghela nafas. Dia sudah mengingat semua hal tersebut sebelum bertemu Yumeno dalam keadaan mabuk.
"Pada akhirnya hal ini yang terjadi kah?"
"Um."
Yumeno pun mengangguk, merasa kalau pemuda di hadapannya sedikit mengerti apa yang terjadi kemarin.
"Aku mengerti! Aku akan tanggung jawab!"
Jawab Satou dengan penuh keyakinan pada nada suaranya.
"Eh? Apanya?"
Yumeno pun memiringkan kepalanya kebingungan mendengar jawaban yang diberikan oleh Satou.
"Eh?"
"Um?"
"Aku tidak melakukan apapun semalam?"
"Kamu hanya mabuk saja… dan hebatnya kamu masih bisa ngasih tahu lokasi tempat tinggalmu."
"Lalu kenapa kamu masih ada di sini?"
"Karena aku khawatir dirimu kenapa-kenapa… Ini pertama kalinya aku menghadapi orang mabuk tahu."
"….."
Satou pun menepuk wajahnya dan menghela napas panjang, sambil menggelengkan kepalanya. Dia tidak tahu harus berkata apa dan merasa bodoh, namun dia menatap Yumeno dengan wajah masih kebingungan.
"Apa yang sebenarnya yang kulakukan? Berduaan bersama perempuan di kamar tidak melakukan apa-apa? Memangnya aku ini cowok beta?"
Keluh Satou.
"Memangnya apa yang ingin kau lakukan?"
"T-Tidak ada kok! Hanya saja… kau ini baik ya… sampai rela menunggu diriku baik-baik saja semalaman?"
"Karena aku khawatir…"
"Tapi kamu jangan lakukan hal seperti itu lagi."
"Kenapa?"
"Kamu sangat beruntung berhadapan denganku yang tidak melakukan apa-apa semalam, kalau aku ini orang jahat, apa yang kau akan lakukan?"
"Tak apa-apa kok. Aku ini kuat, jadi tenang saja."
"Hee… semacam ikut beladiri 'kah? Sudah lama tak membicarakan hal itu. Ya sudahlah, maaf sudah membuatmu repot."
"Tak apa-apa… menolong warga sipil itu sudah menjadi kewajibanku."
"Kewajiban? Pokoknya terima kasih banyak!"
Ucap Satou yang berterima kasih pada orang yang telah membantunya sambil menundukkan kepala. Gadis berambut pendek hijau itu hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya karena senang melihat Satou sudah baik-baik saja.
Merasa urusannya sudah selesai, Yumeno pun mengatakan sesuatu pada penyelamatnya.
"Kalau begitu aku pamit dulu. Selamat tinggal Satou-san, semoga kamu baik-baik saja."
"Ya… kamu juga—tunggu sebentar! Sejak kapan kamu tahu namaku?"
"Karena kamu pernah mengatakannya."
"Pas mabuk?"
"Oh…"
Yumeno hanya mengangguk dan segera pergi dari tempat tinggal pemuda berambut keriting tersebut.
Setelah Yumeno meninggalkan dirinya, Satou lupa menanyakan nama Yumeno padanya. Karena jika dia tahu nama gadis tersebut, sang pemuda ini bisa membalas budi Yumeno yang telah membantunya pulang dalam keadaan mabuk.
"Tapi ya sudahlah. Sekarang apa yang harus kulakukan? Sekarang aku sudah jadi pengangguran… tak punya pekerjaan dan pacar juga tidak punya."
Dia menghela napas kelelahan, baik mental dan fisiknya, sambil menggaruk rambutnya karena masih bingung mau melakukan apa setelah keadaannya menjadi lumayan kacau akibat kemarin.
Dan pada akhirnya Satou memutuskan untuk jalan-jalan. Sesuatu yang simpel tapi kemungkinan bisa berguna bagi Satou di saat ini. Ada kemungkinan inilah yang dia butuhkan, menyendiri dan berjalan-jalan.
Mungkin hal itu bisa menenangkan Satou dari kegalauannya.
---
"Target mulai berjalan."
Ucap seseorang yang memiliki penampilan layaknya seorang prajurit. Dia berada dalam posisi membidik target miliknya saat ini dengan senapan laras panjangnya, di mana dia sedang menjadi seorang penempak runduk atau sniper.
Target yang dia bidik saat ini adalah Satou Hideaki. Pemuda yang menjadi targetnya saat ini sedang berjalan-jalan dengan santai tanpa mengetahuinya.
"Bingo! Setelah kuberi aba-aba, kita mulai rencana B-nya."
"Baik!"
---
Saat ini Satou sedang menyusuri gang kecil, sambil mengingat kenangan dan tempat di mana dirinya pertama kali bertemu denagn mantan kekasihnya. Sebuah tempat di mana mantannya akan diserang oleh seorang preman akan tetapi, dengan Satou yang ada di sana, hal tersebut berhasil diberhentikan oleh Satou.
Setelah itu mantannya langsung berterima kasih dan meminta kontak Satou, lalu di saat itulah mantannya mulai mendekati Satou sampai akhirnya mereka berpacaran.
"Tak kusangka akan berakhir seperti ini… Ini bukti kalau diriku manusia. Manusia itu pastinya memiliki perasaan, bukan?"
Padahal mantannya yang menyatakan cinta pada Satou duluan, lalu Satou berpikir dengan menerima cintanya mungkin kehidupannya saat ini bisa berubah menjadi lebih baik. Namun itu semua ternyata hanyalah semu belaka.
Sang pemuda berambut keriting itu terlalu terbawa perasaan kepada mantannya.
Dia seketika menghela napas berat. Entah sudah berapa kali dia melakukannya, jika dihitung dengan kemarin sebelum dia mabuk.
"Kupikir dengan jago berkelahi, aku akan menjadi kuat. Ternyata aku memanglah masih lemah, hanya karena hal seperti ini aku menjadi galau."
Saat menggumamkan hal tersebut, tiba-tiba Satou merasakan sakit di bagian kepalanya.
"Ukh.. apa ini…? Kenapa aku tiba-tiba merasakan ini?"
Sekujur tubuh Satou seketika mengucurkan banyak keringat. Dia mendapatkan firasat buruk dan perasaan di mana harus segera pergi dari tempatnya saat ini.
Sekali lagi, firasat tersebut seolah menyuruhnya untuk menunduk dari sesuatu.
"Ukh!? Kepalaku---"
Satou pun makin pusing, kepalanya dipenuhi pikiran seperti…
"Pergi dari sini! Cepat menunduk! Kalau kau tidak menunduk, kau bisa mati!"
Mendengar suara tersebut, dia pun segera menundukkan kepalanya.
"DOR!"
Bunyi nyaring sebuah peluru pun melesat dan Satou pun tercengang melihat peluru yang menembus di dinding. Dia menjadi kebingungan, hal tersebut tercetak jelas di wajahnya saat ini sambil melihat ke peluru di dinding hadapannya.
"Apa ini!?"
Setelah memikirkan hal tersebut selama beberapa detik, Satou menjadi sadar jika dirinya berhasil menghindari sebuah tembakan dari seseorang entah dari mana itu berasal.
---
"Apa!? Dia bisa menghindari bidikan dariku!?"
Prajurit itu pun kaget saat melihat target bidikannya bisa menghindari tembakan dari senapan miliknya tersebut. Karena pasalnya dia selalu berhasil menembak targetnya, jadi saat mengetahui seseorang bisa menghindari bidikan tersebut, dia tentu saja kaget.
"Apa yang terjadi!? Bukankah target akan kau selesaikan dalam sekali tembak?"
"Maafkan saya, ini benar-benar diluar ekspetasi."
"Haah… sepertinya tidak ada jalan lain selain beralih ke rencana C."
---
Satou tidak mengerti situasi apa yang terjadi padanya. Dia kebingungan, benar-benar sangat bingung, namun mencoba untuk bersikap tenang dan mencerna apa yang terjadi dengan kepala dingin daripada sebaliknya.
Yang bisa dilakukan Satou saat ini adalah melarikan diri.
"Terjadi lagi… kepalaku…"
Dengan kepala yang merasakan sakit lagi, dia tak bisa memikirkan apapun selain mengandalkan instingnya yang menyuruhnya untuk berlari sekencang mungkin dari tempatnya berada saat ini.
Meski masih kebingungan, dengan begitu lincahnya, Satou menghindari tembakan yang diarahkan padanya berkali-kali dengan berlari. Sang penembak yang menargetkan dia pun terkejut dan menjadi kesal karenanya, apalagi saat targetnya berhasil lolos dari tembakan mautnya.
Namun, saat Satou pun keluar dari gang, dia melihat begitu banyak mobil yang mengurumuni dan sedang mengejarnya dengan kecepatan yang luar biasa.
"Yang benar saja…"
Dia menggerutu saat melihat apa yang terjadi saat ini. Apalagi sakit kepala yang dirasakan makin menjadi-jadi dan mau tak mau, Satou harus mengikuti instruksi instingnya yaitu melarikan diri secepatnya.
Saat melihat targetnya mulai melarikan diri, salah satu pasukan dari mobil menembak bazooka kearah Satou.
"Lompat!!"
Dengan mendengarkan instingnya itu, Satou pun menghindari ledakan itu dengan melompat, yang hasilnya membuatnya terjatuh.
"Lari! Walau aku tidak tahu apa yang terjadi.. aku harus lari!"
Ucapnya sambil mencoba berdiri dari posisinya saat ini dan mencoba kembali berlari menuju suatu tempat, entah di mana pun itu asal dia bisa lolos dari kejaran orang asing yang sedang mengejarnya. Dan saat dia sedang berlari, kedua matanya tertuju pada sebuah tong sampah.
Melihat tong sampah tersebut, dia langsung mendapat ide untuk bersembunyi di dalamnya. Berharap bisa lolos dari pengejarnya.
"Ueeek.. aku harus menahannya untuk tetap bisa hidup."
Saat Satou sedang bersembunyi di tong sampah dari kejaran banyak orang tersebut yang menginginkan nyawa tersebut, bunyi dering terdengar dari saku celana miliknya dan ternyata itu adalah bunyi seseorang menelpon dari ponselnya.
"Sial! Aku tak sempat mematikan ponselku!"
Dengan agak panik, Satou pun mengangkat panggilan tersebut dan menjawabnya.
"Betapa pintarnya kalian… tidak hanya jago mencegatku tapi sampat meretas nomor ponselku."
Ucap Satou.
"Satou Hideaki saat ini dirimu berada dimana? Aku melihat banyak pasukan yang mengejarmu.."
"Eh!? Kau bukan orang yang mengejarku!?"
"Bukan! Aku menelpon untuk menyelamatkan nyawamu Satou!"
"Siapa kau sebenarnya!?"
"Ini aku lho, Sanada! Best friend-mu!"
"Oh!!! Tanaka kah? Sudah lama nggak ketemu. Tolong aku sekarang juga dong."
"Makanya kasih tau lokasimu sekarang juga."
"Bentar, aku tidak ingat punya teman bernama Tanaka! Siapa sebenarnya kau!?"
Saat sedang menelpon dan bersembunyi di tong sampah, telinga Satou bisa mendengar banyak pasukan yang mencari dirinya.
"Percayalah padaku! Aku janji akan menyelamatkanmu! Sudah kirimkan lokasimu padaku!"
"Sial! Aku tak ada waktu untuk ditipu tahu! Bahkan aku tak tahu ingin pergi ke mana lagi."
Tanpa ragu dan juga karena keadaan yang mendesak, dengan terpaksa Satou mengirim lokasinya berada saat ini kepada Sanada.
"KETEMU!! Setelah ini dirimu jalan lurus saja terus sampai ketemu selokan! Lewati jalan selokan itu dan aku akan menjemputmu di sana!"
Teriakan Sanada dari ponsel membuat para pasukan mengetahui posisi Satou saat ini berada yang sedang sembunyi di dalam tong sampah.
"Terima kasih… Terima kasih juga sudah membuatku ketahuan! Kalau kau beneran menyelamatkanku, maka aku akan menerimamu menjadi best friend."
Satou pun menutup telponnya.
"Target ada di tong sampah!"
Saat para pasukan ingin menyergap Satou yang ada ditong sampah, Satou langsung melompat keluar sambil memukul salah satu pasukan diatasnya.
"Kau akan membayar ini!!"
Teriak salah satu pasukan yang melihat Satou.
Tanpa basa basi Satou langsung menghajar pasukan di depannya, dia mengangkat badan pasukan yang menerjangnya itu dan melempar kearah pasukan lain yang mengejarnya.
"Makan nih!"
Satou pun menarik badan pasukan satunya lagi, lalu melemparnya lagi ke pasukan yang mengejarnya.
"Dan juga makan ini!!"
Saat pasukan terkecoh oleh itu, Satou langsung bergegas melarikan diri dan dia berhasil menemukan selokan yang dibilang oleh Sanada yang mengaku best friend-nya itu.
"Ketemu! Rupanya aku tak salah mempercayaimu, best friend!"
Satou memasuki got jalanan tersebut.
"Setelah ini aku ikuti jalan gotnya kan? Lalu aku akan bertemu dengannya?"
Dengan cepat, Satou langsung menuju ke selokan tersebut dan mengikuti arah jalan di dalamnya. Satou menghela napas sejenak dan berpikir kalau dirinya sudah aman karena berada di sini. Tak ada yang mengejarnya lagi.
Namun, hal itu tak sesuai dengan yang dia harapkan.
"Ternyata kau ada di sini!!"
Dengan memakan waktu yang tidak lama, salah satu pasukan tersebut berhasil menemukannya. Satou saat ini merasa begitu jengkel dan letih karena hal ini.
"Sepertinya memang tidak akan semudah itu ya?"
Dia bahkan menghembuskan napas lelah dan menggelengkan kepalanya.
Salah satu pasukan yang ingin memberi info bahwa dia telah menemukan Satou Hideaki langsung dihajar oleh sang pemuda berambut keriting tersebut.
"Ibumu tak pernah bilang kalau membicarakan orang lain tidak sopan ya."
Dia mengatakan hal itu dan membuat pasukan lainnya langsung bergegas mau menyerang Satou. Namun saat mengetahui itu, Satou langsung menjadikan pasukan yang dihajarnya tadi sebagai tameng, yang hasilnya malah tamengnya kena hajar.
"!!"
Merasakan hal yang berbahaya, dengan reflek yang cepat, Satou langsung menghindari lemparan pisau dari lawannya.
"Sialan!!!"
Satou pun mengangkat badan yang dijadikan tamengnya barusan lalu melemparnya kepada lawannya, sehingga dua orang tersebut tubuhnya saling kena tindih. Hal itu membuat lawannya berkurang dua dan sekarang, hanya tersisa empat orang saja yang dihadapi Satou Hideaki.
Dengan cepat, Satou langsung menghajar perut lawannya sampai terjatuh, dia lalu menghindari serangan lawan keduanya. Berkat itu Satou mendapat kesempatan dan menghajar wajah lawan keduanya, tapi itu masih belum selesai.
Satou menghajar wajah lawan kedua berkali-kali sehingga lawan keduanya terjatuh, lalu dia memutarbalikkan badannya dan melakukan tendangan pada wajah lawan ketiganya sehingga terkena telak.
"!!"
Sekali lagi, Satou merasakan harus menghindar lewat instingnya tersebut, namun sayangnya dia terlambat dalam melakukan hal itu dan membuatnya merasakan sakit di bagian perut, karena dia terkena tembakan lawannya.
"Mati kau sialan!!!"
Saat lawan keempatnya menarik pelatuk dan menembak lagi, Satou berhasil menghindari tembakannya kali ini dan tidak ingin menyiakan kesempan, pemuda berambut keriting itu melompat dan memberikan drop kick pada lawan keempatnya sehingga lawannya terjatuh.
Dengan begini Satou mengalahkan semua lawannya akan tetapi…
"Aku harus pergi dari sini.."
Disaat dia berkata begitu, tiba-tiba tubuhnya menjadi melemah dan membuatnya pingsan.