"Permisi, Mas dan Mbaknya mau pesan apa?" Tanya Claudy dengan senyuman manis bertengger di bibir merah mungilnya.
Hari ini cewek itu kembali bekerja di restaurant Cempaka milik Buk Monika. Mengingat hari kemarin ia membolos, maka malam ini dia akan lembur hingga jam 11 malam. Untung saja ini malam minggu. Jadi, Claudy tidak perlu khawatir takut terlambat bangun pagi Karena harus pergi sekolah keesokan harinya.
"Nasi dengan rendang ayam, minumnya air hangat saja." Jawab pria berkemeja putih itu, "Kamu ingin pesan apa, sayang?"
"Aku ingin nasi dengan sop iga, dan minumnya air hangat seperti kamu." Jawab wanita cantik yang Claudy yakini adalah sebagai istrinya.
Claudy tersenyum kecil melihat interaksi pasangan ini. Tampaknya mereka seperti pasangan pengantin baru. Sungguh serasi, romantis dan dibumbui perlakuan manis.
Tidak seperti pernikahannya yang sulit untuk didefinisikan. Jauh dari kata romantis apalagi perlakuan manis. Ah, mengingat hubungan toxicnya itu membuat Claudy menggelengkan kepala. Bisa-bisanya di jam sibuk kerja seperti ini kepikiran hubungannya dengan Pak Dirga.
"Oke, saya ulangi sekali lagi!" Ucap Claudy, "Satu porsi nasi dengan rendang ayam, satu porsi nasi dengan sop iga, dan dua gelas air hangat. Benar?!"
Pasangan itu menganggukan kepala sebagai tanda persetujuan dengan apa yang dikatakan Claudy.
"Baik, silahkan ditunggu sebentar!"
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Di lain tempat, di sebuah rumah megah ala eropa. Seorang wanita yang sudah dimakan usia, namun pancaran kecantikannya tidak luntur. Tetap terlihat cantik dan anggun.
"Tumben kamu enggak keluar? Biasanya malam minggu keluyuran sama teman-teman kamu?"
Aldo yang sedang memetik gitar, menghentikan aktivitasnya.
"Enggak dulu deh, Nda" Ucap Aldo seraya bangkit mencium pipi wanita yang sangat berharga dihidupnya, "Aldo mau malam mingguan Sama bunda aja. Kan kasian sama bunda, malam mingguan ngejomblo ditinggal ayah tugas ke luar negeri."
Buk Monika mendengus dan mencubit pelan tangan putra semata wayangnya itu. Aldo yang mengerti bundanya kesal, langsung saja cowok itu membujuknya. Bahaya kalau bunda kesal dengan Aldo. Bisa-bisa uang jajannya dikorting.
"Eithss, Bundaku yang paling cantik diantara yang cantik-cantik. Jangan kesal gitu donk, sini duduk sama Aldo. Aldo kangen ngobrol sama bunda."
Buk Monika tersenyum hangat kepada putranya itu, "Mana bisa bunda kesal lama-lama sama kamu, kamunya aja pandai ngerayu bunda," Ucap bunda seraya mendudukan diri di samping Aldo.
Aldo tersenyum manis. Aldo sangat sayang kepada wanita yang telah melahirkannya ini. Apapun akan Aldo lakukan selagi bunda bahagia.
"Eh iya, Nda." Aldo menegakan tubuh jangkungnya ingin menanyakan hal serius. "Pegawai baru bunda yang bunda bilang masih SMA itu, aku sudah jumpa dengan dia dua Hari yang lalu."
"Lalu, kalian ngobrol?" Tanya bunda
"Enggak sempet, Nda. Soalnya waktu itu Ketemunya pas aku nyampaikan informasi kemping ke kelas-kelas." Jelas Aldo, "Kami cuman sempet salaman perkenalan aja."
"Kamu enggak kenal dia? Bukanya kalian satu sekolah, dia adik kelas kamu atau bagaimana?"
Aldo menggelengkan kepalanya, "Dia letingan Aldo, Nda."
"Kalau kalian sama-sama kelas 12, kenapa kalian tidak saling mengenal?" Tanya bunda bingung.
"Dia jarang bergaul, dia sering menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan."
"Buk Monika tersenyum, "Dia anak yang rajin"
Aldo mengangguk setuju "Dia juga cantik!"
"Iya, Bunda setuju. Claudy anak yang cantik dan rajin!"
Aldo menyandarkan kepalanya di pundak bunda, "Jadi pengen ngobrol sama dia" Gumam Aldo.
Bunda terkekeh kecil mendengar gumaman putranya, "Mumpung malam minggu, sana pergi ke restaurant bunda!"
"Mager, Nda"
"Yakin mager, katanya mau ngobrol sama Claudy."
Mendengar nama gadis itu, Aldo menegakan kepalanya, "Bunda serius malam ini Claudy kerja di restaurant?"
"Kamu kira bunda bohong?!"
Aldo menggelengkan kepala, "Yaudah deh, Nda. Aldo enggak jadi malam mingguan sama bunda."
Bunda mendengus seraya memandang kepergian putranya itu. Dasar anak muda!
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Aldo dengan semangat memacu ninja hitamnya menuju restaurant Cempaka. Sesekali cowok berjaket Levi's itu mengumpat Karena macetnya jalanan Jakarta dimalam minggu seperti ini.
"Shitt, gue kapan nyampenya kalau jalannya aja udah Kaya antrian semut."
Cowok itu sepertinya tidak sabar untuk bertemu gadis yang telah diperbincangkan bersama bundanya.
Sesampainya di parkiran restaurant. Dengan penuh antusias, Aldo memasuki restaurant besar ini. Senyumnya mengembang melihat gadis yang menjadi tujuannya untuk datang kemari sedang melayani para pembeli.
"Hey!!" Sapa Aldo
"Eh, hey!" Jawab Claudy sedikit terkejut.
"Kaget ya? Sory gue gak bermaksud ngagetin lo."
Claudy mengangguk dan memeluk nampan cokelat yang ia bawak sejak tadi. "Kamu mau apa? Biar aku antar ke ruangan Buk Monika." tawar Claudy
"Enggak perlu."
Claudy mengerutkan dahinya, "Buk Monika enggak ikut kesini?"
"Enggak, bunda di rumah." Jawab Aldo, "Kenapa, kangen ya sama bunda?"
Claudy menunduk malu-malu, hal ini membuat Aldo tersenyum kecil.
"Simpan nampannya, ayo ikut gue!" Ucap Aldo merebut paksa nampan yang dipegang Claudy dengan lembut dan memberinya kepada pelayan lain.
"Eh, jangan donk. Aku belum siap kerja!" Tolak Claudy.
"Ayo, malam mingguan Kita!" Kata Aldo sambil menarik tangan Claudy.
"Eh mau kemana? Nanti gajiku dipotong kalau aku meninggalkan perkerjaanku."
Aldo menghentikan jalannya, "Anak pemilik restaurant yang minta lo buat malmingan, jadi gak akan ada yang berani motong gaji lo."
"Dasar" dengus Claudy.
Claudy hanya pasrah tangannya ditarik seperti kambing qurban. dirinya ditarik untuk menaiki tangga ke lantai 4 restaurant ini.
"Kita mau ngapain sih?" Tanya Claudy penasaran.
"Udah enggak usah banyak nanya, entar juga lo tau."
Baiklah, Claudy memilih diam. mengikuti langkah sang raja yang entah kemana bertujuan.
Sampai di tangga yang paling atas, Aldo membuka pintu cokelat. Dan hal itu membuat Claudy speechless.
"Oh my God, seriously. This is so perfect!" Ucap Claudy takjub melihat pemandangan Kota Jakarta di malam hari yang didominasi dengan langit malam.
"Gimana, suka enggak sama pemandangannya?" Tanya Aldo
Claudy mengangguk antusias, "Suka. Suka banget malah!"
"Indahkan?"
"Indah banget, di sana terlihat warna-warni. Udaranya juga seger banget." Jawab Claudy sambil menunjuk pemandangan di bawah sana.
"Yap, bener banget. Ini tempat favorit gue kalau gue kesini."
"Serasa lagi mimpi ketemu sama pemandangan kaya gini" Ucap Claudy sambil memejamkan kedua matanya.
Aldo tersenyum memandang wajah dengan mata terpejam itu, "Lo belum pernah liat pemandangan kaya gini sebelumnya?"
Claudy menggelengkan kepalanya, "Enggak pernah."
"Kenapa?"
"Enggak ada waktu"
"Lo sebenarnya sok sibuk apa orang sibuk sih?" Tanya Aldo, "Masa lo Gak pernah liat pemandangan begini."
Claudy tersenyum dan memandang langit yang bertebaran bintang, " Mungkin dua-duanya"
"Kenapa begitu?" Tanya Aldo bingung.
"Kesibukan tiap orang berbeda-beda, Coba deh kamu liat warna lampu di bawah sana!" Kata Claudy seraya menunjuk lampu-lampu indah itu, "Warna lampu aja beda-beda, apalagi kesibukan setiap manusia. Pasti beda."
Aldo tampak berfikir sejenak. Benar juga perkataan gadis ini. "Iya juga sih, Kok gue enggak nyadar ya"
Claudy hanya tersenyum kecil. Mata Indah itu fokus memandang pemandangan langka baginya. Ini sungguh luar biasa. keindahan yang bersifat sederhana, cukup naik ke atas rooftop restaurant, Claudy akan senang dan takjub menikmati pemandangan.
"Lo sebegitu sukanya sama pemandangan ini?"
"Iya, Aku suka pemandangan yang suasananya tenang."
"Setuju. Kalau nikmatin pemandangan dengan suasana tenang punya sensasinya sendiri"
"Iya, bisa nenangin apapun yang terjadi sama diri Kita." Jawab Claudy.
"Termasuk ketika Kita punya masalah, Sebesar apa pun masalahnya, gue suka menyendiri di sini buat nenangin fikiran."
"Kamu pernah punya masalah?" Kekeh Claudy.
"Namanya juga manusia hidup, pasti punya masalah masing-masing."
"Iya, kamu benar. Sebesar apa pun masalahnya Kita harus hadapi. Karena Tuhan tidak akan pernah memberi masalah di luar kemampuan Kita. Tuhan lebih tau bahwa kita mampu menghadapi masalah itu"
"Setuju. Bay the way, ini udah malam. Ayo turun, lo harus pulang!"
Claudy mendesah kecewa. Dia ingin lebih lama menikmati pemandangan ini. tapi waktu terus berjalan mengharuskan cewek itu pulang.
"Oke, Thanks ya udah ngajak Aku kesini"
*****************************************************
Okay guys,
Thank you to reading my story
Don't forget follow my ig @rindihdnt