Tepat ketika pintu apartemen di buka, muncul sosok cantik semampai, yang sedang tersenyum kepada mereka berdua.
"Masuk Sar.."
Sarah menganggguk, dia menarik tangan Rangga yang sedang terpaku tepat dibelakang Sarah.
Setelah mereka masuk ke dalam apartemen, Firman menghampiri mereka yang duduk di sofa ruang tamu. Sedangkan Mayang pergi ke belakang untuk membuat minuman untuk mereka.
"Tumben, kalian dateng berdua-duaan, ada apa nih." Kata Firman sambil duduk di sofa single depan mereka.
"Ada yang ingin aku omongin sama kamu, Fir.."
"Ada apa? kog jadi serius gini."
Tak lama Mayang datang membawa empat cangkir teh hangat untuk mereka.
"Silahkan diminum." Kata Mayang.
"Duduklah disini." Kata Firman sambil menepuk sofa single yang ada disampingnya, Mayang mengangguk dan duduk disamping Firman.
"Jadi, ada apa nih sebenarnya? Ga biasanya kamu kalem gini, ngga."
"Dan ga biasanya lo pake bahasa aku kamu, ada apa gerangan?" Emang dasar Rangga yang mulutnya emang usil dari sononya, ketika dibilang dia kalem langsung aja dia cuss balik ke asalnya.
"Jangan ngalihin pembicaraan deh, ada apaan nih, kalian juga duduknya dempet-dempet gitu."
Rangga nyengir, dia agak grogi menghadapi manusia yang duduk dihadapannya ini.
"Pertama, gw mau bilang kalo gw suka sama adek lo."
WHAAATTTT
Firman langsung menegakkan posisi duduknya mendengar pengakuan dari sahabatnya ini.
"Sejak kapan?"
"Sejak lo kenalin gw sama adik lo."
Itu sudah lama banget RANGGA.....
"Terus gimana sama pacar-pacar lo?"
"Ga usah bilang pacar-pacar deh, kesannya banyak banget pacar gw."
"Lha emang iya, lo gonta-ganti pacar mulu, ampe bingung gw yang mana cewek lo benernya?"
"Itu karena gw ga bisa nembak adik lo, jadi gw gonta ganti pacar, karena gw ga pernah cinta sama mereka."
"Terus lo cintanya cuma sama adik gw? Basi lo?"
"Terserah lo mau ngomong apa? yang jelas gw emang suka sama adik lo, kalo lo ga percaya gw mau nikahin adik lo sekarang juga."
"Nikah-nikah, enak aja... ga semudah itu, kalian jalanin aja dulu, tapi awas kalo lo bikin adik gw patah hati, gw patahin semua tulang dalam tubuh lo."
"Serem amat sih calon kakak ipar."
Keadaan sedikit mencair seteh Firman memberikan jawaban yang melegakan untuk Sarah dan Rangga, begitu juga dengan Mayang yang tersenyum ke arah mereka.
"Yang kedua, gw mau minta maaf sama kalian berdua, karena kelakuan gw, lo berdua jadi kehilangan moment mengutarakan perasaan masing-masing dan berakibat kegilaan sama lo Fir, gila nyari cewek yang lo taksir dari kita masuk ke SMU sampai dia pergi gitu aja ninggalin lo."
Firman dan Mayang terpaku mendengar ucapan maaf dari Rangga, mereka ga nyangka jika sahabat usilnya akan meminta maaf pada mereka, padahal Firman dan Mayang tidak pernah mempermasalahkan hal itu.
"Dari mana lo tahu kalo dia Mayang temen sekolah kita?"
"Dari awal juga gw udah tahu dia pasti Mayang temen kita, cuma lo aja yang ga percaya sama gw, ditambah cerita dari adik lo, jadi sekarang kalian pacaran?"
Firman tersenyum lebar, kemudian mengangguk seraya memegang tangan Mayang kemudian dia kecup.
"Ga usah pamer dah, gw juga bisa." Kata Rangga sambil meraih tangan Sarah namun dengan cepat Sarah menepis gengaman Rangga.
"Sarah belum bilang nerima cinta kak Rangga lho."
Wajah Rangga seketika berubah jadi masam, berbanding terbalik dengan Firman dan Mayang yang malah terkekeh melihat tingkah adik dan sahabatnya.
"Kebiasaan lo, ngga ... main sosor aja."
"Ya Allah, Sar ... aku udah bilang sama abang lo, kalo gw cinta gw sayang sama lo, kurang apa lagi sih Sar?"
"Ga ada sih, ya udah kita sahabatan deket aja gimana?"
"Ya Allah Sar ... Fir, hari ini di depan lo, gw Rangga wicaksana melamar adik lo Sarah Maulida, dengan jaminan diri gw, gw janji akan menyayangi dan mencintai Sarah dengan sepenuh hati, dan menjadikan dia satu-satunya ratu dalam hidup dan mati gw, tanpa adanya selir-selir."
Firman, Mayang dan Sarah tertawa terbahak mendengar lamaran yang super absurd dari seorang Rangga Wicaksana. Sedangkan Rangga memasang muka kesal dan memeberi tatapan tajam pada mereka bertiga.
"Gw Baim Firmansyah, menerima janji dari lo sahabat absurd gw yang bernama Rangga Wicaksana untuk jadi calon suami adik gw Sarah maulida, dengan perjanjian dilarang membuat adik gw sedih dan patah hati, paham ente?" Ucap Firman sambil mengeluarkan aura candaan membuat suasana menjadi semakin ramai dengan suara tawa Mayang dan Sarah.
"Gimana Sar?" Tanya Rangga.
"Ya udah, aku terima aja deh, kasian dari pada anak orang bunuh diri." Jawab Sarah santai sambil tertawa.
"Serius Sar .."
"Aku juga serius Kak, aku juga sayang sama kak Rangga."
"Serius Sar?"
"serius." Rangga langsung memeluk tubuh Sarah yang duduk disampingnya.
"trimakasih Sar, aku janji, aku bakal bahagiakan kamu, dan jaga kamu selamanya."
"Sarah percaya sama Kak Rangga."
"Hm!!" Suara deheman Firman mengagetkan mereka, dan buru-buru melepaskan pelukan mereka berdua.
"Belum halal."
"Ih ... abang belum halal aja udah hamilin Mayang ... Ups.." Sarah langsung menutup mulutnya ketika menyadari dia keceplosan tentang Mayang.
"Serius?" Rangga melotot ke arah Firman tak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Kemungkinan iya, tapi besok baru kita akan cek ke dokter."
"Kog bisa, bener-bener lo Fir, langsung kasih hak paten aja lo sama dia."
Mayang hanya bisa tersenyum kecut mendengar perbincangan mereka.
"Biar dia ga ninggalin gw lagi."
"Selamat deh buat kalian berdua, semoga kalian selalu bahagia, dan Mayang beneran hamil, dan gw punya ponakan deh."
"Selamat juga buat lo, karena berhasil dapetin adik gw, gw tahu dari dulu lo selalu jagain Sarah tanpa sepengetahuan gw."
"Thanks bro, gw ga akan sia-siakan cinta adik lo."
"Gw pegang omongan lo." Firman dan Rangga saling bersalaman seperti membuat kesepakatan tanpa tulisan.
"Ngomong-ngomong aku udah laper, kita makan bareng yuk ..."
"Duh, gw semakin yakin kalo lo hamil May, demen makan."
"Amiin .. Auh." jawab Firman disertai rintihan akibat cubitan di pingangnya yang berasal dari Mayang.
"Ya udah yuk kita makan, kasian ntar ponakan Sarah kelaperan." Ucap Sarah sambil berjalan ke arah meja makan yang sudah terisi penuh makanan.
"Busyet, makanan sebanyak ini cuma kita berempat yang ngabisin?"
"Ya itu keinginan Mayang, tadi ngrengek minta semua makanan ini, ya udah aku beli semua." Ucap Firman sambil menarik dua kursi untuk dia dan Mayang.
"Sungguh aku seneng akhirnya kalian bisa bertemu lagi, dan lebih seneng lagi bentar lagi kalian punya baby, ini sungguh luar biasa, trus kapan kalian nikah?"
"Secepatnya, setelah mami pulang dari luar negeri, aku akan bawa Mayang ke rumah, dan rencananya weekend ini aku dan Mayang akan ke kampung halaman Mayang untuk menemui orang tuanya."
"Semoga lancar bro."
"Amiin ... dan sebaiknya lo juga cepet-cepet lamar adik gw, sebelum dia di carikan jodoh sama mami."
"Oke, itu pasti."
Mereka menikmati makan malam dengan santai dan penuh kebahagiaan diselingi canda tawa dari Rangga dan Firman.