Kedua mobil jeep melaju dengan kecepatan tinggi, salah seorang dari mereka segera menghubungi seseorang yang sedang gelisah menunggu kabar dari anak buahnya tersebut.
"Hallo boss, kami sedang diperjalanan, tapi kami gagal menyelamatkan mereka, mereka terluka parah." Kata seorang bertubuh tegap yang terus menyeka darah yang keluar dari tubuh Mayang.
"Segera bawa ke rumah sakit ku saja, aku sudah menghubungi petugas disana, dan aku akan segera menyusul kerumah sakit." Jawab seseorang yang dipanggil dengan sebutan boss.
Laki-laki paruh baya ini langsung menghubungi rumah sakit dan kebetulan istrinya sedang bertugas disana, kemudian ia segera berlari ke kamar untuk mengambil jaket tebalnya dan segera melarikan mobilnya menuju rumah sakit miliknya.
Jeep yang satu lagi membawa tubuh Firman yang lemah, tidak ingin orang yang dibawanya terjadi sesuatu yang fatal, sang sopir mengarahkan mobil itu mengikuti mobil jeep yang didepannya.
Sampai dirumah sakit tubuh lemah Mayang dan Firman langsung diterima oleh petugas rumah sakit yang sudah menunggu mereka, Laki-laki dan perempuan paruh baya yang melihat kondisi mereka berdua tak kuasa menahan kesedihan, namun sebagai dokter mereka tau apa yang harus dilakukan oleh keduanya.
Mereka mendorong brankar yang berisi Mayang dan Firman ke unit gawat darurat, dan segera memberi pertolongan pada mereka.
Seorang dokter perempuan segera memriksa Mayang, dan betapa terkejut dia ketika mengetahui bahwa Mayang sedang hamil.
"Dia hamil, Ya Allah bantulah hamba menyelamatkan nyawa keduanya." Dokter Riana terus berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan Mayang dan bayinya, dan akhirnya keduanya dapat di selamatkan.
Mayang dibawa ke ruangan VVIP setelah mendapatkan perawatan di unit gawat darurat, kemudian dokter Riana menuju ke brangkar yang sedang ditangani suaminya, dokter Alvin .
"Bagaimana Yah, bagaimana dengan Firman." Tanya Riana penuh dengan kekhawatiran.
"Kita harus segera mengoperasinya, ada beberapa tulang yang patah, termasuk tulang ekornya, sepertinya Firman mencoba melindungi gadis yang bersamanya agar tidak terjadi cedera serius pada gadis itu."
Tubuh Riana merosot kelantai, karena tak tahan dengan kesedihan yang dia rasakan.
'Apakah gadis itu hamil anak Firman? berarti dia sedang mengandung cucuku?' Gumamnya, sambil menutup mulutnya.
"Segera bawa pasien ini keruang operasi, dan siap kan operasinya, saya akan segera menyusul kesana." Kata dokter Alvin pada perawat yang membantunya.
"Sayang, kita harus kuat demi anak kita, Firman sedang membutuhkan kita, terutama kau, kau ahli bedah tulang, Firman butuh dirimu, kuatkan dirimu." Kata Alvin yang ternyata adalah ayah kandung Firman.
"Maafkan aku, karena terlambat mengetahui rencana licik Rosa, Maafkan aku sayang." Kata Alvin yang tak mampu menahan air matanya, kedua orang itu saling berpelukan untuk saling menguatkan satu sama lain.
"Tidak Yah, Ayah sudah berusaha menjaga anak-anak kita dengan baik selama ini, walau dengan cara kita sendiri, Rosa memang sangat licik, tapi yah, siapa perempuan yang sedang bersama Firman?" Tanya Riana antuas karena ingin memastikan sesuatu.
"Kata anak buahku, dia adalah Mayang, calon istri Firman." Jawab Alvin sambil menatap wajah istrinya yang sembab.
"Calon istri? berarti bayi yang dikandung perempuan itu adalah anak Firman? itu berarti kita akan punya cucu." Ucap Riana sambil menatap kedua bola mata suaminya.
"Apa? cucu? bererti Mayang sedang hamil? Kita harus menepon Sarah untuk memastikannya, kamu segera ke ruang operasi berusahalah untuk menyelamatkan anak kita, aku akan menelpon Sarah, setelah itu aku akan menyusulmu keruang operasi."
"Baiklah sayang, aku akan berusaha keras untuk menyelamatkan Firman." Riana segera bangkit dan berlalu dari hadapan suaminya menuju ruang operasi yang letaknya tak berapa jauh dari ruang gawat darurat.
"Assalamualaikum Sayang."
"Waalaikumsalam Ayah, ada apa yah, suara ayah kelihatan sedih, ayah seperti habis menangis."
"kamu segera kerumah sakit, Firman kecelakaan saat hendak ke kota B, ayah akan mengirimkan alamat rumah sakitnya sekarang, Ayah menunggu disana."
Mendengar bahwa Firman kecelakaan, Sarah tak mampu menhan air matanya, dia langsung menutup telpon dari ayahnya dan menangis tersedu, Rangga yang sedang berada di meja kasir terkejut melihat kekasihnya menangis, langsung saja dia berlari menghampiri Sarah yang sedang duduk di sofa yang tak jauh darinya.
"Ada apa Sar, kenapa kamu menangis?" Tanya Firman sambil berjongkok dihadapan Sarah dan tangannya menghapus airmata yang keluar dari mata sayu kekasihnya itu.
"Abang kecelakaan, sekarang dia sedang di rumah sakit bersama ayah." Jawab Sarah dengan terus menangis, Rangga memeluk tubuh Sarah dan menenangkannya.
"Kita ke rumah sakit sekarang." Ucap Rangga, kemudian berdiri mengandeng Sarah dan menuju ke mobilnya.
"Rumah sakit mana Sar?" Tanya Rangga pada Sarah.
Sarah menyerahkan ponselnya pada Rangga, disana ayahnya sudah memberikan alamat rumah sakit tempat dimana Firman dan Mayang dirawat.
"Bagaimana itu bisa terjadi Sar?" Tanya Rangga.
"Abang dan Mayang akan menuju ke kota B tempat orang tua Mayang, tapi dijalan mereka kecelakaan."
"Astagfirullah, kamu sabar ya sayang, semua pasti akan baik-baik saja." Ucap rangga menenangkan Sarah.
Sementara dirumah sakit dokter Alvin dan dokter Riana sedang berjuang menyelamatkan nyawa Firman, kedua bekerja sama demi anak mereka dan setelah dua jam, akhirnya operasi itu berjalan dengan lancar,
"Sepertinya Firman menggunakan tubuhnya untuk melindungi gadis itu, luka Firman cukup parah yah." Ucap riana, dan Alvin yang duduk disamping Riana hanya menganggukkan kepalanya. dan tak lama suara sarah terdengar memanggil ayahnya.
"Ayah!" jerit Sarah yang berlari dan langsung memeluk tubuh ayahnya.
"Ayah bagaimana dengan bang Firman?" Tanya Sarah tanpa menyadari seorang perempuan yang sedang menatapnya penuh dengan kerinduan.
"Abang baru saja selesai operasi, dia sudah melewati masa kritisnya." Ucap sang ayah sambil membelai rambut anak gadisnya.
"Ini dokter Riana dia yang mengoperasi abangmu." Ucap ayahnya, mata Sarah beralih pada sosok wanita paruh baya yang dipanggil dokter Riana oleh ayahnya.
"Trimakasih dokter, trimakasih telah menyelamatkan nyawa abangku." Ucap Sarah tulus.
"Bolehkah aku memelukmu cantik?" Tanya Riana penuh harap.
"Boleh." Dan mereka berdua berpelukan.
Riana sangat merindukan anak gadisnya ini, walau wajahnya telah berubah namun hati seorang ibu tidak akan berubah sampai kapanpun.
"Tidak hanya aku, tapi ayahmu juga bekerja dengan baik dengan membantuku." Kata Riana setelah melepaskan pelukannya.
"Maksudnya? Ayahku seorang dokter?" Tanya Sarah dengan wajah yang tak percaya.
"Benar, ayah adalah seorang dokter, maafkan ayah karena telah menyembunyikan identitas ayah padamu dan kakakmu."
"Ayah sebenarnya kenapa yah, ada apa sebenarnya Yah, Sarah sungguh tak mengerti, kenapa ayah meninggalkan Sarah dan Abang juga mami."
"Nanti kalau abangmu sudah sadar, ayah akan menceritakan segalanya, ayah janj, lalu siapa dia?" Alvin menatap ke arah Rangga yang dari tadi berdiri di belakang Sarah.
"Dia... Dia..." jawab Sarah ragu.
"Saya Rangga Om, Pacarnya Sarah dan segera menjadi calon suaminya, itu kalau om mengijinkan." Ucap Rangga sambil mengulurkan tangannya pada alvin dan disambut alvin dengan senyum ramahnya.
"Rangga, Rangga sahabatnya Firman waktu sekolah?" Tanya Alvin memastikan.
"Iya Om, bagaimana Om tahu?" Tanya Rangga penasaran.
"Aku selalu tahu dengan semua yang menyangkut anak-anakku." Jawab Alvin ramah,
"Ayah bagaimana dengan Mayang, bagaimana dengan bayinya?"
"Jadi benar? bayi yang dikandung Mayang adalah anak Firman?" Tanya Alvin pada Sarah.
"Iya ayah, itu anak kak Firman, bahkan mereka ingin menikah bulan depan." Jawab Sarah.
"Mayang dan bayi nya baik-baik saja, sepertinya abangmu sangat mencintai Mayang, sampai dia rela mempertaruhkan nyawanya demi Mayang dan anaknya." Kata sang Ayah sambil kembali duduk.
"Mayang itu gadis yang pernah aku ceritakan pada ayah, gadis yang membuat abang mencarinya sampai orang gila, dan akhirnya sekarang mereka bertemu."
"Dan Abang mu menghamili Mayang, supaya Mayang tidak bisa kabur lagi?" lanjut Alvin.
Sarah dan Rangga hanya diam, dan menundukkan kepalanya, mereka tau alvin sedang marah namun dia juga bahagia, akhirnya Firman menemukan gadis yang ia cintai.