Dengan seragam putih abu-abunya, Claudy berjalan kaki membelah teriknya kota metropolitan Jakarta. Arah langkah kakinya menuju restaurant cempaka. Tidak peduli sebarapa banyak tetesan keringat dari dahinya. Tidak peduli seberapa lelah dirinya. Yang terpenting dirinya bisa melanjutkan sekolah.
"Eh, Dy. Baru pulang sekolah?" Tanya Mbak Arum, Salah Satu karyawan restaurant yang cukup dekat dengan Claudy. Mbak Arum seorang mahasiswi yang sedang mencari uang sampingan disini.
"Iya ni." Jawab Claudy, "Mbak, enggak kuliah?"
"Kuliah, tapi kuliahnya malem."
"Loh, kok malem. Kenapa enggak kuliah sore aja, mbak?!"
"Nanggung, pulang dari sini aja udah jam setengah 4, terus mbak kuliah jam 4. Jadi capek, enggak ada waktu jeda untuk istirahat."
Claudy mengangguk paham. Ya, namanya juga pejuang rupiah. "Yaudah deh, aku ganti baju dulu ya, mbak."
"Siip!"
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Kini gadis dengan seragam karyawan restaurant cempaka yang dibaluti dengan apron coklat, dengan gesit dan ramah mengantarkan pesanan ke meja pembeli. bibirnya tidak pernah luntur tersenyum, wajahnya sebisa mungkin menggunakan topeng yang ia bangun agar tampak baik-baik saja.
"Ini Pak, Buk. Selamat menikmati" kata Claudy dengan senyuman manisnya.
"Terimakasih." Balas sang pembeli.
Setelah semua pesanan selesai diantar, Claudy kembali ke dapur untuk membantu yang lain. baik itu mencuci piring atau memasak.
"Mbak Arum, Biar aku aja yang mencuci piringnya!" Ucap Claudy ketika melihat Mbak Arum sedang bergulat dengan piring-piring Kotor.
"Serius ni?"
"Iya, mbak. Sini biar aku aja, Mbak kan Masih harus masak terus nanti mau kuliah juga. entar capek loh!"
"Mbak tinggal masak opor ayam aja kok, setelah itu mbak pulang."
"Udah, sini aku aja." Paksa Claudy seraya mendorong Mbak Arum dengan pelan ke dekat kompor. "Nanti Mbak kecapekan."
"Oke-Oke. Mbak juga paling enggak bisa dipaksa"
"Idih" kekeh Claudy.
Claudy tenggelam dalam pekerjaan mencuci piringnya, Mbak Arum tenggelam dalam kegiatan masak opor ayam. Begitu juga dengan karyawan lain. mereka bekerja melengkapi satu sama lain, menolong sesama dan yang paling penting solidaritas mereka kuat.
"Dy, Mbak pulang dulu ya." pamit Mbak Arum sambil menenteng tasnya.
"Oh iya mbak, Hati-hati!" Jawab Claudy.
"Aman itu mah, kamu juga jangan kerja sampe larut malam. kamu harus belajar apalagi udah kelas 12!" Pesan Mbak Arum.
"Iya, Mbak. Aku kerja sampai jam 8 aja kok"
"Oke kalau gitu, Mbak duluan ya?!"
"Iya" Ucap Claudy diakhiri senyuman.
Claudy menatap punggung Mbak Arum Dan tersenyum kecil. Bersyukur sekali masih ada orang yang peduli dengan dirinya.
Claudy menarik nafas kasar dan beranjak melanjutkan pekerjaannya. Kalau saja boleh mengeluh, Claudy sangat lelah. Belum lagi tugas yang terlantarkan besok akan dikumpul, ulangan yang terus silih bergantian. Ah rasanya tidak mantap.
Jam sudah menunjukan pukul 08.00, artinya jam pulang sudah tiba. Ia segera bergegas mengganti pakaian dengan seragam sekolah tadi siang, agar Pak Dirga tidak tahu jika ia bekerja.
"Aku pamit pulang duluan ya!" Ucap Claudy kepada karyawan yang masih bertugas.
"Iya, Hati-hati, Dy!"
Claudy keluar dari restaurant dan menunggu abang gojek yang telah ia pesan beberapa menit yang lalu. Claudy tidak pulang berjalan kaki, Karena menurutnya, situasi saat ini sedang tidak bersahabat. tugas yang menumpuk mengharuskan dirinya segera sampai di rumah. Dan pastinya untuk mengurangi kata-kata pedas yang keluar dari mulut Pak Dirga. Jika Claudy pulang lebih malam, mungkin Pak Dirga akan berkata yang lebih pedas lagi.
"Huftttttttttttt"
Gadis itu menghembuskan nafasnya kasar, ketika dirinya menduduki kursi yang tersedia di depan restaurant.
Tidak berapa lama kemudian, sebuah motor dengan si pengendara berjaket hijau menghampirinya.
"Dengan Claudy Sabella?" Tanya abang gojek itu.
"Iya benar" Claudy mengangguk seraya berdiri menghampiri abang gojek
"Ini Mbak helmnya"
Tanpa mengucapkan apa pun, langsung saja Claudy memakai helm dan duduk di motor itu. "Ayo, mas. jalan!"
Di Sepanjang jalan Claudy hanya diam melihat apapun yang ia lewati. Tidak mungkin juga Claudy mengajak abang gojek ngobrol.
membutuhkan beberapa menit, sekarang Claudy sudah sampai di depan pagar rumah milik suaminya, Pak Dirga.
"Ini mas uangnya, Terimakasih!" Kata Claudy sambil menyodorkan uang.
"Sama-sama, Mbak."
Claudy berjalan lunglai menuju pintu masuk rumah mewah ini. Sekilas dia melihat parkiran yang masih kosong. Pak Dirga belum pulang pikirnya.
Langsung saja Claudy masuk dan pergi ke kamar untuk membersihkan diri yang terasa lengket.
Setelah merasa dirinya segar, Claudy langsung membongkar isi tas sekolahnya dan bergulat dengan tugas-tugas yang memusingkan yang entah kapan akan selesainya.
Sudah jam 01. 00 dini hari, Claudy Masih berkutat dengan buku-buku tebal dan Pena. Selain itu, Pak Dirga belum pulang juga. Entah dimana dia sekarang. Ah, memikirkan Pak Dirga membuat Claudy memijit pelipisnya.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Terlalu kelelahan, membuat Claudy terbangun dalam posisi duduk di meja belajar. Ia tak sadar jam berapa semalam tertidur. Untung saja tinggal satu soal yang belum selesai.
"Jam berapa ini?" gumamnya, "jam 06. 00." monolog Claudy.
Claudy membulatkan mata, bahaya. Sudah jam 06. 00 belum mempersiapkan diri dan membuat sarapan. Tanpa ba bi bu, dengan secepat kilat Claudy mempersiapkan diri dan pergi membuat sarapan. Cukup sarapan sederhana. Ia membuat 2 porsi roti tawar di olesi coklat, terserah bagaimana nasib yang satu porsi lagi nantinya. Yang penting Claudy sudah melakukan apa yang harus dilakukan.
Baru saja Claudy ingin menutup pintu, tuan rumah datang dengan mobil mewahnya. Hal itu membuat Claudy mengurungkan niatnya untuk menutup pintu, ia menunggu sejenak.
Dengan angkuh dan muka datar, Pak Dirga melewati Claudy begitu saja. Namun, suara Claudy mampu menghentikan langkahnya.
"Pak, sarapan sudah aku buatkan. Terserah mau dimakan apa tidak. Aku hanya menjalankan tugasku saja. Aku berangkat dulu."
Pak Dirga diam sejenak, lalu melanjutkan jalannya kembali.
Claudy yang tidak melihat respon apapun hanya mampu tersenyum. Mungkin di mata Pak Dirga, Claudy hanya upik abu yang tidak berharga.
Sudahlah mending Claudy melanjutkan perjalanannya ke sekolah saja, menunggu jemputan putri di halte depan.
"Hey yo, WhatsApp Bro?!" Sapa Putri sambil menongolkan kepala dari jendela mobilnya.
"Apa sih kamu, put?!" kekeh Claudy, Ada-ada saja sahabatnya ini.
"Lo semalam kemana? Gue chat kagak dibalas, gue telpon kagak diangkat. tega banget" Omel Putri
Claudy terdiam sejenak. Dia saja tidak tahu hpnya hidup atau mati. Seingatnya hp itu dicas 4 hari yang lalu.
"Eh lo ngapa diam, Dy?"
"Hmmmm, enggak. Aku enggak apa- apa kok." elak Claudy.
"Terus semalam lo kemana?" Tanya Putri lagi.
Aduh, tidak mungkin Claudy menjawab jujur.
"Anu, se-semalam a-aku keasyikan baca novel. Iya keasyikan baca novel." Jawab Claudy gugup.
"Lo aneh, Dy!" Gumam Putri yang masih dapat di dengar Claudy.
Claudy hanya tersenyum miris. "Maafkan aku, put. Aku belum bisa ngasih tau kamu." Batin Claudy.
Selanjutnya hening. baru Kali ini berada satu mobil dengan Putri mengalami keheningan.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Suasana sekolah sudah ramai. Sayup sayu di sepanjang koridor begitu membuat suasana semakin ricuh. Sedari tadi, putri mengoceh di sampaing Claudy. padahal di mobil sok diam-diaman. Dasar anak ini, tidak bisa jika tidak mengoceh.
"Astaga Dy, lo tau enggak sih. gue nonton drama turki terus artis cowoknya ganteng-ganteng, perutnya kotak-kotak terus brewokan. Ya Allah, Dy. lo tau kagak sih. dia yang ganteng gue yang kejang-kejang. gila banget sih, Dy. terus sosweat-sosweat lagi tu. Udah gitu setia lagi. enggak kaya mantan-mantan gue tuh, tampang kaya martabak udah betingkah sok selingkuh. ish geram deh gue!!" Oceh Putri menggebu-gebu
Claudy hanya tertawa kecil, astaga sahabatnya ini, "Engga boleh gitu, put. kamu pernah bahagia juga kan sama mantan kamu?!"
"Gue kan udah bilang, gue khilaf!" Sungut putri.
"Terserah kamu aja deh, put."
Kring Kring Kring
Bel sekolah berbunyi, semua siswa termasuk mereka berdua mempercepat jalan nya untuk sampai di kelas masing-masing.
Jam pelajaran sudah dimulai. ya, seperti biasa belajar dari pagi hingga pulang. Setiap siswa menanggapinya berbeda-beda. Ada yang malas, ada yang semangat, dan ada yang suka mengeluh.
Tak terasa bel pulang sekolah sudah berlalu.
"Dy, ayok balik!" Ajak Putri dengan semangat
"Kamu duluan aja!"
"Kebiasaan ni, kimi dilian iji!" Dengus Claudy.
Claudy tersenyum kecil, "Aku mau ke lab komputer dulu, aku mau searching browser lomba online."
"Hah, untuk apa?"
Shittt, pertanyaan Putri selalu membuat Claudy gugup.
"Mmm, aku pengen mencari pengalamn aja, mana tau ada yang berhadiah uang, Aku juga bisa nabung." jawab Claudy. "Aku juga bisa bayar sekolah, put." lanjut Claudy dalam batin.
"Bokap lo kan holang Kaya, Pasti tebel lah dompetnya, jadi lo ga payah nabung." Ucap Putri sambil menaik turunkan alisnya.
Claudy tersenyum miris, "Yang kamu lihat seperti itu put, nyatanya kalau aku engga kerja keras untuk nyari uang, aku ga bisa sekolah" Batin Claudy
"Engga apa- apa, aku ingin mandiri!" Jawab Claudy, "Ayo, kamu mau ikut ke lab komputer atau pulang?!"
"Ikut deh, kangen gue sama lo. Hehehe" Kata Putri sambil cengengesan.
"Yaudah ayo cepat, setelah ini aku juga Masih punya kesibukan!
"Dasar, Kang sibuk"